Tugas KEU Ke-6 (NANI WINARTI)
Tugas KEU Ke-6 (NANI WINARTI)
Npm : 2043700208
PER KA BPOM 4 Tahun 2018 Pegelolaan Obat Dan Bahan Obat NPP
Bagian Kesatu Persyaratan :
Pasal 3
1. Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang diedarkan harus
memiliki izin edar.
2. Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang diedarkan harus
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
3. Persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
1. Pengelolaan Bahan Obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 hanya dapat
dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa Apotek, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit dan Puskesmas.
2. Pengelolaan Bahan Obat oleh Apotek dan Puskesmas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya dapat digunakan untuk keperluan peracikan (produksi
sediaan secara terbatas).
3. Pengelolaan Bahan Obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat digunakan untuk keperluan peracikan
(produksi sediaan secara terbatas) dan untuk keperluan memproduksi obat.
Pasal 6
1. Seluruh kegiatan pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian wajib berada di bawah
tanggung jawab seorang Apoteker penanggung jawab.
2. Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, Apoteker penanggung jawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh Apoteker lain dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
3. Kegiatan pengelolaan Obat dan Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) oleh Toko Obat wajib berada di bawah tanggung jawab seorang Tenaga
Teknis Kefarmasian penanggung jawab.
4. Apoteker penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Apoteker
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memiliki SIPA di Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian tersebut.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
wajib memiliki SIPTTK di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian tersebut.
Pasal 7
Tenaga Kefarmasian dalam melakukan pengelolaan obat,
bahan obat, narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi di
fasilitas pelayanan kefarmasian harus sesuai dengan standar
pelayanan kefarmasian.
Pasal 8
Kegiatan pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 wajib dilaksanakan sesuai dengan Pedoman
Teknis Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
UU 35/2009 :
– Golongan I, dilarang untuk pelayanan kesehatan, bisa utk IPTEK & Reagen :
Tanaman & bahan dari Papaver, Coca, ganja, bahan sintetis, dll dlm Daftar
Golongan I
– Golongan II, Dalam Daftar Golongan II
– Golongan III, Dalam Daftar Golongan III
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun
sintesis, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan sistem
saraf pusat, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan.
– Golongan I, TIDAK BOLEH UNTUK TERAPI, HANYA UNTUK IPTEK !
mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan
dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-Methylene-
Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM.
– Golongan II, HANYA UNTUK TERAPI ! mempunyai potensi yang kuat
dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu),
dan fenetilin.
– Golongan III, HANYA UNTUK TERAPI DAN IPTEK! mempunyai potensi
sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan
tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan
mogadon (sering disalahgunakan).
– Golongan IV, HANYA UNTUK TERAPI DAN IPTEK! mempunyai potensi
ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan
tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering
disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa),
dan obat tidur (hipnotika).
Ruang Lingkup Pengaturan Psikotropika
– Segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika yang mempunyai
potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan.
– Jenis ; Produksi; Peredaran(penyaluran-penyerahan); Ekspor &
Impor(termasuk pengangkutan, transito, pemeriksaan,); Label & Iklan;
Kebutuhan tahunan & Pelaporan;Pengguna Psikotropika & Rehabilitasi;
Pemantauan Prekursor; Pembinaan & Pengawasan; Pemusnahan; Peran Serta
Masyarakat, Ketentuan Pidana; Ketentuan Peralihan; Ketentuan Penutup.
Prekursor
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika.
– Tabel I,(bahan awal dan pelarut yang sering digunakan dan diawasi lebih
ketat ): Acetic Anhydride, N-Acetylanthranilic Acid, Ephedrine, Ergometrine,
Ergotamine, Isosafrole, Lysergic Acid, 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-propanone,
Norephedrine, 1-Phenyl-2-Propanone, Piperonal, Potassium Permanganat,
Pseudoephedrine, Safrole.
– Tabel II, Acetone, Anthranilic Acid, Ethyl Ether, Hydrochloric Acid, Methyl
Ethyl Ketone, Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene.
Ruang Lingkup Pengaturan Prekursor
– Segala kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan dan penggunaan
Prekursor untuk keperluan industri farmasi, industri non farmasi, dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
– Rencana Kebutuhan tahunan; Pengadaan ( Produksi – Penyimpanan );
Ekspor & Impor ( Izin, SPE, SPI, pengangkutan, transito); Peredaran
(penyaluran-penyerahan); Pencatatan & Pelaporan; Pengawasan(kegiatan
produksi, penyimpanan, impor dan ekspor, pengangkutan, transito,
penyaluran, penyerahan, serta pencatatan dan pelaporan); Ketentuan
Peralihan; Ketentuan Penutup.
Pengelolaan Prekursor
– Sasaran : Mencegah terjadinya penyimpangan (diversi) dan kebocoran
Prekursor Farmasi dan/atau obat mengandung Prekursor Farmasi dari jalur
legal ke jalur ilegal atau sebaliknya
– Ruang Lingkup : Pengadaan; Penyimpanan; Pembuatan; Peredaran
(Penyaluran & Penyerahan; Pencatatan dan Pelaporan; Inspeksi Diri;
Penanganan Obat Kembalian; Penarikan Kembali Obat (Recall);
Pemusnahan;(Penghapusan).
– Sarana : Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, Instalasi, Farmasi Rumah
Sakit, Apotek, dan Toko Obat Berizin
3. Cari & Tulis Rekapitulasi Data : Nama Produk & Produsen Untuk Tiap NPP Yang Beredar Di
Indonesia.
a. Rekapitulasi Data Produk Pisikotropika, Yang Beredar Di Indonesia
4. Cari & Buat Format Pencatatan NPP Di Sarana Produksi, Distribusi & Pelayanan
Kefarmasian.
Pada Pasal 45 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
disebutkan bahwa :
Pelaporan Psikotropika suatu laporan yang dibuat Rumah Sakit untuk mencatat
pembelian/pemasukan dan penjualan/pengeluaran obat Psikotropika berdasarkan pelayanan
resep doktersetiap bulannya yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan
tembusan: