STADIUM 3
Oleh :
Cynthia Fidelia Montang
Pembimbing :
dr. Indah Purnamasari Kiay Demak, M. Med, Ed
dr. Anastasia Christie
Latar Belakang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat
menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari
sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.
Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia
menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau
limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi
infeksi yang masuk ke tubuh manusia.
Data kasus HIV/AIDS sejak ditemukan di Palu pada tahun 2002 sejumlah 3 kasus,
sampai dengan Juni 2017 jumlah kasus AIDS 578 jiwa, HIV 982 jiwa dan meninggal 234
jiwa. Penemuan kasus ini baru mencapai 27,6% dari sejumlah estimasi 3.555 jiwa pada
tahun 2012. Data dari Dinas Kesehatan Kota Palu nulan Januari s/d Mei 2017 ditemukan
sejumlah 107 kasus HIV dimana usia 15-24 tahun ada 22 kasus (20,6%), sedang umur 25-
49 tahun ada 82 kasus (76,6%).
Jumlah penderita HIV di UPTD Puskesmas Kawatuna tahun 2017 sebanyak 3 kasus,
AIDS sebanyak 3 kasus dan meninggal 0 kasus. Sedangkan pada tahun 2018 HIV 4 kasus,
AIDS 3 kasus dan meninggal 1 kasus. Hal ini menunjukkan jumlah kasus HIV/AIDS di
Puskesmas Kawatuna masih berfluktuasi tiap tahunnya.
Tujuan
Thoraks Paru :
Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-) taktil fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: bronkovesikuler +/+, wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung:
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja
HIV/AIDS Stadium 3
Diagnosis Banding
Gizi Buruk
Anjuran Pemeriksaan
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan foto rontgen
Terapi
Medikamentosa :
O2 2-3 L/jam
Asam mefenamat 500 mg 3x1
B complex 3 x1
Nonmedikamentosa :
Makan makanan bergizi secara teratur untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Menjaga pola hidup yang teratur agar tidak terinfeksi.
Rujukan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan yang memadai dan mendapatkan obat ARV
Memberikan dukungan moral kepada keluarga.
Kerangka Konsep
Pembahasan
Berdasarkan keadaan pada kasus ini, pasien adalah seorang lelaki berusia 38
tahun dengan keluhan sesak yang dirasakan sejak tadi malam. Sebelumnya
pasien mulai merasakan demam sejak bulan desember 2017 saat pasien sedang
bertugas. Kemudian pasien pulang untuk beristirahat, pasien mengeluhkan rasa
sakit pada sekujur tubuh. Pasien juga mengalami penurunan berat badan dalam
jangka waktu 3 waktu, sebelumnya pasien memiliki berat badan 50 kg menjadi
37 kg. Pasien juga mengaku sulit makan dan tidak dapat berjalan karena
merasa lemas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien compos
mentis, tekanan darah psien 90/60 mmHg, tekanan nasi 76 kali/menit dan tidak
kuatangkat dengan pernapasan 16 kali/menit. Suhu tubuh pasien 36,8℃.
Pasien juga telah menikah ketiga kalinya, yang mana istri pertama berada di
parigi, istri kedua meninggal dengan penyakit yang tidak diketahui, dan istri
ketiga yang positif HIV. Pekerjaan istri kedua pasien adalah PSK.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis HIV/AIDS stadium
3 dengan dehidrasi ringan-sedang. Pada kasus ini telah dilakukan pemeriksaan penunjang
yang mana pasien positif HIV. Pasien juga mengalami dehidrasi dimana ditemukannya
Pasien diberikan terapi O2 dan pemberian obat asam mefenamat dan b complex yang
diminum tiga kali sehari, pasien diberikan surat rujukan untuk ke rumah sakit Undata namun,
pasien belum memiliki kartu BPJS sehingga pasien menunggu sampai kartu BPJS akan
berlaku, pemasangan infus juga tidak dapat dilayani karena dari dinas kesehatan tidak
- Gonta-ganti Pasangan
Faktor Lingkungan
- Tingkat sosio-ekonomi menengah ke bawah.
Walaupun dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, orangtua pasien dengan sosioekonomi menengah ke
bawah mungkin saja tidak memikirkan kualitas makanan yang dipilih.
Pelayanan kesehatan
Pada pelayanan kesehatan yakni di Puskesmas Kawatuna terdapat pemegang program masalah
penyakit seks menular seperti HIV/AIDS. Pemeriksaan HIV/AIDS dilakukan untuk ibu hamil yang akan
melahirkan dan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS namun karena keterbatasan sumber daya manusia
(SDM) sehingga kadang mengalami hambatan.
Pada kasus ini, faktor yang berperan dalam penularan HIV/AIDS ialah faktor perilaku. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk waspada dengan menjaga perilaku untuk tidak melakukan seks yang tidak
aman dan kebiasaan dalam gonta-ganti pasangan.
Kesimpulan
1. HIV/AIDS masih merupakan penyakit menular yang kejadiannya
berfluktuasi dan mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga tahun 2018
di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna.
2. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya HIV/AIDS pada
pasien, yaitu : biologis, perilaku, lingkungan, dan dari segi pelayanan
kesehatan, namun yang paling mempengaruhi adalah faktor perilaku.
3. Kesimpulan terkait penyakit menular pada pasien ini adalah menderita
HIV/AIDS stadium 3.
Saran
a) Penyediaan kondom
c) Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga pentingnya menjaga kesehatan diri agar
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)
Jika memiliki resiko seperti aktif secara seksual dan sering gonta-ganti pasangan segera ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan, jika ditemukan pemeriksaan positif maka akan segera
Pengobatan ARV yang telah diberikan rumah sakit kepada pasien, sehingga apabila telah ditegakkan diagnosa
HIV/AIDS diberikan pengobatan yang sesuai, disarankan untuk selalu memerhatikan kondisi pasien.
Pada tingkat ini, pasien diberikan konseling tentang pengobatan HIV/AIDS sehingga pasien tidak akan
terputus dalam mengonsumsi ARV, meminta salah seorang keluarga menjadi pendamping pasien dalam