Anda di halaman 1dari 13

NAMA : KHAIRUNNISA

NIM : A1C418050

KELAS : REG B

1. Uraikan dengan rinci pengertian dan konsep validitas instrument!


2. Jelaskan kriteria validitas instrument (mini mal 2 kriteria)
3. Jelaskan jenis-jenis validitas instrument
a. 2 validitas berdasarkan cara pengujiannya
b. 2 validitas berdasarkan cara menetapkannya
c. 4 validitas berdasarkan tujuannya
4. Uraikan pengertian dan konsep uji validitas
5. Jelaskan manfaat uji validitas!
6. Apa rumus yang digunakan untuk uji validitas?
7. Tuliskan koefisien korelasi uji validitas!
8. Bagaimana cara menguji validitas instrument? Jelaskan!
9. Buatlah contoh bagaimana cara menguji validitas suatu instrument?
10. Bagaimana interpretasi/penafsiran harga koefisien korelasi hasil pengujian
validitas?

JAWABAN

1.) Validitas adalah ketepatan suatu alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul betul menilai apa yang akan dinilai. Prinsip validitas yaitu pengukuran
ataupun pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan
data. Instrumen haruslah dapat mengukur apa yang sebenarnya diukur. Jadi validitas
lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatannya. Dalam suatu penelitian
yang melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara langsung,
masalah validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran
konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun
tidak sederhananya suatu instrumen penelitian tersebut haruslah valid agar hasilnya
dapat dipercaya.

Konsep dari validitas instrument dapat dibagi atas:


(1) validitas isi, menjelaskan menjelaskan tentang suatu alat ukur secara substantif
atau disebut validitas subtantif yang focus kepada sejauh mana konsep sebelumnya
ditampilkan. melalui penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes
sudah mewakili keseluruhan materi yang harus dikuasai oleh sampel atau responden
yang diberikan tes tersebut, validitas ini didasarkan pada analisis logika;
(2) Validitas konstruk, yang menunjukkan seberapa jauh mana alat ukur itu
menunjukkkan hasil yang sesuai dengan teori. dilakukan dengan menelaah teoritik
dari suatu konsep dari variabel yang akan di ukur.
(3) validitas empiris, didasarkan pada kriteria, validitas instrument secara empiris
membandingkan antara 2 responden yang setara dengan hasil berbeda untuk di
evaluasi. Jadi valitas ini berlaku jika telah diuji melalui penggalaman.

2.) Kriteria yang digunakan dalam menguji validitas suatu tes terbagi menjadi
beberapa macam dua diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Bentuk Instrumen Angket


Kriteria instrument angket merupakan metode pengumpulan data, bentuk
lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya
untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan
ketahuinya, bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam,
seperti:
a) Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk keadaan yang
nyata saat angket tersebut diberikan, dimana angket terbuka digunakan apabila
peneliti belum dapat menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada
responden.
b) Kuesioner tertutup

Angket kuesioner tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk


sedemikian rupa sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda.

2. Kriteria validitas menggunakan ceklis

Check list merupakan daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia, dibagian dalam
pdeskripsi mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket
tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya yang cocok
dengan memberikan tanda cek (√).

3). Adapun jawabannya dalah:

a. validitas berdasarkan cara pengujiannya dapat dibedakan atas:

(1) validitas internal, termasuk kedalam validitas kriteria yang diukur dengan besaran
yang menggunakan tes sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria instrument untuk
menentukan tingkat validitas dari masing-masing butir soal, validitas ini
menunjukkan seberapa jauh konsisten hasil butir soal terhadap keseluruhan butir soal,
validitas internal berupa skor butir dikotomi dan butir politomi harus dibandingkan
dengan koefisien korelasi yang ada di table-r, dikatakan valid apabila koefisien
korelasi lebih besar dibandingkan skor masing-masing butir soal

(2) validitas eksternal, merupakan hasil ukur tes yang baku sebagai kriteria eksternal
yang sudah tersedia, dijadikan sebagai variabel pengukuran, untuk menentukan
tingkat validitas eksternal dilakukan pengkorelasian skor hasil ukur tes yang
dikembangkan dengan skor hasil ukur tesbaku yang dijadikan landasan, hasilnya
semakin tinggi koefisienn korelasinya, maka tingkat validitasnya semakin tinggi,
dikur dalam bentuk kesatuan tes bukan dari masing-masing butir soal.

b. Jenis validitas berdasarkan cara menetapkannya, dibedakan atas:


(1). validitas logis, dimana jenis validitas ini didasarkan pada penalaran yang logis
sehingga dianggap valid, penalaran tersebut dirancang sesuai dengan instrument dan
ketentuan yang ada, capaian dari validitas logis dibagi atas 2, yaitu: a. validitas isi
yang disusun berdasarkan instrument yang sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga isi
mengacu pada instrument, misalnya suatu silabus mata pelajaran Biologi disusun
berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh KEMENDIKBUD artinya validitas
isinya sudah shahih; b. validitas kontruksi yang disusun berdasarkan suatu rancangan
yang sudah tepat berdasarkan instrument penyusunnya.

(2). Validitas empiris, dilakukan dengan cara membuat perbandingan secara empiris
antara hasil pengukuran dengan alat ukur lain yang sudah valid dan terbukti
kebenarannya, jenis ini sering dikatakan sebagai validitas statistika karena
menggunakan perhitungan berupa perbandingan hasil empiris dengan hasil empiris
dari table.

c. Jenis validitas berdasarkan tujuannya, dibagi atas:

(1) validitas isi atau content validity, didapatkan jika alat pengukuran terhadap daerah
isi yang sesuai dengan apa yang dikehendaki, dimana validitas isi akan terpenuhi
apabila alat pengukuran berisi item-item yang terdiri dari sampel yang menjadi
perwakilan dari kawasan tersebut, secara umum validitas jenis ini menggambarkan
keseluruhan berdasarkan bukti sampel dari masing-masing kawasan, item-item
tersebut beracuan pada item yang telah di berikan sebelumnya, apabila hasil yang
didapatkan menunjukkan setiap responden mendapatkan nilai yang rendah pada
masing-masing butir soal, maka dianggap tidak valid, namun apabila hasil yang
didapatkan menunjukkan skor pada masing-masing sampel butir soal tinggi pada
keseluruhan responden, maka tingkat validitasnya tinggi.

(2) validitas konstruk atau construc validity, merupakan instrument yang


menunjukkan kondisi secara nyata suatu instumen yang dikontruksikan terhadap
aspek kejiwaan yang harus di evaluasi, kualitas validitas kontruksi yang tinggi
apabila butir-butir soal yang diujikan berkaitan dengan pengukuran setiap aspek
berfikir sesuai dengan instrument penyusunnya, instrument ini tidak valid ketika
butir-butir soal yang di ujikan tidak ada korelasi dan relevan terhadap kontruksi
penyusun tes tersebut, validitas konstruk memiki aspek poendekatan secara empiris
diantaranya: hubungan internal, yaitu hubungan antara instrument-instrumen harus
relevan, dan hubungan eksternal, yaitu hubungan antara skor yang diperoleh dari
instrument pengukuran terdapat korelasi dengan skor pengukuran butir soal lain
secara konstruk dan konsisten.

(3) Validitas konkuren atau concurrent validity, berkaitan dengan hubungan antara
skor dalam item instrument dengan objek penelitian yang lain, cara memperoleh
validitas konkuren yang valid dilakukan dengan mencari korelasi antara skor
pengukuran dan kriteria pengukuran yang ada, dalam waktu pengujiaan yang sama,
bila didapatkan hasil koefisien korelasi yang tinggi antara kedua korelasi instrument
tersebut, maka tes ini dikadatakan valid.

(4) Validitas prediksi yang merupakan suatu alat pengukuran yang bisa memprediksi
kemampuan satu responden yang bekerja dalam situasi yang belum ditentukan,
sehingga dapat mengelompokkan responden berdasarkan keahlian masa mendatang
yang sama, uji validitas prediksi dapat dilakukan dengan mencari hubungan antara
skor pengukuran dan kriteria pengukuran yang sudah ada pada waktu lalu

sebelum dilakukan pengujian, adapun langkah-langkahnya yaitu: mengidentifikasi


dan mendefinisikan kriteria sehingga menjadi standar pengukuran yang valid,
menjalankan alat ukur atau variabel prediksi dan menggunakan hasil prediksi tersebut
sebagai hasil akhir, dan menggunakan ukuran kriteria dari koefisien korelasi kedua
langkah tersebut, hasilnya jika koefisien korelasi antara kedua prediksi tersebut sudah
tinggi maka prediksi yang disusun sebelumnya dikatakan sudah valid, namun ketika
koefisien korelasi antara prediksi dengan hasil prediksi lebih rendah, maka uji
validitas prediksi tersebut tidak valid.

4). Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur
yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Djaali (2000) menyatakan
bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah,  atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu tes
dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang  tepat dan akurat sesuai dengan maksud
dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

5). uji validitas yaitu untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.agar data yang dihasilkan
bisa relevan dan sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut serta tidak
bertentangan teori yang ada. Selain itu dapat pula sebagai:

 Segi tes sebagai suatu totalitas


 Segi item tes

6). Untuk mencari nilai koefisien, maka peneliti menggunakan rumus pearson
product moment sebagai berikut :

7). Koefisien Korelasi Dalam Uji Validitas adalah


8). Proses mengukur validitas faktor tersebut adalah dengan cara menghubungkan
atau mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan dari semua item dalam satu
faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan dari faktor). Sedangkan
pengukuran validitas item adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total dari semua item yang ada. Penjelasan diatas merupakan mengukur
validitas dengan rumus dan terdapat pula menggunakan aplikasi yang disebut dengan
SPSS.

9). Data yang diperlukan dalam rumus adalah:

∑X = … ∑Y = … ∑XY = … ∑X2= … ∑Y2 = … n = …

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden
Langkah I.

Koding semua data hasil kuesioner.

Langkah II.

Cari nilai ∑X

Langkah III

Cari nilai ∑Y

Langkah IV.
Cari nilai (∑X)2 yaitu dengan mempangkatkan dua dari nilai ∑X

Langkah V.

Cari nilai ∑XY yaitu dengan mengalikan antara skor dengan jumlah skor

Langkah VI.

Cari nilai (∑X.Y)

Langkah VII
Cari nilai ∑X2

Langkah VIII

Cari nilai ∑Y2

yaitu dengan menambahkan semua nilai  ∑X.Y.

selesai… sekarang coba masukan ke dalam rumus.

Contoh : Pertanyaan 1

selanjutnya, nilai r hitung untuk pertanyaan 1 diatas adalah 0,735 dibandingkan


dengan nilai r tabel atau nilai r product moment yaitu (n-2) = 13 untuk taraf kesalahan
5% yaitu sebesar 0,553. karena nilai r hitung > nilai r product moment yaitu 0,735 >
0,553 maka pertanyaan tersebut VALID.
ulangi langkah diatas untuk pertanyaan 2, 3, dst. selamat mencoba.

10). Untuk melakukan interpretasinya yaitu yang di jabarkan dengan

Koefisien Korelasi adalah sebagai berikut:

 Antara 0,800 sampai dengan 1,00 =  sangat tinggi


 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup
 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah
 Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat rendah

Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara 2 hal:

Misal:

IPA           : 2 3 5 7 4 3 2

Matematika  : 4 5 6 8 5 4 3

Kondisi nilai Matematika sejajar dengan IPA karena naik dan turunnya
nilai Matematika mengikuti naik dan turunnya nilai IPA.

Korelasi Negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua hal:

Bahasa Indonesia dengan Matematika

Bahasa Indonesia  : 5 6 8 4 3 2

Matematika              : 8 7 5 1 2 3

Koefisien korelasi terdapat antara -1,00 sampai +1,00. karena dalam perhitungan
sering dilakukan pembulatan angka yang didapatkan 1,00

Penafsiran Harga Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Ada 2 cara yaitu :

 Dengan melihat harga r dan diinterprestasikan misalnya korelasi Tinggi, Cukup dan
sebagainya.
 Dengan mengkonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat
diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga
kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti
sebaliknya.
DAFTAR PUTAKA

Azwar, Saifuddin. 1988. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty:


Yogyakarta,
Azwar, Saifudidin. 2003. Sikap Manusia Terori dan Pengukurannya.Yokyakarta:
Pustaka Pelajar.
Djaali., dkk.2000. Pengukuran Dalam Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana.
Nurkancana, Wayan., PPN. 1992. Sunartana. Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya:
Usaha Nasional.
Nur, Mohamad. Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya, 1987.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2016. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung: PT.

Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. 2000.Pengembangan Alat Ukur Psikologis, Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai