DI SUSUN OLEH :
TANJUNGPINANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
1) Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan.Mulut bi
batasi oleh dua sisi pipi yang dibentuk oleh muskulus businatorus,
bagian atasnya terdapat palatum yang memisahkannya dari hidung
dan bagian atasfaring.
2) Lidah
Lidah tersusun atas otot yang pada bagian atas dan sampingnya
dilapisi dengan membrane mukosa, lidah pada neonates relative
pendek dan lebar. Lidah menempati kavum oris dan melekat secara
laangsung pada epiglotis dalam faring.
3) Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa
kehidupan yang berbeda-beda. Selpertama adalah gigi primer
( gigi susu atau desidua), yang bersifat sementara dan tumbuh
melalui gusi selama tahun pertama dan tahun kedua kehidupan;
selanjutnya set kedua atau set permanen , menggantikan gigi
primer dan mulai tumbuh pada sekitar umur 6tahun.
4) Kerongkongan(Esofagus)
Esofagus merupakan tuba otot dengan ukuran 8-10 cm dari
kartilago krikoid sampai bagian kardia lambung.Panjangnya
bertambah selama 3 tahun setelah kelahiran, selanjutnya kecepatan
pertumbuhan lebih lambat mencapai panjang dewasa yaitu 23-30
cm.
5) Lambung
Lambung dewasa ditemukan pada lambung fetus sebelum lahir.
Kapasitas dari lambung antara 30-35 ml saat lahir dan meningkat
sampai sekitar 75 ml pada kehidupan minggu ke-2, sekitar 10 ml
pada bulan pertama, dan rata-rata pada orang dewasa kapasitasnya
1000 ml.
6) UsusKecil
Usus kecil terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.Usus
kecil memiliki panjang 300-350 cm saat lahir, mengalami
peningkatan sekitar 50% selama tahun pertama kehidupan.
2) Data Subyektif
Data subyektif yang didapat yaitu pasien mengeluhkan Buang Air Besar (BAB) cair,
lemas, gelisah, mual muntah, anoreksia, badan panas, frekuensi BAB cair dalam sehari
lebih dari 3 kali, adanya riwayat reaksi alergi terhadap suatu zat, makanan/minuman,
atau lingkungan, dan adanya kebiasaan dan pola makan anak seperti makan makanan
terbuka, suka makan makanan pedas.
3) Data Obyektif
Data obyektif yang ditemukan yaitu mata cekung, ubun-ubun besar dan cekung, turgor
kulit kurang dan kering, lidah, bibir dan mukosa kering, konsistensi feses cair,
peningkatan suhu tubuh, penurunan BB, dan pasien tampak lemah dan lemas.
b. Pemeriksaan fisik
1. Kesadarannya composmentis, pada dehidrasi berat dapat terjadi apatis,
somnolen, dan kadang soporokomateus.
2. Keadaan umumnya sedang atau lemah
3. Tanda-tanda vital
Pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan tekanan darah menurun
(misal 90/40 mmHg), nadi cepat sekali (tachikardi), suhu terjadi peningkatan, respirasi
cepat jika terjadi dehidrasi akut dan berat karena adanya kompensasi asam basa.
4. Pemerisaan head to toe
Pada pemeriksaan head to toe penderita diare ditemukan ubun- ubun yang besar dan agak
cekung, rambut rontok atau merah karena malnutrisi, mata pada umumnya agak cekung,
mukosa kering, bibir pecah-pecah dan sianosis, lidah kering, tulang pipi biasanya
menonjol, dan wajah tampak lebih pucat, umumnya tidak terjadi pembesaran kelenjar
tiroid, dan dapat juga menimbulkan aritmia jantung
Temuan lain dapat dilihat dari pemeriksaan pada abdomen yaitu umumnya simetris, supel
tidak ada lesi, terdapat bunyi tympani (kembung), umumnya ada nyeri tekan bagian perut
bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi kejang perut, dan bising usus lebih dari 30
x/menit. Pada anus terjadi iritasi, kemerahan pada daerah sekitarnya, kekenyalan kulit
sedikit kurang dan elastisitas kembali setelah 1-2 detik.
E. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang muncul
1. Kekurangan volume cairan
F. Intervensi Keperawatan
G. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan :
Melaksanakaan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,
pertama-tama harus menindentifikasi prioritas perawat klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksankan, memantau atau mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyediaan perawatan lainnya. Kemudian
dengan menggunakan data dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawat dalam tahap
proses keperawatan berikutnya.
H. Evaluasi