Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 45
Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Widyaiswara : Dr. Johan Maulana, S.Pd., M.Pd.
Nama Peserta : Agung Bagus Abdullah
Nomor Presensi : 01
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud

A. Pokok Pikiran
Kata korupsi berasal dari bahasa latin Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan
kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu
alasannya karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun juga jangka panjang. Kata kunci untuk menjauhkan diri dari
korupsi adalah internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik.
Menuru Syed Husein Alatas terdapat 7 jenis korupsi diantaranya yaitu : korupsi transaktif,
korupsi ekstroaktif, korupsi investif, korupsi nepotistik, korupsi autogenik, korupsi suportif, korupsi
defensif. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang
terdiri dari : (1) Kerugian keuangan negara, (2) Suap-menyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan Curang, (5)
Penggelapan dalam Jabatan, (6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi. Semua jenis
tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71)
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat
akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Tunas integritas merupakan terjemahan dari konsep yang berprinsip bahwa manusia sebagai
faktor kunci perubahan, dan pendekatan yang seutuhnya terkait manusia sebagai makhluk dengan aspek
jasmani dan rohani, serta makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan lingkungannya, maka
pembangunan integritas perlu dimulai dari upaya membangun integritas individu yang selaras dengan
integritas organisasi dan bangsa. Para tunas integritas diharapkan dapat menjalankan peran strategis
dalam organisasi berupa:
1. Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi, mereka menjadi kumpulan orang yang selalu
terdepan untuk memastikan tujuan organisasi tercapai.
2. Membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif dalam pembangunan sistem integritas hingga semua
peluang korupsi dan berbagai penyimpangan lainnya dapat ditutupi.
3. Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja untuk berintegritas tinggi
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan
dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut : 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5)
tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil.
Kelman (1958) dan Brigham (1991) menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses
perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance), identifikasi (identification), dan
internalisasi (internalization). Integritas sebagai suatu proses sosial yang ditujukan untuk
mengatasikorupsi di Indonesia, dengan demikian salah satu upaya perubahannya dapat dilakukan melalui
tiga proses perubahan sosial dari Kelman dan Brigham tersebut.
Kesediaan terhadap integritas (Integrity Compliance) adalah ketika individu bersedia menerima
pengaruh untuk berintegritas dari orang lain atau dari kelompok lain, dikarenakan ia berharap untuk
memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut.
Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru integritas seseorang atau kelompok lain
dikarenakan integritas sudah sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang
menyenangkan antara dia dengan yang memberikan pengaruh terkait integritas.
Internalisasi integritas terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap dan
berperilaku dengan penuh integritas dikarenakan integritas tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai
dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. Individu yang menerima pengaruh integritas, menjadi
berintegritas dengan penuh kepuasan.
Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai tujuannya dan menjaga individu
dalam organisasi, maka kematangan pelaksanaan programnya dilaksanakan secara optimal lewat tahapan
:1) Not Performance (belum ada kinerja), 2) Adhoc, (sementara, reaktif , mendadak) 3) Planned
(terencana dan teroganisasi dengan baik) 4) Institutionalized (menyatu dengan sistem organisasi 5)
Evaluated (telah dapat dievaluasi) 6) Optimized (dapat di optimalkan).
Profil Tokoh

Baharuddin Lopa adalah Jaksa Agung di era


Presiden Gusdur. Karena pribadinya yang sangat
sederhana dan esktrem dalam menegakkan keadilan
serta berbagai macam kasus korupsi, Gusdur pun
mempercayainya memegang jabatan strategis itu.
Lopa lahir di Balanipa, Polewali Mandar pada tahun
1935. Sosok Baharuddin Lopa memang berbeda
dengan kebanyakan pejabat yang kita kenal. Saat
menjabat menjadi Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulawesi
Selatan, Lopa menulis di Surat Kabar; “Jangan
berikan uang kepada para jaksa. Jangan coba-coba
menyuap para penegak hukum, apa pun alasannya!”
Di usianya yang baru 23 tahun dan statusnya
masih Mahasiswa hukum di Universitas Hasanuddin,
Lopa diminta menjadi Jaksa di Kajari Makassar.
Beliau lalu menjadi Bupati Majene di usia 25 tahun. Usia yang masih sangat muda. Di usia itu, dia
ditugaskan untuk menyelesaikan berbagai macam kasus hukum yg terjadi di Majene. Saat itu, ada
seorang penguasa perang asal Mandar bernama Andi Selle. Andi Selle adalah Komandan Batalyon 710
yang terkenal kaya karena terlibat kasus penyelundupan kopra. Lopa pernah ditawarkan uang untuk
mendukung bisnis Selle. Lopa kemudian mengatakan; “Kebijakan pemerintah itu harus yang terbaik bagi
rakyat, bukan untuk kepentingan penguasa,” ucapnya. Setelah mengucapkan itu, kehidupan Lopa mulai
terusik. Nyawanya sering diancam tuk dibunuh. Selle kemudian mengajak Lopa untuk adu tembak, tapi
Lopa menolaknya. Setelah menolak ajakan duel tersebut, tiap hari Selle selalu meneror Loppa bahwa
Loppa akan diculik dan diinterogasi. Beruntung, saat itu Kapten dari satuan Kepolisian bernama Andi
Dadi melindungi nyawa Lopa.
Setelah menjadi Bupati, ia kembali menjadi Jaksa di Kejaksaan Tinggi Maluku dan Irian Barat
sebelum menjadi Kepala Kejaksaan Negeri di Ternate. Ketika di Ternate, Lopa pernah diberikan satu
truk durian. Ia menolak dan menyuruh mobil itu kembali, ucap Andi Hamzah, GuBes Univ Trisakti.
Lopa juga dikenang oleh teman temannya sebagai pribadi yang religius. Ia tidak pernah mengenal
pergi ke Mall; hanya ke Pasar. Bahkan di Hari Raya, ia selalu menolak pemberian parcel dari siapa pun,
meski itu teman dekatnya. Lopa takut pemberian itu suatu saat akan dikasuskan.
Kasus terbesar yang ditangani Lopa ialah kasus korupsi Soeharto. Saat itu ia menjabat sebagai
Sekretaris Jenderal Komnas HAM. Lopa selalu menanyakan kemajuan proses perkara ini kepada teman
temannya di Kejaksaan Agung. Soeharto sering dipanggil, tapi selalu absen dengan alasan sakit.
Meski begitu, ia berhasil meringkus salah satu sahabat Soeharto yakni Bob Hasan. Bob ialah
seorang pengusaha bisnis kayu dan mantan Menteri Perindustrian. Lopa berhasil memasukkan Bob ke
dalam LP Nusakambangan, meski saat itu, Soeharto sedang memimpin dan Lopa bisa saja terancam.
Lopa juga pernah memidanakan salah satu Tokoh Tionghoa Makasar bernama Tony Gozal. Tony
pernah terlibat kasus dugaan manipulasi dana reboisasi tahun 1982. Namun sial bagi Lopa, sebelum
menyelesaikan kasus, Lopa dimutasi dengan cuma menjadi Staf Ahli Menteri Kehakiman thn 1986.
Setelah kejadian itu, Soeharto tahu betul pergerakan Lopa akan membahayakan kekuasaanya.
Maka dari tahun 1988 hingga 1995, Lopa hanya ditugaskan sebagai Direktur Jenderal Lembaga
Permasyarakatan, sehingga Lopa tidak disibukkan lagi dalam mengusut kasus hukum.
Saat era Presiden Habibie, ia didukung untuk menjadi anggota Komnas HAM RI tahun 1999.
Namun saat lengser dari jabatan itu, diketahui beliau kemudian memiliki masalah kesehatan di
jantungnya. Padahal saat menjabat Jaksa Agung, Lopa sedang mengusut 7 masalah korupsi besar.
Tanggal 28 Juni 2001, Lopa beserta Istri melaksanakan Umrah pada 26 Juni setelah sebelumnya
serah terima jabatan dengan Kedubes RI untuk Saudi. Tanggal 29 Juni, Lopa terganggu fisiknya dan
esoknya beliau dilarikan ke RS jam 13.00 waktu setempat setelah mual mual hebat.
Pada malam harinya di Istana Negara, sebelum mendapat kabar bahwa Lopa akan meninggal,
Gusdur menangis semalaman dan mengurung diri di kamar. Tidak ada yang tahu sebabnya, termasuk
anak-anaknya. Gusdur kemudian berucap: “Malam ini, salah satu tiang langit bumi Indonesia telah
runtuh,” Benar saja pada pukul 11 malam, Istana mendapat kabar dari Saudi bahwa Lopa telah tiada.
Almarhum Jaksa Agung Baharuddin Lopa kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
(TMP) Kalibata, Jakarta, tepat pukul 09.15 WIB, 6 Juli 2001. Upacara pemakaman sendiri dipimpin oleh
inspektur upacara Menko Polsoskam Jendral (Purn.) Agum Gumelar dengan dihadiri oleh Gus Dur.
(Sumber https://mojok.co/terminal/baharuddin-lopa-jaksa-kelewat-jujur-dan-sederhana/)
B. Penerapan
Sosok Baharuddin Lopa sangat menginspirasi publik dalam langkah memerangi korupsi di tanah
air. Beliau seseorang yang memiliki integritas tinggi dalam anti korupsi. Kita sebagai ASN bisa
meneladani Beliau dalam menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam pemikiran kita. Dalam pekerjaan
sehari-hari saya sebagai ASN, penerapan yang bisa saya lakukan yaitu bekerja dengan disiplin waktu
(datang tepat waktu dan tidak pulang sebelum jam pulang yang sudah ditetapkan). Dalam melaksanakan
tugas saya sebagai pengelola gaji, jika terdapat kelebihan pembayaran gaji, tunjangan/ honor yang mana
hal tersebut bisa berdampak pada kerugian Negara maka tugas saya adalah melakukan pengembalian
kelebihan pembayaran tersebut ke Kas Negara sesuai prosedur yang ada. Dalam pembayaran honor
khusunya juga harus memperhatikan jangan sampai nilai yang dibayarkan melebihi standar biaya
maksimal yang ditetapkan sesuai Standar Biaya Masukan (SBM) yang diatur kemernterian keuangan,
sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap Negara.

Anda mungkin juga menyukai