HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Cynthia Fidelia Montang
N 111 16 062
Pembimbing :
dr. Indah P. Kiay Demak, M. Med, Ed
dr. H. Syahriar, M. Kes
1
Hipertensi sekunder, kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan
sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat
penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder
yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak,
dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
tekanan darah ( Soenarto, 2015)
Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi
mereka dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah
yang diinginkan, yaitu dibawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat
kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak
menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum
obat kemungkinan lebih besar (Muchid, 2012).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada
umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat
(29,4%), sulawesi tengah sendiri menempati urutan kelima dengan angka
presentase 28,7%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1
persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah
normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %) (Riskesdas, 2013).
Pada wilayah kerja Puskesmas Tipo, hipertensi menduduki tingkat
kelima dalam pandataan rekapitulasi penyakit penyakit terbesar berdasarkan
kunjungan pasien yang ada di Puskesmas Tipo pada tahun 2016 (Puskesmas
Tipo, 2016)
2
Berikut jumlah kasus baru/lama di wilayah kerja Puskesmas Donggala
bulan januari sampai desember tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.
1 Influenza 1871
2 Gastritis 1331
3 Hypertensi 858
4 Diabetes Melitus 374
5 Kehamilan Normal 302
6 Dermatitis Kontak Atopik (DKA) 285
7 Anemia 230
8 Artritis Reumatoid 222
9 Gastroenteritis 187
10 Artritis Osteoatritis 164
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan laporan refleksi kasus ini meliputi :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit hipertensi dan beberapa resiko
penyebarannya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Donggala
3
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : irt
Agama : Islam
Alamat : Kabonga Besar
Tanggal Pemeriksaan 9 Februari 2018
B. Deskripsi Kasus
Anamnesis :
Keluhan Utama :
Tegang pada tengkuk
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri pada tengkuk yang dialami sejak kurang
lebih dua hari yang lalu. Keluhan dirasakan pasien sejak pasien pulang
pesta pernikahan. Keluhan tersebut dirasakan sangat menganggu terutama
dalam aktivitasnya sehari-hari, keluhan kadang disertai dengan adanya
nyeri kepala, tangan dan kaki yang kram, serta rasa tidak nyaman saat tidur
malam hari ketika nyeri itu timbul. Pasien juga biasa mengeluhkan nyeri
pada sendi kaki, namun hal ini tidak begitu mengganggu. Riwayat demam
(-), batuk (-), flu (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), mual (-) muntah (-),
nyeri ulu hati (+), diare (-), BAB (+) biasa, BAK (+) lancar.
4
Riwayat Penyakit Dahulu: :
Riwayat penyakit jantung (-), hipertensi (+), asma (-), DM (-), riwayat
operasi (-), Alergi (-), riwayat minum obat anti hipertensi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien tidak mengetahui riwayat keluarga.
Riwayat Pengobatan :
Pasien mengaku belum pernah minum obat tekanan darah sebelumnya,
pasien hanya meminum neurobion.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan:
Pasien merupakan suku kaili. Pasien mengaku sangat menggemari
makanan khas kaili seperti sayuran bersantan, tumisan, ikan asin, ikan teri,
ikan goreng, daging kari, dan lain-lain. Keluarga-keluarga dilingkungan
rumahnya rata-rata bersuku kaili sehingga kebiasaan makannya sama
dengan pasien, baik sehari-hari maupun menu makanan saat acara pesta.
Pasien tergolong kelas menengah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Frek. Nadi : 84 x/menit
Frek. Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7 º C
Berat Badan : 69 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Status Gizi : Baik
5
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
E. Diagnosis Kerja
Hipertensi grade I
F. Penatalaksanaan
Captopril tablet 12,5 mg 0-0-1
Natrium Diklofenac tablet 50 mg 2x1
G. Prognosis
Dubia ad bonam
H. Konseling
Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular,
tidak bisa sembuh dan hanya bisa dikontrol.
Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala pada penyakit
hipertensi dan faktor risiko hipertensi.
Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin,
makanan yang digoreng dan makanan yang berlemak/santan.
Menganjurkan pasien agar rutin berolahraga ringan seperti jalan kaki
sekitar 30 menit.
Menjelaskan kepada pasien agar tekun meminum obat dan rutin
memeriksakan dirinya ke Puskemas atau dokter, meskipun pasien tidak
memiliki keluhan.
Menjelaskan kepada pasien tentang komplikasi dari penyakit hipertensi
6
KERANGKA KONSEP MASALAH PASIEN
BIOLOGIS
Usia
- Usia pasien 56 tahun
- Kejadian hipertensi paling
tinggi pada usia > 40 tahun
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
PELAYANAN
KESEHATAN
DIABETES
Tersedia tensimeter
MELITUSuntuk mengukur TD
Terdapat penanggung jawab posbindu yang rutin skrining
Tersedia media untuk penyuluhan
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS 7
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
BAB III
DIABETES
PEMBAHASAN
MELITUS
DIABETES 8
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
(JNC-VII)
DIABETES
1
Tabel 1. Klasifikasi
MELITUShipertensi
DIABETES
Klasifikasi TD Sistolik (mmHg)
MELITUS TD Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre hipertensi 120-139 DIABETES 80-89
Grade I 140-159 MELITUS 90-99
Grade II ≥160 ≥100
oleh karena itu pasien pada laporan kasus ini dapat didiagnosis menderita
DIABETES
Hipertensi Grade I. Untuk penatalaksanaan
MELITUSpada pasien ini diberikan amlodipin 5
mg 1x1 tablet (malam).
DIABETES
MELITUS
3.2 Aspek Ilmu Kesehatan Masyarakat
Suatu penyakit dapat terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan faktor-
DIABETES
faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigma
MELITUS
hidup sehat yang diperkenalkan oleh H. L. Bloom mencakup 4 faktor yaitu faktor
DIABETES
genetik (keturunan), perilaku (gaya hidup) individu atau masyarakat, faktor
MELITUS
lingkungan (sosial ekonomi, fisik, politik) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis,
cakupan dan kualitasnya), namun yang paling berperan dalam terjadinya
DIABETES
hipertensi adalah faktor genetik, perilaku,
MELITUS serta pelayanan kesehatan. Hipertensi
menjadi masalah di mayarakat disebabkan oleh karena faktor-faktor berikut :
a. Biologis DIABETES
MELITUS
Pada pasien ini faktor biologis yang mendukung rentannya pasien untuk
mengalami hipertensi adalah faktor usia. Tekanan darah tinggi sangat sering
DIABETES
terjadi pada orang berusia lebih dari 56 tahun karena tekanan darah secara
MELITUS
alami cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut Davidson,
DIABETES
bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun
MELITUS
ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi
DIABETES
MELITUS
9
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya. Namun pasien tidak
MELITUS
mengetahui riwayat dari kedua orang tua, hanya saja tante pasien menderita
DM. DIABETES
MELITUS
Kedua faktor ini merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
atau tidak dapat dihindari, sehingga pasien hanya dapat memodifikasi faktor
DIABETES
risiko lain seperti gaya hidup yang mendukung pencegahan peningkatan
MELITUS
tekanan darah. Sarana layanan kesehatan juga sebaiknya disarankan untuk
gencar melakukan penyuluhanDIABETES
dan pemeriksaan berkala pada masyarakat
MELITUS
golongan resiko tinggi menderita hipertensi agar masyarakat dapat waspada
sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
DIABETES
Puskesmas Donggala telah membuat suatu program Pos Pembinaan
MELITUS
Terpadu (Posbindu) Usia Lanjut yang diadakan setiap bulan untuk
pemeriksaan berkala dan penyuluhan mengenai kesehatan lansia. Sehingga
DIABETES
seseorang yang sudah tercatat MELITUS
memiliki hipertensi akan selalu difollow up
kembali.
DIABETES
MELITUS
b. Perilaku
Faktor perilaku pada pasien ini yang mendukung terjadinya hipertensi
DIABETES
adalah kebiasaan pola makananMELITUS
yang diet tinggi garam dan makanan tinggi
lemak. Mengurangi diet lemak dapat menurunkan tekanan darah 6/3 mmHg
DIABETES
dan bila dikombinasikan dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran
MELITUS
dapat menurunkan tekanan darah sebesar 11/6 mmHg. Makan ikan secara
DIABETES
teratur sebagai cara mengurangi berat badan akan meningkatkan penurunan
MELITUS
tekanan darah pada penderita gemuk dan memperbaiki profil lemak Pasien
disarankan untuk menghindari konsumsi makanan tinggi garam dan juga
DIABETES
lemak serta teratur berolahraga. Melakukan olahraga secara teratur tidak
MELITUS
hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
tekanan darah. DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS 10
DIABETES
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
Pola makan pada pasien dan keluarga yang sering makan makanan
DIABETES
yang digoreng dan bersantanMELITUS
merupakan salah satu faktor terjadinya
hipertensi. Makanan yang digoreng dan bersantan mengandung kadar lemak
DIABETES
yang tinggi yang dapat menyebabkan tingginya kadar lemak dalam darah
MELITUS
dan memudahkan terbentuknya plak dalam pembuluh darah yang
menyebabkan gangguan aliran darah.
DIABETES
Kondisi aktivitas fisik MELITUS
pasien tergolong cukup, pasien sehari-hari
beraktivitas dalam rumah seperti menyapu, memasak dan membersihkan
DIABETES
rumah dengan begitu kebutuhan fisik dalam berolahraga terpenuhi dengan
MELITUS
aktivitas tersebut. Puskesmas Donggala sudah mencanangkan kegiatan
senam prolanis sehingga pasien dapat disarankan untuk teratur mengikuti
DIABETES
kegiatan tersebut. MELITUS
Faktor perilaku lainnya yang dapat dinilai yaitu tidak pernah kontrol
terhadap penyakit yang dideritaDIABETES
oleh pasien. Berdasarkan anamnesis, pasien
MELITUS
tidak pernah ke puskesmas untuk datang kontrol. Setelah mengetahui bahwa
pasien memiliki hipertensi pasien hanya minum obat neurobion.
DIABETES
MELITUS
c. Lingkungan
Faktor lingkungan yangDIABETES
mendukung pada pasien ini adalah tingkat
MELITUS
pendidikan, sosial dan stress psikis. Masalah hipertensi sering timbul karena
ketidaktahuan atau kurangnya DIABETES
informasi yang memadai tentang penyakit ini.
Puskesmas telah rutin melakukan penyuluhan baik secara masal ataupun
MELITUS
edukasi perindividu mengenai penyakit yang sering diderita oleh lansia
DIABETES
khususnya hipertensi. Namun oleh karena pasien belum merasakan keluhan
MELITUS
yang bermakna maka anjuran mengenai pencegahan komplikasi masih
belum dilaksanakan secara maksimal.
DIABETES
Kehidupan sosial pasienMELITUS
yang merupakan suku kaili yang terbiasa
menjadikan makanan bersantan seperti sayur kelor, makanan berlemak
DIABETES
seperti kaledo, makanan digoreng seperti ikan teri, dan kurangnya konsumsi
MELITUS
DIABETES 11
MELITUS
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
sayuran dan buah-buahan pada. Sehinga peran anggota keluarga yang lain
sangat penting untuk memberiDIABETES
dukungan kepada pasien mengenai menjaga
kesehatan. MELITUS
Dengan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya
DIABETES
dalam hal ini hipertensi, penderita akan terdorong untuk patuh dengan
MELITUS
pengobatan yang mereka jalani. Kegiatan penyuluhan dan penjelasan secara
langsung ketika pasien berobat di layanan kesehatan harus dilakukan
DIABETES
MELITUS
semakin sering untuk meningkatkan kesadaran pasien.
DIABETES
d. Aspek pelayanan kesehatan
MELITUS
Dari segi pelayanan kesehatan terkait kinerja puskesmas untuk
DIABETES
menanggulangi penyakit hipertensi mulai dari pelayanan UKP berbasis
MELITUS
pelayanan poli Umum melakukan pengukuran TB, BB, polik umum juga
melakukan anamnesis, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan
DIABETES
diagnosa, selanjutnya dokter pemeriksa
MELITUS memberikan terapi sesuai dengan
diagnosa dan penanganan yang benar, apotik sebagai penyedia obat yang
DIABETES
sesuai dengan resep dokter. Dari pelayanan UKM yang dilakukan puskesmas
untuk menanggulangi MELITUS
hipertesi dengan program posbindu, alur
pelaksanaanya pun sama, dimana kita memberitahu kepada kader disetiap
DIABETES
desa yang akan kita lakukan kegiatan,
MELITUS nantinya kader atau bidan desa akan
memberitahukan kepada warga bahwa akan ada kegiatan posbindu, biasanya
DIABETES
akan dikabarkan melalui masjid atau secara langsung kerumah kepala desa
atau kerumah-rumah warga, MELITUS
setelah itu dilakukan pendaftaran di meja
pertama, selanjutnya melakukan pengukuran TB dan BB, setelah itu
DIABETES
dilakukan pengukuran tekananMELITUS
darah, dan dilakukan anamnesis kepada
pasien, selanjutnya memberikan terapi sesuai dengan keluhan dan penyakit,.
DIABETES
Puskesmas Donggala memiliki Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Usia
MELITUS
lanjut yang dilaksanakan setiap bulan. Posbindu merupakan suatu program
yang bertanggung jawab dalam kesejahteraan orang usia lanjut. Kegiatan ini
DIABETES
MELITUS
12
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
terdiri atas promotif, preventif,MELITUS
kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan promotif
dan preventif dilakukan melalui penyuluhan tentang penyakit-penyakit
degenaratif, gizi, kesehatan DIABETES
jiwa, olahraga lansia, dan lain-lain serta
MELITUS
pembagian pamflet tentang kesehatan. Kegiatan kuratif dilakukan dengan
pemeriksaan fisik setiap bulan DIABETES
dan pengobatan.
Pasien ini sendiri yang menjadi
MELITUSkendalanya adalah pasien malas untuk
menambah obat hipertensi dipuskesmas dan hanya berharap posbindu yang
DIABETES
pelaksanaannya dilakukan sekali sebulan, apalagi ketika pasien merasa
MELITUS
sudah merasa lebih baik, maka pasien akan langsung berhenti minum obat,
sehingga penyuluhan yang dilakukan
DIABETESsecara individu adalah menekankan
kepada pasien bahaya hipertensi, kenapa harus selalu meminum obat,
MELITUS
menjelaskan apa yang terjadi jika berhenti minum dan kenapa harus selalu
mengontrol tekanan darah.
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
13
DIABETES
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS 14
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
penyakit, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium pendahuluan (Depkes RI,
2010).
DIABETES
MELITUS
Perangkat diagnostik dalam pengukuran tekanan darah dapat
menggunakan sfigmomanometer yang akan memperlihatkan peningkatan
DIABETES
tekanan sistolik dan diastolikMELITUS
jauh sebelum adanya gejala penyakit.
Pemerikasaan penunjang yang rutin bisa dilakukan pada penderita hipertensi
DIABETES
yang bertujuan mendeteksi penyakit yang bisa diobati dan menilai fungsi
MELITUS
jantung serta ginjal (USU, 2013).
Pencegahan bagi mereka yangDIABETES
terancam dan menderita hipertensi adalah
sebagai berikut: MELITUS
1) Pemeriksaan berkala
DIABETES
Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah secara berkala oleh dokter
MELITUS
secara teratur merupakan cara untuk mengetahui apakah kita
menderita hipertensi atauDIABETES
tidak
MELITUS
Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil dengan atau tanpa
obat-obatan anti hipertensi
DIABETES
2) Pengobatan/perawatan
MELITUS
Pengobatan yang segera sangat penting dilakukan sehingga penyakit
DIABETES
hipertensi dapat segera dikendalikan
MELITUS
Menjaga agar tidak terjadi komplikasi akibat hiperkolesterolemia,
diabetes mellitus dan lain-lain
DIABETES
Menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga kualitas
MELITUS
hidup penderita tidak menurun
DIABETES
Mengobati penyakit penyerta seperti dibetes mellitus, kelainan pada
MELITUS
ginjal, hipertiroid, dan sebagainya yang dapat memperberat kerusakan
organ (USU, 2013). DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES 15
MELITUS
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
d. Pencegahan Tersier MELITUS
Tujuan utama adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut dan
DIABETES
mencegah cacat/kelumpuhan dan kematian karena penyakit hipertensi.
MELITUS
Pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah sebagai berikut:
1) Menurunkan tekanan darah keDIABETES
tingkat yang normal sehingga kualitas hidup
penderita tidak menurun MELITUS
2) Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan
DIABETES
kerusakan pada jaringan organ otak yang mengakibatkan stroke dan
MELITUS
kelumpuhan anggota badan
3) Memulihkan kerusakan organDIABETES
dengan obat antihipertensi (USU, 2013).
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
16
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
BAB IV
MELITUS
PENUTUP
DIABETES
MELITUS
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan atas pengamatan dan pemantauan dari kasus tersebut,
DIABETES
MELITUS
dapat ditarik kesimpulan, antara lain:
DIABETES
MELITUS 17
DIABETES
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
DAFTAR PUSTAKA
MELITUS
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Riset KesehatanDIABETES
Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. MELITUS
Depkes RI. (2010). Seminar Strategi Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Jakarta :
DIABETES
Direktorat Penyehatan Lingkungan
MELITUS
Muchid , Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Bina Farmasi Kemenkes.
Jakarta. 2012. DIABETES
MELITUS
Puskesmas Donggala. 2016. Profil Puskesmas Tipo Tahun 2016. Puskesmas
Donggala: Sulawesi Tengah.
DIABETES
Repositori Terbitan Ilmiah USU. Penilaian
MELITUSKesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara. 2012
DIABETES
Soenarta, Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Pedoman
PERKI. Jakarta. 2015. MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES 18
MELITUS
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
LAMPIRAN
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
Tampak DIABETES
rumah dari depan
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
Ruang keluarga Dapur
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
19
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
Ruang cuci dan kamar mandi
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
20
DIABETES