TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Posyandu
a. Pengertian
Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Yang paling utama adalah untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006, p:11).
b. Tujuan
Tujuan Posyandu :
c. Sasaran
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi, anak balita,
ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
d. Fungsi
e. Manfaat
Manfaat posyandu berbeda-beda tergantung dari mana sisi kita melihat menurut
1) Bagi Masyarakat
terkait.
dan AKB.
3) Bagi Puskesmas
sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan
f. Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu meliputi Panca Krida Posyandu dan Sapta Krida Posyandu.
144).
1) Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) meliputi:
b) Keluarga berencana
c) Imunisasi
d) Peningkatan gizi
e) Penanggulangan diare
b) Keluarga berencana
c) Imunisasi
d) Peningkatan gizi
e) Penanggulangan diare
f) Sanitasi dasar
Pada saat ini dikenal beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah
h. Desa Siaga
g. Lokasi
h. Pembentukan
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
balita. Dalam keadaan tertentu seperti geografis, dan atau jumlah balita lebih dari
100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI, 2006, p:21).
Menurut Niken (2009, p:146), syarat-syarat untuk mendirikan Posyandu di
i. Penyelenggaraan Posyandu
pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh
pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT
Pelaksanaan kegiatan posyandu terdiri dari 5 progran utama yaitu KIA, KB,
Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan Diare yang dilakukan dengan ”Sistem lima
Meja I : Pendaftaran
kebutuhan setempat.
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V
j. Tingkatan Posyandu
1) Posyandu Pratama
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan
ini dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya
kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2) Posyandu Madya
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan
tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih
rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah
3) Posyandu Purnama
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari
8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih
sederhana.
4) Posyandu Mandiri
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan
5 (lima) program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat
sebagai berikut :
antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah
cakupan K1.
walaupun ada juga yang berhasil. Kegagalan dan kendala tersebut disebabkan
1) Kurangnya kader
12) Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau
13) Kemampuan kader posyandu dalam melakukan konseling dan penyuluhan gizi
14) Penurunan kapabilitas puskesmas sejak krisis ekonomi dan reformasi sehingga
melemah (menurun)
15) Dana operasional posyandu sangat menurun dan sarana operasional posyandu
16) Dukungan para stakeholder di tingkat daerah dalam kegiatan posyandu belum
dan akan kehilangan partisipasi manakala pemerintah sudah tidak terlibat lagi.
19) Sarana dan peralatan yang ada di puskesmas dan posyandu masih kurang
20) Dana yang digunakan puskesmas untuk kegiatan posyandu sangat minim
sekali
2. Kader Posyandu
a. Pengertian
Kader adalah seorang tenaga sukareka yang direkrut dari, oleh dan untuk
2010, p:10).
Menurut Niken (2009, p:130), peran dan fungsi kader sebagai pelaku
penggerakan masyarakat :
1) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Adapun tugas kader posyandu secara garis besar adalah sebagai berikut :
(1) Tugas-tugas kader posyandu pada saat persiapan hari buka posyandu,
meliputi :
(a) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS,
posyandu.
pelaksanaan kegiatan.
(2) Tugas kader pada kegiatan bulanan posyandu
(a) Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga dengan tugas
Hamil.
obatan lainnya.
(1) Setelah kegiatan di dalam posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan
posyandu.
(f) Ibu hamil yang tidak mengahidri kegiatan posyandu 2 (dua) bulan
berturut-turut.
(g) Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk kepuskesmas.
(i) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium
kegiatan posyandu
dilaksankan di posyandu.
(2) Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. Bila ada alat ayang
(3) Membagi tugas diantara para kader, dan bila perlu dapat menyertakan
Kader posyandu adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang mau bekerja
sama secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup menggerakkan masyarakat
1) Kader Aktif
posyandu diselenggarakan setiap bulan. Jadi selama satu tahun ada 12 kali
lebih dari 8 dianggap sudah cukup mapan. Kehadiran kader saat pelaksanaan
6).
(1) Sakit, baik yang bersangkutan sendiri, maupun salah satu anggota
perawatannya.
(2) Repot, baik dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga maupun mencari
nafkah.
(3) Usia, merasa telah tua dan tidak mampu mengikuti perkembangan jaman.
(4) Sedang hamil atau sedang mempunyai bayi yang belum dapat
ditinggalkan.
meja 5, yaitu tenaga pelaksana dari meja 1 sampai dengan meja 4 adalah
kaderr, maka dibutuhkan 5 orang kader aktif setiap bulannya untuk
posyandu yang mensyaratkan jumlah kader aktif dari 5 orang per posyandu.
1) Tahap persiapan
ditingkat desa.
2) Tahap pelaksanaan
3) Tahap pembinaan
1999: 5-6).
Partisipasi kader didalam suatu kegiatan posyandu dapat dibagi dalam beberapa
tingkat :
alat penimbangan, sehingga dalam hal ini kader mempunyai hak untuk
2) Pelaksana
3) Pengelola
Tingkat partisipasi yang dilakukan sudah lebih tinggi lagi karena yang
jelas bagi kader maka kesediaan kader untuk berpartisipasi lebih besar.
ajakan untuk berpartisipasi dan kader melihat bahwa memang ada hal-hal
keterampilan tertentu, maka hal ini akan menarik bagi oarang-orang yang
d) Rasa memiliki
Rasa memiliki suatu kegiatan akan tumbuh jika sejak awal kegiatan
dengan baik, maka partisipasi kader dalam kegiatan di desa akan dapat
dilestarikan.
tokoh masyarakat yang disegani ikut serta maka merreka akan tertarik juga
untuk berpartisipasi.
2) Faktor petugas
Petugas yang memiliki sikap yang baik seperti akrab dengan masyarakat,
g. Bentuk-bentuk partisipasi
Disini partisipasi terjadi karena imbalan tertentu yang diberikan, baik dalam
Ini adalah bentuk partisipasi yang diinginkan, karena disini kader ikut
2007, p:127-128):
1) Motivasi
motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya
2) Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide, dan
informasi masyarakat. Media massa seperti TV, radio, poster, film, dan
3) Kooperasi
kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Adanya team work antara mereka
4) Mobilisasi
Hal ini berarti bahwa partisipasi itu bukan hanya terbatas pada tahap
multidisiplin.
pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program,
Ada 3 ( tiga ) factor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya
masalah perilaku :
1) Pengetahuan
2) Sikap
tersebut.
pendidikan, pekerjaan.
sosial.
termasuk faktor penguat antara lain : pendapat, dukungan, kritik baik dari
kesehatan sendiri.
4. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui oendidikan non formal. Pengetahuan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positf dan aspek negatif.
Kedua aspek ini yang akan enentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007, p:12), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
2) Memahami (Comprehention)
secara benar. Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
3) Aplikasi (Aplication)
telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Syntesis)
yang baru. Denagan kata lain sintesi adalah suatu kemampuan untuk
6) Evaluasi (Evaluation)
tidak selalu sama dengan persepsi pihak petugas kesehatan. Untuk mencapai
perilaku seseorang.
Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Wawan dan dewi (2010, p:15-18),
perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum
mengadopsi perilaku dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni:
buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti
Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan
sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan
dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial
budaya.
Factor pendukung :
Fasilitas
Komitmen masyarakat Perilaku
Keterjangkauan sumber daya kesehatan
Pengetahuan
Factor penguat :
Keluarga
Teman
Tokoh masyarakat
Petugas kesehatan
Partisipasi
kader
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2005:
69).
Faktor predisposisi:
Pengetahuan tentang
Patisipasi kader
posyandu posyandu
D. HIPOTESIS
posyandu