Anda di halaman 1dari 4

RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA


(B P H)

DISUSUN OLEH :
DWIYANTHI KARTIKA DAMALANTE
1912B2008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2020

IIK STRADA INDONESIA


FORMAT RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
(Kasus narasi1)

IDENTITAS
Nama inisial : Tn. S
Usia : 50 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
KELUHAN UTAMA
BAK tidak lancar.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan sudah satu minggu BAK tidak lancar, pasien mengatakan
merasa tidak tuntas saat BAK, dan riwayat BAK urine disertai darah.
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan saat ini : TTV : TD : 114/74 mmHg. Frekuensi nadi : 68 x/menit. Frekuensi napas : 12
x/menit. Suhu : 38,9⁰C. Pasien mengeluh sakit pada supra pubic ketika ditekan, pasien terpasang
kateter urine dengan produksi urine satu jam 50 cc warna kuning keruh, pasien akan dilakukan operasi
TURP (transurethral incision of the prostate), PH 7.0 – 7.5 diagnosis medis BPH (benign prostatic
hyperlapsia).

ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

DS : Pembesaran kelenjar prostat Retensi Urine


- Pasien mengeluh BAK
tidak lancar Obstruksi/penyempitan leher
- Pasien mengatakan vesika urinaria (VU) dan
merasa tidak tuntas lumen uretra pars prostatika
saat BAK
Berkurangnya aliran urine dari
- Pasien mengeluh sakit
VU
pada supra pubic
ketika ditekan Peningkatan tekanan
- Pasien mengatakan intravesikel
riwayat BAK urine
disertai darah Kompensasi hipertopi otot
detrusor
DO :
- TTV : Dekompensasi : otot detrusor
TD : 114/74 mmHg melemah/tidak mampu
N : 68 x/menit kontraksi
R : 12 x/menit
Akumulasi urine di VU
S : 38,9⁰C
- Warna urine kuning Urine sulit tidak bisa
keruh dieksresikan

IIK STRADA INDONESIA


Retensi Urine

DS : - BPH

DO : Pre operasi
- TTV :
TD : 114/74 mmHg Pasien kurang informasi
Ansietas
N : 68 x/menit kesehatan dan pengobatan
R : 12 x/menit
Kurang pengetahuan
S : 38,9⁰C
- Pasien nampak gelisah Ansietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Retensi urine akut/kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat,


dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan
adekuat.
2. Ansietas/cemas berhubungan dengan krisis situasi, perubahan status kesehatan, kekhawatiran
tentang pengaruhnya pada ADL atau menghadapi prosedur bedah.

RENCANA INTERVENSI

Diagnosis keperawatan Rencana intervensi Rasional

Retensi urine akut/kronis 1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 1. Meminimalkan retensi
berhubungan dengan jam atau bila tiba-tiba dirasakan urine distensi
berlebihan pada
obstruksi mekanik,
kandung kemih
pembesaran prostat,
2. Observasi aliran urine, perhatikan ukuran 2. Berguna untuk
dekompensasi otot dan kekuatan mengevaluasi obstruksi
destrusor, dan pilihan intervensi
ketidakmampuan kandung
3. Retensi urine
3. Awasi dan catat waktu tiap berkemih dan
kemih untuk berkontraksi meningkatkan tekanan
jumlah tiap berkemih, perhatikan
dengan adekuat. dalam saluran
penurunan haluaran urin dan perubahan
perkemihan atas, yang
berat jenis
dapat mempengaruhi
fungsi ginjal. Adanya
deficit aliran darah
keginjal mengganggu
kemampuannya untuk
memfilter dan
mengkonsentrasi
substansi

IIK STRADA INDONESIA


4. Distensi kandung
kemih dapat dirasakan
4. Lakukan perkusi/palpasi suprapubik diarea suprapubik

5. Peningkatan aliran
cairan
5. Dorong masukan cairan sampai 3000 ml
mempertahankan
sehari
perfusi ginjal dan
membersihan ginjal
dan kandung kemih
dari pertumbuhan
bakteri

6. Kehilangan fungsi
ginjal mengakibatkan
6. Kaji tanda-tanda vital, timbang BB tiap penurunan eliminasi
hari, pertahankan pemasukan dan cairan dan akumulasi
pengeluaran yang akurat sisa toksik, dapat
berlanjut kepenurunan
ginjal total

7. Meningkatkan
relaksasi otot
7. Lakukan rendam duduk sesuai indikasi

Ansietas / cemas 1. Dampingi pasien dan bina hubungan 1. Menunjukkan


berhubungan dengan saling percaya perhatian dan
keinginan untuk
krisis situasi, perubahan
membantu
status kesehatan,
2. Berikan informasi tentang prosedur 2. Membantu pasien
kekhawatiran tentang tindakan yang akan dilakukan dalam memahami
pengaruhnya pada ADL tujuan dari suatu
atau menghadapi prosedur tindakan
3. Dorong pasien/orang terdekat untuk
bedah. 3. Memberikan
menyatakan masalah/perasaan
kesempatan pada
pasien dan konsep
solusi pemecahan
masalah
4. Beri informasi pada pasien sebelum 4. Memungkinkan pasien
dilakukan tindakan untuk menerima
kenyataan dan
menguatkan
kepercayaan pada
pemberi perawatan dan
pemberian informasi.

IIK STRADA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai