DI
S
U
S
U
N
OLEH
YUSRAWATI : (201841046)
Unit/Semester : 2/4
Pengertian Wakaf
Sedangkan wakaf menurut istilah, menahan harta yang dapat dimanfaatkan dengan
menjaga pokok harta dan mendistribusikan manfaatnya kepada pihak yang
diperbolehkan menerimanya.3
1
Ensiklopedi Hukum Islam, PT. Ichyar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997.hal 5
2
Siah Khosyi’ah, Wakaf Dan Hibah; Perseptif Ulama Fiqh Dan Perkembangannya Di
Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2010.hal 10
3
https://www.researchgate.net/publication/335573759_TATA_CARA_DAN_PENGELOLAAN_
WAKAF_UANG_DI_INDONESIA.diakses,sabtu 18 april 2020
4
Said Agil Husin Al-Munawar, Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Penamadani,
Jakarta, 2004.hal. 8
Para ulama mengatakan bahwa asal hukum wakaf adalah sunah atau
dianjurkan.
Hal ini didukung oleh beberapa hadis yang berhubungan dengan wakaf seperti
salah satunya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
“Apabila mati anak Adam, terputuslah amalannya kecuali tiga hal, shadaqah
jariyah, atau ilmu yang bisa dimanfaatkan (setelahnya), atau anak shalih yang
mendoakan orang tuanya.”
Namun, hukum wakaf bisa berubah jika kamu memiliki niat yang tidak lurus
seperti: Seseorang melakukan wakaf karena ingin mendapatkan pujian (hukumnya
menjadi haram). Seseorang bernazar untuk mewakafkan hartanya di jalan Allah
(hukumnya menjadi wajib).
Menurut hukum positif, hukum mengenai wakaf sudah diatur dalam Peraturan
Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 41
tahun 2004.
Rukun Wakaf
Kebanyakan jumhur ulama yaitu mazhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali, mereka
semua sepakat bahwa rukun wakaf ada 4, yaitu:
Wakif menjadi rukun wakaf pertama, Islam menekankan secara detail tentang syarat-
syarat seorang wakif. Mulai dari merdeka, berakal sehat, dewasa atau baligh dan tidak
sedang berada dalam pengampuan atau tanggungan orang lain (orang tua/wali).
Keberadaan wakif yang memenuhi syarat dalam sebuah niat atau transaksi wakaf
5
https://www.99.co/blog/indonesia/hukum-wakaf-tanah/, diakses sabtu 18 april 2020
adalah mutlak harus dipenuhi seutuhnya. Kesepakatan bisa terjadi dan sah hukumnya
antara wakif dan penerima wakaf apabila rukun pertama ini dipenuhi.
Rukun kedua ini mengandung arti adalah harta yang diwakafkan harus
memenuhi syarat. Tidak sah suatu kesepakatan wakaf apabila harta yang diwakafkan
tidak mengandung manfaat dan bukan termasuk harta yang dimiliki (rumah sewaan,
kontrak, dll). Lalu harta yang akan diwakafkan pun menjadi tidak sah apabila barang
yang akan diwakafkan tidak diketahui jumlah pastinya, misalnya mewakafkan
sebagian tanah yang dimiliki namun tak mengetahui pasti berapa kadar “sebagian”
itu. Hal ini untuk mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari, yang dapat
menghambat pengembangan harta wakaf.
4. Ikrar Penyerahan Wakaf Kepada Badan, Organisasi atau Orang Tertentu (Sighat)
Rukun wakaf yang terakhir adalah sigat, Sigat adalah segala ucapan, tulisan,
atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan
apa yang diinginkannya. Status Sigat (pernyataan), secara umum adalah salah satu
rukun wakaf. Wakaf tidak sah tanpa sigat, setiap sigat mengandung ijab dan mungkin
mengandung qabul pula.
6
https://wakafquran.or.id/rukun-wakaf/, diakses sabtu 18 april 2020
kepada yang lain, maksud tujuan melepaskan dan memilikkan adalah urusan hati.
Tidak ada yang menyelami isi hati orang lain secara jelas, kecuali melalui pernyataan
sendiri.7
Dalam hal uang yang kan diwakafkan masih dalam mata uang asing,
maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah (Peraturan BWI Nomor
1 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda
Wakaf Bergerak Berupa Uang). Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan
untuk: hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
https://www.researchgate.net/publication/335573759_TATA_CARA_DAN_PENGELOLAAN_WAKAF_U
ANG_DI_INDONESIA, diakses sabtu 18 april 2020.