Anda di halaman 1dari 5

Kebahagiaan berawal dari kesedihan

Orientasi:
Namaku adalah Mellina, aku biasa dipanggil dengan sebutan Mel. Aku lahir di
kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 10 Juni 2002. Aku lahir
dari pasangan Muhammad Alias dan Kemalasari dan merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara yakni Tan kelvin, Donny Tan, dan Cantika Aurellia. Pada saat
umurku 3 tahun, kami sudah pindah ke Batam. Dengan penuh kasih sayang kedua
orangtuaku membesarkan dan mennidikku hingga saat ini. Sekarang aku bersekolah
di SMA Negeri 24 Batam. Banyak hal-hal sudah yang kuhadapi, Sebelum aku
menemukan berbagai kebahagiaan dalam hidupku, jika ada orang yang mengatakan
bahwa kehidupanku selalu indah maka mereka salah.

Pengungkapan Peristiwa:
Pada tahun 2007, aku masuk ke taman kanak-kanak. Sebenarnya, aku belum
ingin bersekolah tetapi orang tuaku menyuruhku untuk sekolah dengan alasan agar
aku dapat mulai mengenal lingkungan, akhirnya aku pun setuju karena di dalam
pikiranku sekolah taman kanak-kanak cukup menyenangkan. Namun setelah
kujalani, taman kanak-kanak tidak seperti yang ku pikirkan. Banyak hal yang
menjengkelkan, mulai dari teman-teman yang tidak asyik hingga pelajaran yang
tidak ku sukai.
Setelah tamat dari taman kanak-kanak pada tahun 2009, aku memasuki
sekolah baruku yaitu SDN 001 Sekupang Batam. Aku mengira, kehidupanku di
Sekolah Dasar sama dengan kehidupanku di taman kanak-kanak, namun ternyata
pikiranku salah. Di Sekolah Dasar aku menemukan kehidupan baru, di sana aku
banyak menemukan teman-teman yang membuat kesendirianku terhapuskan. Di
sekolah dasar aku mulai belajar bagaimana caranya bergaul dan berinteraksi dengan
lingkungan. Setiap hari kulalui dengan bermain dan bercanda bersama teman-teman
ku, di situlah aku merasakan indahnya kehidupan.
Banyak sekali kejadian-kejadian unik semasa kehidupan ku di sekolah dasar,
salah satunya yang paling berkesan adalah saat hari ketika sekolah mengadakan
suntik imunisasi, saat itu yang kupikirkan hanyalah rasa takut akan betapa sakitnya
ketika sebatang jarum yang tajam masuk kedalam tangan ku. Badan ku terasa panas
dingin karena ketakutan menunggu namaku dipanggil untuk masuk keruangan
imunisasi. Beberapa saat kemudian namaku disebutkan, aku memasuki ruangan
tersebut dengan rasa takut dan ingin pulang saja.
Menuju konflik:
Tidak terasa, aku berada di sana sudah selama enam tahun. Banyak cerita suka
maupun duka yang kualami bersama teman-temanku di sana. Pada tahun 2015, aku
selesai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Keluargaku mengharapkan agar
aku dapat masuk ke SMP yang terfavorit di kota, namun hati kecilku berkata lain,
aku ingin masuk SMP terdekat karena banyak teman-temanku yang ingin masuk ke
SMP itu.
Puncak konflik:
Akhirnya, Pada tahun 2015, aku mulai menjalani pendidikanku di SMPN 25
Batam. Keinginan hati kecilku tidak terwujud, disini aku memikirkan bagiamana
cara agar mendapat teman karena hampir semua yang berada di SMP tersebut
adalah bukan teman seperjuanganku di SD. Pada tahun pertamaku berada di SMP
kebiasaanku mulai berubah, yang tadinya aku suka bermain dan mengobrol bersama
teman-teman berubah menjadi pendiam. Aku tak banyak bicara hanya sibuk dengan
duniaku sendiri.
Saat itu hobiku berubah ke arah kemajuan teknologi, yaitu menonton drama
korea. Setiap hari kulewati dengan menonton drama. Sehingga aku lupa akan
kewajibanku mengerjakan tugas sekolah, aku mulai terlena dan kecanduan yang
akhirnya berdampak pada nilai rapotku, aku tidak mendapatkan peringkat 10 besar
di kelas dan itu sangat membuatku sedih. Selama satu tahun aku mengalami dampak
negatif dari kebiasaanku tesebut.

Penyelesaian:
Pada tahun kedua, saat aku duduk di kelas 8. Aku memiliki beberapa teman
dan salah satunya termasuk anak yang pintar, Ia bernama Venianty. Saat itu jam
istirahat dan kami sedang berada di kantin sekolah.
“Huh.. kenapa ya, semenjak SMP ini aku ga pernah jadi juara kelas lagi,
Saingannya berat mungkin ya? Jadi insecure aku” kataku pada Veni.
“Mel, kita dan dia si juara kelas sama-sama pintar, cuman kemalasan aja yang
membedakan kita dengan dia. Harusnya sih kita bisa tapi ya harus lebih produktif
dalam belajar dan kurangi malas-malasannya yakan, toh kita masuk 10 besar juga
udah bersyukur sih aku” jawabnya.
“Ah iya bener perkara malas aja ini dan tetap bersyukur pastinya ya”.

Dia mengatakan bahwa kita tetap harus berusaha dan berdoa dan jangan mudah
menyerah. Hal itu lah yang membuatku merasa tetap bersyukur dan termotivasi
untuk tidak menyerah begitu saja. Aku tetap berusaha dan terus bedoa karena itu
merupakan bagian terpenting karena bagaimanapun takdir ditangan Allah SWT.
Setelah itu, kami pun selalu masuk peringkat 10 besar dan pernah juga 3 besar dan
itu membuatku merasa sangat senang.

Koda:
Kita harus lebih bersyukur atas usaha yang kita lakukan dan terus berdoa
apapun yang terjadi, selalu percaya bahwa jika orang lain bisa maka kita juga bisa.
Juga bahagia memiliki teman, karena membuat kita tidak merasa kesepian dan yang
selalu mendukung kita dan mengarahkan kita ke arah yang positif bukan negatif.

Kaidah kebahasaan:
1. Kalimat bermakna lampau => Pada tahun 2007, aku masuk ke taman kanak-
kanak.

2. Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu => Setelah itu, kami
pun selalu masuk peringkat 10 besar dan pernah juga 3 besar dan itu
membuatku merasa sangat senang.

3. Penggunaan kata kerja material => Setiap hari kulewati dengan menonton
drama.
4. Penggunaan kalimat tidak langsung => Dia mengatakan bahwa kita tetap harus
berusaha dan berdoa dan jangan mudah menyerah.

5. Penggunaan kata kerja mental => Setelah itu, kami pun selalu masuk peringkat
10 besar dan pernah juga 3 besar dan itu membuatku merasa sangat senang.

6. Penggunaan dialog => “Huh.. kenapa ya, semenjak SMP ini aku ga pernah jadi
juara kelas lagi, Saingannya berat mungkin ya? Jadi insecure aku”

7. Penggunaan kata sifat => Badan ku terasa panas dingin karena ketakutan
menunggu namaku dipanggil untuk masuk keruangan imunisasi. Beberapa saat
kemudian namaku disebutkan, aku memasuki ruangan tersebut dengan rasa
takut dan ingin pulang saja.
Nilai- nilai yang terkandung
1. Nilai moral => “Mel, kita dan dia si juara kelas sama-sama pintar, cuman
kemalasan aja yang membedakan kita dengan dia. Harusnya sih kita bisa tapi ya
harus lebih produktif dalam belajar dan kurangi malas-malasannya yakan, toh
kita masuk 10 besar juga udah bersyukur sih aku”
Nilai moral dalam kutipan tersebut adalah keberanian memberi pendapat dan
membawa seseorang ke hal yang positif.
2. Nilai agama => Aku tetap berusaha dan terus bedoa karena itu merupakan
bagian terpenting karena bagaimanapun takdir ditangan Allah SWT.
Nilai agamanya adalah selalu bersyukur dan berdoa kepada Sang Pencipta Alam
Semesta.

3. Nilai sosial => Pada tahun kedua, saat aku duduk di kelas 8. Aku memiliki
beberapa teman dan salah satunya termasuk anak yang pintar, Ia bernama
Venianty.
Dalam kutipan teks tersebut nilai sosial tampak karena adanya hubungan
pertemanan yang baik.
4. Nilai budaya :
Banyak sekali kejadian-kejadian unik semasa kehidupan ku di sekolah dasar,
salah satunya yang paling berkesan adalah saat hari ketika sekolah mengadakan
suntik imunisasi, saat itu yang kupikirkan hanyalah rasa takut akan betapa sakitnya
ketika sebatang jarum yang tajam masuk kedalam tangan ku.
Nilai budaya dalam kutipan diatas adalah program imunisasi yang sudah
menjadi tradisi masyarakat.

5. Nilai estetis :
Di Sekolah Dasar aku menemukan kehidupan baru, di sana aku banyak
menemukan teman-teman yang membuat kesendirianku terhapuskan. Di sekolah
dasar aku mulai belajar bagaimana caranya bergaul dan berinteraksi dengan
lingkungan. Setiap hari kulalui dengan bermain dan bercanda bersama teman-teman
ku, di situlah aku merasakan indahnya kehidupan.
Nilai estetis dalam kutipan diatas adalah penggambaran suasana, tempat, dan masa-
masa yang indah.

Anda mungkin juga menyukai