Anda di halaman 1dari 11

RAPAT PENANGANAN DUMAI,

COVID-19 DI KOTA 20 SEPTEMBER


2020
DUMAI
KESEPAKATAN

 Menindaklanjuti surat dari Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Riau Nomor 441/DINKES.4.1/ tentang Surat
Edaran Hasil Kesepakatan, maka disepakati bahwa
Penanganan COVID-19 mengacu kepada Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Revisi ke-
5 yang diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan
(KepMenKes nomor 413 Tahun 2020).
DISKUSI…(1)

 Bagaimana dengan sikap kita terkait Kesepakatan dari


Dinkes Provinsi? Apakah bisa kita menahan Kontak
Erat dari Pasien OTG selama 14 hari? Dasar kita apa?
Lalu bagaimana dengan kebutuhan makanan pasien
tersebut?
 Fasilitas Karantina yang kita sediakan hanya 60 kamar,
bagaimana dengan kesepakatan kita, siapa yang perlu
masuk fasilitas karantina ini?
DISKUSI…(2)

 Tracing tetap dilakukan sesuai ketetapan di Pedoman


Rev 5.
 Sehingga kontak erat (KE) di Ring I, perlu dilakukan
Rapid Test  bila non reaktif? Bila reaktif?
 Untuk KE yang bergejala, tetap dilakukan swab.
 Pengiriman spesimen harus menunggu arahan dan
persetujuan dari Lab Biomol RSUD AA dahulu.
 Blanko pengiriman tidak perlu dilampirkan kembali.
DISKUSI…(3)

 Jika tiba2 pasien OTG, menjadi bergejala, bagaimana


dengan perhitungan waktu isolasi KE nantinya?
 Bagaimana dengan SK Tim Penanganan COVID-19 di
Puskesmas? Terjadi perubahan beberapa kali. Lalu
bagaimana dengan keterlibatan Sanitarian dan Kapus?
 Kemudian tugas tim surveilans yang juga menginput
data Spesimen,
DISKUSI…(4)

 Bila rapid test KE hasilnya REAKTIF  lanjutkan swab.


 Bagi KE yang rapid nya Non Reaktif, diulangi Cek Rapid 1
minggu berikutnya. Bila hasil cek Rapid kedua Non Reaktif
kembali  kontak erat tersebut kita anggap cukup aman.
 Jam 11.00 sd jam 15.00  Puskesmas mengusulkan kepada
Koordinator Penangangan (dr. Mery Afrita)  untuk dilihat
prioritas mana yang masuk.
 Dokter PIC di Fasilitas Karantina (dr. Nuke dan dr. Alfa)
akan mengambil keputusan bersama. Dan Dokter PIC ini
yang bertanggung jawab menghubungi pasien tersebut.
 Harus ada Surat Keterangan dari Dokter UKM Puskesmas
masing-masing yang menyatakan tidak bisa isolasi mandiri
di rumah.
 Bila ada pasien yang menolak untuk dilakukan perawatan
lebih lanjut, tanda tangani Informed Conscent.
KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19
DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020
 Prinsip penanganan COVID-19 menggunakan Pedoman
Pencegahan Penanganan COVID-19 Revisi ke-5.
 Pasien OTG, gejala ringan dan sedang tidak dilakukan
pemeriksaan SWAB PCR FOLLOW UP.
 Pasien Komorbid dan memiliki gejala sedang-berat, perlu
dirujuk atau dirawat isolasi di RS, khususnya yang memiliki
gangguan jantung.
 Kontak Erat (KE) dari pasien bergejala, wajib dilakukan swab
 KE dari pasien OTG (Asimptomatik), dilakukan Rapid Test,
bila hasilnya :
a) REAKTIF  lanjutkan dengan SWAB
b) Non Reaktif  lakukan Rapid kembali 1 minggu bila
hasilnya Reaktif lanjutksan swab, bila hasilnya tetap
Non Reaktif, KE tersebut dianggap aman.
KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19
DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020
 Lama waktu isolasi adalah minimal 14 hari terhitung dari hari
pertama yang swab nya menunjukkan hasil Positif. Bila
memiliki gejala maka ditambah dengan jumlah hari bergejala
tersebut, misal bergejala dalam 4 hari, maka lama waktu
isolasi adalah 14 hari + 4 hari = 18 hari, terhitung dari hari
hasil swabnya menunjukkan positif.
 Tim Dokter UKM dan Surveilans mengajukan usulan (pukul
11 .00 – 15.00) kepada Fatoni bagi ingin memasukkan Pasien
Konfirmasi Positif yang rumahnya tidak layak untuk
ditempatkan di fasilitas Karantina. Kemudian Tim
Penanganan di fasilitas karantina hotel yang akan
menghubungi pasien yang akan masuk fasilitas karantina
tersebut.
KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19
DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020
 Untuk pasien yang perlu dirujuk ke RS, maka tetap
menyampaikan data kepada Fatoni (sampaikan kondisi klinis
dan indikasi rawat)  kemudian Fatoni bersama dr. Mery
akan berdiskusi dan memutuskan skala prioritas, yaitu pada
pukul 15.00 WIB dalam pengambilan keputusan.
 Semua pasien yang dirujuk ke RS dan Fasilitas Karantina
dilengkapi dengan Surat Keterangan Tidak Layak untuk
melakukan isolasi mandiri.
 Untuk pasien yang menolak dirujuk atau ditempatkan di
fasilitas Karantina maka pasien tersebut menandatangani
Informed Conscent penolakan tersebut.
 Untuk pasien yang mengajukan Pulang Paksa di fasilitas
karantina, maka DPJP meminta penandatanganan Informed
Conscent juga.
KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19
DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020
 Follow up swab RT-PCR digantikan dengan Rapid Swab
Antigen yaitu pada hari ke-7 pada pasien yang di fasilitas
karantina dan hari ke 14 bila yang melakukan isolasi mendiri,
bila hasil Rapid Antigennya NEGATIF, maka pasien dapat
dipulangkan dari Karantina dan melanjutkan isolasi di rumah
sampai 14 hari dari hari pertama hasil PCR nya positif.
 Semua pasien yang menjalani isolasi di fasilitas karantina
dan dinyatakan dapat dipulangkan, maka diminta
melanjutkan isolasi mandiri di rumah minimal 7 hari.

Anda mungkin juga menyukai