1. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang auditor ketika melakukan penaksiran
risiko salah saji material antara lain :
a. Mengevaluasi jenis potensi salah saji yang mungkin terjadi
Aspek kritis proses audit meliputi pengenalan faktor-faktor risiko dan kemudian
menghubungkan faktor-faktor risiko tersebut dengan asersi yang berpotensi mengalami
salah saji. Faktor-faktor risiko memengaruhi potensi salah saji dalam laporan keuangan
dalam dua cara, beberapa risiko memiliki efek yang luas pada laporan keuangan serta
memengaruhi banyak saldo rekening dan asersi (misalnya level penaksiran risiko laporan
keuangan). Faktor-faktor risiko yang lain bersifat asersi spesifik (misalnya penaksiran
level risiko).
3. Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau ketiga
dari pelanggan, biasanya dilakukan prosedur alternatif. AU 330.31 menyatakan bahwa
prosedur semacam ini dapat diterima dalam dua kondisi berikut :
a. Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematis yang terkait
dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak diterima
menyangkut transaksi akhir tahun.
b. Tidak adanya jawaban yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan
ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan serta tidak akan
memengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara material sudah
benar.
Dua prosedur alternatid yang utama adalah memeriksa penagihan berikutnya dan
menelusuri faktur penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan. Bukti terbaik keberadaan
dan ketertagihan piutang adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan. Sebelum mengakhiri
pekerjaan lapangan audit, klien mungkin telah menerima pembayaran dari pelanggan
sejumlah nilai terutang pada tanggal konfirmasi, Pencocokan penagihan itu kembali ke faktur
terbuka yang menyusun saldo pelanggan pada tanggal konfirmasi merupakan keberadaan dan
ketertagihan piutang.
Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menyadari kemungkinan implikasi yang
merugikan dari penagihan yang tidak dapat dicocokan dengan transaksi atau saldo tertentu.
Sebagai contoh, pembulatan penjumlahan dapat mengungkapankan bagian-bagian yang tidak
sesuai dengan bukti pembayaran atas saldo yang besar dapat menunjukkan ketidakstabilan
keuangan pelanggan. Jika pelanggan tidak membayar, audtor dapat menelurusi piutang ke
order pelanggan dan dokumen pengiriman.