Oleh
Abstrak
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama antara satu dengan yang lainnya.
Pembelajaran matematika juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk
dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah dan mampu menyampaikan ide atau gagasan
dengan menggunakan symbol, tabel, diagram, kurva dan media lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan matematika merupakan ilmu yang dapat membantu manusia
dalam menciptakan suatu teknologi dan mempunyai peran penting dalam meningkatkan
kemapuan berfikir logis, analitis dan kreatif dalam suatu pemecahan masalah yang
disampaikan menggunakan symbol, tabel, kurva dan media lainnya. Menerapkan matematika
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu karakteristik
matematika. Karena dalam matematika kita harus menyelesaikan suatu persoalan secara
kreatif, penulis mencoba menyajikan penggunaan teorema dasar kalkulus untuk menghitung
luas daerah integral tentu.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan teorema dasar kalkulus untuk menghitung luas derah integral
tentu?
3. Tujuan
Agar mengetahui cara menghitung luas daerah integral tentu menggunakan teorema
dasar kalkulus.
B. Materi Penunjang
1. Teorema Dasar Integral Kalkulus
Teorema Dasar Integral Kalkulus Pertama, yaitu suatu teorema yang menghubungkan
integral tentu dengan anti-pendiferensialan.
Misalkan kurva f(x) kontinu dalam interval tertutup [a,b].
Luas daerah L yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu X, garis x = a, dan garis x =
b ditentukan dengan rumus
b
L=∫ f ( x ) dx=F ( b )−F (a)
a
Dengan demikian, teorema dasar integral kalkulus dapat dituliskan dengan notasi kurung siku
sebagai berikut:
∫ f ( x ) dx=[ F (x) ] ba
a
Dengan:
b
F(x) adalah anti-pendiferensialan dari f ( x ) dan [ F( x) ] =F ( b )−F (a).
a
a dan b berturut-turut dinamakan sebagai batas bawah dan batas atas
pengintegralan.
Integral tertutup [ a , b ] dinamakan wilayah pengintegralan.
2. Integral Tentu
Jika y=f (x ) adalah fungsi kontinu dan terdefinisi dalam interval tertutup [ a , b ]
n
sehingga lim ∑ f (x i¿ ¿) . ∆ x i ¿ ¿ ada (mempunyai nilai), maka integral tentu f (x)
n → ∞ i=1
∫ f ( x ) dx=lim ∑ f (x i ¿ ¿). ∆ x i ¿ ¿
n → ∞ i=1
a
a
1. ∫ f ( x ) dx=0
a
b a
2. ∫ f ( x ) dx=−¿∫ f ( x ) dx ¿
a b
b b
b b b
4. ∫ { f ( x )± g(x) } dx=∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx
a a a
c b b
C. Materi Pokok
Luas Derah yang dibatasi oleh Kurva dengan Sumbu X
Y
y = f(x)
D1
0 x=a x=b X
Kurva f merupakan fungsi kontinu dan tak negative ( f(x) ≥0 ) dalam interval tertutup a ≤ x ≤
b. Daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu X, garis x = a, dan garis x = b. misalkan
dilambangkan dengan D1. Luas daerah D1 dirumuskan dengan menggunakan integral tentu
sebagai berikut ;
L(D1) = ∫ f ( x ) dx
a
Y x=a x=b
0 X
D2
y = f(x)
Pada gambar diatas diperlihatkan kurva y = f(x) dengan f(x) merupakan fungsi kontinu dan
tak positif ( f(x) ≤ 0). Berdasarkan sifat integral tertentu menyatakan bahwa jika f(x) ≤ 0
b
maka ∫ f ( x ) dx ≤0. Misalkan D 2 adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu X,
a
garis x=a, dan garis x = b. Dengan mengingat bahwa luas daerah harus bernilai positif , maka
luas daerah D2 dapat dirumuskan dengan integral tertentu sebagai berikut :
b b
Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu X, garis x = a, dan garis x = b
ditentukan oleh :
b
L = ∫ f ( x ) dx , untuk f(x) ≥ 0
a
b b
L = - ∫ f ( x ) dx atau L =
a
|∫ |
a
f ( x ) dx , untuk f(x) ≤ 0
D. Contoh Soal
Penyelesaian:
a)
Y y = 3x2 + 6x
24
-2 0 2 X
Daerah yang dibatasi oleh f(x) = 3x 2 + 6x, sumbu X, garis x = 0, dan garis x = 2
diperlihatkan oleh bagian yang diraster pada gambar diatas. Dengan demikian luas
daerah tersebut sebagai berikut :
2
L=∫ (3 x2 ¿ +6 x )dx ¿
0
2
L=[ x 3 +3 x 2 ]0 ={( 2)3 +3(2)2 }− {(0)3 +3( 0)2 }=20 satuan luas
Jadi, luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x) = 3x 2 + 6x, sumbu X, garis x = 0, dan garis
x = 2 adalah L = 20 satuan luas.
b)
Y
y = x3 - x
D1
-1 0 D2 1 X
Daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x) = x 3 + 6x dan sumbu x diperlihatkan oleh
bagian yang diraster pada gambar. Titik potong kurva y = f(x) = x 3 – x dengan sumbu
X diperoleh jika y = 0
x 3−x=0
x ( x +1 ) ( x−1 )=0
x=−1 atau x=0 atau x=1
Dalam interval −1 ≤ x ≤0 , nilai dari f ( x )=x 3−x ≥ 0
Luas daerah D1 ditentukan oleh:
0
L ( D 1 )=∫ ( x3 −x ) dx
−1
0
1 4 1 2
L ( D1 )= [ 4
x − x
2 ] {
−1
= ( 0−0 )− ( 14 − 12 )}= 14
Dalam interval 0 ≤ x ≤ 1, nilai dari f ( x )=x 3−x ≥ 0
Luas daerah D2 ditentukan oleh:
1
L ( D2 )=−∫ ( x 3−x ) dx
0
1
1 4 1 2 1 1 1
4 [
L ( D 2 )=− x − x =
2 0 ] {( )
− −( 0−0 ) =
4 2 4 }
Luas daerah yang diraster merupakan jumlah luas daerah D1 dengan luas daerah D2
1 1 1
L=L ( D 1 ) + L ( D 2 )= + = satuan luas
4 4 2
Jadi, luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x) = x 3 – x dengan sumbu X adalah L
1
= satuan luas.
2
E. Kesimpulan
Kita dapat menghitung luas daerah integral tentu dengan menggunakan teorema dasar
kalkulus melalui sifat-sifat integral tentu.
F. Daftar Pustaka
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Wirodikromo, Sartono. 2007. MATEMATIKA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta :
Erlangga.