Carilah contoh bentuk sediaan obat dan bagaimana cara menggunakan masing-masing
bentuk sediaan obat :
a. ORAL :
- Tablet/ Kapsul :
a. Untuk memberikan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang
dibutuhkan kedalam tutup botol dan dipindahkan ke cangkir obat. Jangan
sentuh obat dengan tangan anda. Tablet atau kapsul yang tersisa dapat dituang
kembali ke dalam botol.
b. Untuk menyiapkan dosis unit tablet atau kapsul, letakkan kapsul atau tablet
yang telah dikemas ke dalam cangkir obat. Jangan lepaskan pembukusnya.
c. Semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada pasien pada saat yang
bersamaan diletakkan dalam satu cangkir kecuali yang pemberiannya
membutuhkan pengkajian sebelumnya seperti tekanan darah dan frekuensi
nadi
b. MUKOSA
- Mulut,cara menggunankannya diletakan dibawah lidah (sublingual), diantara pipi
dan gusi (bukal).
- Mata,
a. Salep,
1) Minta pasien untuk melihat ke langit langit
2) Dengan aplikator salep di atas pinggir kelopak mata, tekan tube sehingga
memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada
konjungtiva
3) Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva dalam.
4) pasien memejamkan mata secara perlahan dengan gerakan sirkular
menggunakan bola kapas.
b. Tetes,
1) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sakus konjungtiva.
2) Setelah meneteskan obat tetes, minta pasien untuk menutup mata dengan
perlahan.
- Hidung,
a. Tetes,
1) Bantu klien mengambil posisi terlentang
2) Atur posisi kepala yang tepat:
a) Faring posterior-tekuk kepala klien ke belakang
b) Sinus ethmoid atau sfenoid-tekuk kepala ke belakang diatas pinggiran
tempat tidur atau tempatkan bantal di bawah bahu dan tekuk kepala ke
belakang
c) Sinus frontal dan maksilaris-tekuk ke belakang di atas pinggiran
tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati
d) Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
3) Instruksikan klien untuk bernapas melalui mulut
4) Pegang alat tetes 1 cm di atas nares dan masukkan jumlah tetesan yang
diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid.
5) Minta klien berbaring terlentang selama lima menit
6) Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair (ingusan),
tetapi peringtakan klien untuk tidak menghembuskan napas dari hidung
selama beberapa menit
b. Semprot,
1) Bantu klien berbaring terlentang
2) Atur posisi kepala yang tepat:
a) Tekuk kepala klien ke belakang
b) Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
c) Untuk anak-anak, jaga kepala dalam posisi tegak
3) Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
4) Instruksikan klien untuk menarik napas ketika semprotan masuk ke dalam
jalan saluran hidung
- Telinga, Bentuk sediaan obat ini adalah tetes telinga (guttaeauricularis) dibuat
kental agar lebih lama kontak dengandaerah yang diterapi untuk memberihkan
kotoran, mengobatiinfeksi, dan mengurangi rasa sakit
c. KULIT/TOPIKAL
- Salep (unguenta), dioles pada kulit
- Krim (cream), sediaan setengah padat mengandung air
- Pasta (cerata atau salep berlemak yang persentase lilinnya tinggi),
a. Letakkan 1 sampai 2 sendok the obat di telapak dan lunakkan dengan
menggosokkan lembut diantara kedua tangan.
b. Bila obat telah melunak dan lembut, usapkan merata diatas permukaan kulit.
Lakukan grakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
c. Jelaskan pada pasien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
obat.
- Jelly (gelones spumae), sediaan semi padat, kental dan lengket terbuatdari gom
- Lotion/obat gosok, obat dalam air tersuspensi digunakan dengan cara dioles atau
digosok pada area kulit
- Liniment, dalam bentuk emulsi
- Kompres (epithema)
- Serbuk tabor :
a. Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh.
b. Regangkan dengan baik bagian lipatan kulit seperti diantara ibu jari atau
bagian bawah lengan.
c. Bubuhkan area kulit dengan obat bubuk halus tipis-tipis.
d. Tutup area kulit dengan balutan sesuai program dokter.
d. PARENTERAL (IV, IS, IM, SC, IC)
1. Larutan dalam air, injeksi vit.c
2. Larutsn dalam minyak, oleum camphoratum
3. Larutan suspense obat padat dalam aqua, injksi pada hidrocortison acetat
4. Larutan suspense dalam minyak, injeksi penicillin oil
5. Aqua steril, injeksi penicillin G.Na
6. Cairan infus, IV, berupa larutan dalam volume besar, dalam dosis tunggal:
Larutan Nacl 0.9% 500ml, RL, dectrose 5% dan 10%
- Obat dalam ampul
1) Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan jari sampai cairan
meninggalkan leher ampul
2) Tempatkan bantalan kassa kecil atau swab. Alkohol kering di sekeliling leher
ampul
3) Patahkan leher ampul dengan cepat dan dengan mantap jauhkan dari tangan
4) Isap obat dengan cepat. Pegang ampul terbalik atau letakkan diatas pada
permukaan datar. Masukkan jarum spuit ke dalam bagian tengah pembukaan muara
ampul. Jangan biarkan ujung atau batang jarum menyentuh tepi ampul.
5) Aspirasi obat ke dalam spuit dengan secara perlahan menarik kembali alat
pengisap.
6) Pertahankan ujung jarum dibawah permukaan larutan. Miringkan ampul supaya
semua cairan didalam ampul terjangkau oleh jarum
7) Apabila gelembung udara teraspirasi, jangan keluarkan udara kedalam ampul
8) Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara, pindahkan jarum. Pegang spuit
dengan jarum mengarah ke atas. Ketuk sisi spuit untuk membuat gelembung udara
naik menuju jarum. Tarik kembali pengisap sedikit dan dorong pengisap ke arah atas
untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan
9) Apabila cairan dalam spuit kelebihan, buang ke dalam bak cuci. Pegang spuit
dalam posisi vertikal dengan ujung jarum d atas dan miringkan dengan tenang ke
dalam bak cuci. Keluarkan kelebihan cairan ke bak cuci secara perlahan-lahan.
Periksa kembali penunjukkan cairan pada spuit dengan memegang spuit secara
vertikal.
1) Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial yang sudah tidak dipakai
sehingga pnyekat karet terlihat
2) Usap permukaan penyekat karet dengan swab alkohol, jika vial sebelumnya sudah
dibuka.
3) Ambil spuit. Pastikan jarum terpasang kuat pada spuit. Lepas tutup jarum. Tarik
pengisap untuk mengalirkan sejumlah udara ke dalam spit untuk dimasukkan ke dalam
vial bat yang ekvalen dengan volume obat yang akan diaspirasi dari vial.
4) Masukkan ujung jarum, dengan bevel mengarah ke atas, melalui bagian tengah
penyekat karet. Beri tekanan pada ujung jarum selama insersi.
6) Balik vial sementara spuit dan pengisap dipegang dengan kuat. Pegang vial dengan
tangan yang tidak dominan, d antara ibu jari dan jari tengah. Pegang bagian ujung spuit
dan pengisap dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan.
8) Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara bertahap. Tarik pengisap
sedikit jika diperlukan.
9) Ketuk sisi badan spuit dengan hati-hati supaya gelembung udara lepas. Keluarkan
udara sisa dibagian atas spuit ke dalam vial.
10) Setelah volume obat yang benar diperoleh, pindahkan jarum dari vial dengan menarik
badan spuit.
11) Buang udara sisa dari spuit dengan memegang spuit dan jarum tetap tegak. Ketuk
badan spuit untuk menaggalkan gelembung udara. Tarik pengisap sedikit, kemudian
dorong pengisap ke atas untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan.
e. IMPLANTASI
- Bentuk obat pellet sterill, dicangkokan dibawah kulit dengan alat khusus yang
disebut “trocoar”.
- Vagina,
a. Supositoria
1. Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly pelicin yang
larut dalam ar pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari
telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dari tangan dominan.
2. Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, lihat lubang
vagina dengan cara membuka dengan lembut laba mayora.
3. Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal vagina posterior
sepanjang dinding posterior lubang vagina sampai sepanjang jari telunjuk (7.5 –
10 cm), untuk memastikan distribusi obat sepanjang dinding vagina.
4. Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa di sekitar orifisium dan labia.
b. Krim Vagina,
2. Dengan tangan non dominan Anda yang memakai sarung tangan, perlahan
regangkan lipatan labia.
4. Tarik plunger dan letakkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa krim pada
labia atau orifisium vagina
- Uretra,
a. Supositoria uretra (bacilli, bougies) digunakan lewat uretra, berbentuk batang
dengan panjang antara 7-14 cm. Supositoria untuk saluran urin wanita panjang
dan beratnya 2 g, inipun bila Oleum Cacao sebagai basisnya
2. Perintah injeksi cefriaxon 450 mg. Tersedia cefriaxon 1 g/vial. Dilarutkan dengan WFI
sebanyak 5 ml. Perawat menggunakan spuit 3 ml untuk injeksi. Berapa ml yang diberikan
kepada pasien?
Jawab :
Diketahui :
Diketahui = Diinginkan
H:V = D:A
1000 mg : 5 ml = 450 mg : A ml
1000 A = 2250
A = 2,25 ml
3. Perintah injeksi insulin 40 unit R U-100. Berapa strip yang diberikan ke pasien? (gunakan 1
ml insulin 100 unit)
Jawab : D/H × V = A
40/100 × 1 = A
A = 0,4 ml
Diketahui = Diinginkan
H:V = D:A
100 unit : 1 ml = 40 unit : A ml
100 A = 40
A = 0,4 ml
Jadi injeksi insulin yang diberikan kepada pasien adalah 0,4 ml = 0,4 cc
Setiap 1 cc = 40 strip dan 80 strip, maka untuk kasus diatas pasien dapat diberikan injeksi insulin
sebanyak 0,4/1 × 40 = 16 strip dan 0,4/1 × 80 = 32 strip.
Persiapan alat
1. Spuit 1 cc disposible
2. Kapas alcohol 70% (alcohol swab)
3. Obat yang diperlukan sesuai intruksi
4. NaCl 0.9 % atau aquadest
5. Gergaji ampul (jika perlu)
6. Bolpoin
Persiapan pasien
1. Jelaskan pada klien atau keluarga klien mengenai tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya
2. Jika yang ingin dilakukan tindakan adalah pasien anak, pastikan kondisi anak sedang
dalam keadaan tenang, tidak sedang rewel atau menangis.
3. Siapkan pasien dalam posisi senyaman mungkin
Langkah-langkah
1. Pada saat dan setelah mencabut jarum tidak boleh ditekan dengan kapas alcohol
2. Sikap perawat harus teliti, hati-hati dan tidak ragu-ragu
3. Untuk pasien anak selalu berikan pujian (reward) setiap selesai tindakan agar merasa
senang dan tidak trauma