ABSTRACT
Phytoremediation consists in treating environmental pollutions through the use of plants and their
associated microbes. Phytoremediation can be used for pollutant stabilization, extraction, degradation
or volatilization. Cadmium is one of the most toxic trace metallic elements for living organisms and
its accumulation in the environment is recognized as a worldwide concern. Plants suitable for efficient
pollutant extraction from the soil should combine different characteristics like fast growth, high
biomass, high tolerance and high accumulation capacities in harvestable parts. Several studies have
shown that plants can accumulate Cd in the body such as Eichornia crassipes, Brassica napus,
Avicenna marina, Lycopersicon esculentum, Wolffia globosa, Phytolacca Americana, Solanum
nigrum, Typha domingensis, Sedum plumbizincicola, Thlaspi caerulescens, Helianthus annuus,
Lolium perenne, Tagetes erecta, Chara australis, Jatropha curcas, Sedum alfredii, Atriplex halimus,
Phragmites cummunis, Nitella opaca, Phragmites australis, Typha angustifolia, Cyperus esculentus,
Chara aculeolata, Ricinus communis, Hibiscus cannabinus, Zea mays, Arabidopsis halleri, Arundo
donax, and Vetiveria zizanioides.
bersama makanan yang dikonsumsi, tetapi (Morel, et. al., 2006). Teknik fitoremediasi
makanan tersebut telah terkontaminasi oleh merupakan metode biokonsentrasi bahan
logam Cd dan atau persenyawaannya. Dalam berbahaya (polutan) dalam tanah dan air serta
tubuh biota perairan jumlah logam yang merupakan teknologi pemulihan kualitas
terakumulasi akan terus mengalami lingkungan tercemar yang ramah lingkungan
peningkatan. Di samping itu, tingkatan biota dan murah. Teknik fitoremediasi sering
dalam sistem rantai makanan turut menentukan dikembangkan untuk pemulihan kualitas
jumlah Cd yang terakumulasi. Di mana pada lingkungan yang tercemar logam berat seperti
biota yang lebih tinggi stratanya akan Pb, Zn, Au dan pencemar dalam bentuk
ditemukan akumulasi Cd yang lebih banyak, radioaktif seperti Cs.l. Teknologi ini potensial
sedangkan pada biota top level merupakan untuk diaplikasikan, aman untuk digunakan
tempat akumulasi paling besar. Bila jumlah Cd dan dengan dampak negatif relatif kecil,
yang masuk tersebut melebihi ambang maka memberikan efek positif yang multiguna
biota dari suatu level atau strata tersebut akan terhadap kebijakan pemerintah, komunitas
mengalami kematian dan bahkan kemusnahan masyarakat dan lingkungan, biaya relatif
(Palar, 2008). rendah, mampu mereduksi volume
Pengendalian pencemaran lingkungan kontaminan, dan memberikan keuntungan
merupakan program keamanan pangan langsung bagi kesehatan masyarakat.
nasional yang harus segera dilaksanakan, Keuntungan paling besar dalam penggunaan
terlebih lagi akan memasuki era perdagangan fitoremediasi adalah biaya operasi lebih murah
bebas. Produk-poduk pertanian dituntut bila dibandingkan pengolahan konvensional
mempunyai standar mutu yang baik serta aman lain seperti insinerasi, pencucian tanah
dikonsumsi. Adanya logam berat dalam tanah berdasarkan sistem kimia dan energi yang
pertanian dapat menurunkan produktifitas dibutuhkan. Sebagai perbandingan, sistem
pertanian dan kualitas hasil pertanian selain pencucian logam membutuhkan biaya sekitar
dapat membahayakan kesehatan manusia US$ 250/kubik yard sedangkan fitoremediasi
melalui konsumsi pangan yang dihasilkan dari hanya membutuhkan US$ 80/kubik yard.
tanah yang tercemar logam berat tersebut. Teknologi fitoremediasi dikembangkan
Fitoremediasi. Istilah fitoremediasi berdasarkan kemampuan beberapa jenis
berasal dari kata Inggris phytoremediation; tanaman dalam menyerap beberapa logam
kata ini sendiri tersusun atas dua bagian kata, renik seperti seng (Zn) dan tembaga (Cu)
yaitu phyto yang berasal dari kata Yunani dalam pertumbuhannya (Terry et al., 2010).
phyton (= "tumbuhan") dan remediation yang Persyaratan tanaman untuk fitoremediasi,
berasal dari kata Latin remedium tidak semua tanaman dapat digunakan
(="menyembuhkan", dalam hal ini berarti juga dikarenakan semua tanaman tidak dapat
"menyelesaikan masalah dengan cara melakukan metabolisme, volatilisasi dan
memperbaiki kesalahan atau kekurangan"). akumulasi semua polutan dengan mekanisme
Dengan demikian fitoremediasi dapat yang sama. Untuk menentukan tanaman yang
didefinisikan sebagai: penggunaan tumbuhan dapat digunakan pada penelitian fitoremediasi
untuk menghilangkan, memindahkan, dipilih tanaman yang mempunyai sifat: cepat
menstabilkan, atau menghancurkan bahan tumbuh, mampu mengkonsumsi air dalam
pencemar baik itu senyawa organik maupun jumlah yang banyak pada waktu yang singkat,
anorganik (Purakayastha et al., 2010). mampu meremediasi lebih dari satu polutan,
Fitoremediasi adalah upaya penggunaan dan toleransi yang tinggi terhadap polutan
tanaman dan bagian-bagiannya untuk (Morel et. al., 2006).
dekontaminasi limbah dan masalah-masalah Fitoremediasi dapat dibagi menjadi
pencemaran lingkungan baik secara ex-situ fitoekstraksi, rizofiltrasi, fitodegradasi,
menggunakan kolam buatan atau reactor fitostabilisasi, fitovolatilisasi. Fitoekstraksi
maupun in-situ (langsung di lapangan) pada mencakup penyerapan kontaminan oleh akar
tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah tumbuhan dan translokasi atau akumulasi
Vol 1, Juni 2013 Biogenesis 76
senyawa itu ke bagian tumbuhan seperti akar, tanah. Rhizofiltrasi adalah proses penyerapan
daun atau batang. Rizofiltrasi adalah polutan oleh tanaman tetapi biasanya konsep
pemanfaatan kemampuan akar tumbuhan dasar ini berlaku apabila medium yang
untuk menyerap, mengendapkan, dan tercemarnya adalah badan perairan (Succuro
mengakumulasi logam dari aliran limbah. et. al., 2009).
Fitodegradasi adalah metabolisme kontaminan Fitoakumulasi atau fitoekstraksi
di dalam jaringan tumbuhan, misalnya oleh merupakan merupakan salah satu proses dalam
enzim dehalogenase dan oksigenase. fitoremediasi yang mencakup 4 hal, yaitu:
Fitostabilisasi adalah suatu fenomena pengelolaan tanaman pada lokasi tercemar,
diproduksinya senyawa kimia tertentu untuk pemindahan logam melalaui biomassa yang
mengimobilisasi kontaminan di daerah dipanen, dilakukan perlakuan terhadap
rizosfer. Fitovolatilisasi terjadi ketika biomassa yang dipanen berikut pelenyapan
tumbuhan menyerap kontaminan dan biomassa sebagai limbah berbahaya,
melepasnya ke udara lewat daun; dapat pula penghilangan logam dari biomassa yang
senyawa kontaminan mengalami degradasi dipanen. Fitoekstraksi termasuk pendekatan
sebelum dilepas lewat daun (Tsao, 2003). yang paling baik untuk memindahkan
Mekanisme kerja fitoremediasi terdiri dari kontaminan, terutama dari tanah dan
beberapa konsep dasar yaitu: fitoekstraksi, mengisolasinya tanpa merusak struktur tanah
fitovolatilisasi, fitodegradasi, fitostabilisasi, dan kesuburan tanah. Proses ini juga dikenal
rhizofiltrasi dan interaksi dengan dengan istilah fitoakumulasi. Faktor yang
mikroorganisme pendegradasi polutan. harus diperhatikan agar metode ini sesuai
Fitoekstraksi merupakan penyerapan polutan adalah tanaman yang digunakan harus dapat
oleh tanaman dari air atau tanah dan kemudian mengekstrak logam dalam konsentrasi yang
diakumulasi/disimpan didalam tanaman (daun besar ke dalam akar, kemudian
atau batang), tanaman seperti itu disebut menstranslokasikannya ke tajuk dan
dengan hiperakumulator. Setelah polutan memproduksi biomassa tanaman dalam jumlah
terakumulasi, tanaman bisa dipanen dan besar. Pemindahan logam berat dapat didaur
tanaman tersebut tidak boleh dikonsumsi tetapi ulang kembali dari biomassa tanaman yang
harus di musnahkan dengan insinerator telah terkontaminasi. Faktor-faktor tanaman
kemudian dilandfiling. Fitovolatilisasi seperti laju pertumbuhan, selektifitas elemen,
merupakan proses penyerapan polutan oleh resisten terhadap penyakit, metode panen juga
tanaman dan polutan tersebut dirubah menjadi penting untuk diperhatikan. Namun,
bersifat volatil dan kemudian ditranspirasikan pertumbuhan yang lambat, system perakaran
oleh tanaman. Polutan yang di lepaskan oleh yang dangkal, produksi bimassa yang kecil dan
tanaman keudara bisa sama seperti bentuk pembuangan akhir dapat menjadi pembatas
senyawa awal polutan, bisa juga menjadi penggunaan spesies hiperakumulator
senyawa yang berbeda dari senyawa awal. (Purakayastha et. al., 2010).
Fitodegradasi adalah proses penyerapan Fitoakumulasi atau fitoekstraksi adalah
polutan oleh tanaman dan kemudian polutan penyerapan polutan logam berat (Ag, Cd, Co,
tersebut mengalami metabolisme didalam Cr, Cu, Hg, Mn, Ni, Pb, Zn) di dalam tanah
tanaman. Metabolisme polutan didalam oleh akar tumbuhan, dan mengakumulasikan
tanaman melibatkan enzim antara lain senyawa tersebut ke bagian tumbuhan, seperti
nitrodictase, laccase, dehalogenase dan akar, batang, atau daun. Kontaminan
nitrilase. Fitostabilisasi merupakan proses dihilangkan dari lingkungan dengan cara
yang dilakukan oleh tanaman untuk memanen tanaman dan menjadikannya sebagai
mentransformasi polutan didalam tanah limbah. Penekanan teknologinya adalah bahwa
menjadi senyawa yang non toksik tanpa daun tanaman mempunyai massa yang jauh
menyerap terlebih dahulu polutan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan tanah dan
kedalam tubuh tanaman. Hasil transformasi bahan lain yang selama ini digunakan dalam
dari polutan tersebut tetap berada didalam proses dekontaminasi. Teknik fitoakumulasi
FATMAWATI NUR Biogenesis 77
ini banyak dipakai pada dekontaminasi tanah, konsentrasi emisi dari logam tersebut (Palar,
sedimen dan sludge (Terry et. al., 2010). 2008).
Metode fitoekstraksi sering digunakan Logam berat berbahaya karena umumnya
untuk dekontaminasi logam Ag, Cd, Co, Cr, memiliki rapat massa tinggi dan sejumlah
Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Zn. Beberapa unsur konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan
radioaktif dilaporkan dapat juga berbahaya. Logam berat dapat ditemui pada
didekontaminasi dengan teknik fitoekstraksi, alat-alat rumah tangga (misalnya baterai),
yaitu Sr-90, Cs-137, Pu-239, U-238, dan U- rokok, alat-alat elektronik, pipa air, bensin,
234. Biasanya teknik fitoekstraksi ini udara, keramik, serta material lainnya.
diaplikasikan pada tanah atau sedimen yang Konsentrasi logam berat pada barang tersebut
terkontaminasi dengan metal (Pb, Cd, Zn, As, kecil dan tidak berbahaya. Namun menjadi
Cu, Cr, Se, U). Tanaman yang dapat dipakai berbahaya bila terakumulasi dalam tubuh
adalah bunga matahari (Helianthus anuus), sehingga mengakibatkan keracunan, bahkan
indianmustard atau sawi (B. juncea), rapeseed lebih fatal hingga berakibat kematian
plants (B. napus), barle (Hordeum vulgare, (Alloway, 2013)
family Poaceae), hops (Humulus lupulus), Kadmium (Cd) adalah salah satu logam
crucifers (Chinese cabage atau Brassica berat dengan penyebaran yang sangat luas di
olerceae atau Bchinensis), serpentine plants alam, logam ini bernomor atom 48 berat
Nettles (Urticadioica), dan dandelions atom112,40 dengan titik cair 321ºC dan titik
(Taraxacum officinale) (Widowati et. al., didih 765ºC. Di alam kadmium bersenyawa
2008). dengan belerang (S) (ZnS). Kadmium
Logam Berat Kadmium. Logam berasal merupakan logam lunak (cuctile) berwarna
dari kerak bumi yang berupa bahan-bahan putih perak dan mudah teroksidasi oleh udara
murni, organik dan anorganik. Logam mula- bebas dan gas amonia (Palar, 2008).
mula diambil dari pertambangan di bawah Logam kadmium sangat banyak
tanah (kerak bumi), yang kemudian dicairkan digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan dimurnikan dalam pabrik menjadi logam- manusia. Prinsip dasar atau prinsip utama
logam murni. Dalam proses pemurnian logam dalam penggunaan kadmium adalah sebagai
tersebut yaitu dari pencairan sampai menjadi bahan “stabilisasi” sebagai bahan pewarna
logam, sebagian darinya terbuang ke dalam dalam industri plastik dan pada elektroplating.
lingkungan (Palar, 2008). Namun sebagian dari substansi logam
Sumber tersebarnya logam dalam kadmium ini juga digunakan untuk solder dan
lingkungan dan di udara karena proses alloy-alloynya digunakan pula pada baterai.
digunakannya logam tersebut pada suhu yang Umumnya logam kadmium (Cd) senyawa
tinggi. Misalnya, penggunaan batu bara dan oksida dari kadmium (CdO), hidrat (CdH2),
minyak bumi untuk pembangkit tenaga listrik, dan Khloridanya paling banyak digunakan
proses industri, peleburan logam, pemurnian dalam industri elektroplating. Selain itu
logam, pembakaran sampah, dan industri banyak digunakan dalam industri-industri
semen. Dalam proses tersebut logam ringan, seperti pada proses pengolahan roti,
dikeluarkan ke udara di daerah sekitarnya. pengolahan ikan, pengolahan minuman,
Logam seperti As, hg, Cd, dan Pb banyak industri tekstil dan lain-lain, banyak dilibatkan
dipelajari oleh para ilmuan karena keempat senyawa-senyawa yang dibentuk dengan
logam tesebut sangat berbahaya terhadap logam Cd, meskipun penggunaannya hanyalah
kehidupan makhluk hidup. Emisi logam dengan konsentrasi yang sangat rendah (Cobb,
tersebut dalam proses penggunaan suhu tinggi 2008).
akan merusak siklus biogeokimiawi sistem tata Logam kadmium selalu dikeluarkan
kehidupan manusia dan alam sekitarnya. dalam suatu proses peleburan dan pemurnian
Untuk mengetahui dan mengukur seberapa logam timah, besi, tembaga maupun emas.
jauh kerusakan yang ditimbulkannya perlu Suatu pabrik yang memproduksi logam sulfida
diinventarisasikan seberapa besar jumlah selalu menimbulkan pencemaran kadmium di
Vol 1, Juni 2013 Biogenesis 78
dalam tanah melalui akarnya dan yang tidak permeabel dan memerlukan
didistribusikan dalam bagian tanaman. Jumlah perantaraan senyawa yang disebut “carrier”
ion Cd yang diserap oleh tanaman dipengaruhi (pembawa) yang terdapat dalam membran.
oleh faktor pH tanah, kandungan mineral lain, Membran sel merupakan perintang bagi ion-
pemupukan. Jika tanaman tersebut dikonsumsi ion yang akan melintasinya sehingga untuk
oleh manusia, maka ion kadmium tersebut keperluan penyerapan ion oleh sel tumbuhan,
akan masuk ke dalam tubuh manusia peranan pembawa sangat penting. Agar ion
(Darmono, 2008). dapat masuk ke dalam sel yang konsentrasi
Pemasok logam berat dalam tanah ionnya lebih tinggi diperlukan sejumlah energi
pertanian antara lain bahan agrokimia (pupuk atau ATP. Pada penyerapan pasif berlangsung
dan pestisida), asap kendaraan bermotor, pertukaran ion, jadi proses penyerapan zat
bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan pada penyerapan pasif merupakan penyerapan
limbah rumah tangga, industri, dan yang non metabolik. Ion-ion yang diserap pada
pertambangan. Selain itu sumber logam berat permukaan dinding sel dapat bertukar dengan
dalam tanah berasal dari bahan induk ion-ion dari larutan luarnya. Sebagai contoh
pembentuk tanah itu sendiri, seperti Cd banyak kation K+ dari larutan luar dapat dipertukarkan
terdapat pada batuan sedimen schales (0,22 dengan ion-ion H+ yang diserap pada
ppm berat), Cr pada batuan beku ultrafanik (2, permukaan membran dengan cara osmotik
980 ppm berat), Hg pada bauan sedimen pasir tidak aktif (Russell et. al., 2012).
(0,29 ppm berat), Pb pada batuan granit (24 Penyerapan Cd dari tanah oleh tanaman
ppm berat (Zoidis, et. al. 2010). dipengaruhi oleh total pemasukan Cd dalam
Logam beracun kadmium dapat dibawa ke tanah, pH tanah, kandungan Zn, jenis tanaman
dalam tubuh oleh seng yang terikat dalam dan kultivar. Penyerapan Cd akan tinggi pada
protein (dalam hal ini adalah struktur protein pH rendah dan menurun pada pH tinggi.
yang mengandung rantai seng). Seng dan Kandungan seng (Zn) yang tinggi dapat
kadmium berada dalam satu grup dalam mengurangi penyerapan Cd. Jika Cd telah
susunan unsur berkala, mempunyai bilangan memasuki rantai makanan, maka pada
oksidasi yang sama (+2), jika terionisasi akan akhirnya akan terakumulasi pada konsumen
membentuk partikel ion yang berukuran tingkat tinggi yaitu hewan dan manusia.
hampir sama. Dari banyak kesamaan tersebut, Kadmium sangat membahayakan kesehatan
maka kadmium dapat menggantikan rantai karena pengaruh racun akut dari unsur tersebut
seng dalam banyak sistem biologi (organik). sangat buruk (Lin et. al.,2012).
Ikatan kadmium dalam zat organik mempunyai Logam kadmium akan mengalami proses
kekuatan 10 kali lebih besar dibandingkan biotransformasi dan bioakumulasi dalam
dengan seng jika terikat dalam zat organik. organisme hidup (tumbuhan, hewan dan
Sebagai tambahan, kadmium juga dapat manusia). Logam ini masuk ke dalam tubuh
menggantikan magnesium dan kalsium dalam bersama makanan yang dikonsumsi, tetapi
ikatannya dengan struktur zat organik (Palar, makanan tersebut telah terkontaminasi oleh
2008). logam Cd dan atau persenyawaannya. Dalam
Fitoremediasi Logam Berat Kadmium. tubuh biota perairan jumlah logam yang
Tumbuhan menyerap elemenn dari terakumulasi akan terus mengalami
lingkungannya. Dalam penyerapan zat tersebut peningkatan. Di samping itu, tingkatan biota
tumbuhan menunjukkan selektivitas namun dalam sistem rantai makanan turut menentukan
kadang tumbuhan menyerap elemen yang jumlah Cd yang terakumulasi. Di mana pada
sesungguhnya tidak diperlukan. Masuknya zat biota yang lebih tinggi stratanya akan
ke dalam jaringan tumbuhan dapat melalui ditemukan akumulasi Cd yang lebih banyak,
daun (stomata) atau akar. Pada akar, zat masuk sedangkan pada biota top level merupakan
ke dalam sel dengan cara difusi baik difusi tempat akumulasi paling besar. Bila jumlah Cd
aktif maupun difusi pasif (Taiz, 2010). yang masuk tersebut melebihi ambang maka
Penyerapan aktif dilakukan melalui membran biota dari suatu level atau strata tersebut akan
Vol 1, Juni 2013 Biogenesis 80
Lin YF and Aarts MG. 2012. The Molecular Reserve, Iran. Bull Environ Contam
Mechanism of Zinc and Cadmium Stress Toxicol. vol 89(4):799-804
Response in Plants. Cell Mol Life Sci. vol Palar H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi
69(19):3187-206 Logam Berat. Bandung: Rineka Cipta.
Li T, Liang C, Han X, and Yang X. 2013. Parvau RG. 2010. Cadmium in The
Mobilization of Cadmium by Dissolved Environment. New York: Nova
Organic Matter in The Rhizosphere of Science Pub Inc.
Hyperaccumulator Sedum alfredii. Purakayastha TJ and Chhonkar PK. 2010.
Chemosphere. vol 91(7):970-6. Phytoremediation of Heavy Metal
Manousaki E and Kalogerakis N. 2009. Contaminated Soils. Berlin Heidelberg:
Phytoextraction of Pb and Cd by The Springer.
Mediterranean Saltbush (Atriplex halimus Rosdiana, Muhiddin, Nur F. 2009. Kandungan
L.): Metal Uptake In Relation To Salinity. Logam Berat Kadmium pada Tanaman
Environ Sci Pollut Res Int. vol 16(7):844- Sawi Hijau (Brassica juncea) yang
54. Dipasarkan di Pasar Terong Kota
Módenes AN, Espinoza-Quiñones FR, Borba Makassar. [Skripsi] Jurusan Biologi
CE, Trigueros DE, Lavarda FL, Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Abugderah MM, and Kroumov AD. 2011. Alauddin Makassar. Makassar.
Adsorption of Zn(II) and Cd(II) Ions in Ruiz OA, Carrillo-González R, González-
Batch System by Using The Eichhornia Chávez MC, and Soto HRM. 2013.
Crassipes. Water Sci Technol. vol Potential of Castor Bean (Ricinus
64(9):1857-63. communis L.) for Phytoremediation of
Morel JL, Echevarria G, and Goncharova N. Mine Tailings and Oil Production. J
2006. Phytoremediation of Metal- Environ Manage. vol 15(114):316-23.
Contaminated Soils. Netherland: Russell J, and Cohn R. 2012. Plant Physiology.
Springer. Norderstedt: VSD Publishing.
Muhammad D, Chen F, Zhao J, Zhang G, and Sbartai H, Djebar MR, Sbartai I, and
Wu F. 2009. Comparison of EDTA and Berrabbah H. 2012. Bioaccumulation of
Citric Acid-Enhanced Phytoextraction of Cadmium and Zinc in Tomato
Heavy Metals in Artificially Metal (Lycopersicon esculentum L.) C R Biol.
Contaminated Soil by Typha angustifolia. vol 335(9):585-93.
Int J Phytoremediation. vol 11(6):558-74, Sinhal VK, Srivastava A, and Singh VP. 2010.
Nakamura S, Suzui N, Nagasaka T, Komatsu EDTA and Citric Acid Mediated
F, Ishioka NS, Ito-Tanabata S, Kawachi Phytoextraction of Zn, Cu, Pb and Cd
N, Rai H, Hattori H, Chino M, and Through Marigold (Tagetes erecta). J
Fujimaki S. 2013. Application of Environ Biol. vol 31(3):255-9.
Glutathione to Roots Selectively Inhibits Sooksawat N, Meetam M, Kruatrachue M,
Cadmium Transport from Roots to Shoots Pokethitiyook P, and Nathalang K. 2013.
in Oilseed Rape. J Exp Bot. vol Phytoremediation Potential of
64(4):1073-81. Charophytes: Bioaccumulation and
Niu Z, Li X, Sun L, and Sun T. 2013. Toxicity Studies of Cadmium, Lead and
Dynamics of Three Organic Acids (Malic, Zinc. J Environ Sci (China). vol
Acetic and Succinic Acid) in Sunflower 25(3):596-604.
Exposed to Cadmium and Lead. Int J Suhaeni, Muhiddin, and Nur F. 2009.
Phytoremediation. vol 15(7):690-702. Bioakumulasi Logam Berat Kadmium
Nowrouzi M, Pourkhabbaz A, and Rezaei M. (Cd) pada Tanaman Kangkung Darat
2012. Bioaccumulation and Distribution (Ipomoea reptans) di Dusun Borong
of Metals in Sediments and Avicenna Karamasa Desa Toddotoa Kecamatan
Marina Tissues in The Hara Biosphere Pallangga Kab Gowa. [Skripsi].
FATMAWATI NUR Biogenesis 83