Family System Therapy (FST) atau Terapi Sistem Keluarga adalah
bentuk psikoterapi yang bertujuan membantu individu menyelesaikan masalah mereka dalam konteks unit keluarga mereka, di mana banyak permasalahan kemungkinan besar akan dimulai (dari dalam keluarga). Setiap anggota keluarga bekerja sama dengan yang lain untuk lebih memahami dinamika kelompok mereka dan bagaimana tindakan individu mereka mempengaruhi satu sama lain dan unit keluarga secara keseluruhan. Salah satu premis terpenting dari terapi sistem keluarga adalah bahwa apa yang terjadi pada salah satu anggota keluarga terjadi pada semua orang dalam keluarga. Family System Therapy (FST) pertama kali dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Dr. Murray Bowen saat ia bekerja sebagai psikiater di National Institute of Mental Health. Dia adalah seorang dokter dan anak pertama dari keluarga besar yang kuat di Tennese, salah satu Negara bagian di Amerika Serikat. Dia mempelajari skizofrenia, pemikikiran penyebab terjadinya simbiosis antara ibu dan anak yang dapat menimbulkan kecemasan dan hubungan yang tidak sehat. Dia kemudian mempelajari tentang hubungan dua arah (antara orang tua- orang tua-anak dan kakek/ nenek-orang tua-anak). Pelopor family therapy tersebut mengakui bahwa tekanan terhadap kehidupan sosial dan bentuk budaya menyebabkan perubahan dalam nilai-nilai keluarga. Teori Bowen memfokuskan pada dua kekuatan, yaitu kebersamaan dan keunikan, namun kedua hal tersebut perlu kesimbangan karna bila salah satu dominan maka akan menimbulkan masalah. Bowen percaya bahwa ada ansieta kronis di dalam semua kehidupan yang bersifat fisik dan emosional. Beberapa individu lebih terpengaruh oleh ansietas ini dari pada yang lain karena cara generasi sebelumnya dalam keluarga mereka mentransmisikannya kepada mereka . Jika ansietas tetap rendah, masalah yang muncul pada diri atau keluarga tersebut hanyalah sedikit. Namun, jika ansietas pada keluarga tinggi, maka akan lebih rentan terhadap penyakit. Jadi, pada teori system Bowen ini terletak pada perbedaan atau membedakan pikiran seseorang, dan dari diri sendiri dari orang lain. Dewasa ini tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan masalah psikologis dimulai sejak awal kehidupan dan berasal dari hubungan dalam keluarga asal atau keluarga tempat tumbuh dan berkembang, meskipun masalah ini sering muncul di kemudian hari. Keluarga dengan konflik, serta pasangan dan individu dengan masalah dan kekhawatiran terkait keluarga asal mereka, dapat memperoleh manfaat dari terapi sistem keluarga. Pendekatan pengobatan ini dapat membantu untuk kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan kepribadian, kecanduan dan gangguan terkait makanan. Terapi sistem keluarga juga telah terbukti membantu individu dan anggota keluarga mengontrol dan mengatasi cacat dan gangguan fisik dengan lebih baik. Selama terapi sistem keluarga diharapkan keluarga mampu bekerja secara individu dan bersama untuk menyelesaikan masalah yang secara langsung mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka tentang bagaimana pengaruhnya terhadap mereka. Bersama- sama, keluarga bekerja untuk membantu individu yang mengalami kesusahan dan membantu meringankan beban keluarga. Anggota keluarga mengeksplorasi peran individu mereka dalam keluarga, belajar bagaimana beralih peran, jika perlu, dan mempelajari cara untuk saling mendukung dan membantu dengan tujuan memulihkan hubungan keluarga dan membangun kembali sistem keluarga yang sehat. Tujuan dari konseling ini adalah membantu klien memahami dan mengubah strategi dan pola dalam menghadapi stress yang diwariskan dari generasi ke generasi. Klien tidak lagi menunjukan ansietas di dalam kehidupan sehari-hari, dan akan dapat memisahkan pikiran dari perasaan serta dari sendiri dari orang lain. Tujuan yang lain menurut Corey (1990) adalah agar setiap anggota mampu melakukan hal-hal berikut: a. Dapat belajar untuk mempercayai satu sama lain. b. Mencapai pengetahuan diri (self knowledge) dan memngembangkan keunikan yang ada dalam diri mskng- masing. c. Meyakini bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan masalah yang biasa dan mengembangkan rasa kebersamaan. d. Meningkatkan penerimaan diri (self acceptance), kepercayaan diri (self confidence), dan rasa hormat pada diri sendiri (self respect).sehingga dapat mencapai pandangan dan pemahaman baru tentang diri. e. Menemukan alternative dalam mengatasi masalah-masalah perkembangan dan pemecahan terhadap konflik-konflik. f. Meningkatkan pengarahan diri (sef direction), kemandirian, tanggung jawab anggota satu dengan yang lainnya. g. Menjadi peduli dengan pilihan-pilihan dari setiap anggota keluarga dan dapat membuat pilihan yang sederhana. h. Membuat rencana khusus untuk perubahan perilaku dan berkomitmen kepada anggota keluarga atau pasangan agar rencana dapat terlaksana sesuai yang dihararpkan. i. Belajar lebih efektif tentang kemampuan sosial. j. Menjadi lebih sensitive terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. k. Belajar menghadapi masalah dengan baik, perhatian, jujur, dan hidup dengan harapan yang ada dalam diri sendiri. l. Menjelaskan nilai-nilai yang dimiliki dan bagaimana nilai tersebut dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Kelebihan sistem ini adalah:
a. Pendekatan ini berfokus pada riwayat keluuarga multigenerasi dan pentingnya memahami dan menghadapi pola-pola dimasa lalu, agar dapat menghindari pengulangan tingkah laku tertentu dalam hubungan antar pribadi. b. Pendekatan ini menggunakan genogram dan memplot hubungan riwayat, yang merupakan spesifik dari pendekatan bowen. Kekurangan sistem ini adalah: a. Pendekatan ini kompleks dan ekstensif, teorinya tidak dapat dipisahkan dari terapi. Dan jalinan tersebut membuat pendekatan ini lebih mempunyai keterlibatan daripada kebanyakan pendekatan lainnya. b. Klien yang dapat memetik keuntungan paling banyak dari teori Bowen adalah yang mempunyai disfungsi berat atau pembedaan diri yang rendah. c. Pendekatan ini membutuhkan investasi yang besar pada berbagai tingkatan, yang mungkin sebagai klien tidak mau atau tidak bisa melakukannya. Daftar Pustaka
Halida FatmaSofia.2019. Bowenian Family Therapy Untuk Meningkatkan Selfdifferentiation
Pada Keluarga Dengan Kasus Poligami. Jurnal Psikologi Islam. Vol. 6 (2) : 51-62. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
https://www.psychologytoday.com/intl/therapy-types/family-systems-therapy, diakses pada
10 Oktober 2020, pukul 16.08 WITA.
Makalah Teori Dan Pendekatan Family System Oleh M. Yusril Ihza dan Nurul Mufida, diakses dari https://adoc.pub/queue/teori-dan-pendekatan-family-system-makalah- disusun-guna-meme.html, pada 10 Oktober 2020.