Anda di halaman 1dari 4

Tugas Sejarah Peminatan

Vieri Kennedy Burju Lumban Tobing

XII-IPS

Berikanlah ulasan terhadap satu inovasi/kasus baru yang berhubungan dengan IPTEK pada masa
Revolusi Industri 4.O (Anda dapat mencari informasi dari koran). Kajilah dampaknya dari sudut
pandang ekonomi, sosial-budaya, politik dan atau agama. Kemudian buatlah tawaran solusi dan
kesimpulan Anda.

Analisis Kehadiran Mobil Listrik ( Pengkajian dari perspektif Indonesia )

Kehadiran mobil listrik merupakan salah satu inovasi iconic pada masa Revolusi Industri
4.0 ini. Kehadiran mobil listrik atau kerap dipanggil mobil tesla merupakan salah satu inovasi
pada otomotig yaitu kendaraan mobil. Mobil listrik ini menggantikan sumber bahan bakar yang
sebelumnya yaitu minyak ataupun BBM dengan tenaga listrik.

Jika saya kaji dari segi dampak ekonomi serta energi, kehadiran mobil listrik ini dapat
mengurangi impor BBM yang selama ini memberatkan neraca perdagangan Indonesia. Tenaga
listrik itu sendiri dapat menurunkan jumlah impor minyak dan menurunkan penggunaan BBM
dimana dapat menghemat ekploitasi energy bumi. Nah dalam hal ini kita dapat berpikir jangka
panjang dimana minyak bumi dapat kita hemat untuk ratusan tahun kedepannya. Jika berpikir
dari sisi negatifnya itu sendiri terhadap perekonomian bahwa masih melemahnya teknologi di
Indonesia mengharuskan impor justru menjadi buah simalakama bagi Indonesia itu sendiri.
Masih kecil kemungkinan Indonesia mampu memproduksi secara lokal mobil listrik dan
beberapa harus mengimpor bahan mobil bahkan mobil listrik itu sendiri dari luar negeri. Bahkan
Pak Jokowi sendiri mengatakan “Salah satunya, komponen hanya 1:10 dibanding mobil biasa.
Artinya, kalau mobil Indonesia (beralih) ke listrik industri menciut 90 persen”. Nah dalam hal ini
saya memberikan tawaran ataupun saran bahwa lebih baik untuk sementara Indonesia berfokus
pada pengumpulan bahan dasar mobil listrik itu sendiri seperti pembangunan smelter nikel dan
kobalt di Morowali, Sulawesi Tengah, sebagai pemasok komponen baterai, kalaupun mengimpor
minimal 20-50 mobil saja supaya tidak jadi batu sandungan bagi Indonesia yang berniat
melakukan perubahan tapi justru kita yang dimakan oleh perubahan itu sendiri. Komitmen
terbaik ialah Indonesia minimal harus punya 3-5 pabrik lokak mobil listrik itu sendiri baru bisa
memproduksi secara massal. Dari segi peluang itu sendiri, daerah perkotaan dan pusat
pertumbuhan seperti Jabodetabek mempunyai potensi penduduk yang sangati tinggi. Berfokus
lagi pada Jakarta misalnya, Jakarta sebagai ibukota dapat dikatakan kota bisnis dengan kesibukan
dan perpindahan masyarakat yang sangat tinggi. Potensi digunakan mobil listrik bahkan dapat
saya asumsikan dapat melebih 50 %.Secara logika, peralihan mobil dengan BBM ke mobil listrik
akan meningkatkan perekonomian secara membludak karena selain penjualan mobil dengan
BBM akan terjadi transaksi pembelian mobil listrik. Selain itu dari sudut pandang ekonomi saya
juga punya tawaran bahwa mobil listrik ini diproduksi jika infrastruktur dan pembangunan
memadai yang akan saya bahas di dampak selanjutnya.

Selanjutnya saya mengkaji pada dampak ekonomi dan pembangunan. Pada dampak
ekonomi dan energy, dijelaskan bahwa mobil listrik ini akan membantu menyeimbangkan neraca
perdagangan Indonesia dengan pengurangan impor minyak dan BBM yang berdampak pada
penurunan eksploitasi energy bumi. Nah pada dampak ekonomi dan pembangunann, Indonesia
harus merombak habis pembangunan baik dari segi Pos SPBU maupun infrastruktur jalan. Dari
segi pos SPBU, pembangunan harus berganti pada Stasiun Pengisian Bahan Listrik di setiap
rancangan wilayah tata ruangnya. Apalagi dengan mode listrik, frekuensi stasuin harus
ditingkatkan. Kemudian pembangunan selanjutnya pada keadaan infrastruktur dimana kota
Jakarta yang katanya akan menjadi pusat produksi mobil listrik ini sering terjadi banjir. Eko
Rudianto, ahli teknik otomotif, berkata bahwa “Sifat aliran listrik yang melompat dan berpindah
ini harus dijaga dengan material mobil yang menggunakan komponen-komponen khusus dan
aman. jangan sampai ada kejadian, ketika mobil listrik melintas di bawah sutet (saluran udara
tegangan ekstra tinggi) atau kereta listrik, malah menimbulkan lompatan arus listrik dan
membahayakan konsumen”. Nah saya pun berpikir demikian apalagi yang namanya listrik jika
bersentuhan dengan air akan menimbulkan korslet, ladakan bahkan kebakaran. Penggunaan
mobil listrik ini akan berdampak pada pembangunan itu sendiri. Tawaran saya ialah
pembangunan tata ruang wilayah harus dikaji kembali atau memproduksi mobil listrik itu sendiri
yang tahan air dan punya perlindungan yang aman. Aspek dasar lainnya yang harus diperhatikan
dalam pembangunan ini ialah sumber listrik itu sendiri. Indonesia sendiri membutuhkan pasokan
energi dalam jumlah besar untuk kebutuhan konsumsi mobil listrik. Sekedar Pembangkit Listrik
Tenaga Uap tidaklah cukup, sejumlah negara maju yang telah menerapkan mobil listrik ini telah
memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Maka dari segi persiapan sumber pasokan
energi, Indonesia harus siap karena percuma sudah memproduksi tapi tanpa kepastian pasokan
energy di sekelilingnya.

Penkajian inovasi IPTEK ini selanjutnya terhadap sosial dan lingkungan. Dari namanya
sendiri mobil listrik pembuangannya bukan lagi polusi atau asap namun pengomsumsian listrik
itu sendiri. Penerapa mobil listrik ini mempunyai dampak baik bagi lingkungan terkhusus kota
Jakarta dengan tingkat polusi yang tinggi. Selain menekan pencemaran udara, inovasi ini ramah
lingkungan. Mobil biasa menggunakan mesin diesel yang menghasilkan suara berisik namun
mobil listrik ini menghasilkan suara yang lebih halus dan senyap. Berkaitan dengan lingkungan
juga, penggunaan mobil listrik menggunakan baterai. Berdasarkan artikel yang saya baca, limbah
baterai mengandung B3 dimana tidak hanya merusak lingkungan tetapi bisa mencederai manusia
menjadi cacat. Untuk penanganan masalah ini Indonesia harus membangun teknologi daur ulang
baterai yang sampai saat ini hanya dimiliki oleh Belgia. Poyry, sebuah lembaga survei asal
Norwegia, beberapa saat lalu memaparkan hasil studi tagihan listrik di negara itu. Disebutkan
bahwa tagihan listrik dalam 20 tahun ke depan bisa naik sekitar NOK (Norwegian Krone) 11
miliar atau setara Rp 18 triliun. Hal ini berkaitan dengan keadaan sosial masyarakat sekarang
dimana secara keseluruhan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia masih rendah. Hal ini
menjadi hambatan dalam pemerataan penggunaan mobil listrik. Tawaran dari saya diasumsikan
sementara bahwa penggunaan mobil listrik akan digunakan bagi mereka pebisnis, pemerintahan
maupun orang – orang yang punya penghasilan tinggi sebagai trial awal. Jika produksi mulai
massal maka seiringan dengan itu harga pun akan turun dan pemberlakuan pemerataan mobil
listrik dapat dilakukan.

Kesimpulan yang dapat saya berikan dari hasil analisis saya ialah inovasi mobil pada
masa Revolusi Industri 4.0 ini memberikan dampak sangat baik, baik dari segi lingkungan
maupun perekonomian namun harus dikaji kembali dari sisi persiapannya di Indonesia.
Kehadiran mobil listrik dapat mengurangi polusi dan memperkecil lubang pada lapisan ozon
namun di sisi persiapan masih buruk dalam hal pemasok energi, penangan dan keamanan
maupun proses pendaur-ulangan baterai. Mobil listrik harus dikaji lebih jauh dan dalam lagi jika
ingin diproduksi secara massal dan merata karena kehadiran mobil listrik bukan berdampak
untuk sekarang namun kesehatan bumi hingga 100-500 tahun kedepan.
Sumber : https://otodriver.com/berita/2020/bersiap-tesla-bakal-kehadiran-merek-rival-
pertamanya-bercbfibnya

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151001121742-185-82068/canggih-dan-kerennya-mobil-
listrik-tesla-x

Anda mungkin juga menyukai