PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui proses reproduksi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan manusia menurut Sains dan Al-
Qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dalam ilmu sains adalah Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami,
mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala
yang bersifat istimewa dan mulia.
Manusia dalam perspektif Islam adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Prof. Abbas Mahmud El-Aqqad dalam
bukunya “Haqaiqul Islam Qa Abathilu Khusumihi” telah merumuskan pandangan Al-Qur’an
tentang manusia dengan amat baik sekali. Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah,
beliau mendefinisikan manusia sebagai berikut: “Manusia adalah makhluk yang bertanggung
jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan”.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan luar biasa kompleks, yang
diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani,
sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di muka bumi.
Dari sudut pandang reproduksi, manusia berkembang secara bertahap. Proses awal
penciptaan manusia berlangsung dengan adanya pembuahan (fertilisasi). Ketika sperma pria
bergabung dengan sel telur wanita, maka inti sari bayi yang akan lahir itu terbentuk. sel
tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak
dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja, hal ini hanya
dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap
pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits
yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah
seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7
M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak
mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup
manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin
betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh
Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang
perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum
ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan
dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah)
menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
2
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama
embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di
dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang
dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput
yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
a) Fase Pre-embrionik
Pada fase pertama, zigot (sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel yang
telah masak) tumbuh membesar melalui pembelahan sel. Lalu, terbentuklah segumpalan sel
yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Sel-sel penyusunnya pun mengatur
diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. Di sinilah tahapan pertama dimulai. Awal
penciptaan manusia adalah dari nuthfah (setetes atau sejumlah kecil air).
Melalui hubungan ini, zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mampu
mendapatkan zat-zat penting dari sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada tahap ini, satu
keajaiban penting dari al-Qur’an terungkap. Ketika merujuk pada zigot yang sedang tumbuh
dalam rahim ibu, Allah SWT menggunakan kata “’alaq” dalam al-Qur’an:
3
b) Fase Embrionik
Fase kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini, bayi disebut
sebagai ”embrio”. Pada fase ini organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-
lapisan sel tersebut. Tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam
ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, tulang-tulang terbentuk lebih dahulu, kemudian
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tukang tersebut. Misalnya, dalam al-Qur’an surat
al-Mu’minun ayat 12-14:
4
Kedua, `alaqah bermakna sesuatu yang tergantung. Yakni, dapat kita lihat pada
penempelan embrio di uterus (rahim) selama tahap `alaqah (lihat gambar di bawah ini).
[Dapat dilihat gambar embrio yang bergantung di rahim ibu pada tahap `alaqah]
[Tanda panah (B) menunjukkan embrio yang bergantung di rahim ibu pada tahap
`alaqah]
Ketiga, `alaqah bermakna 'segumpal darah'. Moore menjelaskan embrio selama tahap
`alaqah mengalami peristiwa internal, seperti pembentukan darah pada pembuluh tertutup
sampai siklus metabolisme selesai di plasenta. Selama tahap `alaqah, darah ditangkap di
dalam pembuluh tertutup. Inilah alasan mengapa embrio memiliki penampakan seperti
gumpalan darah.
Setelah tahap `alaqah, embrio masuk ke tahap mudghah (struktur bekas kunyahan).
Untuk membuktikannya, Moore sengaja menngunyah permen karet dan kemudian
membandingkan hasil kunyahannya dengan embrio pada tahap tersebut. Hasilnya? Lihatlah
pada gambar di bawah ini.
5
[Perbandingan antara gambar embrio pada tahap mudghah (A) dan permen karet
bekas kunyahan (2)]
Di samping itu, Dr. Maurice Bucaille (seorang ahli bedah berkebangsaan Prancis)
juga menjelasakan perkembangan taham embrio secara detail dalam bukunya "Asal Manusia
Menurut Bibl, Al-Qur`an, dan Sains". Dalam buku tersebut ia menjelaskan, pada tahap ini
embrio disebut di dalam Al-Qur`an denga kata al-mu`llaqah (sesuatu yang bergantung).
Menurutnya, Al-Qur`an menjelaskan tahap tersebut berbentuk seperti daging yang digulung-
gulung. Kemudian, embrio terus tampak demikian sampai kira-kira hari kedua puluh.
Selanjutnya, embrio mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia sehingga jaringan-
jaringan tulang dan tulang-belulangnya mulai tampak dalam embrio tersebut. Kemudian,
otot-otot pun mulai terbentuk di dalamnya. Itulah penjelasan Dr. Maurice yang mengutip
salah satu ayat dalam Al-Qur`an:
"Kami jadikan mudghah (segumpal darah), lalu mudghah itu kami jadikan `izhaam
(tulang-belulang) lalu `izhaam itu kami bungkus dengan lahma (daging atau otot), kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang lain (janin)." (QS. Al-Mu`minuun: 14)
Dua tipe daging yang ada pana manusia diberi dua nama berbeda di dalam Al-Qur`an.
Pertama, segumpal daging disebut sebagai mudghah. Kedua, daging yang masih utuh
ditunjukkan oleh kata laham yang memang menguraikan secara tepat bagaimana rupa otot.
6
Perkembangan janin tersebut juga telah dijelaskan dalam Al-Qur`an. Di dalamnya,
Allah SWT menyebutkan tahap penciptaan manusia itu dimulai dari tanah yang telah
berbentuk sari pati sperma. Kemudian, Allah SWT meniupkan roh dan memberikan alat indra
dan hati. Allah SWT berfirman:
"Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
(sperma). Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam
(tubuh)-nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit
sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah: 7 - 9)
Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia dianugerahi pendengaran, penglihatan, dan
hati untuk melihat dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Ketiga organ tubuh tersebut
merupakan nikmat Allah SWT yang begitu besar bagi manusia. Roh yang ditiupkan Allah
SWT inilah yang membuat semua organ manusia hidup.
Di samping itu, suata di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir,
juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Di dalam rahim
seorang ibu, manusia dianugerahi telingan yang akan mendengarkan segala suara. Itulah saat
pembentukan sel-sel alat penerima suara terbaik di dunia.
Semua uraian tersebut mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah
nikmat besar yang Allah SWT berikan kepada kita. Allah SWT berfirman:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu
bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)
"Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam
(tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit
sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah: 9)
7
BAB III
PENUTUP
Dalam pertumbuhan dan perkembangan individu disetiap fasenya ada prose yang
sistematik, progresif dan berkesinambungan. Allah menjelaskan bagaimana proses individu
tumbuh dan berkembang menjalani fase demi fase kehidupannya sebagaimana dalam firman
Allah QS. Al-Mu'min (40):67 : Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada
manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam
segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis. Di dalam al-Quran
juga menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara detail dan
perkembangan manusia pada fase yang berbeda. Informasi mengenai perkembangan bayi
dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan peralatan modern.
Namun, sebagaimana fakta ilmiah lainnya, informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat al-
Qur’an dengan cara yang luar biasa. Fakta bahwa, informasi yang begitu terperinci dan akurat
diberikan dalam al-Qur’an pada saat bidang kedokteran masih primitif. Hai ini merupakan
bahwa, al-Qur’an bukanlah ucapan manusia, melainkan firman Allah SWT.
8
DAFTAR PUSTAKA