Anda di halaman 1dari 3

Manis Getir Kehidupan Juara Dunia Tinju Asal Indonesia Ellyas Pical

Ellyas Pical mantan juara tinju dunia. Namanya mencuat lagi bukan sebagai tinju. Di usia
senjanya dia terjerat peredaran narkoba. Dia tak sempat lulus SD dan pekerjaan lain yang bisa
dia geluti selain tinju adalah petugas keamanan Diskotik. Elly  bertinju karena terpengaruh
tontonan pertandingan-pertandingan tinju TVRI. Termasuk pertandingan Muhammad Ali. Dia
latihan tinju sejak berusia 13 tahun. Dia berlatih sembunyi-sembunyi karena kedua orangtuanya
melarang.
Dalam karir tinju amatirnya, dia bermain di kelas terbang. Dia kerap menjadi juara mulai dari
tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden. Karier profesionalnya di kelas bantam junior
di mulai sejak 1983. Prestasinya antara lain, juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung
asal Korea Selatan. Setelah menang angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.
Elly berhasil merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju
Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985.  Sebagai petinju Elly pernah kalah.
Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985,
Ellypernah kalah angka dari petinju Republik Dominika, Cesar Polanco di Jakarta. Elly mampu
bangkit dan membalas kekalahannya. Elly berhasil memukul KO Polanco pada tanding ulang di
Jakarta, 5 Juli 1986. Elly sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-
chun Lee. Dia sempat kalah lagi dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde
14, pada tahun 1987.  Setelah kalah dari Galaxy, Elly bangkit lagi merebut gelar IBF kelas
bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, dari Korea Selatan.
Gelar ini bertahan sampai 2 tahun. Dalam pertandiangan 4 Oktober 1989 di Ronoake, Virginia,
Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia,
Elly kalah angka.
Dia adalah petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar
negeri. Pukulan hook dan uppercut kirinya yang terkenal cepat dan keras. Masa kecilnya dia
jalani sebagai seorang pencari mutiara alami. Menyelam sampai ke dasar laut untuk mencari
mutiara alam tanpa alat. Itu kenapa pendengaran Pical agak kurang peka. Setelah bebas dari
penjara, Elly bekerja di KONI.

Cita-citanya menjadi petinju kesampaian. Sejak kecil ia melakoninya dengan kerja keras dari amatiran
hingga profesional. Ellyas Pical menjadi petinju Indonesia pertama merebut juara dunia.

Petinju kelahiran Saparua, Ambon, 24 Maret 1960 ini merebut gelar juara dunia IBF Kelas Bantam
Yunior (Kelas Super Terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada 3 Mei 1985. Ellyas Pical
berusia 25 tahun saat meraih gelar bergengsi tersebut.

Ketertarikan Ellyas atau Elly ke dunia adu jotos ini berawal dari siaran pertandingan tinju di TVRI,
terutama pertandingan petinju dunia asal Amerika Serikat Muhammad Ali yang sering ditontonnya. Dari
petinju dunia inilah kemudian mengsinpirasi dirinya.

Seiring dengan itu, pada usia 13 tahun, Elly sudah berlatih tinju secara sembunyi-sembunyi karena tidak
direstui orang tuanya. Hasil kerja kerasnya tak sia-sia. Ia memulai sebagai petinju amatir, Elly bermain
dalam kelas terbang. Bakat bertinjunya ia buktikan dengan kemenangan di berbagai turnamen baik
tingkat kabupaten hingga tingkat nasional.

Karier profesionalnya baru dimulai pada tahun 1983 saat ia berlaga dalam Kelas Bantam Yunior. Satu
persatu, lawannya tumbang. Ia menorehkan prestasi di ajang  turnamen OPBF (Orient and Pacific Boxing
Federation) pada 19 Mei 1984.Ia berhasil menumbangkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan
kemenangan angka 12 ronde di Seoul, Korea Selatan. 

Selang setahun, petinju yang terkenal dengan kecepatan dan akurasi pukulan hook dan uppercut kirinya
ini kembali bersinar dalam pertandingan kelas dunia IBF Kelas Bantam Yunior atau dikenal juga dengan
Kelas Super Terbang.

Pada perebutan sabuk IBF Kelas Bantam Yunior yang diselenggarakan di Jakarta pada 3 Mei 1985, Elly
sukses menaklukan petinju Korea, Chun Ju-do dan merebut gelar juara dunia. Kehebatan pukullan Elly
diberi julukan “The Exocet” yang diambil dari nama rudal milik Prancis yang digunakan Inggris dalam
perang Malvinas.

Berkat gelar dunia dari IBF, Elly menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar dunia di kelas
Bantam. Ia mengharumkan Indonesia di mata internasional. Nama Elly pun dikenal banyak orang.

Pada 25 Agustus di tahun yang sama pula, Ellyas Pical berhasil mempertahankan gelar juaranya setelah
melawan petinju asal Australia Wayne Mulholland.

Namun, di laga berikutnya Elly harus menelan kekalahan setelah bertanding dengan petinju asal Republik
Dominika, Cesar Polanco.

Kekalahan tersebut tidak lantas membuatnya terpuruk. Setahun kemudian, pada pertandingan kedua yang
diselenggarakan di Jakarta, Elly berhasil menggulingkan Cesar Polanco untuk membalas kekalahan
sebelumnya. Begitu pun dengan pertarungan selanjutnya, ia berhasil menaklukan petinju Korea, Dong-
Cung Lee

Namun, Ellyas Pical harus mengalami mimpi buruk setelah dikalahkan KO oleh petinju Thailand,
Khaosai Galaxy dalam ronde 14 pada 1987. Meski sempat terpuruk beberapa saat, Namun, Ellyas
kembali dengan gelar juara IBF setelah melawan Tae-ill Chang, pemain asal Korea dan menang KO.

Suami dari Ria Siahaya Pical ini berhasil mempertahankan gelar juaranya selama 2 tahun hingga akhirnya
ia dilumpuhkan oleh petinju Kolombia, Juan Polo Perez, pada pertandingan di Ronoake, Virginia,
Amerika Serikat.

Sejak itu, namanya pun mulai meredup. Pical sempat mengikuti pertarungan non-gelar namun hal itu
tidak melambungkan namanya lagi. Ia pun pensiun dari dunia tinju dengan rekor profesional 26
pertandingan, 20 kemenangan (11 KO), 1 kali seri, dan 5 kekalahan.
Setelah tak lagi bertinju, kehidupan Elly berubah drastis tak seindah saat ia mengharumkan nama bangsa.
Bapak dua anak ini sempat jadi petugas keamanan di diskotik daerah Jakarta Pusat untuk menyambung
hidupnya.

Bahkan kisah pahit menghampirinya. Pada 13 April 2005, Ellyas Pical tertangkap polisi karena transaksi
narkoba di diskotik tempatnya bekerja. Ia divonis 7 bulan penjara.

Setelah keluar dari tahanan, Ellyas sempat menjadi asisten ketua KONI (Komite Olahraga Nasional
Indonesia), Agum Gumelar. Setelah kepemimpinan Agum Gumelar berakhir, berbagai pekerjaan Elly
lakukan salah satunya sebagai office boy di KONI. Kabar tak baik kembali menyelimutinya. Pada
Februari 2017, Elly dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. (AC/DN)

KELUARGA
Istri                : Ria Siahaya Pical
Anak              : Lorinly Pical dan Matthew Pical

KARIER
Petinju Amatir, sejak usia 13 tahun
Petinju Profesional, 1983-1989
Petugas Keamanan
Asisten Ketua Umum KONI
Office Boy KONI

Anda mungkin juga menyukai