Anda di halaman 1dari 9

 Sistem Pemerintahan pada Masa UUDS 1950

Sistem pemerintahan yang dianut oleh Undang-Undang


Sementara 1950 yang berlaku antara 17 Agustus 1950 sampai
dengan 5 Juli 1959 adalah parlementer. Hal ini dijelaskan
dalam pasal-pasal berikut:

a. Pasal 45 ayat1 UUDS 1950


“Presiden adalah kepala negara"
b. Pasal 83 ayat1 UUDS 1950
"Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat"
c. Pasal 83 ayat 2 UUDS 1950
"Menteri-menteri bertanggungjawab atas keseluruhan
kebijaksanaan pemerintah baik bersama-sama
untukseluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya
sendiri-sendiri"
d. Pasal 84 UUDS 1950
“Presiden berhak membubarkan DPR keputusan presiden yang
menyatakan pembubaran itu memenntahkan pula untuk
mengadakan pemilihan DPR dalam 30 hari”
Sistem Pemerintahan pada Masa UUDS 1950 

Namun sistem pemerintahan yang dianut UUDS 1950 tidak


jauh berbeda dengan yang dianut oleh Konstitusi RIS 1949
yantu sistem parlementer semu (Quasi parlementer)
Ketidakmurnian (semu) parlementer pada masa UUDS 1950
ditandai dengan ciri ciri sebagai berikut:

a.       perdana menteri diangkat oleh presiden (seharusnya oleh


parlemen) (Pasal 51 ayat 2)
b.      kekuasaan perdana menteri sebagai ketua dewan menteri
masih dicampur tangani oleh presiden (seharusnya presiden
hanya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahannya
adalah perdana menteri) (Pasal 46 ayat 1)
c.       pembentukan kabinet dilakukan oleh presaden dengan
menunjuk seseorang atau beberapa orang pembentuk kabinet
(lazimnya oleh parlemen) (Pasal 50 jo 51 ayat 1)
d.      pengangkatan atau penghentian menteri menteri dan
kabinet dilakukan dengan keputusan presiden (|azimnya oleh
parlemen) (Pasal 51 ayat 5)
e.      Pres|den dan wakul presnden berkedudukan selam sebagai
kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan (seharusnya
terpisah) (Pasal 45 jo 46 ayat 1)

Berdasarkan penjelasan di atas ditunjukkan bahwa sistem


pemerintahan dalam UUDS 1950 adalah slstem parlementer
yang masih terdapat pula ciri ciri kabinet presldensil Dan juga
snstem pemerintahan yang dnanutdalam konstitusi RIS maslh
dapat ditemukan dalam UUDS 1950.

Pada tanggal 1 Apnl 1953 Undang Undang tentang Pemilihan


Umum yaitu UU No 7 tahun 1953 diumumkan selanjutnya
tanggal 29 september 1955 diadakan pemilihan umum
(pemilu) yang pertama kali di Indonesla pemilu ini
diseIenggarakan untuk memilih anggota DPR Pada tanggal 10
November 1956 Konstltuante hasil pemilu 1955
mulai  menggelar sidangnya di Bandung Dalam sidang ini
agenda utama adalah menetapkan UUDS 1950 Namun setelah
bersldang selama tiga tahun badan yang bertugas membuat
konstltusn tersebut gagal membuat UUD baru Kegagalan ini
disebabkan karena adanya perdebatan panjang diseputar
persoalan dasar negara Pada tanggal 25 April 1950 preslden
Soekarno memberikan amanatnya dalam sidang Konstituante
agar menetapkan UUD 1945 sebagai pengganti UUDS 1950
Selanjutnya tanggal 29 Me: 1950 konstituante kembali
bersidang namun perdebatan tentang dasar negara Republik
lndonesia masih saja terjadi Karena konsutuante telah
dianggap gagal menetapkan UUD 1945 akhirnya tanggal 5 Juli
1959 presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit yang berisi
antara lain bahwa konstituante dibubarkan dan kembali ke
UUD 1945
Akhir Pemerintahan RIS
Negara RIS buatan Belanda tidak dapat bertahan lama karena muncul
tuntutan-tuntutan untuk kembali ke dalam bentuk NKRI sebagai perwujudan
dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Gerakan menuju pembentukan
NKRI mendapat dukungan yang kuat dari seluruh rakyat. Banyak Negara-
negara bagian satu per satu menggabungkan diri dengan Negara bagian
Republik Indonesia.

Pada tanggal 10 Februari 1950 DPR Negara Sumatera Selatan memutuskan


untuk menyerahkan kekuasaannya pada RI. Tindakan semacam ini dengan
cepat dilakukan oleh Negara-negaa bagian lainnya ynag cenderung untu
menghapuskan Negara-negara bagian dan menggabungkan diri ke dalam RI.
Pada akhir Maret 1950, hanya tersisa empat Negara bagian dalam RIS, yaitu
Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Negara Indonesia Timur, dan Republik

Indonesia. Pada akhir April 1950, maka hanya Republik Indonesia yang
tersisa dalam RIS.
Penggabungan Negara-negara bagian ke dalam RI menimbulkan persoalan
baru khususnya dalam hubungan luar negeri. Hal ini karena RI hanya Negara
bagian RIS, hubungan luar negeri yang berlangsung selama ini dilakukan oleh
RIS. Sehingga peleburan Negara RIS ke dalam RI harus dihindari untuk
menjamin kedaulatan negara. Solusinya adalah RIS harus menjelma menjadi
RI.

Setelah diadakan konferensi antara Pemerintah RIS dan RI untuk membahas


penyatuan negara, pada tanggal 19 Mei 1950, pemerintah RIS dan RI
menandatangani Piagam Persetujuan pembentukan Negara kesatuan. Pokok
dari isi piagam tersebut adalah kedua belah pihak dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya melaksanakan pembentukan Negara kesatuan berdasar
Proklamasi 17 Agustus 1945.

Rapat-rapat antara pemerintah RIS dan RI mengenai Negara kesatuan


semakin sering dilakukan. Setelah rapat mengenai Pembagian daerah yang
akan merupakan wilayah NKRI, maka pada tanggal 15 Agustus 1950
diadakan rapat gabungan yang terakhir dari DPR dan Senat RIS di mana
dalam rapat ini akan dibicarakan “piagam pernyataan” terbentuknya NKRI
oleh Presiden Soekarno. Setelah pembacaan piagam pernyataan
terbentuknya NKRI, maka dengan demikian secara resmi Negara Kesatuan RI
terbentuk kembali pada tanggal 17 Agustus 1950.

Sistem Pemerintahan NKRI


Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan
terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan ha-hal atau bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks. Di dalam
sistem ada komponen yang terhubung dan mempunyai fungsi masing-masing
terhubung menjadi sistem menurut pola. Sistem merupakan susunan
pandangan, teori, asas yang teratur. Sistem adalah metode.
Prinsipnya, pada tiap sistem selalu terdiri dari empat elemen:

 Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, maupun variabel. Ia dapat


benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada
sifat sistem tersebut
 Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
 Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan
objeknya.
 Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.

Syarat-syarat sistem :

 Sistem wajib dibuat untuk mengatasi masalah.


 Unsur dasar dari proses ( energi, arus informasi dan material) lebih
penting dari pada elemen sistem.
 Terdapat hubungan diantara elemen sistem.
 Elemen sistem harus memiliki rencana yang ditetapkan.
 Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Berkaitan dengan pemerintahan, sistem berarti susunan yang teratur dari


pandangan, teori, atau asas tentang pemerintahan negara.

Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, menurut UU no 32 tahun


2004 pasal 1 ayat 1 adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tujuan Dibentuknya RIS
Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat
Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.

A. Daerah Kekuasaan RIS 1 mencakup :

a. Negara Pasundan
b. Republik Indonesia
c. Negara Jawa Timur
d. Negara Indonesia Timur
e. Negara Madura
f. Negara Sumatera Selatan
g. Negara Sumatera Timur

B. Daerah Kekuasaan RIS 2 mencakup :

a. Negara Riau
b. Negara Jawa Tengah
c. Negara Dayak Besar
d. Negara Bangka
e. Negara Belitung
f. Negara Kalimantan Timur
g. Negara Kalimantan Barat
h. Negara Kalimantan Tenggara
i. Negara Banjar

C. Daerah Kekuasaan RIS 3 adalah :

Daerah Indonesia lainnya yang bukan termasuk negara bagian.


Program Kabinet RIS adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan supaya pemindahan kekuasaan ke tangan bangsa


Indonesia di seluruh Indonesia terjadi dengan seksama. Mengusahakan
reorganisasi KNIL dan pembentukan Angkatan Perang RIS dan
mengembalikan tentara Belanda ke negerinya dalam waktu yang selekas–
lekasnya.

b. Menyelenggarakan ketentraman umum, supaya dalam waktu yang


sesingkat–singkatnya terjamin berlakunya hak–hak demokrasi dan
terlaksananya hak–hak dasar manusia dan kemerdekaannya.

c. Mengadakan persiapan untuk dasar hukum, cara bagaimana rakyat


menyatakan kemauannya menurut asas–asas UUD RIS dan
menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Konstituante.
d. Berusaha memperbaiki ekonomi rakyat, keadaan keuangan, perhubungan,
perumahan dan kesehatan untuk jaminan social dan penempatan Tenaga
kambali ke dalam masyarakat. Mengadakan peraturan tentang upah
minimum, pengawasan pemerintah atas kegiatan ekonomi agar kegiatan itu
terwujud kepada kemakmuran rakyat seluruhnya.

e. Menyempurnakan Perguruan Tinggi sesuai dengan keperluan masyarakat


Indonesia dan membangun Kebudayaan Nasional, mempergiat
pemberantasan buta huruf di kalangan rakyat.

f. Menjalankan Politik Luar Negeri yang memperkuat kedudukan RIS dalam


dunia internasional dengan memperkuat cita-cita perdamaian dunia dan
persaudaraan bangsa-bangsa, memperkuat hubungan moral, politik dan
ekonomi antara Negara-Negara Asia tenggara (Mohammad Hatta, 1979: 561-
562).

Jalannya Pemerintahan Negara RIS


Setelah membentuk kabinet RIS yang pertama kalinya, RIS sudah harus
segera membenahi pemerintahan. Salah satu permasalahan yang segera
diselesaikan adalah hasil lain Komisi urusan Politik dan Konstitusional adalah
permasalahan kebangsaan dan kewarganegaraan. Beberapa rekomendasi
Komisi urusan Politik dan Konstitusional adalah :

a. Orang-orang Belanda yang lahir di Indonesia, atau bertempat tinggal di


Indonesia lebih dari enam bulan, berhak memohon kebangsaan Indonesia.

b. Para kaulanegara yang tak termasuk golongan penduduk Belanda, tetapi


yang termasuk golongan penduduk orang-orang asli di Indonesia, maupun
penduduk Republik Indonesia, pada asas berkebangsaan Indonesia. Mereka
berhak memilih kebangsaan Belanda, jika mereka bertempat tinggal di negeri
Belanda atau di luar Indonesia.

c. Ketentuan-ketentuan khusus diadakan untuk para kaulanegara Belanda


bukan orang-orang Belanda, yang termasuk golongan penduduk orang-orang
asli Indonesia dan bertempat tinggal di Suriname atau di Antillen Belanda atau
yang asalnya bukan orang Indonesia (Ide Anak Agung Gde Agung,
1983:307).

Dibubarkannya Negara RIS


Kesepakatan antara kerajaan Belanda dengan Republik Indonesia demi
menghindari peperangan serta mengurangi penderitaan rakyat Indonesia dari
perang, serta menghindari terjadinya Agresi militer Belanda, maka pemerintah
RI bersedia untuk berkompromi dengan pemerintah kerajaan Belanda. Dalam
perundingan-perundingannya, kedua belah pihak dibentu oleh Negara-Negara
yang memperdulikan perdamaian serta Dewan Keamanan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).

Berbagai jalan telah ditempuh untuk mencari pemecahan permasalahan


antara Belanda dengan Indonesia, melalui Konferensi Asia di New Delhi India
yang dilaksanakan tanggal 20 Januari 1949 merupakan salah satu jalan untuk
mencari pemecahan masalah antara kedua belah pihak. Resolusi Dewan
Keamanan PBB turut membantu dalam mencari jalan keluar dengan
mengeluarkan resolusi-resolusi perdamaian.

Komite Tiga Negara (KTN) yang menjadi salah satu resolusi Dewan
Keamanan, Belanda yang diwakili oleh Belgia, Indonesia diwakili oleh
Australia yang selanjutnya difasilitasi oleh Amerika Serikat. Yang selanjutnya
diteruskan dalam kesepakatan Renville yang dilaksanakan di atas Kapal
Perang USS Renville milik Amerika Serikat telah ditempuh kedua belah pihak
demi perdamaian keduanya.

Masalah Keuangan dan Ekonomi RIS


Negara yang baru berdiri seperti RIS harus mendapat tanggung jawab dalam
hal ekonomi dengan hutang akibat perang. Hal ini pula yang tidak dapat
menopang kelangsungan kedaulatan RIS, ini yang menimbulkan rasa
ketidakpuasan rakyat dan Negara-Negara bagian terhadap kabijakan-
kebijakan RIS yang diambil berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar
tanggal 23 Agustus 1949. Untuk mengatasi kesulitan di bidang keuangan, RIS
mengambil jalan :

1. Mengadakan rasionalisasi dalam susunan Negara dan dalam badan-badan


serta alat-alat pemerintahan,
2. Menyelidiki secara lebih baik dan teliti mengenai anggaran Negara-negara
bagian,
3. Mengintensiveer pemungutan berbagai iuran dan cukai,
4. Mengadakan pajak baru, dan
5. Mengadakan pinjaman nasional.

Negara RIS buatan Belanda tidak dapat bertahan lama karena muncul
tuntutan-tuntutan untuk kembali ke dalam bentuk NKRI sebagai perwujudan
dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Gerakan menuju pembentukan
NKRI mendapat dukungan yang kuat dari seluruh rakyat. Banyak Negara-
negara bagian satu per satu menggabungkan diri dengan Negara bagian
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai