Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

LAPORAN KASUS 2
FT RENAL & SISTEM KARDIOVASKULER

Pengampu : Drs. Sarodja, Sp. FRS., Apt

Kelas A
Semester 6
Disusun Oleh :

Febriani Fitrianingrum (175010023)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah berjudul “Laporan Kasus FT Renal &
Sistem Kardiovaskuler” sebagai tugas FT Renal & Sistem Kardiovaskuler dengan tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Kami menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 24 Juni 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

DASAR TEORI

Gagal Jantung Kongestif (CHF)

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien. Gagal jantung
kongestif adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak
mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri
dan sisi kanan (Sepdianto, 2013).

Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan satu sistem tubuh
melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung sehingga jantung tidak mampu
memompa memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai dengan satu
respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta suatu keadaan patologik
berupa penurunan fungsi jantung. Salah satu respon hemodinamik yang tidak normal adalah
peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau preload. Respon terhadap
jantung menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi yang bertujuan untuk meningkatkan
volume darah, volume ruang jantung, tahanan pembuluh darah perifer dan hipertropi otot
jantung. Kondisi ini juga menyebabkan aktivasi dari mekanisme kompensasi tubuh yang akut
berupa penimbunan air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik (Sepdianto,
2013).

Menurut Smeltzer (2002) penyebab gagal jantung kongestif yaitu:

• Kelainan otot jantung

• Aterosklerosis koroner

• Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)

• Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif

• Penyakit jantung lain

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas


jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Curah
jantung yang berkurang mengakibatkan sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung untuk mempertahankan curah jantung, bila mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang
harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung. Tapi pada gagal jantung
dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup
berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan (Austaryani, 2012).

Tanda dan gejala yang muncul pada pasien CHF antara lain dyspnea, fatigue dan gelisah.
Dyspnea merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita CHF. CHF
mengakibatkan kegagalan fungsi pulmonal sehingga terjadi penimbunan cairan di alveoli. Hal
ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal dalam memompa darah.
Dampak lain yang muncul adalah perubahan yang terjadi pada otot-otot respiratori. Hal-hal
tersebut mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh terganggu sehingga terjadi dyspnea
(Nirmalasari, 2017).
BAB II
PEMBAHASAN

A. KASUS
Tn. N (laki2) umur 43 TB 164 cm dan BB 75 Kg, tahun MRS tanggal 5 April 2019
Riwayat Penyakit Sekarang :
± 2 minggu sebelum masuk RS pasien mengeluh sesak nafas bila aktivitas lebih ringan.
Sesak berkurang dengan istirahat, nyeri dada (-), kaki kanan kiri bengkak (+), Asites
(+), mual (+), muntah (+), batuk (-).
± 1 bulan sebelum masuk RS di rawat di RS pangkalan BUN karena sesak nafas.
Diagnosa : CHF ec NYHA III ec CAD3VD, Insufisiensi renal, Efusi Pleuru
Riwayat penyakit terdahulu : DM tipe II, Hipertensi, Dislipidemia, Tindakan PCI 3-12-2018
Riwayat penyakit keluarga : DM tipe II, Hipertensi, Dislipidemia
Riwayat alergi : Tidak ada
Keluhan Utama : Sesak nafas
Riwayat Pengobatan :
Glimepiride (2 mg/24 jam) Micardis (40 mg/24jam)
Metformin (500 mg/12jam) Furosemid ( 40 mg/24jam)
Clopidogrel (75mg/24jam) Aspilet (80 mg/24jam)
Ciprofloxacin (500mg/12jam) Lansoprazol (30 mg/24jam)
Gabapentin (300mg/24jam)

Pemeriksaan Tanda Vital

Parameter Nilai Normal 6/4/19 7/4/19

Tekanan Darah 120/80 mmHg 140/90 ↑ 130/80


Nadi 80-100 x/menit 84 85
RR 16-20 x/menit 20 20
Suhu 36,5-37,5 °C 36.5 36.5
HR 60-100 x/menit 82 82
Data Laboratorium
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal 5/4/2019
Hemoglobin g/dL 13.00-16.00 15.7
Hematokrit % 40-54 47,6
Eritrosit 106/UL 4.4-5.9 5,49
MCH µg 27.00-32.00 28,6
MCV fL 76-96 86,7
MCHC g/dL 29.00-36.00 33
Leukosit 103/UL 3.8-10.6 10,1
Trombosit 103/UL 150-400 204
RDW % 11.60-14.80 15,4↑
MPV fL 4.00-11.00 11.6↑

Pemeriksaan Satuan Nilai Normal 5/4/2019


Gula Darah Sewaktu mg/dL 80-160 210↑
Ureum mg/dL 15-39 71↑
Kreatinin mg/dL 0.60-1.30 1.6↑
Magnesium mmol/L 0.74-0.99 0,8
Calcium mmol/L 2.12-2.52 2.3
Natrium mmol/L 136-145 134↓
Kalium mmol/L 3.5-5.1 4.6
Chlorida mmol/L 98-107 100

Pemeriksaan Satuan Nilai Normal 6/4/2019


Glukosa puasa mg/dL Normal :80-109 (baik); 110-125 172↑
(sedang); >126 (buruk);
110<=GDP<126 dan
GTT 2 jam<140
Glukosa PP 2jam mg/dL 80-140 : baik 229↑
145-179 : sedang
>=180 : buruk
HbA1C % (6.0-8.0) 11.4↑
Kolesterol total mg/dL <200 145
Trigliserid mg/dL <150 77
HDL Kolesterol mg/dL 40-60 26↓
LDL Kolesterol mg/dL 0-100 93
Asam Urat mg/dL 3.5-7.2 14.6↑

B. TATALAKSANA CHF
Dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung adalah:
• Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
• Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan
farmakologis.
• Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik diet
dan istirahat.
Terapi Farmakologi :
• Diuretik
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer, mengurangi gejala volume
berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural peroksimal, menurunkan
volume plasma selanjutnya menurunkan preload untuk mengurangi beban kerja
jantung dan kebutuhan oksigen dan juga menurunkan afterload agar tekanan
darah menurun.
• Antagonis aldosteron
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.
• Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penurunan volume
distribusi.
• Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi pembuluh darah vena
menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan kapasitas
vena.
Terapi Non Farmakologi :
Penderita dianjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan seperti: diet
rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak, mengurangi stress psikis,
menghindari rokok, olahraga teratur.
C. EVALUASI
Farmakologi
No Obat Mekanisme kerja indikasi
1. Bisoprolol (1,25 Menghalangi respons terhadap stimulasi Obat gagal jantung
mg/24 jam beta-adrenergik; kardioselektif untuk beta-
1 pada dosis rendah dengan sedikit atau
tidak ada efek pada reseptor beta-2 pada
dosis ≤ 20 mg
2. Glimepiride (2 mg/24 Efek awal untuk meningkatkan sekresi DM tipe 2
jam) insulin dari sel beta; juga dapat
menurunkan tingkat produksi glukosa
hepatik dan meningkatkan sensitivitas
reseptor insulin

3. Clopidogrel Inhibitor jalur yang diinduksi adenosin Antiplatelet


(75mg/24jam) difosfat (ADP) untuk agregasi platelet

4. Micardis (40 Angiotensin II receptor blocker; Antihipertensi


mg/24jam) menghambat efek vasokonstriktor dan
aldosteron yang mensekresi angiotensin II

5. Furosemid Loop diuretik; menghambat reabsorpsi ion Diuretik


(40mg/24jam) natrium dan klorida pada tubulus ginjal
proksimal dan distal serta loop Henle;
dengan mengganggu sistem cotransport
yang mengikat klorida, menyebabkan
peningkatan air, kalsium, magnesium,
natrium, dan klorida

6. Aspilet (80 mg/24jam) Efek penghambatan Prostaglandin Antiplatelet


menghasilkan penurunan respons
inflamasi; di SSP, memengaruhi pusat
pengatur panas hipotalamus untuk
mengurangi demam; juga menghambat
agregasi platelet

7. Lansoprazol (30 Inhibitor pompa proton; mengikat H + / K Asam lambung


mg/24jam) + -mengubah ATPase (pompa proton)
dalam sel parietal lambung, menghasilkan
penindasan sekresi asam basal dan
terstimulasi
D. MONITORING
• Pasien diminta patuh minum obat dan melkukan olahraga ringan.
• Management strees / tidak memikirkan hal-hal yang berat.
• Pengukuran berat badan secara rutin, jumlah garam yang dikonsumsi juga
harus dicatat.
• Pasien dihimbau untuk bertanya mengenai obat-obatan yang diberikan, dan
informasi mengenai kondisi tiap pasien dijelaskan oleh dokter.
• Monitoring efek samping pendarahan akibat penggunaan obat Aspirin dan
Clopidogrel, sehingga pemakaian Aspirin diberi jeda pemakaiannya 2 jam
setelah pemakaian obat Clopidogrel.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari laporan kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien dengan penyakit gagal jantung.
Diperlukan komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan ke
pasien agar tujuan terapi dapat tercapai dan mencegah terjadinya drug related problem (DRP)
pada pasien. Monitoring fungsi jantung dan pemantauan efek samping rabdomiolisis, serta
melakukan berbagai pemeriksaan penunjang lainnya sebagai dasar terapi dan monitoring.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

B. SARAN

Penelitian dimasa depan harus dapat lebih banyak memberikan studi kasus nyata
sehingga nantinya dapat mengantisipasi atau meminimalisir Drug Related Problems/DRP yang
disebabkan oleh obat gagal ginjal sehingga nantinya para tenaga kesehatan dapat lebih mengerti
dan menyelesaikan sebuah problema klinik yang terjadi pada pasien dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Austaryani. Nessma Putri, 2012, Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Congestive Heart
Failure (CHF) Di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit
Dr. Moewardi Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nirmalasari. Novita, 2017, Deep Breathing Exercise Dan Active Range Of Motion Efektif
Menurunkan Dyspnea Pada Pasien Congestive Heart Failure, Universitas
Diponegoro Semarang
Sepdianto, Tri Cahyo dan Maria Diah Ciptaning Tyas, 2013, Peningkatan Saturasi Oksigen
Melalui Latihan Deep Diaphragmatic Breathing pada Pasien Gagal Jantung, Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai