Menindaklanjuti surat dari Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Riau Nomor 441/DINKES.4.1/ tentang Surat Edaran Hasil Kesepakatan, maka disepakati bahwa Penanganan COVID-19 mengacu kepada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Revisi ke- 5 yang diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan (KepMenKes nomor 413 Tahun 2020). DISKUSI…(1)
Bagaimana dengan sikap kita terkait Kesepakatan dari
Dinkes Provinsi? Apakah bisa kita menahan Kontak Erat dari Pasien OTG selama 14 hari? Dasar kita apa? Lalu bagaimana dengan kebutuhan makanan pasien tersebut? Fasilitas Karantina yang kita sediakan hanya 60 kamar, bagaimana dengan kesepakatan kita, siapa yang perlu masuk fasilitas karantina ini? DISKUSI…(2)
Tracing tetap dilakukan sesuai ketetapan di Pedoman
Rev 5. Sehingga kontak erat (KE) di Ring I, perlu dilakukan Rapid Test bila non reaktif? Bila reaktif? Untuk KE yang bergejala, tetap dilakukan swab. Pengiriman spesimen harus menunggu arahan dan persetujuan dari Lab Biomol RSUD AA dahulu. Blanko pengiriman tidak perlu dilampirkan kembali. DISKUSI…(3)
Jika tiba2 pasien OTG, menjadi bergejala, bagaimana
dengan perhitungan waktu isolasi KE nantinya? Bagaimana dengan SK Tim Penanganan COVID-19 di Puskesmas? Terjadi perubahan beberapa kali. Lalu bagaimana dengan keterlibatan Sanitarian dan Kapus? Kemudian tugas tim surveilans yang juga menginput data Spesimen, DISKUSI…(4)
Bila rapid test KE hasilnya REAKTIF lanjutkan swab.
Bagi KE yang rapid nya Non Reaktif, diulangi Cek Rapid 1 minggu berikutnya. Bila hasil cek Rapid kedua Non Reaktif kembali kontak erat tersebut kita anggap cukup aman. Jam 11.00 sd jam 15.00 Puskesmas mengusulkan kepada Koordinator Penangangan (dr. Mery Afrita) untuk dilihat prioritas mana yang masuk. Dokter PIC di Fasilitas Karantina (dr. Nuke dan dr. Alfa) akan mengambil keputusan bersama. Dan Dokter PIC ini yang bertanggung jawab menghubungi pasien tersebut. Harus ada Surat Keterangan dari Dokter UKM Puskesmas masing-masing yang menyatakan tidak bisa isolasi mandiri di rumah. Bila ada pasien yang menolak untuk dilakukan perawatan lebih lanjut, tanda tangani Informed Conscent. KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19 DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020 Prinsip penanganan COVID-19 menggunakan Pedoman Pencegahan Penanganan COVID-19 Revisi ke-5. Pasien OTG, gejala ringan dan sedang tidak dilakukan pemeriksaan SWAB PCR FOLLOW UP. Pasien Komorbid dan memiliki gejala sedang-berat, perlu dirujuk atau dirawat isolasi di RS, khususnya yang memiliki gangguan jantung. Kontak Erat (KE) dari pasien bergejala, wajib dilakukan swab KE dari pasien OTG (Asimptomatik), dilakukan Rapid Test, bila hasilnya : a) REAKTIF lanjutkan dengan SWAB b) Non Reaktif lakukan Rapid kembali 1 minggu bila hasilnya Reaktif lanjutksan swab, bila hasilnya tetap Non Reaktif, KE tersebut dianggap aman. KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19 DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020 Lama waktu isolasi adalah minimal 14 hari terhitung dari hari pertama yang swab nya menunjukkan hasil Positif. Bila memiliki gejala maka ditambah dengan jumlah hari bergejala tersebut, misal bergejala dalam 4 hari, maka lama waktu isolasi adalah 14 hari + 4 hari = 18 hari, terhitung dari hari hasil swabnya menunjukkan positif. Tim Dokter UKM dan Surveilans mengajukan usulan (pukul 11 .00 – 15.00) kepada Fatoni bagi ingin memasukkan Pasien Konfirmasi Positif yang rumahnya tidak layak untuk ditempatkan di fasilitas Karantina. Kemudian Tim Penanganan di fasilitas karantina hotel yang akan menghubungi pasien yang akan masuk fasilitas karantina tersebut. KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19 DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020 Untuk pasien yang perlu dirujuk ke RS, maka tetap menyampaikan data kepada Fatoni (sampaikan kondisi klinis dan indikasi rawat) kemudian Fatoni bersama dr. Mery akan berdiskusi dan memutuskan skala prioritas, yaitu pada pukul 15.00 WIB dalam pengambilan keputusan. Semua pasien yang dirujuk ke RS dan Fasilitas Karantina dilengkapi dengan Surat Keterangan Tidak Layak untuk melakukan isolasi mandiri. Untuk pasien yang menolak dirujuk atau ditempatkan di fasilitas Karantina maka pasien tersebut menandatangani Informed Conscent penolakan tersebut. Untuk pasien yang mengajukan Pulang Paksa di fasilitas karantina, maka DPJP meminta penandatanganan Informed Conscent juga. KESEPAKATAN PENANGANAN COVID-19 DI KOTA DUMAI, TGL 20/9/2020 Follow up swab RT-PCR digantikan dengan Rapid Swab Antigen yaitu pada hari ke-7 pada pasien yang di fasilitas karantina dan hari ke 14 bila yang melakukan isolasi mendiri, bila hasil Rapid Antigennya NEGATIF, maka pasien dapat dipulangkan dari Karantina dan melanjutkan isolasi di rumah sampai 14 hari dari hari pertama hasil PCR nya positif. Semua pasien yang menjalani isolasi di fasilitas karantina dan dinyatakan dapat dipulangkan, maka diminta melanjutkan isolasi mandiri di rumah minimal 7 hari.