SOAL
1. Diskripsikan apa yang dimaksud dengan kebudayaan!
Jawab:
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.kebudayaan merupakan
serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang
terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya
secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku
dan tindakan-tindakannya.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan
dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.
Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat
tentu tak terpisah satu dengan lain. Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan memberi
arah kepada tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan
dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia
dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga
cara berpikirnya.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pandangan Etik dan Pandangan Emik terhadap
kebudayaan!
Jawab :
Etik mengcakup pada temuan-temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai
budaya, dengan kata lain sebuah etik mengacu pada kebenaran atau prinsip yang universal.
Sedangkan emik sebaliknya, mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda untuk
budaya yang berbeda, dengan demikian, sebuah emik mengacu pada kebenaran yang bersifat
khas-budaya.
Karena implikasinya pada apa yang kita ketahui sebagai kebenaran, emik dan etik
merupakan konsep-kosep yang kuat. Kalau kita tahu sesuatu tentang prilaku manusia dan
menganggapnya sebagai kebenaran, dan hal itu adalah suatu etik (alias universal), maka
kebenaran sebagaimana kita ketahui itu adalah juga kebenaran bagi semua orang dari budaya
apa pun. Kalau yang kita ketahui tentang prilaku manusia dan yang kita anggap sebagai
kebenaran itu ternyata adalah suatu emik (alias bersifat khas-budaya), maka apa yang kita
anggap kebenaran tersebut belum tentu merupakan kebenaran bagi orang dari budaya lain.
Emik dan Etik adalah dua macam sudut pandang dalam etnografi yang cukup
mengundang perdebatan. Emik misalnya, mencoba menjelaskan suatu fenomena dalam
masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri. Sebaliknya, etik merupakan
penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak (dalam hal ini siapa yang mengamati)
untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat.
Secara sangat sederhana, emik mengacu pada pandangan warga masyarakat yang dikaji,
sedangkan etik mengacu pada pandangan si pengamat.
Pendekatan emik dalam hal ini memang menawarkan sesuatu yang lebih obyektif.
Karena tingkah laku kebudayaan memang sebaiknya dikaji dan dikategorikan menurut
pandangan orang yang dikaji itu sendiri, berupa definisi yang diberikan oleh masyarakat yang
mengalami peristiwa itu sendiri. Bahwa pengkonsepan seperti itu perlu dilakukan dan
ditemukan dengan cara menganalisis proses kognitif masyarakat yang dikaji dan bukan
dipaksakan secara etnosentrik, menurut pandangan peneliti.
Berikut adalah cara mencegah urbanisasi di negara berkembang, dengan beberapa langkah cara
yang bisa di atasi:
Tidak dapat dipungkiri, jika kita melihat dan membandingkan kondisi yang ada di desa dan
kota pastinya kita akan menemukan perbedaan yang signifikan. Beberapa daerah terpencil
di Indonesia bahkan tidak punya akses listrik dan air bersih yang memiliki peran penting
dalam kehidupan keseharian mereka. Tidak heran banyak orang desa yang pindah ke kota
karena listrik dan air bersih tentunya bukan masalah yang umum kita jumpai di perkotaan.
Jika hal ini bisa diatasi, tentunya rakyat desa tidak mungkin punya gagasan untuk pindah ke
kota.
Selain listrik dan air bersih, dua hal penting dalam kehidupan sehari-hari adalah
transportasi dan layanan komunikasi. Mengenai fasilitas komunikasi, ironis memang, ujian
sekolah di Indonesia sudah berani menerapkan sistem online, padahal belum semua sekolah
di negeri kita bisa punya jaringan internet. Jangankan jaringan internet, telepon genggam
saja mungkin masih jarang. Tidak adil rasanya jika program pemerintah hanya
dilaksanakan setengah-setengah dengan alasan beberapa tempat tidak memiliki fasilitas
yang memadai. Pengadaan jalan beraspal di desa-desa akan sangat membantu akses ke desa
untuk proses jual-beli maupun distribusi produk dari kota sehingga masyarakatnya tidak
perlu meninggalkan desa untuk mendapatkan barang-barang tertentu.