PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH
DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2016
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN
HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 32 TAHUN 2011 NOMOR 39 TAHUN 2012 NOMOR 14 TAHUN 2016
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN TENTANG PERUBAHAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA
BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
BELANJA DAERAH PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Pasal I Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah diubah sebagai berikut: Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian
1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi
sebagai berikut:
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan 1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan
Tetap
Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. penyelenggara pemerintahan daerah.
2. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi atau 2. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi atau
Bupati bagi daerah kabupaten dan/atau Walikota bagi Bupati bagi daerah kabupaten dan/atau Walikota bagi
daerah kota. daerah kota.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD atau sebutan lain adalah lembaga disingkat DPRD atau sebutan lain adalah lembaga
perwakilan rakyat daerah sebagai unsur perwakilan rakyat daerah sebagai unsure
penyelenggara pemerintahan daerah. penyelenggara pemerintahan daerah.
Bagian Kesatu
Umum
2. Ketentuan Pasal 4 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
diubah, sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut:
(1) Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai Tetap (1) Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai
kemampuan keuangan daerah. kemampuan keuangan daerah.
(2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja urusan wajib. belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan.
(3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran (1) ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran
program dan kegiatan pemerintah daerah dengan program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, urgensi dan kepentingan daerah dalam mendukung
rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat. terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan
(4) Pemberian hibah sebagai mana dimaksud pada ayat dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas
(1) memenuhi kriteria paling sedikit: keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk
a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan; masyarakat.
(1) Hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud Tetap (1) Hibah kepada pemerintah pusat sebagaimana
dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada satuan kerja dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada
dari kementerian/lembaga pemerintah non satuan kerja dari kementerian/lembaga pemerintah
kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam non kementerian yang wilayah kerjanya berada
daerah yang bersangkutan. dalam daerah yang bersangkutan.
(2) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya (2) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b
diberikan kepada daerah otonom baru hasil diberikan kepada daerah otonom baru hasil
pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan
peraturan perundang-undangan. peraturan perundang-undangan.
(3) Hibah kepada perusahaan daerah sebagaimana (3) Hibah kepada Badan Usaha Milik Negara
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan kepada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c
Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka penerusan diberikan dalam rangka untuk meningkatkan
hibah yang diterima pemerintah daerah dari pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(1) Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud Tetap (1) Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana
dalam Pasal 6 ayat (4) diberikan dengan persyaratan dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) diberikan dengan
paling sedikit: persyaratan paling sedikit:
a. memiliki kepengurusan yang jelas; dan a. memiliki kepengurusan yang jelas didaerah
b. berkedudukan dalam wilayah administrasi yang bersangkutan;
pemerintah daerah yang bersangkutan.
(1) Pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan Tetap (1) Pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, Badan
daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
dapat menyampaikan usulan hibah secara tertulis Daerah, badan dan lembaga, serta organisasi
kepada kepala daerah. kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(2) Kepala daerah menunjuk SKPD terkait untuk 5 dapat menyampaikan usulan hibah secara tertulis
melakukan evaluasi usulan sebagaimana dimaksud kepada kepala daerah.
pada ayat (1). (2) Kepala daerah menunjuk SKPD terkait untuk
(3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada melakukan evaluasi usulan sebagaimana dimaksud
ayat (2) menyampaikan hasil evaluasi berupa pada ayat (1).
rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD. (3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada
(4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi ayat (2) menyampaikan hasil evaluasi berupa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD.
prioritas dan kemampuan keuangan daerah. (4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan
prioritas dan kemampuan keuangan daerah.
(1) Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok (1) Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam (1) Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam
belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek, Pasal 10 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok Pasal 10 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok
dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD. belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek
(2) Hibah berupa barang atau jasa dianggarkan dalam belanja hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada belanja hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada
kelompok belanja langsung yang diformulasikan PPKD. PPKD.
kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan (2) Objek belanja hibah dan rincian objek belanja hibah (2) Obyek belanja hibah dan rincian obyek belanja hibah
kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
hibah barang dan jasa berkenaan kepada pihak a. Pemerintah; a. Pemerintah Pusat;
ketiga/masyarakat, dan rincian obyek belanja hibah b. Pemerintah daerah lainnya; b. Pemerintah Daerah lain;
barang atau jasa kepada pihak ketiga/masyarakat c. Perusahaan daerah; c. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
berkenaan pada SKPD. d. Masyarakat; dan Milik Daerah; dan/atau
(3) Rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada e. Organisasi kemasyarakatan. d. Badan, Lembaga, dan organisasi
ayat (1) dan ayat (2) dicantumkan nama penerima (3) Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana kemasyarakatan yang berbadan hukum
dan besaran hibah. dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dianggarkan Indonesia.
dalam kelompok belanja langsung yang (3) Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana
diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dianggarkan
diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, dalam kelompok belanja langsung yang
obyek belanja hibah barang atau jasa dan rincian diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang
(1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima hibah Tetap (1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima hibah
beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang
akan dihibahkan dengan keputusan kepala daerah akan dihibahkan dengan keputusan kepala daerah
berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
(2) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada (2) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah. ayat (1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah.
(3) Penyaluran/penyerahan hibah dari pemerintah daerah (3) Penyaluran/penyerahan hibah dari pemerintah daerah
kepada penerima hibah dilakukan setelah kepada penerima hibah dilakukan setelah
penandatanganan NPHD. penandatanganan NPHD.
(4) Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan (4) Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan
dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). mekanisme pembayaran langsung (LS) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
(1) Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis Tetap Tetap
belanja hibah pada PPKD dalam tahun anggaran
berkenaan.
(1) Realisasi hibah berupa barang dan/atau jasa (1) Realisasi hibah berupa barang dan/atau jasa Tetap
dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan
pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan dalam pada catatan atas laporan keuangan dalam
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
(2) Format konversi dan pengungkapan hibah berupa (2) Format konversi dan pengungkapan hibah berupa
barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud ayat (1) barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada
tercantum pada lampiran Peraturan Menteri ini. ayat (1) tercantum pada Lampiran II Peraturan
Menteri ini.
Bagian Kesatu
Umum
9. Ketentuan Pasal 22 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 22
berbunyi sebagai berikut:
(1) Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial Tetap (1) Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial
kepada anggota/kelompok masyarakat sesuai kepada anggota/kelompok masyarakat sesuai
kemampuan keuangan daerah. kemampuan keuangan daerah.
(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud (2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada
pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan wajib dengan pemenuhan belanja urusan wajib dan urusan pilihan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,
dan manfaat untuk masyarakat. rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.
(1) Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang yang Tetap Tetap
diterima langsung oleh penerima bantuan sosial.
(2) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah uang yang diberikan secara
langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi
anak miskin, yayasan pengelola yatim piatu, nelayan
miskin, masyarakat lanjut usia, terlantar, cacat berat
dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang
tidak mampu.
(3) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah barang yang diberikan secara
langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan
operasional untuk sekolah luar biasa swasta dan
masyarakat tidak mampu, bantuan perahu untuk
nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian kepada
yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi kelompok
masyarakat kurang mampu.
(1) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud (1) Bantuan sosial berupa uang dianggarkan dalam Tetap
dalam Pasal 29 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja
(1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima dan (1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima dan Tetap
besaran bantuan sosial dengan keputusan kepala besaran bantuan sosial dengan keputusan kepala
daerah berdasarkan peraturan daerah tentang APBD daerah berdasarkan peraturan daerah tentang APBD
dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD. APBD.
(2) Penyaluran/penyerahan bantuan sosial didasarkan (2) Penyaluran dan/atau penyerahan bantuan sosial
pada daftar penerima bantuan sosial yang tercantum didasarkan pada daftar penerima bantuan sosial yang
Pengadaan barang dan jasa dalam rangka bantuan sosial Tetap Tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) berpedoman
pada peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
(1) Bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi Tetap Tetap
jenis belanja bantuan sosial pada PPKD dalam tahun
Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian (1) Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas Tetap
bantuan sosial meliputi: pemberian bantuan sosial meliputi:
a. usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada a. usulan/permintaan tertulis dari calon penerima
kepala daerah; bantuan sosial atau surat keterangan dari pejabat
b. keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar yang berwenang kepada kepala daerah;
penerima bantuan sosial; b. keputusan kepala daerah tentang penetapan
c. pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang daftar penerima bantuan sosial;
menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan c. pakta integritas dari penerima bantuan sosial
digunakan sesuai dengan usulan; dan yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang
d. bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian diterima akan digunakan sesuai dengan usulan;
bantuan sosial berupa uang atau bukti serah terima dan
barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang. d. bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian
bantuan sosial berupa uang atau bukti serah
terima barang atas pemberian bantuan sosial
berupa barang.
(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dan huruf c dikecualikan terhadap
bantuan sosial bagi individu dan/atau keluarga yang
(1) Realisasi bantuan sosial berupa barang (1) Realisasi bantuan sosial berupa barang Tetap
dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan dikonversikan sesuai standar akuntansi pemerintahan
pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
BAB VI
LAIN-LAIN
(1) Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan (1) Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan Tetap
penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan
serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan
sosial diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala sosial diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala
daerah. daerah.
(2) Pemerintah daerah yang telah menetapkan peraturan (2) Dihapus
kepala daerah yang mengatur pengelolaan pemberian (3) Pemerintah daerah dapat menganggarkan hibah dan
hibah dan bantuan sosial sebelum berlakunya bantuan sosial apabila telah menetapkan peraturan
Peraturan Menteri ini harus menyesuaikan dengan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Peraturan Menteri ini paling lambat 31 Desember (4) Peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
12. Ketentuan Pasal 43 diubah, sehingga berbunyi sebagai 10. Ketentuan Pasal 43 diubah, sehingga Pasal 43
berikut: berbunyi sebagai berikut:
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini: Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini penganggaran, (1) Pengesahan badan hukum sebagaimana dimaksud
a. Pemberian hibah dan bantuan sosial untuk tahun pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan dalam Pasal 6 ayat (6) dikecualikan terhadap:
anggaran 2011 tetap dapat dilaksanakan sepanjang pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi a. Organisasi Kemasyarakatan yang telah
telah dianggarkan dalam APBD/Perubahan APBD pemberian hibah dan bantuan sosial mulai tahun anggaran berbadan hukum sebelum berlakunya Undang-
tahun anggaran 2011. 2013 berpedoman pada Peraturan Menteri ini. Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Pasal 44
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan. diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
Republik Indonesia. menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.