Anda di halaman 1dari 6

EKONOMI MAKRO ISLAMI (ESSAY)

DI
S
U
S
U
N
OLEH

YUSRAWATI : (201841046)

Unit/Semester : 2/4

Jurusan : ekonomi syariah

Dosen pengampu : Ramadhan, Lc,. M.A

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Perkembangan Tata Cara Pelaksanaan Wakaf di Aceh

Pengertian Wakaf

Wakaf (Ar: waqf = menahan tindakan hukum). Persoalan Wakaf adalah


persoalan pemindahan hak milik yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum.1

Wakaf secara etimologi merupakan bentuk masdar dari kata waqafa-yaqifu


yang memiliki makna al habs (menahan) atau al-muks(menetap).2

Sedangkan wakaf menurut istilah, menahan harta yang dapat dimanfaatkan dengan
menjaga pokok harta dan mendistribusikan manfaatnya kepada pihak yang
diperbolehkan menerimanya.3

Definisi wakaf menurut mazhab fiqh cukup bervariasi. Kelompok


Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik waqif
(orang yang mewakafkan) dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada
siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan. Sementara Malikiyah
berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki untuk
diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (sigat) dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan keinginan waqif. Adapun dari komunitas mazhab Syafi‘iyah
mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal
materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki
oleh waqif untuk diserahkan kepada nazir yang dibolehkan oleh syari’ah.
Sedangkan Hanabilah mendenisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana,
yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan.4

Hukum Wakaf Berdasar Hadis

1
Ensiklopedi Hukum Islam, PT. Ichyar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997.hal 5

2
Siah Khosyi’ah, Wakaf Dan Hibah; Perseptif Ulama Fiqh Dan Perkembangannya Di
Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2010.hal 10

3
https://www.researchgate.net/publication/335573759_TATA_CARA_DAN_PENGELOLAAN_
WAKAF_UANG_DI_INDONESIA.diakses,sabtu 18 april 2020

4
Said Agil Husin Al-Munawar, Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Penamadani,
Jakarta, 2004.hal. 8
Para ulama mengatakan bahwa asal hukum wakaf adalah sunah atau
dianjurkan.

Hal ini didukung oleh beberapa hadis yang berhubungan dengan wakaf seperti
salah satunya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:

“Apabila mati anak Adam, terputuslah amalannya kecuali tiga hal, shadaqah
jariyah, atau ilmu yang bisa dimanfaatkan (setelahnya), atau anak shalih yang
mendoakan orang tuanya.”

Shadaqah jariyah yang disebutkan di atas mencakup segala shadaqah yang


bermanfaat seperti wakaf, wasiat, dan sebagainya. Dengan hadis ini, bisa dibilang
bahwa hukum wakaf adalah sunah asalkan niatnya adalah untuk mencari pahala.

Namun, hukum wakaf bisa berubah jika kamu memiliki niat yang tidak lurus
seperti: Seseorang melakukan wakaf karena ingin mendapatkan pujian (hukumnya
menjadi haram). Seseorang bernazar untuk mewakafkan hartanya di jalan Allah
(hukumnya menjadi wajib).

Aturan Wakaf dalm Hukum Positif

Menurut hukum positif, hukum mengenai wakaf sudah diatur dalam Peraturan
Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 41
tahun 2004.

Di dalam Peraturan Pemerintah tersebut, sudah dijelaskan segala ketentuan mengenai


wakaf, mulai dari pengertian hingga penjelasan mendetail mengenai Nazhir.5

Rukun Wakaf

Kebanyakan jumhur ulama yaitu mazhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali, mereka
semua sepakat bahwa rukun wakaf ada 4, yaitu:

1. Orang yang Memberikan Wakaf (Wakif)

Wakif menjadi rukun wakaf pertama, Islam menekankan secara detail tentang syarat-
syarat seorang wakif. Mulai dari merdeka, berakal sehat, dewasa atau baligh dan tidak
sedang berada dalam pengampuan atau tanggungan orang lain (orang tua/wali).
Keberadaan wakif yang memenuhi syarat dalam sebuah niat atau transaksi wakaf

5
https://www.99.co/blog/indonesia/hukum-wakaf-tanah/, diakses sabtu 18 april 2020
adalah mutlak harus dipenuhi seutuhnya. Kesepakatan bisa terjadi dan sah hukumnya
antara wakif dan penerima wakaf apabila rukun pertama ini dipenuhi.

2. Barang dan Harta yang Diwakafkan (Mauquf)

Rukun kedua ini mengandung arti adalah harta yang diwakafkan harus
memenuhi syarat. Tidak sah suatu kesepakatan wakaf apabila harta yang diwakafkan
tidak mengandung manfaat dan bukan termasuk harta yang dimiliki (rumah sewaan,
kontrak, dll). Lalu harta yang akan diwakafkan pun menjadi tidak sah apabila barang
yang akan diwakafkan tidak diketahui jumlah pastinya, misalnya mewakafkan
sebagian tanah yang dimiliki namun tak mengetahui pasti berapa kadar “sebagian”
itu. Hal ini untuk mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari, yang dapat
menghambat pengembangan harta wakaf.

3. Tujuan Wakaf / Orang yang Menerima Wakaf (Mauquf ‘alaih)

Rukun keempat adalah wakaf harus dimanfaatkan dalam batas-batas yang


sesuai dengan syariat Islam. Pada dasarnya wakaf adalah amalan yang ditunaikan
untuk mendekatkan dairi antara Manusia kepada Allah. Menurut Mazhab Syafii yang
banyak digunakan di Indonesia, mauquf ‘alaih adalah ibadah menurut pandangan
Islam saja, tanpa memandang keyakinan wakif. Karena itu sah wakaf muslim dan non
muslim kepada badan-badan sosial seperti penampungan, tempat peristirahatan,
badan kebajikan dalam Islam seperti masjid. Dan tidak sah wakaf muslim dan non
muslim kepada badan-badan sosial yang tidak sejalan dengan Islam seperti Gereja.6

4. Ikrar Penyerahan Wakaf Kepada Badan, Organisasi atau Orang Tertentu (Sighat)

Rukun wakaf yang terakhir adalah sigat, Sigat adalah segala ucapan, tulisan,
atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan
apa yang diinginkannya. Status Sigat (pernyataan), secara umum adalah salah satu
rukun wakaf. Wakaf tidak sah tanpa sigat, setiap sigat mengandung ijab dan mungkin
mengandung qabul pula.

Dasar (dalil) perlunya Sigat (pernyataan) ialah karena wakaf adalah


melepaskan hak milik dan benda dan manfaat atau dari manfaat saja dan memiliki

6
https://wakafquran.or.id/rukun-wakaf/, diakses sabtu 18 april 2020
kepada yang lain, maksud tujuan melepaskan dan memilikkan adalah urusan hati.
Tidak ada yang menyelami isi hati orang lain secara jelas, kecuali melalui pernyataan
sendiri.7

Tata cara dan pengelolaan wakaf uang di Aceh

Wakaf uang merupakan bentuk wakaf yang sangat mudah untuk


dilakukan dan tentunya sangat bermanfaat bagi umat. Kemudahannya hanya
menyerahkan sejumlah uang dan pemanfaatan wakaf uang ini bisa untuk
kesejahteraan masyarakat.Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang
melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh Menteri.

Wakaf benda bergerak berupa uang dilaksanakan oleh Wakif dengan


pernyataan kehendak Wakif yang dilakukan secara tertulis. Wakaf benda
bergerak berupa uang diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf uang. Sertifikat
wakaf uang diterbitkan dan disampaikan oleh lembaga keuangan syariah kepada
Wakif dan Nazhir sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf.Lembaga keuangan
syariah atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang kepada
Menteri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat
Wakaf Uang.Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah.

Dalam hal uang yang kan diwakafkan masih dalam mata uang asing,
maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah (Peraturan BWI Nomor
1 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda
Wakaf Bergerak Berupa Uang). Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan
untuk: hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf

a) Uang (LKS-PWU) untuk menyatakan kehendak wakaf uangnya;


menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan

b) diwakafkan; menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS PWU

c) mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang

d) berfungsi sebagai AIW (Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006


Tentang Pelaksanaa Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang
wakaf)Apabila Wakif tidak dapat hadir, maka Wakif dapat menunjuk wakil atau
kuasanya untuk hadir dalam penterahan wakaf uang. Wakif atau wakil atau
kuasanya dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang kepada
7
https://wakafquran.or.id/rukun-wakaf/, diakses sabtu 18 april 2020
Nazhir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang
selanjutnya Nazhir menyerahkan Akta Ikrar Wakaf (AIW) tersebut kepada LKS-
PWU.8

https://www.researchgate.net/publication/335573759_TATA_CARA_DAN_PENGELOLAAN_WAKAF_U
ANG_DI_INDONESIA, diakses sabtu 18 april 2020.

Anda mungkin juga menyukai