Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 3425-3432 http://j-ptiik.ub.ac.id

Audit Tata Kelola Teknologi Informasi pada Dinas Komunikasi dan


Informatika (DISKOMINFO) Kota Probolinggo Menggunakan Kerangka
Kerja COBIT 4.1 Domain Plan and Organise dan Acquire and Implement
Liliandara Wahyu Imami1, Suprapto2, Yusi Tyroni Mursityo3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1liliandara.99@gmail.com, 2spttif@ub.ac.id, 3yusi_tyro@ub.ac.id

Abstrak
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Probolinggo adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab pada bidang komunikasi, informatika, statistik serta persandian dalam lingkungan
pemerintahan. Dengan adanya tata kelola TI dapat memberikan jaminan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi sejalan dengan tujuan bisnis organisasi. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan beberapa
permasalahan dalam pengelolaan tata kelola TI seperti belum adanya SOP, kurangnya pemahaman
sumber daya manusia terkait dengan tugasnya masing-masing, dan pemasangan infrastruktur yang tidak
sesuai dengan Master Plan yang sudah direncanakan sehingga diperlukan adanya audit untuk mengukur
seberapa jauh tingkat kematangan serta mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan terhadap
tata kelola TI yang telah direncanakan. COBIT 4.1 adalah kerangka kerja yang tepat untuk mengetahui
tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi. Domain yang digunakan yaitu Plan and Organise
dan Acquire and Implement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil evaluasi
berdasarkan tingkat kematangan dan menghasilkan rekomendasi dari hasil evaluasi tersebut. Hasil nilai
tingkat kematangan pada domain Plan and Organise sebesar 1,9 dan pada domain Acquire and
Implement sebesar 1,28. Rekomendasi yang diberikan digunakan untuk meningkatkan nilai tingkat
kematangan sehingga dapat memperbaiki tata kelola TI yang ada pada DISKOMINFO kota
Probolinggo.
Kata kunci: Audit, Tata Kelola TI, COBIT 4.1, Maturity Level, Plan and Organise, Acquire and Implement
Abstract
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Probolinggo is an agency that responsible
for communication, informatics, statistics, and encryption within the existing government environment.
The existence of IT governance can provide assurance that the utilization of information technology in
line with organizational business goals. Based on the results of the interviews found several problems
in the management of IT governance such as the absence of SOPs, lack of understanding of human
resources related to their respective tasks, and installation of infrastructure that is not in accordance
with the Master Plan that has been planned. Therefore, audit to measure how far the Maturity Level
and know the possibility of deviations from planned IT Governance. COBIT 4.1 is an appropriate
framework for knowing the Maturity Level of information technology governance. The domains used
are Plan and Organize and Acquire and Implement. This research is to get the result of evaluation based
on maturity level and produce recommendation from result of evaluation. The result of the maturity
level on the Plan and Organize domain is 1.9 and the Acquire and Implement domain is 1.28.
Recommendations are used to improve the value of Maturity Level to improve the existing IT governance
in DISKOMINFO Kota Probolinggo.
Keywords: Audit, IT Governance, COBIT 4.1, Maturity Level, Plan and Organise, Acquire and Implement

efisiensi, efektivitas, transparansi, dan


1. PENDAHULUAN akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam Agar implementasi tata kelola TI berjalan
proses pemerintahan dapat meningkatkan dengan efektif dan efisien, sebuah organisasi

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3425
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3426

melakukan evaluasi sejauh mana tata kelola TI terkait dengan TI menuju ke arah tujuan strategis
yang berjalan dan dapat mengidentifikasi perusahaan.
peningkatan yang dapat dilakukan. Salah satu Audit tata kelola beguna agar dapat
instansi pemerintahan yang menerapkan tata mengevaluasi suatu organisasi sejauh mana
kelola TI adalah Dinas Komunikasi dan tingkat kematangan tata kelola TI dan dapat
Informatika (DISKOMINFO) kota Probolinggo. memperbaiki penyimpangan yang ada dalam
Dinas Komunikasi dan Informatika implementasi tata kelola TI. Hasil evaluasi audit
(DISKOMINFO) adalah sebuah instansi yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai
bertanggung jawab atas pengolahan informasi tingkat kematangan pada organisasi.
dalam lingkungan Pemerintahan yang ada di Ciri khas utama kerangka kerja COBIT
kota Probolinggo. yaitu pengelompokkan aktivitas teknologi
Berdasarkan hasil wawancara, dalam informasi dalam empat domain, yaitu Plan and
pelaksanaannya masih ditemukan beberapa Organise (PO), Acquire and Implement (AI),
permasalahan, seperti belum adanya Standard Deliver and Support (DS) serta Monitor and
Operating Procedure, kurangnya pemahaman Evaluate (ME). Hubungan keempat domain
personel terhadap tugasnya masing-masing, COBIT dapat dilihat dalam Gambar 1.
pemasangan infrastruktur yang tidak sesuai
dengan perencanaan Master Plan, kurangnya
tenaga teknis, dan pengelolaan investasi masih
belum sesuai dengan hasil yang didapatkan.
Banyak kondisi yang masih harus dicapai dalam
proses yang ada di domain Plan and Organise
(PO) dan Acquire and Implement (AI).
Tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan hasil analisis Maturity Level
berdasarkan audit yang dilakukan dan hasil
analisis tersebut dihasilkan rekomendasi guna
Gambar 1. Keterkaitan domain dalam COBIT 4.1
memperbaiki tata kelola TI yang ada pada
DISKOMINFO kota Probolinggo. Audit yang Keempat domain ini mencakup 34 high-
dilakukan menggunakan framework COBIT 4.1 level control objective dengan rincian sebagai
dan berfokus pada domain Plan and Organise berikut (ITGI, 2007):
(PO) dan Acquire and Implement (AI). COBIT
1. Plan and Organise (PO), termasuk strategi
(Control Objectives for Information and Related
dan pengidentifikasian bagaimana TI dapat
Technology) adalah framework tata kelola TI
berkontribusi untuk mencapai tujuan
untuk mencapai kesenjangan antara masalah
organisasi.
teknis, risiko bisnis dan kebutuhan control.
COBIT adalah seperangkat pedoman umum 2. Acquire and Implement (AI), untuk
(best practice) untuk manajemen TI yang dibuat merealisasikan strategi TI, perlu dilakukan
oleh Information System Audit and Control pengidentifikasian, pengembangan, dan
Associtation (ISACA) dan IT Governance pengitegrasian dalam solusi TI.
Institute (ITGI). COBIT mengintegrasikan 3. Deliver and Support (DS), terkait support
praktik-praktik yang baik dalam mengelola nyata dari layanan yang dibutuhkan
teknologi informasi dan menyediakan mencakup pelayanan, pengelolaan
framework untuk tata kelola TI yang dapat keamanan dan continue, dukungan layanan
membantu pemahaman dan pengelolaan risiko untuk user, dan manajemen data dan
serta memperoleh keuntungan terkait dengan fasilitas operasional.
teknologi informasi. 4. Monitor and Evaluate (ME), pada domain
Tata kelola TI merupakan bagian dari tata ini mencakup kinerja manajemen,
kelola Enterprise yang terdiri dari pengendalian internal, pemenuhan terhadap
kepemimpinan serta struktur dan proses aturan serta menyediakan tata kelola yang
organisasi yang memastikan bahwa organisasi perlu diakses secara berkala untuk menjaga
TI mendukung dan menggunakan strategi serta kualitas dan kesesuaian dengan standar
tujuan organisasi. Tata kelola TI memastikan yang telah ditetapkan.
pengukuran efektifitas dan efisiensi peningkatan
proses bisnis perusahan melalui struktur yang Maturity Level atau tingkat kematangan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3427

adalah alat ukur dari kinerja suatu sistem dirangkum secara singkat sesuai dengan
teknologi informasi. Maturity Level didesain kebutuhan dalam penelitian ini. Lalu melakukan
sebagai profil proses teknologi informasi, analisis berdasarkan kerangka kerja COBIT 4.1
sehingga organisasi akan dapat mengenali pada domain Plan and Organise dan domain
sebagai deskripsi kemungkinan keadaan Acquire and Implement.
sekarang dan masa mendatang. Kriteria Langkah selanjutnya yaitu melakukan
kematangan pengelolaan TI dijelaskan pada pengumpulan data. Teknik pengumpulan data
Tabel 1. yaitu dengan observasi, kuesioner, serta
wawancara. Kuesioner dalam penelitian ini
Tabel 1. Tingkat Maturity Level dirancang untuk mengetahui bagaimana keadaan
Level Kategori di lapangan tentang implementasi teknologi
0 Non Existent informasi. Untuk memperkuat hasil dari
1 Initial / Ad Hoc kuesioner, dilakukan wawancara.
Data kuesioner yang telah terkumpul
2 Repeatable but Intuitive
selanjutnya dilakukan pengolahan. Dimulai dari
3 Defined
melakukan analisis Maturity Level dari
4 Manage and Measurable kuesioner yang dibagikan kepada 3
5 Optimised koresponden. Jawaban kuesioner tersebut dirata-
Matriks untuk menunjukkan peran dan rata dari total nilai jawaban masing-masing pada
tanggung jawab tugas, atau yang disebut dengan domain PO dan AI dari setiap koresponden
RACI adalah matriks yang menjelaskan peran untuk mengetahui tingkat kematangan secara
berbagai pihak yang ada untuk menyelesaikan keseluruhan.
pekerjaan dalam suatu proyek atau proses bisnis. Setelah mengetahui Maturity Level pada
RACI merupakan singkatan dari empat peran domain PO dan AI maka dilakukan analisis
yaitu responsible, accountable, consulted dan kesenjangan (gap). Analisis kesenjangan
informed (ITGI, 2007). Diagram RACI berpedoman pada hasil nilai Maturity Level
diterapkan di setiap aktivitas yang dijalankan secara keseluruhan pada setiap subdomain dan
pada pengendalian objektif TI. nilai harapan pada setiap subdomain yang
diinginkan DISKOMINFO Kota Probolinggo.
2. METODOLOGI PENELITIAN Tahap selanjutnya adalah membuat dokumen
rekomendasi dan kesimpulan. Kesimpulan
Tahapan yang dilakukan untuk
memuat hasil Maturity Level serta rekomendasi
menyelesaikan penelitian ini dapat dilihat pada
yang akan digunakan sebagai acuan perbaikan di
Gambar 2.
masa mendatang untuk mencapai tujuan dari
organisasi.

3. SURVEI DAN PENGUMPULAN DATA


Data utama yang digunakan dalam
penelitian berupa hasil dari kuesioner yang telah
diisi oleh staf pada bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi serta bidang Layanan e-
Government. Kuesioner dibuat berdasarkan
control objective kerangka kerja COBIT 4.1 dan
dibagikan kepada koresponden yang ditentukan
melalui peran yang ada pada diagram RACI.

3.1. Pemilihan Sampel


Sampel dari penelitian ini ada pada bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
bidang Layanan e-Government yang meliputi
Gambar 2. Alur kegiatan penelitian Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi, Kepala
Penelitian dimulai dengan melakukan studi Seksi Pengembangan Ekosistem e-Government,
literatur yaitu dengan cara melakukan pencarian serta Pranata Komputer pada Seksi Infrastruktur
dan mempelajari dasar-dasar teori yang dan Teknologi. Kepala Seksi Pengembangan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3428

Ekosistem e-Government dalam diagram RACI nilainya tidak sesuai dengan keadaan yang
dipilih menjadi Chief of Information Officer. sebenarnya maka nilai dikurangi maupun
Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi dalam dinaikkan.
diagram RACI dipilih menjadi Head
3.2.1. Hasil Maturity Level pada domain PO
Development. Pranata Komputer pada Seksi
Parameter Index Index
Infrastruktur dan Teknologi dalam diagram Proses
Total Total
Maturity Level Maturity
0 1 2 3 4 5 Responden Bobot
RACI dipilih menjadi Head Operations. Responden Level Saat Ini
Pemilihan ini dilakukan berdasarkan diagram PO1 0 0 0 1 0 0 1 3 3,00 2,00
PO2 0 0 0 1 0 0 1 3 3,00 2,00
RACI pada setiap domain yang ada pada PO3 0 0 0 1 0 0 1 3 3,00 2,00
framework COBIT 4.1. PO4 0 0 1 0 0 0 1 3 2,00 2,00
PO5 0 0 1 0 0 0 1 3 2,00 2,00
PO6 0 0 1 0 0 0 1 3 2,00 2,00
PO7 0 0 0 1 0 0 1 3 3,00 3,00
PO8 0 0 1 0 0 0 1 3 2,00 1,00
PO9 0 0 0 1 0 0 1 2 3,00 2,00
PO10 1 0 0 0 0 0 1 2 1,00 1,00

Gambar 5. Maturity Level pada proses domain PO

Berdasarkan Gambar 5, nilai 3 pada proses


PO1, PO2, PO3, dan PO9 yang diisikan oleh
koresponden diturunkan menjadi 2 oleh peneliti
karena tidak memenuhi kriteria nilai 3 pada
Gambar 3. Perhitungan diagram RACI pada domain COBIT 4.1. Kriteria yang dimaksud seperti tidak
PO ada perencanaan serta pendokumentasian yang
dilakukan pada setiap proses. Nilai pada proses
Berdasarkan Gambar 3, Chief of
PO4, PO5, PO6, PO7, dan PO10 tetap karena
Information Officer merupakan function dengan
memenuhi kriteria yang ada pada COBIT 4.1.
jumlah perhitungan RACI tertinggi sehingga
Nilai 2 pada proses PO8 yang diisikan oleh
pengisian kuesioner untuk domain PO dilakukan
koresponden diturunkan menjadi 1 oleh peneliti
oleh Kepala Seksi Pengembangan Ekosistem e-
karena tidak memenuhi kriteria nilai 2 pada
Government.
COBIT 4.1. Kriteria yang dimaksud seperti
masih sebatas adanya kesadaran mengenai
kebutuhan Quality Management System (QMS)
namun belum ada pendefinisian yang
dikomunikasikan.
3.2.2. Hasil Maturity Level pada domain AI
Parameter Index Index
Total Total
Proses Maturity Level Maturity
0 1 2 3 4 5 Responden Bobot
Responden Level Saat Ini
AI1 0 0 1 2 0 0 3 8 2,66 2,00
AI2 1 1 1 0 0 0 3 3 1,00 1,00
Gambar 4. Perhitungan diagram RACI pada domain AI3 2 1 0 0 0 0 3 1 0,33 1,00
AI AI4 0 0 3 0 0 0 3 6 2,00 2,00
AI5 0 1 2 0 0 0 3 5 1,66 1,00
AI6 0 1 2 0 0 0 3 5 1,66 1,00
Berdasarkan Gambar 4, Chief of AI7 0 1 2 0 0 0 3 5 1,66 1,00
Information Officer, Head Operations, dan
Head Development merupakan functions dengan Gambar 6. Maturity Level pada proses domain AI
jumlah perhitungan RACI tiga tertinggi sehingga Berdasarkan Gambar 6, nilai rata-rata 2,66
pengisian kuesioner untuk domain AI dilakukan pada proses AI1 yang diisikan oleh 3
oleh Kepala Seksi Pengembangan Ekosistem e- koresponden diturunkan menjadi 2 oleh peneliti
Government, Kepala Seksi Pengembangan karena tidak memenuhi kriteria nilai 3 pada
Aplikasi, dan Pranata Komputer pada Seksi COBIT 4.1. Kriteria yang dimaksud seperti tidak
Infrastruktur dan Teknologi.
ada penjelasan yang jelas serta standar baku
dalam menentukan solusi sistem TI, selain itu
3.2. Hasil Kuesioner Maturity Level
pendekatan masih bersifat informal dan intuitif.
Hasil nilai Maturity Level pada kuesioner Nilai pada proses AI2 dan AI4 tetap karena
yang diisi oleh responden disesuaikan dengan memenuhi kriteria yang ada pada COBIT 4.1.
bukti yang ada serta wawancara. Proses yang Nilai rata-rata pada proses AI3, AI5, dan AI6

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3429

yang diisikan oleh 3 koresponden dinaikkan disimpulkan bahwa bidang TI pada


menjadi 1 oleh peneliti karena telah memenuhi DISKOMINFO Kota Probolinggo melakukan
kriteria nilai 1 pada COBIT 4.1. Kriteria yang kegiatan terkait tata kelola TI tanpa adanya
dimaksud seperti sudah adanya kegiatan yang perencanaan yang baik dan sebagian besar
dilakukan secara intuitif tanpa adanya kegiatan dilakukan ketika diperlukan. Gap
perencanaan dan dilakukan hanya jika antara Maturity Level saat ini dengan Maturity
dibutuhkan. Proses AI7 bernilai 1 karena Level yang diharapkan yaitu sebesar 1.
DISKOMINFO Kota Probolinggo telah sadar Penentuan gap tersebut berdasarkan analisis
pentingnya peninjauan kelayakan sistem namun kebutuhan pada DISKOMINFO Kota
hal ini belum pernah dilakukan. Evaluasi Probolinggo.
terhadap sistempun dilakukan jika hanya
4.1.2. Analisis Gap Maturity Level Domain AI
dibutuhkan.
Gap antara nilai Maturity Level saat ini
4. PENGOLAHAN DATA DAN dengan target Maturity Level dapat dilihat pada
ANALISIS Tabel 3.

4.1 Analisis Gap Maturity Level Tabel 3. Gap Antara Maturity Level As-Is dengan
To-Be Domain AI
Setelah melakukan pengukuran Maturity
Level pada domain PO dan AI terhadap tata Index Maturity Maturity Level
kelola teknologi informasi pada DISKOMINFO Proses GAP
Level Saat Ini yang diharapkan
Kota Probolinggo selanjutnya dilakukan analisis
gap Maturity Level yang ada saat ini dengan AI1 2,00 3,00 1,00
Maturity Level yang diharapkan. Kedua AI2 1,00 2,00 1,00
Maturity Level tersebut akan dibandingkan dan AI3 1,00 2,00 1,00
dihitung nilai kesenjangan. Dari hasil tersebut, AI4 2,00 3,00 1,00
peneliti memberikan rekomendasi yang sesuai
AI5 1,00 2,00 1,00
agar dapat memenuhi nilai kesenjangan yang
AI6 1,00 2,00 1,00
ada.
AI7 1,00 2,00 1,00
4.1.1. Analisis Gap Maturity Level Domain
PO Nilai Maturity Level seluruh proses pada
domain AI berada pada kisaran nilai 1,00 sampai
Gap nilai Maturity Level saat ini dengan
dengan 2,00. Dari analisis tersebut dapat
target Maturity Level dapat dilihat pada Tabel 2.
disimpulkan bahwa segala kegiatan, mulai dari
Tabel 2. Gap Antara Maturity Level As-Is dengan pengadaan, pemeliharan, sampai dengan
To-Be Domain PO pengawasan, baik terhadap infrastruktur maupun
sistem, dilakukan sesuai dengan kebutuhan
Index Maturity Maturity Level tanpa dilakukan perencanaan. Gap antara
Proses GAP Maturity Level saat ini dengan Maturity Level
Level Saat Ini yang diharapkan
yang diharapkan yaitu sebesar 1. Penentuan gap
PO1 2,00 3,00 1,00 tersebut berdasarkan analisis kebutuhan pada
PO2 2,00 3,00 1,00 DISKOMINFO Kota Probolinggo.
PO3 2,00 3,00 1,00
PO4 2,00 3,00 1,00 4.2. Rekomendasi
PO5 2,00 3,00 1,00 Untuk proses PO1, rekomendasi yang
PO6 2,00 3,00 1,00 diberikan yaitu menyusun ulang perencanaan
PO7 3,00 4,00 1,00 strategis TI dengan adanya pendekatan
PO8 1,00 2,00 1,00 terstruktur serta membuat pendokumentasian
PO9 2,00 3,00 1,00
yang disosialisasikan kepada seluruh SDM yang
terlibat pada bidang TI, menganalisis
PO10 1,00 2,00 1,00
kemungkinan dampak dari risiko yang akan
Nilai Maturity Level seluruh proses pada terjadi sehingga dapat mempersiapkan solusi
domain PO berada pada kisaran nilai 1,00 yang diperlukan, dan membuat langkah-langkah
sampai dengan 3,00. Dari analisis tersebut dapat pencapaian dari perencanaan strategis TI agar
dapat terlihat sejauh mana pencapaian yang telah

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3430

dilakukan. proses pengembangan dapat dipahami, adanya


Kemudian untuk proses PO2, rekomendasi penyediaan pelatihan formal untuk mendukung
yang diberikan yaitu membuat kebijakan lingkungan pengendalian informasi dan
mencakup kekonsistenan library data, termasuk penyediaan terhadap pembahasan tentang betapa
penyimpanan, pengendalian, dan keamanan pentingnya kesadaran mengenai keamanan
data, adanya standar prosedur tentang teknologi informasi serta pembuatan prosedur
pembangunan arsitektur sistem informasi yang tentang penyimpanan data cadangan yang
distandarisasi dan didokumentasikan serta dilakukan secara rutin.
merupakan bagian dari kegiatan pelatihan Pada proses PO7 pemberian rekomendasi
informal. seperti melakukan pendefinisian peran dan
Pemberian rekomendasi untuk proses PO3 tanggung jawab terhadap pengembangan SDM
yaitu menyusun perencanaan infrastruktur baik kepada individu maupun kelompok yang
teknologi termasuk pemahaman arah organisasi memiliki kompetensi, selain itu membuat
akan memimpin dalam penggunaan teknologi pendokumentasian dan dilakukannya evaluasi
berdasarkan hasil analisis risiko dan selaras secara rutin mengenai kinerja tiap individu agar
dengan strategi organisasi. Selain itu adanya dapat mengantisipasi terjadinya penyimpangan
pembagian yang jelas untuk tanggung jawab dari rencana yang telah disusun sebelumnya,
antara bidang, mendokumentasikan setiap adanya perencanaan mngenai pelatihan serta
jobdesk pada tiap bidang dan tiap individu serta sosialisasi yang bersifat formal secara rutin
disosialisasikan. berdasarkan hasil dari evaluasi yang dilakukan
Pada proses PO4, peneliti memberikan agar dapat dilakukan peningkatan kualitas SDM
rekomendasi seperti melakukan pendefinisian dan dilakukan pengawasan sehingga berjalan
peran dan tanggung jawab secara jelas dan dengan baik, selain itu menyusun pendekatan
terdapat pembagian tugas pada masing-masing terstandarisasi yang strategis mengenai
individu agar tidak terjadi tumpang tindih, perekrutan SDM TI.
membuat pendokumentasian dengan standar Rekomendasi yang diberikan untuk proses
baku terkait fungsi TI dan disosialisasikan PO8 yaitu membuat standar prosedur terkait
kepada seluruh SDM yang terlibat. Selain itu, dengan bagaimana mengelola kualitas layanan
menyusun komite pengarah serta penetapan TI secara berkala seperti penyediaan prosedur
manajemen vendor dan mendeskripsikan secara penetapan SLA (Service Level Agreement),
formal hubungannya dengan DISKOMINFO prosedur pelaksanaan SLA, prosedur
Kota Probolingo. pengukuran kualitas layanan TI, prosedur
Selanjutnya, rekomendasi yang diberikan pengawasan dan evaluasi SLA, dan prosedur
untuk proses PO5 yaitu pembuatan prosedur dan pelaporan yang berdasarkan dari hasil
pedoman yang mencakup bagaimana mengelola pencapaian SLA. Kemudian melakukan survei
investasi beserta penganggaran kemudian kepuasan terhadap pelayanan, baik kepada
disosialisasikan kepada seluruh SDM sehingga masyarakan maupun kepada SKPD secara
dapat diterapkan dengan baik, pembuatan berkala setelah itu hasil dari survei
dokumentasi secara formal dan terstandar dikomunikasikan sebagai penilaian dalam
terhadap aliran masuk dan keluar anggaran, menyusun perbaikan strategi bisnis selanjutnya.
termasuk biaya operasional rutin belanja Proses PO9 dapat ditingkatkan dengan
keperluan maupun anggaran untuk melakukan mengimplementasikan rekomendasi seperti
proyek TI dan pemeliharaan TI. Setelah itu, membuat kebijakan dan standar prosedur yang
dilakukan evaluasi yang dilakukan secara rutin mengatur bagaimana mengelola suatu risiko TI,
agar dapat mengetahui sejauh mana ukuran termasuk mendefinisikan prioritas risiko,
kesesuaian antara penggunaan anggaran yang aktivitas pengawasan yang dapat mencegah
dilakukan dengan kebutuhan yang ada pada terjadinya risiko, menyediakan anggaran
DISKOMINFO Kota Probolinggo. tersendiri untuk merespon dampak dari risiko,
Proses PO6 dapat menerapkan rekomendasi melaporkan setiap kesalahan, dan bagaimana
seperti pembuatan dokumentasi untuk proses melakukan penilaian mengenai suatu risiko,
pengembangan secara terstruktur termasuk mendefinisikan proses terhadap usaha untuk
kerangka kerja untuk kebijakan, rencana, dan meminimalisir dampak dari risiko yang bersifat
prosedur kemudian dokumentasi tersebut negatif, melakukan pelatihan mengenai
disosialisasikan antara manajemen dengan pengelolaan risiko sesuai standar prosedur
seluruh SDM yang terlibat di dalamnya sehingga kepada seluruh SDM, melakukan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3431

pendokumentasian terstruktur terhadap setiap terkait pemeliharaan infrastruktur TI kemudian


penanganan risiko yang dilakukan sehingga didokumentasikan setiap selesai melakukan
dapat mengukur sejauh mana dampak risiko pemeliharaan, dan yang terakhir dilakukan
pada DISKOMINFO Kota Probolinggo. sosialisasi kepada seluruh SDM mengenai
Pada proses PO10 diberikan rekomendasi standar prosedur tersebut.
yaitu membuat perencanaan dan standar Rekomendasi untuk memperbaiki proses
prosedur yang mencakup bagaimana melakukan AI4 yaitu membuat manual prosedur mengenai
manajemen proyek TI yang menyesuaikan proses penyediaan operasional TI, baik sistem
dengan tujuan bisnis yang ada pada perangkat lunak maupun infrastruktur,
DISKOMINFO Kota Probolinggo, mencakup melakukan pembaharuan terhadap manual
juga di dalamnya yaitu penjadwalan prosedur setiap kali melakukan perubahan,
pengembangan TI serta pengalokasian anggaran mensosialisasikan manual prosedur tersebut dan
yang diperlukan. Selain itu adanya penetapan diadakan pelatihan mengenai pengoperasian TI
tanggung jawab, kewenangan dan kriteria yang kepada SDM berdasarkan manual prosedur.
tepat untuk tiap pemimpin proyek yang ada Pemberian rekomendasi untuk proses AI5
untuk mengontrol anggota tim tiap mengadakan yaitu membuat standar prosedur mengenai
proyek. Proyek tersebut dikomunikasikan pengadaan sumber daya TI lalu
kepada pemangku kepentingan untuk dilakukan mengintegrasikannya dengan seluruh proses
penilaian. pengadaan yang ada pada DISKOMINFO Kota
Rekomendasi yang diberikan untuk proses Probolinggo, dilakukan pendokumentasian
AI1 yaitu membuat perencanaan terstruktur yang setiap melakukan pengadaan agar dapat
mempertimbangkan beberapa alternatif yang mengukur sejauh mana kebutuhan pengadaan
diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang ada yang dilakukan.
pada DISKOMINFO Kota Probolinggo dengan Rekomendasi yang diberikan untuk proses
pertimbangan terhadap beberapa faktor seperti AI6 yaitu melakukan perencanaan setiap
penilaian risiko dan kelayakan ekonomi. Selain sebelum mengelola perubahan, baik terhadap
itu mendokumentasikan setiap penanganan infrastruktur maupun sistem, sehingga dapat
masalah sehingga solusi yang dilakukan untuk dilakukan antisipasi terhadap dampak negatif
menangani masalah dapat digunakan sebagai yang tidak diharapkan, membuat dokumentasi
acuan apabila muncul permasalahan yang sama setiap melakukan pembaharuan terhadap
di masa mendatang. perubahan sistem, mencakup deskripsi
Pemberian rekomendasi pada proses AI2 perbandingan antara sistem lama dengan sistem
yaitu seperti membuat standar prosedur dan baru dan penambahan fitur apa saja yang
pedoman mengenai pembangunan dan dilakukan.
pemeliharaan perangkat lunak termasuk Dan rekomendasi terakhir untuk proses AI7
penentuan individu yang bertanggung jawab yaitu membuat perencanaan mengenai
terhadap pemeliharaan perangkat lunak, peninjauan kelayakan infrastruktur TI dan
kemudian membuat dokumentasi terkait proses memastikan bahwa tinjauan kelayakan
yang diterapkan, adanya penentuan prioritas dilakukan dengan baik, mengevaluasi dampak
aplikasi yang akan dibangun sehingga dapat dari risiko negatif yang mungkin terjadi terhadap
mendukung kinerja pengembangan arsitektur TI, sistem, menyediakan solusi untuk mengurangi
adanya penjadwalan rutin terkait pemeliharaan dampak negatif tersebut, dan
perangkat lunak kemudian didokumentasikan mendokumentasikan hasil evaluasi serta
setiap selesai melakukan pemeliharaan, dan pengujian sistem yang dilakukan.
yang terakhir dilakukan sosialisasi kepada
seluruh SDM mengenai standar prosedur 5. KESIMPULAN
tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian yang
Kemudian proses AI3 dapat menerapkan dilakukan pada DISKOMINFO Kota
rekomendasi yaitu membuat standar prosedur Probolinggo, kesimpulan yang didapatkan
dan pedoman mengenai pembangunan dan sebagai berikut:
pemeliharaan infrastruktur TI termasuk
penentuan individu yang bertanggung jawab 1. Nilai Maturity Level yang ada pada domain
terhadap pemeliharaan infrastruktur TI, PO antara nilai 1 sampai dengan 3 dengan
kemudian membuat dokumentasi terkait proses rata-rata nilai yaitu 1,9. Maksud dari hasil
yang diterapkan, adanya penjadwalan rutin nilai ini yaitu kurangnya perencanaan yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3432

strategis pada DISKOMINFO Kota


Probolinggo untuk melakukan seluruh
aktivitasnya dan hanya berjalan ketika
diperlukan. Nilai Maturity Level yang ada
pada domain AI antara nilai 1 sampai
dengan 2 dengan rata-rata nilai adalah 1,29.
Maksud dari hasil nilai ini yaitu
DISKOMINFO Kota Probolinggo, dalam
perencanaan, pengadaan, pengawasan,
pemeliharaan berjalan secara intuitif
terhadap infrastruktur TI yang ada.
2. Untuk meningkat Maturity Level agar
sesuai dengan target yang dicapai, terdapat
pemberian rekomendasi, contohnya
menyediakan perbaikan tata kelola TI pada
DISKOMINFO Kota Probolinggo mulai
dari perancangan ulang mengenai
perencanaan dan menyediakan
pendokumentasian terstandarisasi yang
sesuai terkait fungsi TI dan disosialisasikan
kepada seluruh SDM yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA
Adikara. 2013. Implementasi Tata Kelola
Teknologi Informasi Perguruan Tinggi
Berdasarkan COBIT 5 pada Laboratorium
Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Esa
Unggul. Seminar Nasional Sistem
Informasi Indonesia. 4 Desember 2013.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem
Informasi + Pendekatan COBIT. Mitra
Wacana Media. Jakarta.
IT Governance Institute. 2007. “COBIT 4.1
Framework Control Objectives,
Management Guidelines, Maturity
Models”. IT Governance Institute.
Sembiring. S Wisada., 2013. Evaluasi
Penerapan Teknologi Informasi
Menggunakan Model COBIT Framework
4.1 (Studi Kasus: PT. Prudential
Indonesia). S2. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : Penerbit
Alfabeta

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai