Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ahmad Johari

NIM/Kelas : F1011181046/VI B

Mata Kuliah : Sastra Daerah

Tugas : Analisis Legenda Daerah Setempat (MEMPAWAH)

Legenda Panglime Sejati

SINOPSIS

Telah tersiar kabar di kalangan rakyat Senggaok bahwa raja mereka, Penembahan Senggaok akan
melangsungkan perkawinan dengan putri yang cantik jelita dari Kerajaan Pagaruyung yang bernama
Putri Cermin. Rakyat pun menyambut berita itu dengan suka cita. Hari perkawinan pun telah
ditetapkan. Panembahan Senggaok segera memerintahkan kepada para kerabat istana dan para
pengawal untuk mempersiapkan acara perkawinannya dengan semeriah-meriahnya.

Sejak itu, mulailah tampak kesibukkan para pembantu, para pengawal dan kaum kerabat di istana
Senggaok. Patung-patung dibersihkan, tirai-tirai pintu dan jendela pun diganti. Dan disetiap sudut
ruangan diberi hiasan kembang warna-warni. Kampung-kampung disekitar istana juga dibersihkan
dan dihias. Untuk melengkapi keperluan perkawinan itu, maka Panembahan Senggaok menunjuk
seorang panglimanya yang gagah perkasa, yakni Datok Petinggi untuk pergi mencari keperluan
perkawinan ke Bandar Hilir Sungai Mempawah.

Maka, dipanggillah Datok Petinggi, sang penggawa istana yang gagah perkasa itu ke istana. Datok
Petinggi pun segera masuk ke istana untuk menghadap pada sang raja.

"Hamba datang menghadap Paduka Yang Mulia." Sembah Datok Petinggi.

"Dudukla Datok Petinggi". Balas sang Raja.

"Ada apa gerangan sehingga paduka memanggil hamba untuk menghadap Yang Mulia?" Tanya Datok
Petinggi ingin tahu.

"Aku mengundangmu kemari tidak lain untuk memerintahkanmu pergi ke Bandar Hilir Sungai
Mempawah. Guna mencari segala keperluan untuk perkawinanku yang tinggal beberapa hari lagi.
Aku tahu, jarak yang harus kau tempuh cukup jauh. Tetapi, kamu harus kembali keistana dalam waktu
sehari semalam." Perintah Raja kepada Datok Petinggi dengan penuh wibawa.

"Bagaimana Datok Petinggi?" Sanggupkah engkau menerima tugas ini?" Tanya Sang Raja minta
keputusan.
"Daulat Tuanku, Hamba adalah abdi Tuanku dan hamba akan menjunjung tinggi titah Tuanku. Dan
hamba berjanji dalam waktu sehari hamba sudah kembali lagi ke istana ini. Jika hamba tidak dapat
memenuhi janji itu, maka nyawa hambalah taruhannya." Jawab Datok Petinggi sambil tersenyum
penuh keyakinan.

"Kalau begitu berangkatlah sekarang juga!" Titah Sang Raja.

"Baik Paduka. Hamba mohon diri." Kata Datok Petinggi berpamitan.

Pada hari itu juga, berangkatlah Datok Petinggi dengan seorang juru mudi yang handal ke Bandar
Hilir Sungai Mempawah. Sudah bukan rahasia lagi kalau kehebatan Datok Petinggi sudah termahsyur
sampai di pelosok negeri. Ia dikenal mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kedua tangannya berotot,
dadanya kekar. Konon kata hikayat, sekali ia mendorong galah beliannya, yang diperkirakan
berukuran sebesar batang kelapa itu, maka perahunya akan melaju hingga dua tiga tanjung dapat
terlampau dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan kekuatan itu pula dalam waktu yang singkat,
Datok Petinggi telah sampai ke Bandar Hilir Sungai Mempawah.

Ketika sampai Datok Petinggi berkata kepada juru mudinya. "Kita harus segera mendapatkan segala
keperluan Raja untuk perkawinannya. Setelah itu kita segera kembali, karena sebelum malam tiba kita
harus sampai ke istana." Datok Petinggi megingatkan juru mudinya.

"Baik Datok Petinggi." Jawab juru mudinya dengan sigap.

Setelah menemukan barang-barang yang diperlukan untuk pernikahan Sang Raja, dengan secepatnya
Datok Petinggi kembali ke perahu dan segera memerintahkan juru mudinya untuk segera mudik, guna
menepati janjinya tiba diistana dalam waktu sehari saja.

Namun, ketika hampir tiba di Senggaok, tiba-tiba cuaca berubah menjadi gelap gulita seperti malam.
Semakin lama semakin gelap. Sampai-sampai sisi kiri dan kanan sungai tidak kelihatan lagi. Datok
Petinggi mulai cemas dan khawatir.

"Mengapa cuaca yang tadinya terang benderang tiba-tiba berubah menjadi gulita. Apakah ini
merupakan petanda buruk?" Tanya Datok Petinggi kepada juru mudinya.

"Juru mudi! Jangan sampai kita terkandas ditepi sungai. Arahkan terus perahu ketengah!" Perintah
Datok Petinggi dengan suara menggelegar.

"Bagaimana mungkin Datok Petinggi? Hamba sudah tidak dapat melihat batas sungai." Kata juru
mudi sambil berusaha mengarahkan perahunya agar tidak menabrak ditepian sisi sungai.

"Kamu bersiap-siaplah! Karena aku akan menambah laju perahu ini dengan kekuatan yang luar
biasa." Tukas Datok Petinggi.
Dengan sigap Datok Petinggi pun menancapkan galahnya kedasar sungai. Namun malang. Ketika
akan mendorong perahunya, tiba-tiba terdengar bunyi 'krek'.

"Ah! Galahku patah menjadi dua."Teriak Datok Petinggi dengan mata terbelalak. Seakan dia tak
percaya dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

Akibat kejadian yang tak terduga itu, perahu Datok Petinggi pun hanyut ke hilir Sungai Mempawah.
Perjalanan pulang mereka menjadi tertunda beberapa hari untuk tiba ke Senggaok. Melihat kenyataan
itu, Datok Petinggi tidak bisa menyembunyikan rasa kesal dan kekecewaannya.

Sementara itu, di istana Senggaok, Raja sudah gelisah menunggu kepulangan Datok Petinggi.

"Mengapa Datok Petinggi belum juga kembali sesuai dengan waktu yang aku titahkan padanya?
Padahal dengan kekuatan dan galah yang dimilikinya, seharusnya dia sudah sampai pada saat ini.
Apakah telah terjadi sesuatu dengannya?" Beragam pikiran dan kecemasan berkecamuk dibenak Raja.

Tiba-tiba pengawal istana datang menghadap. Ampun Paduka Yang Mulia. Hamba dapat berita,
bahwa Datok Petinggi sudah sampai di pangkalan istana." Katanya dengan terengah-engah.

"Suruh dia menghadapku, segera." Titah Paduka Yang Mulia.

Tak lama kemudian Datok Petinggi pun datang menghadap.

"Sembah hamba Yang Mulia! Mohon ampun karena hamba tidak dapat memenuhi janji hamba." Kata
Datok Petinggi penuh dengan rasa kekecewaan dan juga malu.

"Ceritakanlah apa yang sebenarnya terjadi! Sehingga perjalananmu memakan waktu melebihi yang
telah aku titahkan kepadamu yaitu sehari semalam." Pinta Raja ingin tahu.

Datok Petinggi pun menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya selama menempuh
perjalanan pulang menuju ke Senggaok. Raja tampak memaklumi kejadian itu.

"Aku rasa semuanya sudah kehendak Yang Maha Kuasa." Tutur Raja bijak.

"Paduka Yang Mulia, sebelum berangkat ke Bandar, hamba sudah berjanji kepada Paduka untuk
dapat kembali dalam waktu sehari. Dan jika janji itu tidak dipenuhi, maka nyawa hambalah sebagai
taruhannya." Ujarnya.

"Sudahlah Datok Petinggi. Aku sudah mengampunimu." Kata Raja dengan bijaksana dan penuh
wibawa.

"Menurut hamba, tidak layak seorang Datok Petinggi untuk ingkar terhadap sumpah dan janji yang
telah diucapkannya. Bagi hamba, janji haruslah ditepati." Datok Petinggi berkata mantap.
"Apa maksudmu wahai Datok Petinggi?" Tanya Sang Raja bingung. Beliau tak mengerti arah
pembicaraan Datok Petinggi.

Rupanya Datok Petinggi punya cara lain untuk melunasi janjinya pada Sang Raja. Dan tanpa diduga,
dengan secepat kilat, sekonyong-konyong Datok Petinggi sudah tergeletak berlumuran darah.
Ternyata, dia sudah memenuhi sumpah dan janjinya, dengan memotong alat kelaminnya sendiri. Raja
sangat terkejut melihat aksi nekat Datok Petinggi tersebut.

Dan tak lama berselang, Datok petinggi pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia telah
meninggal dan kemudian dikenang sebagai ksatria yang tangguh memegang janji. Dengan wafatnya
Datok Petinggi sebagai ksatri yang tangguh memegang janji, maka Paduka Yang Mulia Panembahan
Senggaok memberinya gelar sebagai Panglima Sejati.

Sampai sekarang, di Hulu Sungai Mempawah, masih terdapat galah belian datok Petinggi yang sudah
patah. Galah belian itu merupakan saksi bisu dan bukti sebagai catatan sejarah. Dan daerah tersebut
kemudian dianamakan Secancang.
Analisis Legenda Panglime Sejati

1. Tokoh & Watak

a. Panembahan Senggaok (Raja)


Panembahan Senggaok adalah tipikal raja yang memahami kemampuan prajuritnya, hal ini
terlihat dari caranya memberikan titah kepada datok petinggi untuk dapat membawakan
perlengkapan perkawinan sang putri hanya dalam sehari semalam karena dia tahu betul
bahwa datok petinggi memiliki kemampuan yang hebat dan dapat melakukannya hal itu
terlihat dalam kutipan “Aku mengundangmu kemari tidak lain untuk memerintahkanmu pergi
ke Bandar Hilir Sungai Mempawah. Guna mencari segala keperluan untuk perkawinanku
yang tinggal beberapa hari lagi. Aku tahu, jarak yang harus kau tempuh cukup jauh. Tetapi,
kamu harus kembali keistana dalam waktu sehari semalam." Perintah Raja kepada Datok
Petinggi dengan penuh wibawa, tak hanya itu Raja Panembahan senggaok juga orang yang
sangat bijaksana tatkala datok petinggi tidak hadir sesuai janjinya alih-alih murka sang raja
pun memaklumi hal tersebut sebagai kehendak dari yang maha kuasa hal ini dibuktikan
dengan kutipan "Aku rasa semuanya sudah kehendak Yang Maha Kuasa." Tutur Raja bijak.
b. Datok Petinggi
Datok Petinggi adalah seorang panglime kepercayaan raja, dia memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap kerajaan terbukti dari kutipan “Daulat Tuanku, Hamba adalah abdi Tuanku dan
hamba akan menjunjung tinggi titah Tuanku. Dan hamba berjanji dalam waktu sehari hamba
sudah kembali lagi ke istana ini. Jika hamba tidak dapat memenuhi janji itu, maka nyawa
hambalah taruhannya." Jawab Datok Petinggi sambil tersenyum penuh keyakinan. Kutipan
itu memberikan kepastian bahwa datok petinggi sangat menjunjung tinggi kerajaan dan
loyalitasnya tidak diragukan. Datok petinggi juga merupakan sosok yang memegang teguh
janjinya hal inilah yang menyebabkan gelar panglime sejati melekat padanya, saat dia tak
mampu menyelesaikan apa yang dititahkan padanya, dia pun menepati janjinya bahwa dia
akan menaruhkan nyawanya hal ini terbukti dari kutipan “Rupanya Datok Petinggi punya
cara lain untuk melunasi janjinya pada Sang Raja. Dan tanpa diduga, dengan secepat kilat,
sekonyong-konyong Datok Petinggi sudah tergeletak berlumuran darah. Ternyata, dia sudah
memenuhi sumpah dan janjinya, dengan memotong alat kelaminnya sendiri. Raja sangat
terkejut melihat aksi nekat Datok Petinggi tersebut dan tak lama berselang, Datok petinggi
pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia telah meninggal dan kemudian dikenang
sebagai ksatria yang tangguh memegang janji. Dengan wafatnya Datok Petinggi sebagai
ksatri yang tangguh memegang janji, maka Paduka Yang Mulia Panembahan Senggaok
memberinya gelar sebagai Panglima Sejati.”

2. Latar Tempat
a. Senggaok
Telah tersiar kabar di kalangan rakyat Senggaok bahwa raja mereka, Penembahan Senggaok
akan melangsungkan perkawinan dengan putri yang cantik jelita dari Kerajaan Pagaruyung
yang bernama Putri Cermin.
b. Istana
Maka, dipanggillah Datok Petinggi, sang penggawa istana yang gagah perkasa itu ke istana.
c. Bandar Hilir Sungai Mempawah
Dengan kekuatan itu pula dalam waktu yang singkat, Datok Petinggi telah sampai ke Bandar
Hilir Sungai Mempawah.

3. Peristiwa Unik

a. Kekuatan Datok Petinggi


Sudah bukan rahasia lagi kalau kehebatan Datok Petinggi sudah termahsyur sampai di
pelosok negeri. Ia dikenal mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kedua tangannya berotot,
dadanya kekar. Konon kata hikayat, sekali ia mendorong galah beliannya, yang diperkirakan
berukuran sebesar batang kelapa itu, maka perahunya akan melaju hingga dua tiga tanjung
dapat terlampau dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan kekuatan itu pula dalam waktu
yang singkat, Datok Petinggi telah sampai ke Bandar Hilir Sungai Mempawah.
b. Perubahan cuaca yang mendadak
"Mengapa cuaca yang tadinya terang benderang tiba-tiba berubah menjadi gulita. Apakah
ini merupakan petanda buruk?" Tanya Datok Petinggi kepada juru mudinya.
c. Kematian Datok Petinggi karena Menepati janji
Rupanya Datok Petinggi punya cara lain untuk melunasi janjinya pada Sang Raja. Dan
tanpa diduga, dengan secepat kilat, sekonyong-konyong Datok Petinggi sudah tergeletak
berlumuran darah. Ternyata, dia sudah memenuhi sumpah dan janjinya, dengan memotong
alat kelaminnya sendiri. Raja sangat terkejut melihat aksi nekat Datok Petinggi tersebut. Dan
tak lama berselang, Datok petinggi pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia telah
meninggal dan kemudian dikenang sebagai ksatria yang tangguh memegang janji. Dengan
wafatnya Datok Petinggi sebagai ksatri yang tangguh memegang janji, maka Paduka Yang
Mulia Panembahan Senggaok memberinya gelar sebagai Panglima Sejati.

Anda mungkin juga menyukai