Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (TPK 18225)

PERCOBAAN IV

ANALISIS KUALITATIF UNSUR-UNSUR DALAM SENYAWA


ORGANIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik

(TPK 18225)

Dosen Pengampu:

Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd.

Asisten Praktikum:

Rahmiyati

Raudatul Janah

Disusun Oleh:

Sardiah (180101091075)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA

MARET 2020
PERCOBAAN IV

Judul : Analisis Kualitatif Unsur-Unsur Dalam Senyawa Organik

Tujuan : Melalui percobaan, mahasiswa dapat mengidentifikasi


unsur karbon, hidrogen, belerang, halogen atau nitrogen pada
senyawa organik.

Hari/Tanggal : Sabtu/28 Maret 2020

Tempat : Laboratorium Kimia FTK UIN Antasari Banjarmasin

I. DASAR TEORI

Senyawa organik berasal dari makhluk hidup dan memiliki manfaat dalam
kehidupan manusia. Senyawa organik dapat berupa makanan, bahan sandang,
obat-obatan, kosmetik, dan berbagai jenis plastik. Senyawa organik tersusun atas
unsur atom karbon. Atom karbon membentuk ikatan dengan atom karbon lain.
Jika sifat ini dapat membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka
berbagai susunan atom dapat terjadi (Estevanus, 2007).

Senyawa organik atau yang biasa dikenal dengan senyawa karbon memiliki
unsur-unsur penyusun yang terdiri dari atom karbon (C), atom-atom hidrogen (H),
oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), dan fosfor (P) (Siswoyo,2009).

Gugus fungsi adalah kumpulan atom yang melekat pada senyawa dan
memiliki fungsi memberikan sifat yang khas pada sifat fisik serta kimia. Senyawa
organik mempunyai gugus yang sama akan ditempatkan pada deret homolog yang
sama. Masing-masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung
pada gugus fungsional yang dimilikinya namun ada juga beberapa senyawa yang
memiliki gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama (Prasojo, 2010).

Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan unsur atau


senyawa kimia organik dan anorganik yang terkandung dalam sampel uji
(Setiono, 1985).
II. HIPOTESIS

Unsur-unsur yang terkandung dalam gula yaitu unsur C (karbon), H


(hidrogen), dan O (oksigen). Putih telur mengandung unsur H (hidrogen), O
(oksigen), S (belerang), N (nitrogen). Kloroform mengandung unsur C (Karbon),
H (hidrogen), halogen.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1. Pipa bengkok/selang
2. Pembakar spiritus
3. Tabung reaksi
4. Klem dan statif
5. Penutup gabus
6. Corong
7. Kaki tiga
8. Kawat kasa
9. Erlenmeyer
10. Spatula kecil
11. Penjepit
12. Pipet tetes
3.2 Bahan
1. Kristal FeSO4
2. H2SO4 encer
3. KF 5%
4. CH3COOH
5. Gula
6. CuO
7. Larutan air kapur Ca(OH)2
8. Pb asetat
9. HNO3 encer
10. AgNO3 encer
11. Putih telur
12. NH4OH
13. Kloroform
14. Potongan logam Na
15. Aquades
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Uji Unsur C dan H
1. Masukkan 2 gram bubuk CuO dalam cawan penguap.
2. Kemudian keringkan selama beberapa menit menggunakan
pembakar spiritus.
3. Saat masih panas, campur dengan 0,2 gram gula dan
dipindahkan ke dalam tabung reaksi.
4. Tutup tabung rekasi dengan gabus.
5. Hubungkan dengan pipa bengkok ke dalam larutan kapur.
6. Panaskan campuran tersebut.
7. Kemudian perhatikan warna larutan kapur dan tetesan air
pada dinding tabung.
4.2 Metode Peleburan Na
1. Masukkan potongan logam Na dalam tabung reaksi I dan II
yang kering.
2. Tambahkan putih telur dan kloroform pada masing-masing
tabung.
3. Panaskan secara perlahan.
4. Tambahkan 3 mL larutan metanol ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
5. Tambahkan aquades ke dalam masing-masing larutan.
6. Saring dan gunakan filtratnya untuk uji selanjutnya.
a. Uji Adanya Nitrogen
1. Tambahkan Kristal FeSO4 dalam filtrat peleburan
Na, kemudian panaskan.
2. Tambahkan H2SO4 encer pada larutan dan
tambahkan KF 5%.
3. Amati perubahan yang terjadi.
b. Uji Adanya Belerang
1. Tambahkan CH3COOH ke dalam filtrate peleburan
logam Na.
2. Tambahkan Pb asetat.
3. Amati perubahan yang terjadi.
c. Uji Adanya Halogen
1. Tambahkan HNO3 encer ke dalam filtrate peleburan
logam Na.
2. Tambahkan AgNO3, lalu menyaringnya.
3. Kemudian ditambahkan NH4OH.
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Uji Adanya Unsur C dan H
Perubahan Larutan Dinding Tabung
Sampel
Kapur Reaksi
Gula Larutan menjadi Munculnya
keruh gelembung gas
(uap air)
5.2 Uji Adanya Unsur N
Penambahan Penambahan Penambahan
Sampel Pemanasan
FeSO4 H2SO4 KF 5%
Putih Larutan Larutan Larutan Larutan
telur berwarna bewarna memiliki 2 berwarna biru
Coklat muda hitam lapisan yaitu prusi
lapisan atas
berwarna
coklat muda
dan lapisan
bawah
berwarna
hitam
Klorofo - - - -
rm
5.3 Uji Adanya Unsur S
Penambahan Penambahan Pb
Sampel
CH3COOH Asetat
Putih telur Larutan berwarna Larutan berwarna
ungu hitam
Kloroform - -
5.4 Uji Adanya Unsur Halogen
Sampel Penambahan Penambahan Penambahan
HNO3 AgNO3 NH4OH
Putih telur - - -
Kloroform Larutan Larutan Endapan tidak
menjadi tidak menghasilkan larut, larutan
berwarna endapan putih bening serta
dan larutan timbul gas
berubah warna dengan bau
menjadi putih menyengat
susu
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Uji Adanya Unsur C dan H
Percobaan pertama yaitu uji adanya unsur C dan H
menggunakan sampel organik (gula). Ketika 2 gram serbuk CuO
dipanaskan dalam tabung reaksi dan dicampurkan dengan gula
maka serbuk berwarna hitam, kemudian ditambahkan lagi air kapur
dan larutan berubah warna menjadi keruh, ketika dipanaskan
terdapat gelembung gas (uap air) pada dinding tabung reaksi.
Ketika larutan berubah warna menjadi keruh, hal itu menandakan
bahwa larutan mengandung unsur karbon dan oksigen karena
disebabkan masuknya CO2 ke dalam tabung yang bereaksi dengan
air kapur. Kemudian sampel menunjukkan adanya hidrogen dan
oksigen yang ditandai dengan gelembung gas (uap air) yang ada
pada dinding tabung reaksi karena uap itu berasal dari hidrogen
yang teroksidasi menjadi H2O. Reaksi kimia pada percobaan ini
yaitu :
CuO + C6H12O6 → Cu2+ + 6 CO2 + 6 H2O (reaksi CuO dengan
gula).
CO2 + Ca (OH)2 → CaCO3 + H2O (reaksi CuO + gula + air kapur).

Percobaan barikutnya adalah uji adanya unsur N, S, dan


halogen. Sebelum melakukan percobaan, lakukanlah peleburan
logam Na terlebih dahulu. Metode peleburan logam Na yaitu
dengan cara panaskan logam Na yang sudah kering di dalam tabung
reaksi I dan II, kemudian dinginkan. Kemudian tambahkan
senyawa organik (Putih telur pada tabung I dan kloroform pada
tabung II), kemudian panaskan. Setelah dipanaskan maka terbentuk
endapan hitam pada tabung I dan terdapat larutan serta endapan
berwarna putih pada tabung II. Kemudian masing-masing tabung
ditambahkan 3 mL metanol yang berfungsi untuk menghilangkan
logam Na yang masih ada pada larutan dalam tabung. Setelah itu
tambahkan aquades agar Na bereaksi menjadi NaOH dan
membentuk endapan, dan didihkan sampai timbul gas, reekasi yang
dihasilkan :
2 Na + 2 H2O → 2 Na+ + 2 OH- + H2O
Saring larutan pada tabung jika sudah dingin, maka hasil
yang diperoleh adalah filtrat pada masing-masing tabung.
Kemudian filtrat dapat digunakan untuk uji adanya unsur N, S, dan
Halogen.
Uji Adanya Unsur N

Pada percobaan adanya unsur N maka filtrat yang


digunakan adalah filtrat pada tabung I (putih telur) ditambahkan
FeSO4 yang menghasilkan warna larutan coklat muda kemudian
dipanaskan diatas pembakar spiritus dan berubah warna serta
terdapat endapan berwarna hitam. Setelah dingin, larutan
ditambahkan H2SO4 encer yang menghasilkan larutan membentuk
2 lapisan, lapisan atas berwarna coklat muda dan lapisan bawah
berwarna hitam. Kemudian ditambahkan KF 5% yang
menghasilkan endapan biru prusi. Penambahan KF berfungsi untuk
mengidentifikasi adanya nitrogen (N). Dari percobaan pada filtrat
tabung I dihasilkan larutan endapan berwarna biru prusi yang
menandakan filtrat tabung I mengandung unsur nitrogen (N).
Uji Adanya Unsur S
Percobaan uji adanya unsur S dapat menggunakan sampel
filtrat tabung I. Filtrat dalam tabung I ditambahkan CH3COOH
yang menghasilkan larutan berwarna ungu, kemudian ditambahkan
lagi Pb asetat yang menghasilkan larutan berwarna hitam.
Sedangkan pada uji filtrat tabung II tidak terdapat larutan berwarna
hitam ketika dicampurkan dengan Pb asetat. Adanya unsur S dalam
larutan yaitu ditandai dengan larutan berwarna hitam karena
penambahan Pb asetat bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya unsur S dalam suatu larutan. Maka dalam tabung
mengandung unsur S sedangkan tabung II tidak mengandung unsur
S.
Uji Adanya Unsur Halogen
Percobaan uji adanya unsur halogen dapat menggunakan
sampel filtrat tabung II (kloroform). Tambahkan larutan HNO3
encer ke dalam tabung II, pada pencampuran ini menghasilkan
larutan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan lagi dengan AgNO3
encer yang menghasilkan larutan berwarna putih susu serta
memiliki endapan berwarna putih. Kemudian tambahkan NH4OH
yang menunjukkan perubahan warna pada larutan yaitu filtrat
menjadi bening namun tetap memiliki endapan putih serta
menimbulkan bau gas menyengat. Jika dalam suatu larutan terdapat
unsur halogen ditandai dengan endapan berwarna putih serta
larutan berwarna putih susu. Maka dalam percobaan filtrat tabung
II menunjukkan mengandung unsur halogen. Kemudian ketika
dicampurkan NH4OH filtrat menjadi bening yang menunjukkan
filtrat pada tabung II juga mengandung unsur klorida.
VII. KESIMPULAN
1. Gula menunjukkan adanya unsur C dan H yang ditandai dengan
larutan menjadi keruh ketika dicampurkan air kapur dan
menghasilkan gelembung gas (uap air) pada dinding tabung
reaksi.
2. Putih telur menunjukkan adanya unsur N yang ditandai dengan
larutan menghasilkan warna biru prusi ketika ditambahkan
dengan KF 5%.
3. Putih telur menunjukkan adanya unsur S yang ditandai dengan
larutan berwarna hitam karena mengandung Pb asetat.
4. Kloroform menunjukkan adanya unsur halogen dan klor yang
ditandai dengan larutan berwarna putih susu serta memiliki
endapan berwarna putih dan menimbulkan bau gas yang
menyengat.
DAFTAR PUSTAKA

Estevanus K. H. san Satria Bijaksana., 2007. Identifikasi Mineral Magnetik pada


Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika. Vol. 2 No. 1 Hal. 1-13

Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Gajah Mada Press. Yogyakarta

Setiono, G. 1985. Kimia Analisis. Terjemahan dari Analytical Chemistry oleh


Svehla. Kalman Media Pusaka. Jakarta

Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai