Anda di halaman 1dari 18

Gempa

Guncang Papua,
Wajo Sulsel, dan Jember
Gempa kembali mengguncang wilayah Indonesia pada hari Jumat, 27 Maret
2020. Hingga pukul 20.30 WIB, lindu pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mengungkap gempa berada di kedalaman 10 kilometer atau sekitar 128 km
barat daya Jember. Selanjutnya, Kabupaten Jayapura, Papua digoyang
gempa, pukul 04:36:40 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,9. Lindu
dilaporkan tidak berpotensi tsunami. Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan,
menjadi wilayah ketiga yang digoyang gempa. Gempa getarkan kota ini
hingga dua kali.

Kabupaten Jember digoyang lindu magnitudo 4,9 pada pukul 03:34:16 WIB.
Berada pada kedalaman 10 kilometer, lindu berpusat di laut. BMKG lewat
laman resminya juga melaporkan, gempa Jember terletak pada koordinat 9,31
Lintang Selatan (LS) dan 113,52 Bujur Timur (BT). Atau lebih tepatnya berada
di 128 km barat daya Jember. Saat gempa terjadi, getarannya bahkan terasa
hingga Kecamatan Kuta, Bali dalam skala II-III MMI (Modified Mercalli
Intensity).

Sementara, gempa magnitudo 5,9 di Jayapura dirasakan hingga ke sejumlah


wilayah, seperti Kabupaten Sarmi, Jayapura, dan Wamena. Gempa terjadi
pada pukul 04:36:40 WIB dengan pusat gempa berada di darat atau 72 km
barat laut Kabupaten Jayapura. Ada pun lokasi gempa terletak pada koordinat
2,72 LS dan 139,26 BT. Berada di kedalaman 11 kilometer, gempa dilaporkan
tak berpotensi tsunami.

Sedangkan gempa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terjadi hingga dua


kali pada tanggal 27 Maret ini. Gempa magnitudo 4,9 terjadi pukul 04:58:58
WIB. Gempa berpusat di darat dengan kedalaman 16 kilometer. Saat gempa
terjadi, getarannya terasa hingga Tanete, Sopeng, Sengkang, Sidrap, dan
Pinrang. Sementara, lokasi lindu terletak pada koordinat 4,09 LS dan 120,13
BT atau 9 km barat daya Wajo. Gempa kedua, terjadi pada pukul 06:09:52
WIB. Pusat gempa berada di darat atau 1 km tenggara Wajo. Lindu dengan
kekuatan magnitudo 2,8 terasa dalam skala II MMI ke Wajo. Sedangkan
koordinat titik gempa terletak pada 4,02 LS dan 120,16 BT. Hingga berita ini
diturunkan belum ada informasi terkait potensi tsunami dan dampak
kerusakan yang ditimbulkan akibat kedua gempa di Wajo ini.

(diadaptasi dari: https://www.liputan6.com/news/read/4213049/gempa-hari-ini-


guncang-papua-wajo-sulsel-dan-jember)
Gempa yang berdampak hingga ke Bali berasal dari Jawa Timur

Gempa Jember berasal dari 10 km barat daya Jember

Ada 3 gempa yang dilaporkan terjadi

Gempa di Jember disebutkan berpotensi menimbulkan tsunami

Gempa Jember terasa hingga Wajo

Opsi yang sesuai hanyalah opsi A, karena gempa yang berdampak hingga ke
Kuta, Bali berasal dari Jember, dan Jember ada di Jawa Timur (ada dalam
bacaan). Opsi B salah, yang benar adalah 128 km. Opsi C salah, karena ada
4, bukan 3. Opsi D dan E tidak disebutkan dalam bacaan.

Gempa terakhir yang diberitakan memiliki magnitudo terendah

Gempa terakhir yang diberitakan terjadi di koordinat 4,09 LS dan 120,13 BT

Gempa di Jayapura terasa hingga beberapa kabupaten lainnya di Papua

Gempa pertama di Wajo terasa hingga beberapa daerah

Tidak ada info tentang kemungkinan tsunami di Wajo akibat gempa hingga
bacaan ini dibuat

Opsi A benar, gempa kedua di Wajo adalah yang terakhir diberitakan, dengan
magnitudo 2,8 SR, terkecil dibanding yang lain. Opsi C, D, dan E benar dan
disebutkan dalam bacaan. Opsi B adalah yang paling tidak sesuai, karena
koordinat gempa yang disebutkan di opsi B adalah koordinat gempa pertama
di Wajo, bukan yang kedua (terakhir).
Gempa sering terjadi di Papua, Sulsel, dan Jawa Timur

Gempa selalu terjadi di pagi hari

Gempa di bawah 6 SR tidak akan menyebabkan potensi tsunami

Gempa dapat terjadi di darat dan di dalam laut

Keempat gempa yang disebutkan dalam bacaan tidak memberikan dampak


kerusakan

Bacaan tidak dapat membuktikan kebenaran opsi A, B, dan C, sementara opsi


E tidak disebutkan secara menyeluruh, karena yang disebutkan hanya belum
diketahui ada atau tidaknya kerusakan akibat kedua gempa di Wajo, bukan
berarti tidak ada kerusakan yang disebabkan ataupun keempatnya tidak
menyebabkan kerusakan; jadi bacaan juga tidak dapat membuktikan
kebenaran opsi E. Yang tepat adalah opsi D, di mana disebutkan ada gempa
yang pusatnya di laut (gempa di Jember) dan ada yang di darat (ketiga gempa
lainnya, selain gempa di Jember); jadi dapat terjadi di keduanya.

Jayapura

Wajo pertama

Wajo kedua

Jember

Kuta
Pusat gempa yang paling jauh dari permukaan bumi dengan kata lain adalah
yang pusat gempanya terdalam. Gempa terdalam yang diketahui pusatnya
adalah saat gempa di Wajo pertama kali, dengan kedalaman 16 km.

Jayapura

Wajo

Jember

Kuta

Jawaban tidak dapat diketahui dari bacaan

Pada paragraf 1, disebutkan “... lindu pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten


Jember, Jawa Timur.”

Jayapura

Wajo

Jember

Kuta

Jawaban tidak dapat diketahui dari bacaan


Dalam bacaan, diketahui bahwa Jayapura diguncang gempa dengan
magnitudo 5.9 SR, lebih besar dari 3 gempa lainnya yang disebutkan dalam
bacaan (4.9 SR, 4.9 SR, dan 2.8 SR)

Jember

Jayapura

Wajo

Kuta

Jawaban tidak dapat diketahui dari bacaan

Jika kalian perhatikan, pusat gempa Jember berada di laut, sementara yang
lain terjadi di darat.

Penemuan Partikel Eksotik Pentaquark

Partikel baru yang terdiri dari lima buah quark (tepatnya empat quark dan satu
anti-quark) berhasil ditemukan setelah eksistensinya berhasil dikonfirmasi
oleh lima eksperimen terpisah di seluruh dunia. Adalah kelompok fisikawan
yang bekerja di laboratorium SPRING-8 di Osaka, Jepang, yang pertama kali
mengamati partikel bermassa 1,54 giga elektronvolt (sekitar satu setengah
kali massa proton) ini. Hasil penemuan mereka dipublikasikan di Physical
Review Letters, salah satu jurnal fisika ternama di Amerika, bulan lalu. Tidak
begitu lama, eksperimen tersebut berhasil dikonfirmasi oleh kolaborasi
penelitian DIANA di Rusia serta kolaborasi CLAS di Jefferson Lab, Virginia,
USA. Terakhir, kolaborasi penelitian HERMES di laboratorium DESY di
Hamburg, Jerman, dan kolaborasi SAPHIR di Bonn, Jerman, juga melaporkan
hal yang sama. Bulan lalu media informasi BBC online serta harian USA
Today juga memuat berita mengejutkan ini.

Saking barunya, nama partikel yang bermuatan sama dengan positron ini pun
masih belum disepakati. Sebagian fisikawan masih menyebutnya sebagai
partikel Z+, sementara akhir-akhir ini kebanyakan menyatakannya sebagai
Theta+ atau partikel eksotik pentaquark (lima quark). Meski tidak dilarang oleh
Model Standar yang secara resmi dianut oleh semua fisikawan, keberadaan
partikel pentaquark selama ini sulit dideteksi. Namun, kemajuan pesat di
dunia akselerator serta semakin canggihnya detektor partikel saat kini
mengakhiri perburuan partikel yang telah diramalkan sejak sekitar 30 tahun
lalu. Penemuan ini tentu saja memiliki konsekuensi serius pada pandangan
umat manusia terhadap alam semesta, karena selama ini quark yang
merupakan bahan dasar penyusun jagad raya diketahui hanya dapat
membentuk partikel sub-atomik dalam kombinasi dua atau tiga quark saja.

Di laboratorium SPRING-8 partikel pentaquark diamati melalui rangkaian


percobaan sebagai berikut. Seberkas sinar laser dihamburkan pada berkas
elektron yang memiliki energi 8 giga elektronvolt yang bersirkulasi dalam
sebuah sinkrotron. Hamburan ini menghasilkan foton dengan energi cukup
tinggi yang selanjutnya ditumbukkan pada sebuah target berisi karbon. Hasil
dari tumbukan ini adalah kaon bermuatan negatif, proton, partikel pentaquark
yang dalam waktu yang cukup singkat (antara 10 – 20 detik) akan meluruh
menjadi sebuah kaon bermuatan positif dan sebuah neutron, serta sisa-sisa
tumbukan lainnya. Semua partikel yang dihasilkan ditangkap oleh detektor.
Keberadaan partikel pentaquark ditunjukkan oleh suatu peak (puncak) pada
distribusi spektrum massa yang hilang di dalam proses. Fenomena ini sering
dijumpai pada kasus penelitian partikel resonansi baryon, namun lebar dari
peak pada kasus pentaquark jauh lebih kecil dibandingkan dengan partikel
resonansi. Pada kasus pentaquark, lebar peak hanya sekitar 20 mega
elektronvolt, sedangkan untuk resonansi baryon dapat mencapai 500 mega
elektronvolt. Konsekuensinya, partikel pentaquark dapat hidup lebih lama (10
– 20 detik) dibandingkan dengan partikel resonansi baryon (sekitar 10-
10 detik).

Saat ini, topik penelitian partikel pentaquark merupakan topik yang sangat
“panas”. Puluhan paper hasil penelitian teoritis segera muncul dalam waktu
singkat setelah eksperimen pertama dikonfirmasi. Beberapa eksperimen
untuk memproduksi partikel ini juga telah diusulkan, yaitu melalui tumbukan
antara kaon dan nukleon, foton dengan proton, dan lain-lain.

(sumber bacaan: https://fisikazone.com/penemuan-partikel-eksotik-


pentaquark/)

(sumber gambar: http://hersing.free.fr/dimensions_files/dimensions2.html)


(Jika gambar tidak terlihat, klik disini )

|Pernyataan di bawah ini yang PALING SESUAI dengan bacaan adalah ….

Pentaquark sulit dibuktikan karena masa hidupnya yang singkat yaitu hanya
sekitar 10-10 detik

Ada partikel lain yang bermuatan sama dengan pentaquark

Eksperimen tentang pentaquark bukanlah suatu hal yang menarik di kalangan


para peneliti saat ini
Partikel pentaquark masa hidupnya lebih pendek dari partikel resonansi
baryon

Semua partikel hasil eksperimen di SPRING-8 untuk menemukan partikel


pentaquark dapat dilihat dengan mata telanjang

Pada paragraf 2 disebutkan, “Saking barunya, nama partikel (merujuk ke


pentaquark) yang bermuatan sama dengan positron ini pun masih belum
disepakati.” Jadi, dapat diketahui bahwa muatan pentaquark sama dengan
positron.”

Penemuan Partikel Eksotik Pentaquark

Partikel baru yang terdiri dari lima buah quark (tepatnya empat quark dan satu
anti-quark) berhasil ditemukan setelah eksistensinya berhasil dikonfirmasi
oleh lima eksperimen terpisah di seluruh dunia. Adalah kelompok fisikawan
yang bekerja di laboratorium SPRING-8 di Osaka, Jepang, yang pertama kali
mengamati partikel bermassa 1,54 giga elektronvolt (sekitar satu setengah
kali massa proton) ini. Hasil penemuan mereka dipublikasikan di Physical
Review Letters, salah satu jurnal fisika ternama di Amerika, bulan lalu. Tidak
begitu lama, eksperimen tersebut berhasil dikonfirmasi oleh kolaborasi
penelitian DIANA di Rusia serta kolaborasi CLAS di Jefferson Lab, Virginia,
USA. Terakhir, kolaborasi penelitian HERMES di laboratorium DESY di
Hamburg, Jerman, dan kolaborasi SAPHIR di Bonn, Jerman, juga melaporkan
hal yang sama. Bulan lalu media informasi BBC online serta harian USA
Today juga memuat berita mengejutkan ini.

Saking barunya, nama partikel yang bermuatan sama dengan positron ini pun
masih belum disepakati. Sebagian fisikawan masih menyebutnya sebagai
partikel Z+, sementara akhir-akhir ini kebanyakan menyatakannya sebagai
Theta+ atau partikel eksotik pentaquark (lima quark). Meski tidak dilarang oleh
Model Standar yang secara resmi dianut oleh semua fisikawan, keberadaan
partikel pentaquark selama ini sulit dideteksi. Namun, kemajuan pesat di
dunia akselerator serta semakin canggihnya detektor partikel saat kini
mengakhiri perburuan partikel yang telah diramalkan sejak sekitar 30 tahun
lalu. Penemuan ini tentu saja memiliki konsekuensi serius pada pandangan
umat manusia terhadap alam semesta, karena selama ini quark yang
merupakan bahan dasar penyusun jagad raya diketahui hanya dapat
membentuk partikel sub-atomik dalam kombinasi dua atau tiga quark saja.

Di laboratorium SPRING-8 partikel pentaquark diamati melalui rangkaian


percobaan sebagai berikut. Seberkas sinar laser dihamburkan pada berkas
elektron yang memiliki energi 8 giga elektronvolt yang bersirkulasi dalam
sebuah sinkrotron. Hamburan ini menghasilkan foton dengan energi cukup
tinggi yang selanjutnya ditumbukkan pada sebuah target berisi karbon. Hasil
dari tumbukan ini adalah kaon bermuatan negatif, proton, partikel pentaquark
yang dalam waktu yang cukup singkat (antara 10 – 20 detik) akan meluruh
menjadi sebuah kaon bermuatan positif dan sebuah neutron, serta sisa-sisa
tumbukan lainnya. Semua partikel yang dihasilkan ditangkap oleh detektor.
Keberadaan partikel pentaquark ditunjukkan oleh suatu peak (puncak) pada
distribusi spektrum massa yang hilang di dalam proses. Fenomena ini sering
dijumpai pada kasus penelitian partikel resonansi baryon, namun lebar dari
peak pada kasus pentaquark jauh lebih kecil dibandingkan dengan partikel
resonansi. Pada kasus pentaquark, lebar peak hanya sekitar 20 mega
elektronvolt, sedangkan untuk resonansi baryon dapat mencapai 500 mega
elektronvolt. Konsekuensinya, partikel pentaquark dapat hidup lebih lama (10
– 20 detik) dibandingkan dengan partikel resonansi baryon (sekitar 10-
10 detik).

Saat ini, topik penelitian partikel pentaquark merupakan topik yang sangat
“panas”. Puluhan paper hasil penelitian teoritis segera muncul dalam waktu
singkat setelah eksperimen pertama dikonfirmasi. Beberapa eksperimen
untuk memproduksi partikel ini juga telah diusulkan, yaitu melalui tumbukan
antara kaon dan nukleon, foton dengan proton, dan lain-lain.

(sumber bacaan: https://fisikazone.com/penemuan-partikel-eksotik-


pentaquark/)

(sumber gambar: http://hersing.free.fr/dimensions_files/dimensions2.html)


(Jika gambar tidak terlihat, klik disini )

|Pernyataan di bawah ini yang PALING TIDAK SESUAI dengan bacaan


adalah ….

Spring-8 adalah satu-satunya laboratorium yang mengkonfirmasi keberadaan


pentaquark

Pentaquark disebut juga partikel Z+

Pentaquark disebut juga Theta+

Pentaquark tidak terdiri dari lima anti-quark

Keberadaan partikel pentaquark telah diprediksi sejak lama

Opsi B, C, D, dan E benar, namun opsi A tidak tepat karena setelah SPRING-
8 mempublikasikan hasil eksperimen mereka, kolaborasi penelitian DIANA di
Rusia, kolaborasi CLAS di Jefferson Lab, Virginia, USA, dan kolaborasi
penelitian HERMES di laboratorium DESY di Hamburg, Jerman, serta
kolaborasi SAPHIR di Bonn, Jerman, juga melaporkan hal yang sama.

Penemuan Partikel Eksotik Pentaquark

Partikel baru yang terdiri dari lima buah quark (tepatnya empat quark dan satu
anti-quark) berhasil ditemukan setelah eksistensinya berhasil dikonfirmasi
oleh lima eksperimen terpisah di seluruh dunia. Adalah kelompok fisikawan
yang bekerja di laboratorium SPRING-8 di Osaka, Jepang, yang pertama kali
mengamati partikel bermassa 1,54 giga elektronvolt (sekitar satu setengah
kali massa proton) ini. Hasil penemuan mereka dipublikasikan di Physical
Review Letters, salah satu jurnal fisika ternama di Amerika, bulan lalu. Tidak
begitu lama, eksperimen tersebut berhasil dikonfirmasi oleh kolaborasi
penelitian DIANA di Rusia serta kolaborasi CLAS di Jefferson Lab, Virginia,
USA. Terakhir, kolaborasi penelitian HERMES di laboratorium DESY di
Hamburg, Jerman, dan kolaborasi SAPHIR di Bonn, Jerman, juga melaporkan
hal yang sama. Bulan lalu media informasi BBC online serta harian USA
Today juga memuat berita mengejutkan ini.

Saking barunya, nama partikel yang bermuatan sama dengan positron ini pun
masih belum disepakati. Sebagian fisikawan masih menyebutnya sebagai
partikel Z+, sementara akhir-akhir ini kebanyakan menyatakannya sebagai
Theta+ atau partikel eksotik pentaquark (lima quark). Meski tidak dilarang oleh
Model Standar yang secara resmi dianut oleh semua fisikawan, keberadaan
partikel pentaquark selama ini sulit dideteksi. Namun, kemajuan pesat di
dunia akselerator serta semakin canggihnya detektor partikel saat kini
mengakhiri perburuan partikel yang telah diramalkan sejak sekitar 30 tahun
lalu. Penemuan ini tentu saja memiliki konsekuensi serius pada pandangan
umat manusia terhadap alam semesta, karena selama ini quark yang
merupakan bahan dasar penyusun jagad raya diketahui hanya dapat
membentuk partikel sub-atomik dalam kombinasi dua atau tiga quark saja.

Di laboratorium SPRING-8 partikel pentaquark diamati melalui rangkaian


percobaan sebagai berikut. Seberkas sinar laser dihamburkan pada berkas
elektron yang memiliki energi 8 giga elektronvolt yang bersirkulasi dalam
sebuah sinkrotron. Hamburan ini menghasilkan foton dengan energi cukup
tinggi yang selanjutnya ditumbukkan pada sebuah target berisi karbon. Hasil
dari tumbukan ini adalah kaon bermuatan negatif, proton, partikel pentaquark
yang dalam waktu yang cukup singkat (antara 10 – 20 detik) akan meluruh
menjadi sebuah kaon bermuatan positif dan sebuah neutron, serta sisa-sisa
tumbukan lainnya. Semua partikel yang dihasilkan ditangkap oleh detektor.
Keberadaan partikel pentaquark ditunjukkan oleh suatu peak (puncak) pada
distribusi spektrum massa yang hilang di dalam proses. Fenomena ini sering
dijumpai pada kasus penelitian partikel resonansi baryon, namun lebar dari
peak pada kasus pentaquark jauh lebih kecil dibandingkan dengan partikel
resonansi. Pada kasus pentaquark, lebar peak hanya sekitar 20 mega
elektronvolt, sedangkan untuk resonansi baryon dapat mencapai 500 mega
elektronvolt. Konsekuensinya, partikel pentaquark dapat hidup lebih lama (10
– 20 detik) dibandingkan dengan partikel resonansi baryon (sekitar 10-
10 detik).

Saat ini, topik penelitian partikel pentaquark merupakan topik yang sangat
“panas”. Puluhan paper hasil penelitian teoritis segera muncul dalam waktu
singkat setelah eksperimen pertama dikonfirmasi. Beberapa eksperimen
untuk memproduksi partikel ini juga telah diusulkan, yaitu melalui tumbukan
antara kaon dan nukleon, foton dengan proton, dan lain-lain.

(sumber bacaan: https://fisikazone.com/penemuan-partikel-eksotik-


pentaquark/)
(sumber gambar: http://hersing.free.fr/dimensions_files/dimensions2.html)
(Jika gambar tidak terlihat, klik disini )

|Pernyataan di bawah ini yang PALING MUNGKIN BENAR berdasarkan


gambar adalah ….

Atom adalah bagian dari neutron

Neutron adalah bagian dari proton

Lepton tidak terikat oleh neutron

Proton adalah bagian dari neutron

Quark tidak terikat oleh gluon

Opsi A salah karena neutron lah yang merupakan bagian dari atom, opsi B
dan D salah karena mereka bukanlah bagian dari satu sama lain (terpisah),
opsi E salah karena diberitahukan bahwa quark tak pernah berdiri sendiri dan
terikat oleh gluon. Yang paling mungkin benar adalah opsi C, karena
disebutkan dalam gambar bahwa lepton = elektron dan bergerak bebas (kalau
secara pengetahuan umum sekalipun, elektron tidak terikat oleh neutron
(saja), melainkan baru terikat ketika bertemu inti atom (yang memang aslinya
terdiri dari neutron dan proton)).

Penemuan Partikel Eksotik Pentaquark

Partikel baru yang terdiri dari lima buah quark (tepatnya empat quark dan satu
anti-quark) berhasil ditemukan setelah eksistensinya berhasil dikonfirmasi
oleh lima eksperimen terpisah di seluruh dunia. Adalah kelompok fisikawan
yang bekerja di laboratorium SPRING-8 di Osaka, Jepang, yang pertama kali
mengamati partikel bermassa 1,54 giga elektronvolt (sekitar satu setengah
kali massa proton) ini. Hasil penemuan mereka dipublikasikan di Physical
Review Letters, salah satu jurnal fisika ternama di Amerika, bulan lalu. Tidak
begitu lama, eksperimen tersebut berhasil dikonfirmasi oleh kolaborasi
penelitian DIANA di Rusia serta kolaborasi CLAS di Jefferson Lab, Virginia,
USA. Terakhir, kolaborasi penelitian HERMES di laboratorium DESY di
Hamburg, Jerman, dan kolaborasi SAPHIR di Bonn, Jerman, juga melaporkan
hal yang sama. Bulan lalu media informasi BBC online serta harian USA
Today juga memuat berita mengejutkan ini.

Saking barunya, nama partikel yang bermuatan sama dengan positron ini pun
masih belum disepakati. Sebagian fisikawan masih menyebutnya sebagai
partikel Z+, sementara akhir-akhir ini kebanyakan menyatakannya sebagai
Theta+ atau partikel eksotik pentaquark (lima quark). Meski tidak dilarang oleh
Model Standar yang secara resmi dianut oleh semua fisikawan, keberadaan
partikel pentaquark selama ini sulit dideteksi. Namun, kemajuan pesat di
dunia akselerator serta semakin canggihnya detektor partikel saat kini
mengakhiri perburuan partikel yang telah diramalkan sejak sekitar 30 tahun
lalu. Penemuan ini tentu saja memiliki konsekuensi serius pada pandangan
umat manusia terhadap alam semesta, karena selama ini quark yang
merupakan bahan dasar penyusun jagad raya diketahui hanya dapat
membentuk partikel sub-atomik dalam kombinasi dua atau tiga quark saja.

Di laboratorium SPRING-8 partikel pentaquark diamati melalui rangkaian


percobaan sebagai berikut. Seberkas sinar laser dihamburkan pada berkas
elektron yang memiliki energi 8 giga elektronvolt yang bersirkulasi dalam
sebuah sinkrotron. Hamburan ini menghasilkan foton dengan energi cukup
tinggi yang selanjutnya ditumbukkan pada sebuah target berisi karbon. Hasil
dari tumbukan ini adalah kaon bermuatan negatif, proton, partikel pentaquark
yang dalam waktu yang cukup singkat (antara 10 – 20 detik) akan meluruh
menjadi sebuah kaon bermuatan positif dan sebuah neutron, serta sisa-sisa
tumbukan lainnya. Semua partikel yang dihasilkan ditangkap oleh detektor.
Keberadaan partikel pentaquark ditunjukkan oleh suatu peak (puncak) pada
distribusi spektrum massa yang hilang di dalam proses. Fenomena ini sering
dijumpai pada kasus penelitian partikel resonansi baryon, namun lebar dari
peak pada kasus pentaquark jauh lebih kecil dibandingkan dengan partikel
resonansi. Pada kasus pentaquark, lebar peak hanya sekitar 20 mega
elektronvolt, sedangkan untuk resonansi baryon dapat mencapai 500 mega
elektronvolt. Konsekuensinya, partikel pentaquark dapat hidup lebih lama (10
– 20 detik) dibandingkan dengan partikel resonansi baryon (sekitar 10-
10 detik).

Saat ini, topik penelitian partikel pentaquark merupakan topik yang sangat
“panas”. Puluhan paper hasil penelitian teoritis segera muncul dalam waktu
singkat setelah eksperimen pertama dikonfirmasi. Beberapa eksperimen
untuk memproduksi partikel ini juga telah diusulkan, yaitu melalui tumbukan
antara kaon dan nukleon, foton dengan proton, dan lain-lain.

(sumber bacaan: https://fisikazone.com/penemuan-partikel-eksotik-


pentaquark/)

(sumber gambar: http://hersing.free.fr/dimensions_files/dimensions2.html)


(Jika gambar tidak terlihat, klik disini )
Ukuran quark lebih kecil dari neutron

Ukuran quark lebih kecil dari proton

Ukuran meson lebih kecil dari quark

Ukuran elektron lebih kecil dari atom

Ukuran neutron mirip dengan proton

Karena 2 quark membentuk meson, maka logikanya ukuran meson lah yang
lebih besar, jadi opsi C lah yang paling tidak mungkin benar (logika yang
sama juga dapat diaplikasikan untuk opsi A, B, dan E; neutron dan proton
terbentuk dari 3 quark jadi quark lebih kecil, dan ukuran keduanya mirip/tidak
beda jauh. Untuk opsi D, dapat dilihat pada gambar bahwa elektron adalah
bagian dari atom.

BBC Online

USA Today

Physical Review Letters

SPRING-8

fisikazone.com

Karena yang ditanya adalah di mana jurnalnya di-publish, maka jawabannya


adalah yang C (kalau BBC Online dan USA Today dalam bacaan adalah
media berita, maka logikanya yang dimuat informasi di dalamnya adalah
dalam bentuk berita atau seperti bacaan ini, bukan dalam bentuk jurnalnya).
Informasi ini terdapat di paragraf 1, “Hasil penemuan mereka dipublikasikan
di Physical Review Letters, salah satu jurnal fisika ternama di Amerika, bulan
lalu.”

SPRING-8

DESY

DIANA

Jefferson Lab

Opsi A - D benar

Yang bukan adalah opsi C, karena DIANA adalah nama kolaborasinya,


bukan nama laboratoriumnya. Opsi E kurang tepat, karena nama-nama
laboratorium pada opsi A, B, dan D berhasil mengkonfirmasi keberadaan
partikel tersebut.

1,54 giga elektronvolt

8 giga elektronvolt

20 mega elektronvolt

500 mega elektronvolt

Tidak dapat diketahui dari bacaan


Disebutkan di paragraf 3, “Pada kasus pentaquark, lebar peak hanya sekitar
20 mega elektronvolt ….”

7, 4, 12, 10, …, 19.

11

12

20

21

Polanya adalah -3, x3, -2, x2, -1, dst.

Jadi:

7 - 3= 4

4 x 3= 12

12 - 2= 10

10 x 2= 20 (D)

20 - 1= 19

6, 5, 10, 14, 19, …, 23, 27

17

18

12
16

10

Polanya adalah +4, +9, +4 untuk angka di posisi n ganjil dan +9, +4, +9 untuk
angka di posisi n genap. Jadi:
6 + 4 = 10 + 9 = 19 + 4 = 23 (n ganjil)

5 + 9 = 14 + 4 = 18 (B) + 9 = 27 (n genap)

Perhatikan gambar di bawah ini!

(Jika gambar tidak terlihat, klik disini )

Bilangan yang tepat untuk menggantikan X adalah ….

Polanya adalah bilangan yang berada di atas dikurangi dengan selisih 2


bilangan lainnya. Jadi, untuk gambar di kanan: 3-(8-7)= 3-1= 2. Untuk gambar
di kiri: 5-(6-2)= 5-4= 1.
Perhatikan gambar di bawah ini!

(Jika gambar tidak terlihat, klik disini )

Bilangan yang tepat untuk menggantikan X adalah ….

10

21

18

Polanya adalah semua angka di dalam lingkaran apabila dijumlahkan akan


menghasilkan angka 42. Berarti, untuk menemukan X cukup dengan
memakai aritmatika sederhana, yaitu 42 - (16 + 7 + 13) = 42 - 36 = 6.

Kuantitas A: 7^-1

Kuantias B: 7^1/2

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B
Hubungan antara keduanya tidak dapat ditemukan

Ketentuan soal berpangkat minus adalah: a`¹ = 1/a. Jadi, untuk Kuantitas A,
hasilnya adalah 1/7. Sementara, untuk Kuantitas B, bilangan pangkat ½
artinya akar dari bilangan tersebut. Jadi, perbandingannya adalah 1/7 dengan
akar 7. Jelas lebih besar akar 7/ Kuantitas B (karena, jika dinalar, akar 1
adalah 1, yang begitu saja sudah lebih besar dari Kuantitas A, jelas bila
bilangannya semakin besar maka hasil akarnya juga semakin besar, dan
karena setidaknya sudah >1, maka pasti Kuantitas B lebih besar dari
Kuantitas A).

Kuantitas A: Banyak peluang berhasil mendapatkan angka prima dari


pelemparan delapan dadu

Kuantitas B: Banyak peluang password yang dibuat Andi sama persis dengan
Susi apabila keduanya memakai kombinasi 4 digit angka

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan antara keduanya tidak dapat ditemukan

Kuantitas A = semesta dadu adalah 6^8

Kuantitas B = Semesta password adalah 10^4, apabila harus sama persis


maka semesta peluangnya sama adalah 10^4 x 10^4 = 10^8

Yang berarti penyebut dari kuantitas B lebih besar dari kuantitas A. Semakin
besar suatu penyebut, maka semakin kecil kuantitas sebuah bilangan, yang
berarti opsi A adalah opsi yang benar.

Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!

Anda mungkin juga menyukai