Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.

2 Tahun 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN


KREDIT PROGRAM BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (BLM-PUAP)
DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Yeni Afiza
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNISI

Email : yeni_afiza@yahoo.co.id

ABSTRAK

PUAP merupakan bantuan pemerintah untuk masyarakat pedesaan dengan


menyalurkan bantuan modal usahatani yang bersifat stimulan. Kemacetan
Pengembalian Kredit BLM-PUAP di Kabupaten Indragiri Hilir cukup tinggi.
Penentuan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling dengan
melihat Non Performing Loan anggota Poktan. Analisis yang digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor pengembalian kredit program BLM-PUAP ialah model
regresi linear berganda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor yang
berpengaruh nyata terhadap tunggakan kredit dari sisi anggota adalah jarak tempat
tinggal dengan kantor BLM-PUAP, pengaruh orang lain yang tidak membayar
kredit, sikap petani tidak mau bayar kredit dan pekerjaan utama. Sistem kredit
kelompok hanya dimanfaatkan dalam pengambilan dana kredit PUAP, dalam
penagihan pembayaran angsuran dilakukan secara individu oleh masing-masing
anggota kepada kelompok masing-masing.

Kata kunci : faktor-faktor pengembalian kredit

I. PENDAHULUAN Soetriono dalam Supanggih dan


Slamet (2013), petani kecil atau lebih
Menurut Mosher (1987),
dikenal sebagai petani gurem
kredit merupakan salah satu faktor
mendapatkan modal biasanya dari
pelancar pembangunan pertanian.
penyisihan pendapatan usahatani
Untuk meningkatkan hasil produksi,
sebelumnya. Kondisi yang masih
petani membutuhkan modal yang
menghadapi risk of uncertainty,
besar agar dapat menggunakan
maka petani berada pada posisi yang
teknologi usahatani secara optimal.
kurang menguntungkan, ditambah
Namun, adopsi teknologi pada
beban kebutuhan keluarga sehari-
umumnya relatif mahal dan petani
hari. Keadaan ini yang dapat
kecil tidak mampu untuk membiayai
menyebabkan petani terjerat pada
teknologi tersebut, akibatnya
sistem peminjaman yang merugikan
pemanfaatan teknologi pertanian
petani. Tidak jarang petani
sangat rendah.
melakukan peminjaman modal
Modal merupakan salah satu usahatani keberbagai tempat.
faktor internal yang penting dalam Peminjaman modal usahatani
pelaksanaan usahatani yang dilakukan ke lembaga keuangan
dijalankan oleh petani. Menurut formal (bank, koperasi simpan

47
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

pinjam, kelompok tani, KUD) rumit, birokratis dan kurang


ataupun nonformal (rentenir). memperhatikan kondisi lingkungan
sosial budaya pedesaan, sehingga
Menutupi kekurangan modal,
petani umumnya mengajukan sulit menyentuh kepentingan petani
pinjaman ke lembaga pembiayaan di yang sebenarnya. Menurut Syahyuti
sekitar tempat tinggal mereka, baik (2007), kemampuan petani dalam
mengakses sumber-sumber
formal maupun informal. Kredit
permodalan sangat terbatas karena
formal dapat berupa kredit program
lembaga keuangan perbankan dan
dan kredit non program (kredit
non-perbankan menerapkan prinsip
komersial). Kredit program
umumnya terkait dengan 5-C (Character, Collateral,
pelaksanaan program pemerintah, Capacity, Capital dan Condition)
dalam menilai usaha pertanian yang
misalnya KKP. Contoh kelembagaan
tidak semua persyaratan yang
kredit formal antara lain bank,
koperasi dan pegadaian yang diminta dapat dipenuhi oleh petani.
menerapkan persyaratan cukup ketat Secara umum, usaha disektor
pertanian masih dianggap beresiko
dalam pelayanan peminjaman.
tinggi, sedangkan skim kredit masih
Sementara pada kredit informal, pada
terbatas untuk usaha produksi, belum
umumnya tidak memerlukan
persyaratan yang rumit, misalnya menyentuh kegiatan pra dan pasca
keharusan adanya agunan. produksi dan sampai saat ini belum
berkembangnya lembaga penjamin
Menurut Supriatna (2009), serta belum adanya lembaga
melalui kebijakan pemerintah, keuangan khusus yang menangani
berbagai lembaga permodalan sektor pertanian.
berbunga rendah telah berkembang
ditingkat petani, seperti BRI Unit Salah satu usaha pemerintah
Desa, Bank Perkreditan Rakyat dalam menangani permasalahan
(BPR), pegadaian dan koperasi. permodalan tersebut dengan
Dengan adanya berbagai lembaga mengucurkan Bantuan Langsung
pembiayaan tersebut, diharapkan Masyarakat (BLM) yang tertuang
kebutuhan petani akan kredit dalam peraturan menteri pertanian
berbunga rendah dapat terpenuhi nomor 11/Permentan/OT.140/3/2011
sehingga tidak perlu meminjamnya tentang kriteria penentuan calon
dari pelepas uang (money lender) lokasi bahwa Desa / Kelurahan calon
yang menetapkan suku bunga tinggi. lokasi PUAP adalah (1) Desa
Namun, kenyataan di lapangan mempunyai potensi pertanian,
menunjukkan, sebagian besar petani diutamakan desa miskin, (2)
masih lebih akrab dengan sumber Memiliki Gapoktan, (3) Belum
pembiayaan informal seperti memperoleh dana BLM-PUAP.
pedagang sarana produksi, pelepas Calon penerima dana BLM-PUAP
uang atau penggilingan padi. harus berada pada desa calon lokasi
PUAP yang memenuhi kriteria (1)
Permasalahan yang dihadapi Memiliki Sumber Daya Manusia
dalam permodalan pertanian (SDM) untuk mengelola usaha
berkaitan langsung dengan agribisnis (2) Mempunyai
kelembagaan selama ini yaitu kepengurusan yang aktif dan dikelola
lemahnya organisasi tani, sistem dan oleh petani (3) Pengurus Gapoktan
prosedur penyaluran kredit yang

48
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

adalah petani dan bukan aparat bahwa dana BLM-PUAP ini


Desa/Kelurahan. merupakan bantuan dana hibah yang
diberikan pemerintah kepada petani,
Menurut Martiana (2012),
beberapa faktor penyebab terjadinya padahal banyak diantara petani
kemacetan dalam pengembalian tersebut sebenarnya mampu untuk
pinjaman dana BLM-PUAP yaitu : 1) membayar cicilan kreditnya.
Kemudian ada juga kredit macet ini
pemahaman yang salah tentang dana
memang ketidakmampuan petani itu
BLM-PUAP yang diberikan
sendiri, selain itu juga dikarenakan
pemerintah kepada petani, sebagian
adanya pengaruh orang lain yang
besar petani menganggap bahwa
dana BLM-PUAP tidak perlu tidak membayar kredit. Hal ini
dikembalikan, karena dana BLM- tentunya berakibat pada
terhambatnya perguliran dana.
PUAP adalah dana bantuan
Tujuan penelitian ini adalah
pemerintah. 2) kurangnya
kepercayaan petani anggota menganalisis faktor-faktor apa saja
Gapoktan kepada pengurus yang mempengaruhi pengembalian
kredit.
Gapoktan. 3) kurangnya keteladanan
dari pengurus Gapoktan dalam
pengembalian pinjaman dana BLM- II. TINJAUAN PUSTAKA
PUAP. 4) denda pinjaman sudah
2.1. Perkembangan Kelembagaan
membengkak karena sudah lama
Pembiayaan Pedesaan
tidak dikembalikan. 5) kurangnya
pengawasan dari pihak pemerintah Program penguatan modal
(Dinas Pertanian) berkaitan dengan adalah salah satu cara yang dapat
jalannya program PUAP. 6) membantu mengatasi keterbatasan
kurangnya kegiatan penyuluhan permodalan petani dari pemerintah
tentang meningkatkan usahatani. 7) yang diawali dengan kredit BIMAS
tidak adanya aturan atau sanksi tegas yang diimplementasikan pada tahun
yang menjamin dana BLM-PUAP 1967/1970. Kondisi ini kemudian
diberdayakan secara optimal. berkembang seiring dengan
perkembangan dan kebutuhan di
Program Bantuan Langsung
lapang, diantaranya menjadi Program
Masyarakat Pengembangan Usaha
Kredit Usaha Tani (KUT) pada tahun
Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP)
1985. Pada tahun 2000 pemerintah
di Kabupaten Indragiri Hilir yang
mengaplikasikan melalui program
digulirkan pemerintah dalam bentuk
Kredit Ketahanan Pangan (KKP),
peminjaman modal lunak yaitu
yang dilanjutkan dengan Kredit
sebesar Rp. 100.000.000,00 per
Ketahanan Pangan dan Energi
Gapoktannya, diharapkan mampu
(KKPE) sebagai penyempurnaan dari
mengatasi masalah yang terkait
KKP, Proyek Peningkatan
dengan kesejahteraan petani
Pendapatan Petani/Nelayan Kecil
khususnya dipedesaan.
(P4K), Lembaga Usaha Kelompok
Pelaksanaan program BLM- (PMUK), Kredit Usaha Mandiri
PUAP yang dilakukan pemerintah (KUM), Skim Pelayanan
dengan memberikan bantuan berupa Pembiayaan Pertanian (SP3), Kredit
dana kepada masyarakat ini tentunya Usaha Perbibitan Sapi (KUPS), dan
tidak terlepas dari adanya kredit Kredit Usaha Rakyat (KUR).
macet. Karena mereka beranggapan Program-program tersebut

49
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

difokuskan untuk mendorong Sebagai program


produktivitas pangan, utamanya pemberdayaan, PUAP tahun 2010
pembiayaan usahatani padi. merupakan tahun transformasi bagi
Gapoktan penerima PUAP 2008 agar
Sejak tahun 2003, pemerintah
juga mengimplementasikan program dapat menjadi kelembagaan
Penguatan Modal Lembaga Usaha keuangan mikro. Gapoktan penerima
Ekonomi Pedesaan (DPM LUEP) dana PUAP harus dapat mengelola
yang mempunyai tujuan untuk dana melalui perguliran dan
penambahan dan keswadayaan,
melindungi petani padi dengan cara
sehingga dapat berfungsi sebagai
membeli gabah petani sesuai dengan
HPP (Harga Pembelian Pemerintah). Lembaga Keuangan Mikro
Dalam pelaksanaannya, DPM LUEP Agribisnis (LKM-A) pada tahun ke-
bekerjasama dengan BULOG. 3.
Pelaksanaan kegiatan DPM LUEP di
Kabupaten Ngawi Jawa Timur 2.2. Prinsip-prinsip Pemberian
menurut Ashari (2009), mempunyai Kredit
kinerja baik namun sebagai Menurut Kashmir (2003),
instrumen kebijakan harga wilayah dalam melakukan penilaian kriteria-
masih belum sesuai dengan harapan, kriteria serta aspek penilainnya tetap
karena harga jual gabah petani masih sama. Begitu pula dengan ukuran-
tetap dibawah HPP. ukuran yang ditetapkan sudah
Pada tahun 2008, Kementrian menjadi standar penilaian setiap
Pertanian melaksanakan Program bank. Biasanya kriteria penilaian
PUAP sebagai program prioritas yang umum dan harus dilakukan oleh
yang dilaksanakan secara integritas baik untuk mendapatkan nasabah
yang benar-benar layak untuk
dengan kegiatan
Kementrian/Lembaga ini dibawah diberikan, dilakukan dengan analisis
payung Program Nasional 5 C. Penilaian dengan analisis 5 C
adalah sebagai berikut :
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri. Dapat didefinisikan bahwa a. Character
PUAP adalah bantuan pemerintah
Character merupakan sifat
untuk masyarakat pedesaan dengan
atau watak seseorang. Sifat atau
menyalurkan bantuan modal
watak dari orang-orang yang akan
usahatani yang bersifat stimulan.
diberikan kredit benar-benar harus
Penyaluran dana bantuan setiap
dapat dipercaya. Untuk membaca
tahun sebesar Rp. 100 juta per
watak atau sifat dari calon debitur
Gapoktan di 10.000 desa yang
dapat dilihat dari latar belakang si
tersebar di 33 provinsi. Bantuan
nasabah, baik yang bersifat latar
modal ini yang akhirnya disebut dana
belakang pekerjaan maupun yang
Bantuan Langsung Masyarakat
bersifat pribadi seperti cara hidup
(BLM) PUAP. Salah satu tujuan
atau gaya hidup yang dianutnya,
program PUAP ini ialah
keadaan keluarga, hobi dan jiwa
meningkatkan fungsi kelembagaan
sosial. Dari sifat dan watak ini dapat
ekonomi petani menjadi jejaring atau
dijadikan suatu ukuran tentang
mitra lembaga keuangan dalam
kemauan nasabah untuk membayar.
rangka akses permodalan
(Kementrian Pertanian, 2010). b. Capacity

50
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

Capacity adalah analisis kredit yang diberikan. Jaminan juga


untuk mengetahui kemampuan harus diteliti keabsahan dan
nasabah dalam membayar kredit. kesempurnannya, sehingga jika
Dari penilaian ini terlihat terjadi suatu masalah, maka jaminan
kemampuan nasabah dalam yang dititipkan akan dapat
mengelola bisnis. Kemampuan ini dipergunakan secepat mungkin.
dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan dan pengalamannya 2.3. Kredit Pertanian
selama ini dalam mengelola Pengertian kredit berdasarkan
usahanya, sehingga akan terlihat Undang-undang Perbankan No.7
kemampuannya dalam tahun 1992 tentang pokok perbankan
mengembalikan kredit yang adalah penyediaan uang atau tagihan
disalurkan. Capacity sering juga
yang dapat dipersamakan dengan
disebutdengan nama capability.
berdasarkan persetujuan atau
c. Capital kesepakatan pinjam meminjam
Untuk melihat penggunaan antara pihak bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam
modal apakah efektif atau tidak,
melunasi hutangnya setelah jangka
dapat dilihat dari laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) yang waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil
disajikan dengan melakukan
keuntungan.
pengukuran seperti dari segi
likuiditas dan solvabilitasnya, Peningkatan produksi dapat
rentabilitas dan ukuran lainnya. dicapai salah satunya yaitu adanya
Analisis capital juga harus penambahan input yang diikuti
menganalisis dari sumber mana saja dengan penambahan modal,
modal yang ada sekarang ini, sedangkan modal dapat bersumber
termasuk persentase modal yang dari modal sendiri atau dari modal
digunakan untuk membiayai proyek pinjaman (kredit). Jenis kredit
yang akan dijalankan, berapa modal berdasarkan kepentingan dibagi
sendiri dan berapa modal pinjaman. menjadi dua yaitu kredit konsumsi
dan kredit produksi. Kredit konsumsi
d. Condition
diberikan kepada peminjam yang
Dalam menilai kredit kekurangan dana untuk membiayai
hendaknya juga dinilai kondisi konsumsi keluarga. Sedangkan kredit
ekonomi, sosial dan politik yang ada produksi yaitu kredit yang diberikan
sekarang dan prediksi untuk dimasa kepada peminjam untuk membiayai
yang akan datang. Penilaian kondisi kegiatan usaha yang bersifat
atau prospek bidang usaha yang produktif.
dibiayai hendaknya benar-benar
Menurut Ashari (2006),
memiliki prospek yang baik,
sektor pertanian pada dasarnya
sehingga kemungkinan kredit
memerlukan faktor-faktor produksi
tersebut bermasalah relatif kecil.
yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan
e. Collateral pengelolaan manajemen. Tujuan dari
Merupakan jaminan yang kredit pertanian, khususnya kredit
diberikan calon nasabah baik yang program yaitu untuk melindungi
bersifat fisik maupun non fisik. golongan ekonomi lemah. Dimana
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit program bertujuan ganda yaitu

51
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

selain peningkatan produksi melalui memanfaatkan peluang usaha


introduksi teknologi dalam rangka agribisnis di pedesaan. Salah satu
swasembada pangan juga ditujukan entry point yang dilakukan dalam
untuk meningkatkan pendapatan PUAP adalah memberikan bantuan
petani dan mengurangi kemiskinan. penguatan modal usaha agribisnis
sebesar 100 juta rupiah per desa yang
2.4. Lembaga Keuangan Mikro akan diberikan kepada masyarakat
Agribisnis (LKM-A) PUAP melalui Gabungan Kelompok Tani
Menurut Suwandhi dalam (Gapoktan).
Hermawan dan Harmi (2012) di Gabungan Kelompok Tani
Indonesia, LKM dapat dibedakan (Gapoktan) merupakan kelembagaan
menjadi beberapa bentuk, yaitu : tani pelaksana PUAP untuk
formal, semi formal dan non formal. penyaluran bantuan modal usaha
LKM formal merupakan LKM yang bagi anggota. Untuk mencapai hasil
keberadaannya telah mempunyai yang maksimal dalam pelaksanaan
payung hukum (Undang-undang), PUAP, Gapoktan didampingi oleh
sementara perkembangannya, LKM tenaga Penyuluh Pendamping dan
semi formal dapat ditingkatkan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui
statusnya menjadi LKM formal. pelaksanaan PUAP diharapkan
Sedangkan LKM non-formal Gapoktan dapat menjadi
keberadaannya berdasarkan inisiatif kelembagaan ekonomi yang dimiliki
masyarakat sendiri atau ditumbuhkan dan dikelola petani.
oleh LSM dan beberapa Dinas
Teknis. Untuk mencapai tujuan
PUAP, yaitu mengurangi tingkat
Pengembangan Usaha
kemiskinan dan pengangguran di
Agribisnis diPedesaan yang
pedesaan, PUAP dilaksanakan secara
selanjutnya disebut PUAP
terintegrasi dengan kegiatan
merupakan bagian dari pelaksanaan
Kementrian Pertanian maupun
program PNPM-Mandiri melalui
Kementrian/Lembaga lain dibawah
bantuan modal usaha dalam
payung program PNPM-Mandiri.
menumbuhkembangkan usaha
Adapun tujuan PUAP yaitu :
agribisnis sesuai dengan potensi
pertanian desa sasaran. Program a. Mengurangi kemiskinan dan
Nasional Pemberdayaan Masyarakat pengangguran melalui
Mandiri yang selanjutnya disebut penumbuhan dan pengembangan
PNPM-Mandiri adalah program kegiatan usaha agribisnis
pemberdayaan masyarakat yang dipedesaan sesuai dengan potensi
ditujukan untuk mengurangi wilayah.
kemiskinan dan meningkatkan b. Meningkatkan kemampuan
kesempatan kerja. pelaku usaha agribisnis, Pengurus
Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia
Pengembangan Usaha Mitra Tani.
Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada c. Memberdayakan kelembagaan
intinya merupakan upaya untuk petani dan ekonomi pedesaan
memberdayakan masyarakat agar untuk pengembangan kegiatan
mampu menolong dirinya sendiri usaha agribisnis.
melalui peningkatan kemampuan d. Meningkatkan fungsi
untuk mengidentifikasi dan kelembagaan ekonomi petani

52
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

menjadi jejaring atau mitra Adapun yang menjadi lokasi


lembaga keuangan dalam rangka penelitian adalah Kecamatan
akses ke permodalan. (Permentan Kemuning dan Kecamatan Kempas
No.04/Permentan/OT.140/2/201). Kabupaten Indragiri Hilir dengan
Sedangkan sasaran dari alasan menurut BPS Kabupaten Inhil
PUAP yaitu : Tahun 2013, Kecamatan Kemuning
a. Berkembangnya usaha agribisnis merupakan daerah dataran tinggi
didesa terutama desa miskin yang dengan hasil pertaniannya sebagian
terjangkau sesuai dengan potensi besar pada sektor perkebunan,
sedangkan Kecamatan Kempas
pertanian desa.
b. Berkembangnya merupakan daerah dataran rendah
(rawa) dengan hasil pertaniannya
Gapoktan/Poktan yang dimiliki
tanaman pangan, palawija,
dan dikelola oleh petani untuk
hortikultura, dan lain-lain.
menjadi kelembagaan ekonomi.
c. Meningkatnya kesejahteraan Pengumpulan data dilakukan selama
satu bulan, yaitu bulan Mei 2014.
rumah tangga tani miskin,
Selanjutnya pengolahan data dan
petani/peternak (pemilik dan/atau
penulisan hasil laporan dilakukan
penggarap) skala kecil, buruh
selama tiga bulan, yaitu pada bulan
tani.
d. Berkembangnya usaha agribisnis Agustus sampai dengan bulan
petani yang mempunyai siklus Oktober 2014.
usaha harian, mingguan, maupun
musiman. (Permentan 3.2. Metode Pengambilan Sampel
No.04/Permentan/OT.140/2/201).
Populasi adalah keseluruhan
PUAP yang dikelola secara dari subyek penelitian. Populasi
mandiri oleh LKM-A Gapoktan akan merupakan kumpulan pengukuran
memberikan kesempatan kepada atau data pengamatan yang dilakukan
petani dalam beberapa hal, yaitu terhadap orang, benda atau tempat.
pembelian input produksi (benih, Sedangkan sampel adalah sebagian
pupuk dan pestisida), pembelian alat wakil populasi yang diteliti.
dan mesin pertanian (cangkul, bajak,
Penentuan sampel dilakukan
garu, traktor, pompa air dan power
dengan metode stratified random
thresher). Bahkan, pada pembelian
sampling dengan melihat Non
alat yang berkategori mahal menurut
Performing Loan anggota Poktan
ukuran petani, dapat dilakukan
tersebut, dengan membagi pada 3
secara kolektif dengan
kelompok yaitu : kelompok I
dikoordinasikan oleh Gapoktan.
(rendah) = 0% - 33%, kelompok II
Petani juga berkesempatan
(sedang) = 34% - 67%, kelompok III
diversifikasi berbagai komoditas dan
(tinggi) = 68% - 100%. Sehingga
atau ternak dengan tanaman yang
jumlah sampel secara keseluruhan
bernilai tinggi (high value
adalah 197 orang.
commodities).

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Data dalam penelitian ini


berupa data primer dan data

53
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

sekunder, data tersebut diperoleh penelitian dari berbagai sumber


melalui: resmi seperti Dinas Pertanian,
Badan Pelaksana Penyuluhan dan
1. Wawancara terstruktur,
dilakukan terhadap pengurus Ketahanan Pangan , serta BPS,
Gapoktan, pengurus kelompok dll.
tani dan anggota kelompok tani
3.5. Teknik Analisis Data
yang menerima BLM-PUAP
menggunakan kuesioner. Secara Regresi Linear Berganda
teknis pertanyaan yang diajukan Analisis yang digunakan
peneliti kepada informan untuk mengetahui faktor-faktor
berdasarkan panduan wawancara pengembalian kredit program BLM-
atau butir pertanyaan yang sudah
PUAP yang dilihat dari sisi anggota
disiapkan, dalam kuesioner untuk kelompok tani ialah model regresi
menggali informasi yang terkait
linear berganda. Analisis regresi
dengan permasalahan penelitian.
linear berganda digunakan untuk
Selama wawancara, peneliti
mengukur pengaruh antara lebih dari
mendengarkan secara teliti dan satu variabel prediktor (variabel
mencatat apa yang dikemukakan bebas) terhadap variabel terikat. Pada
oleh informan terkait sesuai
penelitian ini variabel terikat Y
pedoman wawancara.
adalah besarnya tunggakan kredit
2. Observasi lapangan, yaitu yang diukur dalam bentuk persentase
dilakukan dengan mengamati (%), sedangkan variabel bebasnya
fenomena-fenomena di lapangan adalah usia, jenis kelamin, tingkat
terhadap objek penelitian untuk pendidikan formal, jumlah
melakukan corss check terhadap tanggungan keluarga, pengalaman
jawaban informan. Kegiatan usaha, jarak tempat tinggal dengan
observasi lapangan berupa survey kantor BLM-PUAP, omset usaha,
langsung terhadap kondisi jumlah pinjaman, anggota kelompok
kelompok tani yang dijadikan lahir di daerah yang sama dengan
sampel, serta untuk melihat daerah penelitian, pernah mendapat
secara langsung kegiatan- sangsi dari kelompok, pengaruh
kegiatan dalam proses orang lain yang tidak membayar
penyaluran kredit ke petani. kredit, sikap petani tidak mau bayar
Selain itu dilakukan survey kredit karena anggapan BLM-PUAP
terhadap anggota kelompok tani adalah dana hibah dan pekerjaan
penerima BLM-PUAP untuk utama.
menggali informasi mengenai Sampel yang ditanya adalah
faktor-faktor pengembalian anggota kelompok tani. Estimasi
kredit. model regresi pada penelitian ini
3. Studi kepustakaan dan adalah :
dokumentasi, yaitu dengan
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ..... +
mempelajari berbagai bahan
bacaan, seperti bahan teoritik, β13X13 + ε
makalah ilmiah, dokumen dan
Keterangan :
laporan, termasuk berbagai
peraturan dan kebijakan yang Y : Besar tunggakan kredit
berkaitan dengan masalah anggota (%)

54
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

α : Konstanta dan 0 = Ada sikap


X1,.....,X13 : Variabel indenpendent petani tidak mau bayar)
X1 : Usia (tahun) X13 : Pekerjaa utama, sebagai
X2 : Jenis kelamin, sebagai variabel dummy ( 1 =
variabel dummy Perkebunan, dan 0 =
(1 = Laki-laki dan 0 = Selain perkebunan)
Perempuan) β1,....., β13 : Koefisien variabel
X3 : Tingkat pendidikan independent
formal (tahun),
SD = 6, SLTP = 9, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
SLTA = 12, D3 = 15,
S1 = 16, S2 = 18 4.1. Uji Asumsi Klasik
X4 : Jumlah tanggungan a. Asumsi Multicollinearity
keluarga (orang)
X5 : Pengalaman usaha Asumsi multicollinearity ini
(tahun) untuk menguji apakah dalam model
X6 : Jarak tempat tinggal regresi ditemukan adanya korelasi
dengan kantor BLM- antar variabel independen. Model
PUAP (kilometer) regresi yang baik seharusnya tidak
X7 : Omset usaha (Rp) terjadi korelasi diantara variabel
X8 : Jumlah pinjaman (Rp) independen. Multicollinearity dapat
X9 : Anggota kelompok lahir dideteksi dengan melihat besar VIF.
di daerah yang sama Apabila VIF > 5 maka dalam model
dengan daerah regresi terjadi multicollinearity. Hasil
penelitian, sebagai uji asumsi multicollinearity dalam
variabel dummy (1= Ya, penelitian ini dapat disajikan pada
dan 0 = Tidak) Tabel 1.
X10 : Pernah mendapat sangsi
dari kelompok, sebagai
variabel dummy (1=
Tidak pernah mendapat
sangsi, dan 0 = Pernah
mendapat sangsi)
X11 : Pengaruh orang lain
yang tidak membayar
kredit, sebagai variabel
dummy (1= Tidak ada
pengaruh orang lain,
dan 0 = Ada pengaruh
orang lain)
X12 : Sikap petani tidak mau
bayar kredit karena
anggapan BLM-PUAP
adalah dana hibah,
sebagai variabel dummy
(1 = Tidak ada sikap
petani tidak mau bayar,

55
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

Tabel 1. Hasil Uji Asumsi Multicollinearity


Variabel VIF Keterangan
X1 0,307 Tidak ada multicollinearity
X2 0,406 Tidak ada multicollinearity
X3 0,059 Tidak ada multicollinearity
X4 0,120 Tidak ada multicollinearity
X5 0,299 Tidak ada multicollinearity
X6 0,000 Tidak ada multicollinearity
X7 0,150 Tidak ada multicollinearity
X8 0,331 Tidak ada multicollinearity
X9 0,295 Tidak ada multicollinearity
X10 0,314 Tidak ada multicollinearity
X11 0,019 Tidak ada multicollinearity
X12 0,000 Tidak ada multicollinearity
X13 0,001 Tidak ada multicollinearity

Tabel 1 menunjukkan bahwa pengamatan lain. Heterokedastisitas


besar VIF < 5, sehingga dapat ini mengakibatkan hasil regresi tidak
disimpulkan bahwa dalam model efisien, tetapi hasilnya masih tetap
regresi anggota kelompok tani tidak tidak bias dan konsisten. Pengujian
terjadi multicollinearity. dilakukan dengan menggunakan uji
Gletsjer. Apabila nilai signifikansi >
b. Asumsi Heterokedastisitas α, maka dalam model terjadi
Asumsi heterokedastisitas ini homokedastisitas dan jika nilai
untuk mengetahui apakah dalam signifikansi < α, maka dalam model
suatu model regresi terjadi terjadi heterokedastisitas. Hasil uji
ketidaksamaan varians dari residual asumsi heterokedastisitas tersaji pada
dari suatu pengamatan ke Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Asumsi Heterokedastisitas


No Variabel Signifikansi
1 X1 0,478
2 X2 0,414
3 X3 0,057
4 X4 0,279
5 X5 0,965
6 X6 0,869
7 X7 0,644
8 X8 0,066
9 X9 0,862
11 X11 0,449
12 X12 0,705
13 X13 0,189

56
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

Tabel 2 memperlihatkan terdapat korelasi yang tinggi


bahwa t statistik menunjukkan bahwa (Ghozali, 2011). Hasil uji Run Test
sebesar 0,064. Jika asymp sig (2-
tailed) pada output runs test lebih
tidak adanya pengaruh yang besar dari 0,05 maka data tidak
signifikan pada masing-masing mengalami atau mengandung
variabel independen terhadap autokorelasi dan sebaliknya.
variabel dependen dimana variabel Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dependen yaitu ei atau error absolut, model regresi pada anggota
hal ini dapat dibuktikan dengan kelompok tidak terjadi autokorelasi
diperolehnya nilai signifikansi untuk antar variabel independen.
masing-masing variabel yang lebih
besar dari 5% (sig > 0,05). Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa 4.2. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Besar
model regresi anggota kelompok tani
Tunggakan Kredit BLM-
tidak ada gejala heterokedastisitas.
PUAP
Analisis regresi pada
c. Asumsi Autokorelasi
dasarnya berkaitan dengan studi
Uji autokorelasi digunakan ketergantungan suatu variabel terikat
untuk menguji apakah dalam sebuah (dependen) pada satu atau lebih
model regresi ada korelasi antar variabel bebas atau penjelas
anggota sampel. Untuk mengetahui (independen) dengan tujuan untuk
ada tidaknya gejala autokorelasi pada mengetahui seberapa besar pengaruh
model regresi anggota kelompok variabel independen terhadap
dilakukan dengan uji Run Test. Run variabel dependen. Berdasarkan hasil
Test sebagai bagian dari non- pengujian diperoleh hasil yang tersaji
parametrik dapat pula digunakan pada Tabel 3.
untuk menguji apakah antar residual

Tabel 3. Hasil Pengolahan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Tunggakan


Kredit BLM-PUAP
Variabel Koef.Regresi thitung Sig.
Konstanta 1,128 6,794 0,000
Usia -0,003 -1,025 0,307
Jenis kelamin -0,054 -0,666 0,506
Tingkat pendidikan formal -0,015 -1,907 0,059
Jumlah tanggungan keluarga 0,027 1,568 0,120
Pengalaman usaha -0,006 -1,042 0,299
Jarak tempat tinggal dg kantor BLM-PUAP -0,099 -4,208 0,000*
Omset usaha 0,0000000-388 -1,448 0,150
Jumlah pinjaman 0,0000000662 0,976 0,331
Anggota lahir di daerah penelitian -0,039 -1,052 0,295
Pernah mendapat sangsi 0,009 0,236 0,814
Pengaruh orang lain -0,089 -2,376 0,019**
Sikap petani tidak mau bayar kredit -0,138 -3,644 0,000*
Pekerjaan Utama -0,140 -3,298 0,001*
Signifikan * = taraf nyata 1%
Signifikan** = taraf nyata 5%

57
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

59 responden, dimana 9 responden


Analisis linear berganda berada pada tunggakan 0 sampai 33
dalam penelitian ini digunakan untuk persen, 24 responden berada pada
mengetahui seberapa besar pengaruh tunggakan 34 sampai 67 persen dan
antara variabel usia, jenis kelamin, 26 responden berada pada tunggakan
jumlah tanggungan keluarga, 68 sampai 100 persen.
pengalaman usaha, jarak tempat b. Variabel Pengaruh Orang Lain
tinggal dengan kantor BLM- yang Tidak Membayar
PUAP,omset usaha, jumlah
pinjaman, dummy anggota kelompok Hasil uji menunjukkan bahwa
lahir di daerah yang sama dengan variabel pengaruh orang lain yang
daerah penelitian, dummy pernah tidak membayar kredit berpengaruh
mendapat sangsi dari kelompok, negatif dan signifikan terhadap besar
dummy pengaruh orang lain yang tunggakan kredit, dengan koefesien
tidak membayar kredit, dummy regresi sebesar -0,089 serta hasil uji t
pengaruh sikap petani tidak mau menunjukkan nilai sig.< α yaitu
bayar kredit karena anggapan BLM- 0,019 < 0,05. Pengujian variabel
PUAP adalah dana hibah terhadap pengaruh orang lain yang tidak
besarnya tunggakan kredit. membayar kredit berpengaruh nyata
terhadap besarnya tunggakan kredit
Berdasarkan Tabel 3 dapat
pada program dana BLM-PUAP.
dilihat bahwa hanya 4 variabel yang
berpengaruh nyata terhadap besar Dalam penelitian
tunggakan kredit BLM-PUAP di menunjukkan bahwa variabel adanya
Kecamatan Kemuning Kabupaten pengaruh orang lain berada pada
Indragiri Hilir dengan taraf nyata 1 proporsi terbesar tunggakan kredit
persen dan 5 persen. yaitu sebanyak 80 responden. Hal ini
dikarenakan dengan latar pendidikan
a. Variabel Jarak Tempat Tinggal responden yang rendah sehingga
dengan Kantor BLM-PUAP mudah terpengaruh oleh orang lain.
Dimana mendengar anggota lain
Hasil uji menunjukkan bahwa
yang sebenarnya mampu untuk
variabel jarak tempat tinggal dengan
membayar kreditnya tetapi tidak
kantor BLM-PUAP berpengaruh
membayar kreditnya, sehingga
negatif dan signifikan terhadap besar
anggota yang lainnya juga enggan
tunggakan kredit, dengan koefesien
membayar kreditnya walaupun ia
regresi sebesar -0,099 serta hasil uji t
mampu untuk membayarnya.
menunjukkan nilai sig.< α yaitu
0,000 < 0,01. Pengujian variabel c. Variabel Sikap Petani Tidak
jarak tempat tinggal dengan kantor Mau Bayar Kredit
BLM-PUAP berpengaruh nyata
terhadap besarnya tunggakan kredit Hasil uji menunjukkan bahwa
pada program dana BLM-PUAP. variabel sikap petani tidak mau bayar
kredit karena anggapan dana BLM-
Hasil penelitian menunjukkan
PUAP adalah dana hibah
bahwa besar tunggakan kredit yang
berpengaruh negatif dan signifikan
paling besar berada pada responden
terhadap besar tunggakan kredit,
dengan jarak yang tidak terlalu jauh
dengan koefesien regresi sebesar
dengan kantor BLM-PUAP yaitu
-0,138 serta hasil uji t menunjukkan
jarak 0-1 kilometer yaitu sebanyak

58
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

nilai sig.< α yaitu 0,000 < 0,01. Hasil penelitian menunjukkan


Pengujian terhadap variabel sikap bahwa pekerjaan responden selain
petani tidak mau bayar kredit perkebunan berada pada tunggakan
berpengaruh nyata terhadap besarnya kredit terbesar yaitu sebanyak 92
tunggakan kredit pada program dana responden, sedangkan responden
BLM-PUAP. yang bekerja pada sektor perkebunan
Variabel sikap petani tidak sebanyak 46 orang. Hal ini
mau bayar kredit karena anggapan mengindikasikan bahwa semakin
bahwa program dana BLM-PUAP banyak responden yang bekerja pada
sektor perkebunan maka tunggakan
merupakan dana hibah yang
diberikan pemerintah secara cuma- kredit dapat semakin menurun.
Responden yang bekerja di sektor
cuma kepada mereka sangat erat
perkebunan akan memperoleh
kaitannya dengan tingkat pendidikan
pendapatan bulanan sehingga mereka
responden itu sendiri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bisa membayar cicilan kredit tiap
komposisi terbesar adanya sikap bulannya, berbeda dengan responden
yang bekerja selain sektor
petani menganggap dana BLM-
perkebunan, dimana mereka
PUAP merupakan dana hibah yaitu
mayoritas tidak mempunyai
pada tingkat pendidikan SD yaitu
sebanyak 30 responden. Dengan pekerjaan sampingan sehingga tidak
tingkat pendidikan yang rendah maka mempunyai pendapatan bulanan dan
hanya memperoleh pendapatan yang
pengetahuan dan informasi yang
diterima akan lambat ditangkap. mengandalkan hasil panen yaitu 3
Adanya sikap responden yang tidak bulan sekali sehingga mengalami
mau membayar kredit disebabkan kesulitan membayar cicilan kredit
pengurus kurang mengenal watak tiap bulannya. Walaupun pekerjaan
utama telah sesuai dengan RUB
dan karakter anggotanya karena
kurang memiliki informasi yang tetapi salah pilih anggota tetap
lengkap dan ditambah lagi tidak terjadi, hal ini karena watak anggota
itu sendiri hal ini menunjukkan
dilakukannya seleksi yang ketat
terhadap anggota sehingga terjadinya bahwa pengurus kurang mengenal
salah pilih anggota. anggotanya dimana tidak memiliki
informasi pribadi yang lengkap
d. Pekerjaan Utama tentang anggota sebelum masuk
dalam kelompok. Kemudian tidak
Hasil uji menunjukkan bahwa dilakukannya penyeleksian yang
variabel pekerjaan utama kurang maksimal sehingga berakibat
berpengaruh negatif dan signifikan terjadi salah pilih anggota yang tidak
terhadap besar tunggakan kredit, diinginkan.
dengan koefesien regresi sebesar -
0,140 serta hasil uji t menunjukkan Pengujian uji F bertujuan
nilai sig.< α yaitu 0,001 < 0,01. untuk mengetahui pengaruh variabel
Pengujian terhadap variabel sikap bebas terhadap variabel besar
petani tidak mau bayar kredit tunggakan kredit secara bersama-
berpengaruh nyata terhadap besarnya sama. Variabel bebas akan terbukti
tunggakan kredit pada program dana berpengaruh secara signifikan
BLM-PUAP. terhadap variabel terikat jika nilai
statistik signifikansi lebih kecil dari

59
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

tingkat signifikansi yang digunakan memahami tujuan BLM-PUAP


yaitu persen (sig.< α). Sebaliknya dan meminimalisir terjadinya
jika nilai statistik signifikansi lebih tunggakan kredit.
besar dari tingkat signifikansi (sig.>
2. Diharapkan adanya kegiatan
α) maka variabel bebas tidak penyuluhan yang rutin
berpengaruh secara signifikan dilaksanakan mengenai
terhadap variabel terikat. penjelasan prosedur program
Hasil nilai Fhitung adalah 8,246 BLM-PUAP dan kontrak yang
sedangkan nilai statistik signifikansi jelas sehingga tidak terjadi
adalah 0,000. Jadi nilai statistik kesalahpahaman.
signifikansi lebih kecil dari tingkat
3. Pengurus kelompok agar dapat
signifikansi (sig.< α) yaitu 0,000 < melakukan penyeleksian anggota
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara ketat sehingga tidak terjadi
variabel independent secara bersama- salah pilih anggota dan
sama berpengaruh positif dan diharapkan pengurus lebih sering
signifikan terhadap variabel
melakukan pengawasan terhadap
dependent pada tingkat signifikan 5
anggota kemudian menerapkan
persen. sangsi yang tegas kepada anggota
yang sengaja menunda-nunda
pembayaran kredit tanpa
V. PENUTUP
memberikan alasan yang jelas
5.1. Kesimpulan sehingga dapat memberikan efek
jera kepada anggota.
Hasil Pengujian
menggunakan regresi berganda
DAFTAR PUSTAKA
menghasilkan faktor-faktor yang
berpengaruh nyata terhadap besar Anggraeni Noviani. 2011. Analisis
tunggakan kredit adalah variabel Faktor Penyebab Moral
variabel jarak tempat tinggal dengan Hazard Pada Program PUAP
Kantor BLM-PUAP, variabel (Pengembangan Usaha
pengaruh orang lain yang tidak Agribisnis Pedesaan)
membayar kredit, variabel sikap Wilayah Utara Kabupaten
petani tidak mau bayar karena Cianjur. Skripsi. Institut
menganggap dana BLM-PUAP Pertanian Bogor. Bogor.
merupakan dana hibah dan pekerjaan
utama. Sedangkan faktor-faktor yang Anita Andi. 2011. Analisis
berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Penerima
persentase besar tunggakan kredit Bantuan Langsung
dilihat dari sisi kelompok yaitu Masyarakat Pengembangan
variabel persentase jenis kelamin Usaha Agribisnis Pedesaan
perempuan, variabel seleksi anggota (BLM-PUAP) di Kabupaten
dan variabel kenal anggota. Baritokuala. Tesis.
Universitas Lambung
5.2. Saran Mangkurat. Banjar Baru.

1. Dana BLM-PUAP hendaknya Apriyanti Liyana. 2011. Analisis


didistribusikan pada orang yang Program Pemberdayaan
berpendidikan agar lebih Masyarakat Dalam

60
Jurnal Agribisnis UNISI Vol.7 No.2 Tahun 2018

Penanggulangan Kemiskinan
Kota Semarang. Skripsi. BPS. 2013. Badan Pusat Statistik.
Universitas Diponegoro. Indragiri Hilir.
Semarang.
Erani A.Y. 2006. Ekonomi
Ariyati Farida. 2011. Pemberdayaan Kelembagaan. Bayumedia
Masyarakat Berbasis Program Publishing. Malang.
Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP). Ghozali Imam. 2011. Aplikasi
Jurnal. Nomor 2, Juli- Analisis Multivariate dengan
Desember 2011. Program IBM SPSS19.
Badan Penerbit Universitas
Ashari. 2009. Optimalisasi Diponegoro. Semarang.
Kebijakan Kredit Program
Sektor Pertanian di Indonesia. Gujarati DN. 2006. Dasar-dasar
Jurnal. Pusat Penelitian Sosial Ekonometrika. Penerbit
Ekonomi dan Kebijakan Erlangga. Jakarta.
Pertanian. Bogor.

61

Anda mungkin juga menyukai