PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia
untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi
untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada
sistem pencernaan. Gangguaan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna.Jika
seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu
caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:
1. Apa definisi diet penyakit lambung ?
2. Apa saja gangguan penyakit lambung ?
3. Bagaimana diet pada penyakit lambung ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan DIIT
Diet penyakit lambung adalah untukmemberikan makanan dan cairan
secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan
sekresi asam lambung yang berlebihan.
3. Syarat DIIT
a. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan
b. Energi dan protein cukup,sesuai dengan kemampuan pasien unutuk
menerimanya.
c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahaphingga sesuai dengan kebutuhan.
d. Rendah serat, terutama serat yang tadak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia (dusesuaikan dengan daya terima perorangan).
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak.
h. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberi istirahat pada lambung.
2
4. Macam Diit dan Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus
abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan
merupakan perpindahan dari pasca hematemesis melena, atau setelah fase akut
teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 2 hari saja
karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada
pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.
Makanan berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap
dan 2 3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi
kurang tiamin.
3
Nilai Gizi
4
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
5
Margarine dan mentega. dikeringkan.
Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambunng III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tipus
abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa,
tergantung toleransi pasien, makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
6
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras 200 4gls tim
Maizena 15 3 sdm
Biskuit 20 2 bh
Daging 100 2 ptg sdg
Telur 50 1 btr
Susu 400 2 gls
Tempe 100 4 ptg stg
Sayuran 200 2 gls
Buah 200 2 ptg papaya sdg
Minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Nilai Gizi
Kalori 2.080 kkal zat besi 2,13mg
Protein 74gr vitamin A 9055 SI
Lemak 65gr Thiamin 0,9mg
Karbohidrat 303gr Vitamin C 1,32mg
Kalsium 0.8gr
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang di lakukan saat terjadi pada saluran dan mekanisme
pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan dalam sistem pencernaan antara
lain :
a. Gastritis ( Upper Abdominal Syndrom )
b. Syndrom Fungsional Hypogastrium ( Lower Abdominal Syndrom )
c. Aerofagi
d. Diare
e. Esofagitis
f. Peritonitis
g. Sembelit ( Konstipasi )
h. Hemoroid
Diet pada saluran cerna di bagi menjadi dua yaitu : diet pada saluran cerna atas dan diet
pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi diet disfagia , diet pasca
hematemesis – melena dan diet penyakit lambung. Sedangkan pada saluran cerna bawah
meliputi diet penyakit usus inflamatorik dan diet divertikular.