Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMAN PATIENT SAFETY

“PARASITE”

Kelompok 6 :

Irma Lestari

Dona Utami

Amila Ihsana

Singgih Romadhon

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’Jenis Organisme Parasit’’.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah
Management Patient Safety. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan
kesulitan maupun hambatan dalam hal materi yang akan dibahas, buku referensi yang akan
digunakan, keterbatasan buku referensi yang ada di perpustakaan, dan keterbatasan waktu
dalam penyusunan makalah ini. Walaupun ditemukan kesulitan maupun hambatan dalam
penyusunan makalah ini, penulis tetap berusaha dan bekerja keras untuk menghadapi
berbagai kesulitan maupun hambatan tersebut, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan maksimal.

Bogor, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Definisi parasit
Jenis jenis Parasit
Klasifikasi parasit pada manusia
Berdasarkan tempat berparasitnya
Kerugian tempat berparasit
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Parasitologi adalah studi tentang parasit dan hubungan mereka dengan organisme tuan rumah.
Sepanjang sejarah, orang telah diatasi dengan lebih dari 100 jenis parasit yang mempengaruhi
manusia. Parasit tidak, bagaimanapun, telah secara sistematis dipelajari sampai beberapa
abad terakhir. Dengan penemuan mikroskop di akhir 1600-an, para ilmuwan Belanda Anton
von Leeuwenhoek (1632-1723) adalah mungkin orang pertama yang mengamati parasit
mikroskopis. Sebagai orang Barat mulai melakukan perjalanan dan bekerja lebih sering di
bagian tropis dunia, peneliti medis harus mempelajari dan mengobati berbagai infeksi baru,
banyak yang disebabkan oleh parasit. Pada awal 1900an, parasitologi telah dikembangkan
sebagai bidang studi khusus.
Biasanya, infeksi parasit tidak langsung membunuh tuan rumah. Stres ditempatkan pada
sumber organisme dapat mempengaruhi pertumbuhan, kemampuan untuk mereproduksi, dan
kelangsungan hidup. Stres ini kadang-kadang dapat menyebabkan kematian dini host. Parasit,
dan penyakit mereka menyebabkan dan mengirimkan, telah bertanggung jawab untuk
penderitaan manusia yang luar biasa dan hilangnya nyawa sepanjang sejarah. Mayoritas
infeksi parasit terjadi dalam daerah tropis dan di antara populasi berpenghasilan rendah.
Namun, hampir semua wilayah di dunia mempertahankan spesies parasit, dan semua manusia
rentan terhadap infeksi.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan parasit ?
2.      Apa sajakah jenis-jenis parasit ?
3.      Dimana tempat berparasitnya ?
4.      Apa sajakah parasit protozoa pada manusia ?
5.      Bagaimana akibat kerugian parasit ?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari parasit
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis parasit
3.      Untuk mengetahui tempaat berparasitnya
4.      Untuk mengetahui parasit protozoa pada manusia
5.      Untuk mengetahui akibat kerugian dari parasit
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Parasit
Parasit berasal dari kata “Parasitus” (Latin) = “Parasitos” (Grik), yang artinya seseorang
yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut makan makanan orang
lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut . Jadi Parasit adalah organisme yang
selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam tubuh organisme lain, dimana parasit
tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi apapun untuk hidupnya.
Parasit merupakan kelompok organisme yang hidup, berkembang biak, dan menghisap
makanan dari organisme lain yang ditumpanginya. Jadi hidup atau tidaknya suatu parasit
sangat tergantung pada tubuh inangnya. Parasit ini sangat merugikan inangnya dalam
berbagai hal, dapat menyebabkan inangnya sakit dan mengganggu proses metabolisme pada
tempat yang ditumpanginya tersebut.
Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun
lendir inangnya dan mengambil manfaat dari inang tersebut. Dengan kata lain parasit hidup
dari pengorbanan inangnya. Parasit dapat berupa udang renik, protozoa, cacing, bakteri,
virus, dan jamur. Manfaat yang diambil parasit terutama adalah zat makanan dari inangnya.
Secara umum penyakit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penyakit infeksi dan non
infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan
virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan,
keturunan dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty, 2003).

B.     Jenis-Jenis Parasit
Jenis-jenis parasit dapat berupa:
1.      Cacing
2.      Protozoa
3.      Artopoda
4.      Virus
5.      Bakteri
6.      Jamur

1)      Cacing
merupakan organisme seperti cacing nematode termasuk (cacing gelang), cestode
(cacing pita), dan trematode. Lintah juga cacing dan dianggap ektoparasit, karena mereka
menempel pada kulit luar tuan rumah mereka. Salah satu yang paling terkenal adalah
nematode Trichinella spiralis. Pada satu tahap siklus hidupnya, nematode ini tinggal
dijaringan otot hewan, temasuk babi. Akhirnya, organisme ini membuat jalan mereka ke
dalam jaringan usus manusia yang kebetulan menelan terinfeksi, matang babi.
Penyakit parasit lain yang juga cukup tinggi kejadiannya di peternakan ialah cacingan. Kasus
cacingan memang selama ini kurang diperhatikan oleh peternak, karena rendahnya angka kematian
yang ditimbulkan. Sulitnya deteksi dini kasus cacingan juga disinyalir menjadi alasan mengapa
penanganan cacingan sulit dilakukan sejak awal kejadian kasus.
Sebagaimana yang sering terjadi di lapangan, penyebab cacingan pada ayam masih
didominasi oleh cacing Ascaridia galli (cacing gilik) dan Raillietina sp. (cacing pita). Pada
ayam pullet (komersil), biasanya kasus cacingan didominasi Ascaridia galli. Sementara menjelang
dewasa dan sepanjang masa produksi (umur 10 minggu ke atas) umumnya cacing yang menyerang
adalah Raillietina sp.(Trobos, 2011).
a.     Cacing Nematoda (Cacing Gilik)
Ascaridia galli  adalah salah satu nematoda yang biasa menyerang ayam. Cacing ini
berwarna putih, bulat, tidak bersegmen, panjangnya sekitar 6-13 cm dan menyerang usus
halus bagian tengah (duodenum dan jejenum).
Dalam siklus hidupnya, Ascaridia galli tidak membutuhkan inang antara. Penularan penyakit
hanya terjadi secara horizontal dari ayam sakit ke ayam sehat melalui ransum, air
minum, litter, atau peralatan lain yang tercemar feses yang mengandung telur infektif. Telur
infektif adalah telur yang mengandung larva cacing.Ayam yang terinfeksi cacingan akan
mengeluarkan telur cacing dalam jumlah banyak. Kondisi litter yang basah serta lembab,
ditambah dengan kontaminasi ransum yang tercecer, akan memungkinkan telur cacing
berkembang menjadi telur infektif.

b.    Cacing Cestoda (Cacing Pita)


Raillietina sp. adalah jenis cestoda yang paling umum menginfeksi ayam. Berbeda
halnya dengan cacing gilik, cacing pita tidak menyerang secara frontal. Namun perlahan tapi
pasti akan terjadi penurunan produksi drastis walaupun secara kasat mata gejala klinis tidak
terlihat nyata.
Raillietina sp. adalah cacing pita yang bentuk tubuhnya panjang, pipih seperti pita.
Siklus hidup cacing pita umumnya melewati inang antara seperti serangga (lalat dan
kumbang), serta cacing tanah. Peran inang antara itu pula yang menjadikan cacing pita
mudah tersebar luas. Telur yang keluar bersama feses akan bersifat aktif di lingkungan,
sehingga kemudian dapat termakan dan berkembang di dalam tubuh inang antara.
Cacing pita memiliki predileksi di usus halus, maka secara umum akibat yang
ditimbulkan oleh cacing tersebut adalah kerusakan pada mukosa saluran pencernaan, dimana
terjadi peradangan dan penebalan selaput lendir usus. Pada ayam petelur juga akan dijumpai
penurunan jumlah, ukuran dan daya tetas telur.
Tindakan pengobatan terhadap ayam yang terkena cacingan harus dilakukan dengan tepat,
baik tepat obat, tepat dosis dan tepat aplikasi. Secara detail, penjelasan mengenai pengobatan
cacingan pada ayam akan dibahas pada artikel suplemen edisi kali ini.
2)    Protozoa
merupakan organisme bersel tunggal yang melaksanakan sebagian fungsi fisiologis
yang sama seperti organisme yang lebih kompleks. Lebih dari 45.000 spesies protozoa
diketahui, banyak yang parasit. Sebagai parasit manusia, kelompok organisme secara historis
menjadi penyebab lebih penderitaan dan kematian dari kategori lain dari diseasecausing
organisme. Protozoa usus terjadi di seluruh dunia. Mereka terutama umum di daerah di mana
sumber makanan dan air tergantung pada kontaminasi dari hewan dan kotoran manusia.
Biasanya, protozoa yang menginfeksi tuan rumah mereka melalui air atau makanan
melakukannya sambil dalam keadaan tidak aktif, yang disebut kista. Kista terdiri dari
protozoa terbungkus dalam membran luar pelindung. Membran melindungi organisme karena
perjalanan melalui saluran pencernaan dari tuan rumah sebelumnya. Sekali di dalam host
baru, parasit berkembang menjadi bentuk dewasa yang feed dan mereproduksi.Jenis lain dari
protozoa parasit menginfeksi darah atau jaringan dari host mereka. Protozoa ini biasanya
ditularkan melalui organisme lain, yang disebut vektor. Vektor A adalah organisme yang
membawa parasit dari satu host ke host lain. Dalam banyak kasus, vektor adalah invertebrata,
seperti serangga itu sendiri memakan host dan kemudian melewati protozoa pada melalui
luka gigitan. Beberapa yang paling terkenal dari protozoa ini adalah orang-orang yang
menyebabkan malaria dan penyakit tidur Afrika.

3)      Artopoda
merupakan organisme yang ditandai dengan kerangka eksterior dan badan
tersegmentasi. Contohnya termasuk krustasea, serangga, dan arakhnida. Arthropoda adalah
hewan yang paling beragam dan didistribusikan secara luas di planet ini. Banyak spesies
arthropoda berfungsi sebagai pembawa penyakit bakteri dan virus, sebagai tuan rumah
perantara untuk protozoa dan cacing parasit, dan sebagai parasit sendiri.
Spesies serangga tertentu adalah operator dari beberapa penyakit yang paling ditakuti
manusia, termasuk malaria, tifus, dan wabah. Sebagai konsumen dari tanaman pertanian dan
parasit ternak kami, serangga juga umat manusia nomor satu pesaing untuk sumber daya.
Nyamuk pembawa paling terkenal dari penyakit dan parasit. Nyamuk betina bergantung pada
host berdarah panas untuk melayani sebagai makanan darah untuk memberi makan telur mereka.
Selama proses menembus kulit host dengan panjang mereka, mengisap bagian mulut, air liur dari
nyamuk tersebut dipindahkan ke daerah gigitan. Setiap virus, protozoa, atau infeksi cacing dilakukan
di nyamuk menggigit dapat ditransfer langsung ke dalam aliran darah inangnya. Di antara penyakit ini
adalah malaria, demam kuning, filariasis, kaki gajah, dan heartworm.
4)      Virus
merupakan parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme bilogois.
Virus hanya dapat berperoduksi  didalam material  hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk
berperoduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya.Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau).
5)      Bakteri
merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
makhluk hidup yang lain. Bakteri juga organisme uniseluler dan prokariot serta umumnya
tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopik).

6)      Jamur (fungi)
Merupakan organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya
tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur dipisahkan dalam kingdomnya tersendiri, ia
tidak termasuk dalam kingdom protista, monera, maupun plantae. Kearena tidak berklorofil,
jamur termasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme
lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah
organik seperti bankai menjadi bahan anorganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit
(memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis
mutualisme (hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).

C.     Klasifikasi Parasit pada Tubuh Manusia


A.    Protozoa
1.      Entamoeba Histolytica (Schaudinn,1903)
Manusia, bisa juga pada kera, anjing, kucing, babi serta tikus. Di cina, anjing dan
tikus –tikus liar merupakan sumber infeksi bagi manusia. Walaupun bukan  merupakan factor
penting dalam penyebaran penyakit pada manusia , maka hewan-hewan ini dianggap sebagai
hospes reservoir dari E.histolytica.
                                                  Habibat   : Terutama daerah caecum dan retrosigmoid

                                                 Gejala klinis       :

Masa inkubasi dari infeksi E. Histolytica ini berkisar anatar  4 dan  5 hari. Saat stadium
histolytica  dari parasit ini memasuki mukosa usus besar, maka stadium ini akan
mengeluarkan enzim histolisin yang akan menghancurkan jaringan, lalu stadium histolytica
ini akan memasuki lapisan submukosa stelah menembus lapisan muskularis mukosa.
Dilapisan submukosa, amoeba ini akan memperbanyak diri dengan cara pembelahan menjadi
jumlah yang banyak dan membentuk  koloni dan menghancurkan jaringan disekitarnya dan
menjadikan bahan yang sudah dihancurkan nya menjadi makana. Kemudian amoeba akan
bergerak ke segala arah dan menghancurkan daerah submukosa dan akan membentuk
abses, gejala klinis bervariasi, mulai dari asimtomatik (amebiasis luminal/intestinal).
                                                 Morfologi :

Dalam mempelajari struktur dari E.histolytica biasanya  dapat dipelajari dari preprat


yang dipulas (yodium atau ironhematoxylin) ataupun  tanpa pulasan.
Entamoeba histolytica memiliki dua bentuk utama dan satu bentuk peralihan, yaitu
bentuk trofozoit (bentuk vegetatif/bentuk histolytica), bentuk prekista (bentuk peralihan
sebelum menjadi kista) dan bentuk kista

 Bentuk tropozoit.
Dapat bergerak aktif, diameter 10-60 µm, sebagian  besar berukuran 15-30 µm,
ektoplasma lebar, jernih, membias cahaya terpisah jelas dengan endoplasma, pseudopodia
tipis. Endoplasma bergranula halus kadang-kadang ditemukan sel darah merah dengan
berbagai tingkat kerusakan. Inti tunggal terletak eksentrik, pada preparat yang tidak dipulas
inti tampak  samar-samar sebagai cincin berbutir halus. Dengan pewarnaan hematoksilin besi
membran inti jelas, sebelah dalamnya melekat butir kromatin, sama besar, kariosom kecil
letaknya di tengah inti. Trofozoit dalam feses  bertahan 5 jam pada suhu 37ºC, 16 jam pada
suhu 25ºC dan 96 jam pada suhu 5ºC (Neva F.A dan Brown H.W, 1994)

Bentuk prekista

Bulat, tidak berwarna, lebih kecil dari trofozoit, lebih besar dari kista, tidak
mengandung makanan, pseudopodium dikeluarkan  perlahan, tidak ada gerak progesif

Bentuk kista

Bentuk oval atau bulat, agak asimetrik, dinding halus, membias cahaya, tidak
berwarna, ukuran 10-20 µm (rata-rata 12-13 µm) jumlah inti 1,2 atau 4 buah. Kista mati
dalam 5 menit pada suhu 50 ºC, tidak tahan kering dan pembusukkan, dalam feses tahan 2
hari pada suhu 37ºC, 62,5 hari pada 0 ºC (Neva F.A dan Brown H.W, 1994). Sekurang-
kurang dapat bertahan 8 hari pada suhu 28-34 ºC, tetapi hanya beberapa jam saja pada suhu
46-47 ºC dan kurang dari satu menit pada 52 ºC (Jones dan Newton,1950). Kista dapat
bertahan lebih lama pada suhu dingin, 40 hari pada 2-6 ºC (Simitch petrovitch dan
Chibalich,1954) dan dibawah titik beku daya tahan berkurang. Jika makanan cair
terkontaminasi Entamoeba   histolityca kista bertahan 15 hari pada suhu 4 ºC dan 24 jam pada
(-10 sampai -15 ºC) di dalam 4 ppm klor bebas kista mati dalam 15-30 menit. Kista mati jika
diberi klorida merkuri 0,04%, fenol 1% dan formalin 5%

hidup:
                                              Siklus 

Kista matang yang resisten merupakan  stadium infektif,  jika termakan seseorang, akan


tahan terhadap keasaman lambung. Di dalam usus halus karena pengaruh zat pencernaan
yang netral atau basa serta karena aktifitas amoeba akan terjadi ekskistasi tempat dinding
kista akan musnah dan keluar amoeba dalam stadium metakista berinti empat yang akhirnya
akan membelah diri menjadi empat trofozoit muda.
Parasit akan terbawa isi usus untuk sampai pada usus besar. Di usus
besar  terjadi   penyerapan air sehingga di usus makin ke distal makin kental. Hal ini menjadi
ancaman bagi parasit sehingga berubah menjadi kista. Parasit yang secara normal hidup
komensal dalam rongga usus besar secara tiba-tiba dapat menjadi patogen dan menginvasi
jaringan. Bentuk patogen lebih besar dari bentuk komensal. Bentuk amoeba yang kecil
disebut bentuk minuta. Faktor yang merangsang invasi antara lain bakteri (Streptobacillus)
serta faktor makanan (banyak mengandung karbohidrat dan kolesterol).
Bentuk histolytica ini  tidak selalu menimbulkan penyakit. Bila hal ini terjadi, stadium
histolytica akan berubah menjadi minuta dan hidup komensal dirongga usus besar, kemudian
bentuk minuta akan berubah menjadi bentuk kista dengan cara membentuk dinding. Bentuk
kista yang muda  merupakan kista berinti1 dengan vakuola dan benda kromatoid , kemudian
terbentuk kista 2 inti yang juga  mempunyai vakuola dan benda kromatoid. Benda-benda ini
dianggap sebagai cadangan makanan, lalu terbentuk kista 4 inti tanpa vakuola dan benda
kromatoid. Stadium ini dianggap sebagai penerus kehidupan dari parasit, disebut sebgai
stadium infektif, tapi stadium ini hanya dapat berkembang setelah keluar dari tubuh hospes
dan termakan oleh hospes yang baru.bersama tinja penderit dapat ditemukan stadium
histolytica, stadium minuta, dan stadium kista. Stadium minuta dan stadium  histolytica tidak
infektif.

                                                 Epidemiologi :
Parasit ini tersebar luas (kosmopolit), paling banyak di daerah tropis dan sub tropis.
Beberapa faktor mempengaruhi penyebaran penyakit ini berhubungan dengan sanitasi yang
kurang baik, kepadatan penduduk, makanan dan gizi yang kurang baik, tingkat pendidikan
dan social ekonomi yang rendah
                                                 Patogenesis :
Entamoeba histolytica merupakan parasit patogen yang habitatnya dalam caecum dan
rectosigmoid (intestinal). Invasi dimulai melalui kripta mukosa usus diikuti pembentukkan
ulkus primer, dengan ciri ulkus bergaung, dapat sembuh sempurna, meninggalkan bekas
menetap atau menyebar pada lapisan mukosa dan lapisan yang lebih dalam.
                                                 Penyebaran         : Parasit ini tersebar luas diseluruh dunia , tapi lebih banyak didaerah

tropis dan subtropis dari pada didaerah beriklim sedang.


                                                  Diagnosis :

  Amebiasis intestinal dapat ditegakan dengan:


a.       Pemeriksaan tinja disentri secara direcet semear tindakan ini dilakukan untuk melihat
pergerakan parasit bila parasit menggandung eritrosit,diagnosisnya adalah disenrti ameba.
b.      Ditemukannya stadium kista pada tinja padat atau setengah padat
c.       Pemeriksaan sediaan permanen dari hapusan tinja yang diawetkan dengan PVA dan dicat
menggunakan trikom atau hematoksilin besi.
  Amebiasis ekstra intestinal.
Diagnosis amebiasis ekstraintestinal ditetapkan berdasarkan identifikasi parasit pada
pemeriksaan aspirat abses hati atau cairan paru secara direct smear.
                                                 Pengobatan :

Asymtomatic intestinal carier: diloksanid fuorat, paramomisin, iodokuinol, Amebiasis


intestinal : metronidazol atau tinidazol, paromomisin. Abses hati : metronidazol atau
tinidazol, dehidroemetin.
                                                 Pencegahan :

Dapat dilakukan dengan mengurangi sumber infeksi  dengan mengobati  penderita


amebiasis. Pendidikan kesehatan terutama menyangkut  kebersihan, baik hygiene perorangan
atau sanitasi lingkungan, pengawasan sanitasi makanan, tempat hidup/bekerja, pembuangan
sampah, pembuangan feses, pemberantasan lalat, kecoa sebagai vector mekanik yang dapat
memindahkan kista pada makanan/minuman..

2.      Entamoeba dispar
Entamoeba dispar bersifat non patogen mirip dengan E.histolytica

3.      Entamoeba coli (Grassi 1879, Casagrandi dan Barbagali 1895)


Hospes definitif : manusia
Cara infeksi : manusia terinfeksi apabila tidak sengaja menelan kista infektif
Morfologi : memiliki morfologi yang sangat mirip dengan E.histolytica ditemukan dalam dua
bentuk:

 Bentuk vegetatif (trofozoit)

Besarnya 15-30 µm, mempunyai inti entamoeba. Ektoplasma hanya tampak nyata
apabila pseudopodium terbentuk. Pseudopodium kecil, dibentuk perlahan, gerakan lambat.
Endoplasma mempunyai vakuola mengandung bakteri, bentuk ini tidak bisa dibedakan dari
bentuk minuta E. histolytica

 Bentuk kista

Besarnya 10-31 µm, dalam feses biasanya intinya 2 sampai 8, yang berinti 2 memiliki
vakuola glikogen yang besar. Benda kromatoid seperti jarum dengan ujung
tajam. Entamoeba coli tidak patogen, tetapi penting untuk dapat dibedakan dari Entamoeba
histolytica, hidup di kolon dan sekum
Pengobatan : tidak memerlukan terapi karena entamoeba coli bersifat non patogenik. Yang
perlu diperhatikan adalah kebersihan perorangan dan lingkungan.

B.     Flagellates ( intestinal )
1. Giardia lamblia
a.    Penyakit: giardiasis
b.    Hospes definitif : manusia
c.    Gejala klinis :
Bervariasi dari asomtimatis sampai diare dan malabsorvsi. Gejala klins antara lain
diare diselingi dengan kontipasi, rasa sakit pada abdomen, nausea, berat badan menurun,
malaise dan steatorrhea (malabsorpsi lemak).
d.   Diagnosis : giardiasis didiagnosis berdasarkan idenfitikasi kista atau tropozoit pada tinja.
e.    Pengobatan : metronidazal dan tinidazol
2. Chilomastix mesnili
a.     Parasit ini tidak bersifat non patogen
b.    Hospes : manusia
3. Trichomonas vaginalis
Penyakit : trichomonalis
Hospes : manusia
Gejala klinis : infeksi trichomonas vaginalis pada wanita seringkali tidak menimbulkan gejala
klinis (asimtomatic). Bila ada gejala klinis yang timbul antara lain vaginitis, dengan sekret
turlen, lesi, pada vulva dan servik rasa sakit pada abdomen, disurya, dan dispareuni.
Pengobatan : trichomonas vaginalis tergolong PMS, sehingga pengobatan seharusnya juga
diberikan kepada pasangan seksualnya.
4. Ciliophora / ciliatis (intestinal)
 Balantidum coli
Penyakit: balantibiasis
Hospes : manusia
Gejala klinis : balantidiasis seringkali bersifat asintomatis. bila ada, gejala klinis yang timbul
dapat berupa diare pertisten, kadang – kadang disentri, rasa sakit pada abdomen dan
penurunan berat badan.
Diagnosis : melalui pemeriksaan tinja secara microskopis dengan menemukan parasit stadium
trofozoit atau kista
Pengobatan: obat pilihan untuk balantidiasis adalah terasklin merupakan obat alternatif.
5. Filum apicomplexa
a.    Plasmodium  falciparum
Penyakit: malaria tropika
Morfologi : pada pemeriksaan darah tepi penderita, yang sering ditemukan adalah ring form
dan gametosit. parasit stadium tua (trofozoit dan skizon) jarang ditemukan pada pemeriksaan
darah tepi, tetapi biola ditemukan menunjukan malaria berat
b.    Plasmodium vivax
Morfologi :
1.    Gambaran skematis sediaan darah malaria plasmodium vivax
2.    Gambaran sediaan darah penderita malaria plasmodium vivax
c.    Plasmodium malariae
d.   Plasmodium ovale
Parasit jarang ditemukan lebih dari 2% sel dara merah yang terinfeksi, stadium trofozoit
skizon dan gametosit dapat ditemukan pada sediaan darah tepi.
Sel darah merah terinfeski  parasit :
 20-30% sel yang terinfeksi parasit menjadi oval , salah satu atau kedua ujungnya
fimbriated , terutama yang terinfeksi parasit stadium tua
 Stippling pada sitoplama eritrosit timbul lebih awal , lebih menonjol, dan jumlahnya
lebih sedikit dengan stippling pada sitoplasma eritrosit yang terinfeksi P. Vivax
 Stippling pada P.ovale berwarna lebih viole dibandingkan dengan P.vivax.

D.     Berdasarkan Tempat Berparasitnya


Berdasarkan tempat berparasitnya (predileksinya), parasit dapat dibedakan  menjadi :
a.      Ektoparasit = Ektozoaadalah parasit yang secara umum hidup pada permukaan luar tubuh
(kulit) hospes atau didalam liang (rambut, kulit, telinga luar dan rongga hidung) yang
berhubungan bebas dengan dunia luar dan termasuk juga parasit datang – pergi (parasit yang
tidak menetap didalam tubuh hospes).
Ektoparasit juga merupakan Parasit yang hidup di permukaan tubuh dari suatu
organisme dikenal sebagai ektoparasit atau parasit eksternal. Parasit ini dapat sering
ditemukan baik pada tumbuhan dan hewan. Ektoparasit baik mengisap darah (parasit hewan)
atau cairan (parasit tanaman) atau pakan pada jaringan hidup.
Yang termasuk kedalam Ektoparasit yaitu :
1.      Artropoda
a.       Kutu
b.      Pinjal
c.       Lalat
d.      Nyamuk
e.       Caplak
f.       Tungau gatal
g.      Tikus kutu

1.      Cacing Parasit
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain,
baik hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti cacing yang hidup dan
makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara
menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan
penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum
sebagai kecacingan.
Berdasarkan taksonomi, cacing parasit terbagi menjadi 3, yaitu :
-          Nemathelminthes (cacing gilik; ema = benang).
Ciri-ciri stadium dewasa : berbentuk bulat memanjang, pada potongan transversal
tampak rongga badan dan alat-alat, dan mempunyai alat kelamin terpisah.
-          Platyhelminthes (cacing pipih)
Ciri-ciri stadium dewasa: berbadan pipih, tidak punya rongga badan dan biasanya
bersifat hermafrodit. Platyhelminthes dibagi menjadi Kelas Trematoda (cacing daun)
dan Cestoda (cacing pita).
Ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing adalah Helmintologi. Beberapa
cacing parasit hewan/manusia : Cacing gelang (Ascaris), penyebab askariasis. Cacing
hati (Fasciola), menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi). Cacing
kremi (Enterobius), menghuni usus manusia dan menyebabkan gatal disekitar dubur. Cacing
pipih darah, penyebab skistosomiasis (Schistosomia). Cacing pita (Taenia). Cacing tambang,
penyebab ankilostomiasis (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Cacing
penyebab filariasis, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori,  Loa
loa, Mansonella streptocerca,  Onchocerca volvulus, Dracunculus medinensis, Mansonella
perstans, dan Mansonella ozzardi.
Beberapa cacing parasit tumbuhan : cacing puru
akar (Pratylenchus dan Heterodera). Nematoda akar (P.coffeae, Radopholus similis, dan
beberapa Meloidogyne).

2.      Caplak
Caplak  adalah  ektoparasit penghisap darah pada hewan vertebrata. Sama seperti
anggota arachnida lainnya tubuh caplak terbagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian depan
disebut cephalothorax (prosoma) dan bagian belakang tubuh disebut abdomen (ophistosoma).
Meskipun demikian, tidak terdapat batas yang jelas diantara dua bagian tubuh tersebut.
Caplak dewasa mempunyai alat-alat tubuh pada arachnida seperti khelisera dan palpus (alat
sensori) yang terdapat dibagian atas, dan enathosoma/capitulum, dan empat pasang kaki
(Kendall, 2008).
Contoh caplak berkulit keras di Indonesia adalah caplak sapi (Boophilus microplus),
caplak anjing (Rhipicephalus sanguineus), caplak babi (Dermacentor auratus).
Caplak dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan tanpa makan jika belum
mendapatkan induk semangnya. Caplak dapat hidup pada 1-3 induk semang berbeda selama
fase pertumbuhannya sehingga dikenal dengan sebutan caplak berinduk semang satu,
berinduk semang dua dan berinduk semang tiga (Vredevoe, 1997).
Caplak anjing (Rhipicephalus sanguineus)

Caplak memiliki 4 tahapan siklus hidup mulai dari telur - larva - nimfa - dewasa.


Memiliki lama siklus hidup lebih kurang lebih 3 bulan. Rhipicephalus sanguineus merupakan
caplak berinang 3, umumnya anjing. Caplak betina bertelur sampai 5.000 butir telur,
selanjutnya telur akan menetas dalam 17-30 hari dan kemudian larva menempel pada inang
ke-1 (rambut panjang belakang leher anjing).
Larva menghisap darah 2—6 hari, jatuh, dan berubah menjadi nimfa 5-23 hari. Lalu
nimfa menempel pada inang ke-2, terutama di belakang leher, menghisap darah 4-9 hari,
jatuh, dan berubah menjadi dewasa 11-73 hari. Caplak dewasa kemudian menempel pada
inang ke-3 yang sering pada hospes telinga dan sela-sela jari kaki anjing, menghisap darah
pada 6-21 hari dan lalu jatuh untuk bertelur. Larva tidak makan dapat hidup sampai dengan
8,5 bulan, sedangkan caplak dewasa dapat bertahan 19 bulan.
Seekor caplak dewasa dapat mengisap darah 0,5-2 mililiter, dalam waktu singkat
dapat menyebabkan anemia bagi inangnya. Luka trauma akibat gigitan caplak juga dapat
menjadi tempat infeksi sekunder. Caplak juga dapat menyebabkan
depresi syaraf akibat toksin yang diproduksi oleh caplak betina di kelenjar saliva. Paralisis
biasanya dimulai dari otot belakang tubuh, kemudian menyebar ke seluruh tubuh, terakhir
menyerang otot-otot pernapasan. Paralisis berlangsung selama 1-4 hari. Inang yang sembuh
dari tick paralisis menjadi kebal selama 8 minggu sampai 8 bulan.
Seekor caplak betina mampu bertelur 100 butir sehari [3]. Setelah menetas, muncul
larvanya yang segera mencari induk semang untuk menghisap darah yang pertama. Setelah
itu larva berubah menjadi caplak muda. Caplak muda ini bisa mengalami hibernasi selama
bertahun-tahun sebelum berubah menjadi caplak dewasa. Caplak dewasa pun mampu hidup
tanpa menghisap darah selama bertahun-tahun. Caplak betina menghisap darah 8-10 hari
hingga bobotnya mencapai 100 kali lipat dan kemudian melepaskan diri dari anjing untuk
mencari tempat bertelur.

3.      Tungau
Tungau merupakan binatang yang sangat kecil seperti kutu dan tidak tampak oleh
mata. Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang bersama-sama
dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina.
Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan
sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Beberapa tungau diketahui menjadi
penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang
hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan. Di bidang pertanian,
tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat
buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau merah Panonychus citri, merusak
daun ketela pohon dan juga daun beberapa tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat). Tungau
juga menyebabkan penyakit skabies, penyakit pada kulit yang mudah menular.
Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran
kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan
anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari
kekerabatannya. Tungau merupakan binatang sejenis kutu yang ukurannya sangat kecil, yakni
250-300 mikron berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini
transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau betina panjangnya 300-450
mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya yakni 200 – 240
mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak dengan
kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit.. Bila dilihat dari sisi fisiknya, bentuk binatang
ini lonjong dengan jumlah kaki 8 buah. Binatang mikrospis itu diembel-embeli kata “debu” di
belakang namanya karena hidupnya dari debu.
Tungau betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit untuk
kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari. Terowongan
pada kulit dapat sampai ke perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam
terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari dan
bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari.
Telur akan menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan
kulit untuk kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel
rambut untuk melindungi dirinya dan mendapat makanan. Setelah beberapa hari, menjadi
bentuk dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk
dewasa sekitar 10-14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari
pada tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya
hanya hidup di permukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.
Siklus hidup tungau

4.      Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera ; genera termasuk
Anopheles,  Culex,  Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta,
dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 41 genus yang merangkumi 3,500
spesies. Dalam bahasa Inggris nyamuk dikenali sebagai "Mosquito", dalam bahasa
Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan
perkataan Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di England nyamuk dikenali sebagai (gnats).
Dikatakan parasit, sebenarnya nyamuk hanyalah sebagai vektor penularan penyakit
malaria. Siklus hidup nyamuk ada empat : telur – larva – pupa – dewasa. Masa hidupnya
hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Larva nyamuk dikenali sebagai Jentik-jentik biasanya
dapat kita jumpai pada genangan yang berisi air. Jentik-jentik bernafas melalui saluran udara
yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas
melalui tanduk thorakis (thoracic) terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik-jentik
memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik-jentik adalah pemangsa bagi jentik-jentik
spesies lain.
Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa (protozoan)
seperti malaria, penyakit (filarial) seperti filariasis, dan penyakit bawaan virus seperti demam
kuning, demam berdarah, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara
tidak sengaja ke Amerika Syarikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak
keseluruh negeri dalam Amerika Serikat. Berat nyamuk hanyalah 2 hingga 2.5 mg. Nyamuk
mampu terbang antara 1,5-2,5 km/h.

5.      Kutu
Dalam arti sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukura kecil, yang
dalam bahasa inggris mencakup flea  (kutu yang melompat, ordo Siphonaptera)
dan louse  (kutu yang lebih suka merayap). Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak
dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo hemiptera) dan
beberapa anggota ordo Coleoptera. Yang termasuk golongan kutu parasit adalah kutu kepala
pada manusia, kutu busuk dan kutu badan pada  hewan yang berbulu.
Kutu manusia adalah kutu yang menyerang manusia dengan menghisap darah dan
menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Kutu manusia terdiri dari beberapa jenis, diantaranya
adalah ; kutu rambut (Pediculus humanus capitis), kutu badan (Pediculus humanus
humanus), dan kutu pubis (Phthiris pubis). Kutu-kutu tersebut dapat menyerang manusia
apabila kita tidak menjaga kebersihan rambut, badan, dan pakaian. Kutu manusia dapat
berpindah dari satu orang ke orang lain, namun kehadirannya bersifat patogen atau tidak
menularkan penyakit.
Kutu busuk atau kepinding adalah serangga parasit yang ditemukan hidup di karpet
atau tempat tidur. Kutu busuk menggigit manusia tanpa ketahuan dan menimbulkan rasa
gatal, ruam serta alergi. Kutu busuk sangat sengang tinggal di karpet dan kasur. Jemur dan
angin-anginkan karpet dan kasur secara berkala untuk mengindari kehadiran kutu busuk.

6.      Lalat
Lalat merupakan salah satu jenis serangga yang selalu lekat dengan kesan jorok atau
kotor. Hal ini disebabkan karena lalat ini suka hinggap di kotoran dan mereka memperoleh
makanan dengan cara memuntahkan air liurnya dan memakannya kembali. Lalat merupakan
sub-ordo dari Diptera. Ia mungkin serupa dengan nyamuk, namun sebenarnya mereka
berbeda.
Sama seperti nyamuk, lalat juga merupakan medium penyebar penyakit yang cukup
serius pada manusia. Sebab saat lalat menghinggapi makanan atau sebuah tempat, maka
makanan dan tempat tersebut akan terkontaminasi dengan kuman sejumlah kurang lebih
125.000. Dalam ilmu biologi, para ilmuan biasanya mempelajari metamorfosis lalat sebab ia
merupakan salah satu contoh

Metamorfosis lalat
Dimulai dari telur hasil fertilisasi. Lalat memiliki tingkatan jumlah reproduksi yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga lainnya. Selain itu laju produksinya juga
lebih dibandingkan jenis serangga lain. Hal ini disebabkan kemampuan mereka dalam hal
kawin sangat efisien juga efektif terlebih pada musim kawin. Setelah proses fertilisasi, induk
lalat akan bertelur. Biasanya ia melekatkan telurnya ke dalam sumber makanan misalnya
buah yang hampir busuk. Kemudian perkembangan selanjutnya adalah perubahan telur
menjadi larva.
Metamorfosis lalat yang ditandai berubahnya telur manjadi larva dibagi ke dalam dua
periode yakni periode embrionik dan periode perkembangan postembrionik. Periode
embrionik adalah fase dimana lalat melakukan fertilisasi dan kemudian menghasikan telur
yang kemudian menetas menjadi larva muda hanya dalam kurun waktu 24 jam saja.
Penetasan larva ini terjadi di dalam tempat sang induk meletakkan telur. Larva lalat ini
kadang disebut juga dengan belatung. Pada fase ini, larva muda tersebut tak berhenti makan
dan mempersiapkan dirinya masuk ke dalam periode metamorfosis selanjutnya yakni post
embrionik.
Post embrionik adalah periode setelah telur berubah menjadi larva. Larva ini sendiri
dibagi ke dalam tiga bagian yakni larva instar I, larva instar II, dan larva instar III. Pembagian
larva ini didasarkan pada proses pergantian kulit pada larva yang memang terjadi sebanyak 3
kali dengan kurun waktu 7 sampai 10 hari per perubahan. Setelah masa instar selesai,
metamorfosis lalat akan memasuki fase pupa atau kepompong dan kemudian selanjutnya
menjadi imago atau fase seksual yang ditandai pada perkembangan pada bagian sayap hingga
akhirnya menjadi lalat dengan tubuh yang sempurna.
Sebagai hewan dengan metamorfosis yang sempurna, lalat melalu jalur hidup : telur
--> larva (larva instar I, larva instar II, dan larva instar III) --> pupa atau kepompong -->
imago atau lalat sempurna. Para ilmuan banyak yang mempelajari metamorfosis lalat dan ia
lazim dijadikan sampel atau contoh dalam sub teori "Metamorfosis".

b.   Endoparasit = Endozoaadalah parasit yang hidup didalam organ dalam, system


(alimentarius, sirkulasi, respirasi), rongga dada, rongga perut, persendian, otot daging atau
jaringan lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan dunia luar. Endoparasit juga
merupakan Parasit yang hidup di dalam tubuh organisme atau inang. Mereka terjadi di
berbagai filum hewan dan protista.
Endoparasit dapat hidup di dua lingkungan yaitu :
1.      Intraseluler. Parasit ini hidup di dalam sel tubuh, misalnya:
a.       Parasit malaria, terdapat di dalam sel darah merah manusia.
b.      Protozoa
c.       Bakteri
d.      Virus
Ketiga dari contoh parasit intraseluler yaitu, protozoa, bakteri, dan virus memerlukan
organisme ketiga yang umumnya disebut pembawa atau vektor.
2.      Ekstraseluler. parasit yang hidup di dalam inang ini yaitu:
a.       Parasit yang dapat hidup dalam beberapa jaringan tubuh yaitu: Trichinella hidup di dalam
jaringan otot.
b.      Parasit yang hidup dalam cairan tubuh misalnya: Schistosoma hidup dalam plasma darah.
c.       Parasit yang hidup dalam pencernaan misalnya: Taenia dan Ascaris.

E.      Kerugian Akibat Parasit


Kerugian akibat parasit terjadi melalui beberapa cara yaitu:

1.      Menghisap darah, cairan getah bening atau eksudat


Contoh : artropoda (lalat dan nyamuk), helminth (cacing Ancylostoma sp) dan Protozoa darah
(Plasmodium sp; Leucocytozoon sp; Trypanosoma sp) menghisap darah. Artropoda (lalat
jenis tertentu), Helmin (cacing Thelazia sp; Syngamus sp), protozoa (Trichomonas sp)
menghisap cairan getah bening atau eksudat.

2.      Menghisap makanan hospes


Contoh : Helmin (cacing Ascaris sp, Taenia spp), kesemuanya menghisap makanan hospes.

3.      Merusak jaringan tubuh


Contoh : cacing Trematoda Fasciola gigantica merusak jaringan hati, Protozoa (Eimeria sp)
merusak epitel usus, Artopoda larva lalat Gastrophylus sp merusak dinding lambung.

4.      Menimbulkan gangguan mekanik


Contoh : bentuk peralihan cacing pita echinococus granulosus (kista hidatida) yang
berpredileksi didalam hati, bisa menekan organ hati dan organ lainnya.

5.      Menimbulkan radang
Contoh : larva dari cacing Ancylostoma sp bisa menembus kulit dan menimbulkan radang.
Gigitan dari Artropoda (lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau) kesemuanya
menimbulkan radang. Protozoa Eimeria sp merusak epitel usus dan mengakibatkan terjadinya
radang.

6.      Memudahkan masuknya mikro-organisme


Contoh : artropda (gigitan nyamuk, caplak), helmin (tempat masuknya larva
cacing Ancylostoma sp) menimbulkan kelukaan dan memudahkan masuknya mikro-organisme
sehingga terjadi infeksi sekunder.

7.      Menghasilkan berbagai substansi toksik seperti (hemolysin, histilysine, antikoagulan


dan produksi toksik dari metabolismenya)
Contoh : Protozoa (Trypanosoma sp), artropoda (lalat, nyamuk, caplak) dan Helmin
(cacing Ancylostoma sp) menghasilkan substansi seperti tersebut terdahulu.

8.      Menimbulkan reaksi alergi


Contoh : artropoda (Sarcoptes sp, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal), tempat gigitannya timbul
reaksi alergi.

9.     Dapat menstimulir terjadinya kanker


Contoh : cacing Spirocerca lupi telah terbukti dapat menstimulir (merangsang) terjadinya
kanker saluran pencernaan anjing.

10.  Membawa beberapa penyakit (Vektor)


Contoh : caplak menularkan Anaplasmosis, lalat menularkan malaria unggas.

11.   Menimbulkan penyumbatan secara mekanis


Contoh : cacing Ascaris suum jika jumlahnya banyak dapat menyumbat saluran pencernaan
babi.
12.  Dapat menghncurkan sel, karena mengadakan pertumbuhan didalamnya
Contoh : protozoa (Eimeria sp, menghancurkan sel epitel saluran cerna, Plasmodium sp,
Leucocytozoon  dan Haemoproteus, menghancurkan sel darah merah unggas).
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Parasitologi adalah studi tentang parasit dan hubungan mereka dengan organisme tuan
rumah. Sepanjang sejarah, orang telah diatasi dengan lebih dari 100 jenis parasit yang
mempengaruhi manusia. Parasit tidak, bagaimanapun, telah secara sistematis dipelajari
sampai beberapa abad terakhir. Parasit merupakan kelompok organisme yang hidup,
berkembang biak, dan menghisap makanan dari organisme lain yang ditumpanginya. Jadi
hidup atau tidaknya suatu parasit sangat tergantung pada tubuh inangnya. Parasit ini sangat
merugikan inangnya dalam berbagai hal, dapat menyebabkan inangnya sakit dan
mengganggu proses metabolisme pada tempat yang ditumpanginya tersebut.

B.  Saran
Setelah membaca makalah ini kita sudah tahu penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan
oleh parasit tersebut. Dengan demikian, kita harus rajin membersihkan rumah dan lingkungan
tempat tinggal kita, jangan biarkan ada ruangan yang lembab di rumah kita. Dan pada hewan
peliharaan agar lebih rajin lagi dimandikan dan dirawat.
DAFTAR PUSTAKA

http//www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/frames/morphologytables/body/morph.fig.htm

http://www .tulane.edu/wisar/protozoology/notes/intest/html

Anda mungkin juga menyukai