Jarimah 3
Jarimah 3
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Penyusun :
M. Herman (C05215019)
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah
ini, yang berjudul “PEMBAGIAN JARIMAH”. Atas dukungan moral dan materiil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..........................................................................................1
Kata Pengantar..............................................................................................2
Daftar Isi.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Makalah.....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembagian Jarimah................................................................................5
A. Kesimpulan............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat tentu tidak dapat lepas dari perkara atau
tindak pidana. Tindak pidana juga tentu terjadi setiap saat dan kadang tanpa
disadari. Perlunya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana jarimah dan
bagaimana saja bentuk-bentuk dari jarimah itu membuat penulis membuat
makalah ini. Tentu saja dengan harapan agar masyarakat mampu memahami dan
mengaitkan setiap perbuatan yang ada dengan hukuman yang seharusnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembagian Jarimah ?
C. Tujuan Makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembagian Jarimah
Dalam hukum Islam, kejahatan (Jarimah/jinayat) didefinisikan sebagai
larangan-larangan hukum yang diberikan Allah, yang pelanggarannya
membawa hukuman yang ditentukanNya.1 Larangan hukum berarti
melakukan perbuatan yang dilarang atau tidak melakukan suatu perbuatan
yang tidak diperintahkan. Tidak ada suatu perbuatan baik secara aktif maupun
pasif dihitung sebagai suatu pelanggaran, kecuali hukuman yang khusus
untuk perbuatan atau tidak berbuat itu telah ditentukan dalam syariah.
Singkatnya, jika perbuatan aktif atau pasif tersebut tidak membawa kepada
hukuman yang ditentukan, maka pebuatan itu tidak dianggap sebagai suatu
kejahatan.
Ditinjau dari unsur-unsur jarimah atau tindak pidana,objek utama kajian
fiqh jinayah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu al-rukn al-syar’i atau
unsur formil, al-rukn al-madi atau rukun materiil, dan al-rukn al-adabi atau
unsur moril. Jika ditinjau dari segi al-rukn al-madi atau unsur materiil, maka
objek utama kajian fiqh jinayah meliputi tiga masalah pokok, yaitu sebagai
berikut 2 :
1. Jarimah Qishash
Secara etimologis qishash berasal dari kata Qassha-Yaqushu-
Qashashan yang berarti mengikuti, menelusuri jejak atau langkah. Adapun
arti qishash secara terminologi yang dikemukakan oleh Al-Jurjani, yaitu
mengenakan sebuah tindakan (sanksi hukum) kepada pelaku persis seperti
yang dilakukan oleh pelaku tersebut (terhadap korban). Sementara dalam
Al-Mu’jam Al-Wasit, qishash diartikan dengan menjatuhkan sanksi hukum
kepada pelaku tindak pidana sama persis dengan tindak pidana yang
1
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 2003) hlm. 20
2
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta : AMZAH, 2013) hlm. 3
5
dilakukan, nyawa dengan nyawa dan anggota tubuh dibalas dengan
anggota tubuh.3 Jarimah Qishash terdiri dari :
a. Jarimah Pembunuhan
Tidak setiap pelaku tindak pidana pembunuhan pasti
diancam sanksi qishash. Segala sesuatunya harus diteliti secara
mendalam mengenai motivasi, cara, faktor pendorong, dan teknis
ketika melakukan jarimah pembunuhan ini. Ulama fiqh
mengkategorikan jarimah pembunuhan menjadi 3 kategori, yakni
sebagai berikut 4:
1. Pembunuhan Sengaja
2. Pembunuhan Semi Sengaja
3. Pembunuhan Tersalah
Dari ketiga jenis tindak pidana pembunuhan tersebut,
sanksi hukuman qishash hanya berlaku pada jenis pertama. Adapun
dua jenis pembunuhan yang lainnya, sanksi hukumannya berupa
diyat.
b. Jarimah Penganiayaan
Adapun jenis-jenis jarimah penganiayaan, yaitu sebagai
berikut 5 :
1. Penganiayaan berupa memotong atau merusak anggota
tubuh korban.
2. Menghilangkan fungsi anggota tubuh korban.
3. Penganiayaan fisik dibagian kepala dan wajah korban.
4. Penganiayaan dibagian tubuh korban.
5. Penganiayaan yang tidak termasuk dalam kategori di
atas.
2. Jarimah Hudud
3
Ibrahim Anis, dkk., Al-Mu’jam Al-Wasit, (Mesir: Majma’ Al-Lughah Al-Arabiyah, 1972) cet. Ke-2,
hlm. 740
4
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta : AMZAH, 2013) hlm. 5-6
5
Ibid., hlm. 10
6
Kejahatan Hudud adalah kejahatan yang paling serius dan berat
dalam hukum pidana Islam. Ia adalah kejahatan terhadap kepentingan
publik. Kejahatan dalam kategori ini dapat didefinisikan sebagai
kejahatan yang diancam dengan hukuman hadd, yaitu hukuman yang
ditentukan sebagai hak Allah. Menurut Mohammad Ibnu Ibrahim Ibnu
Jubair, yang tergolong menjadi kejahatan Hudud ada 7, yaitu6 :
a. Zina
b. Qadzf ( Menuduh muslimah baik-baik berbuat zina)
c. Syurb Al-Khamr ( Meminum minuman keras)
d. Al-Baghyu (Pemberontakan)
e. Al-Riddah (Murtad)
f. Al-Sariqah (Pencurian)
g. Al-Hirabah (Perampokan)
Dalam hukum Islam, kata “Hudud” dibatasi untuk hukuman karena
tindak pidana yang disebutkan oleh Al-Qur’an atau Sunnah Nabi SAW,
sedangkan hukuman lain ditetapkan dengan pertimbangan qodhi atau
penguasa yang disebut “Ta’dzir”.7
3. Jarimah Ta’zir
Ta’zir secara harfiah berarti menghinakan pelaku kriminal karena
tindak pidananya yang memalukan. Dalam Ta’zir, hukuman itu tidak
ditetapkan dengan ketentuan dari Allah dan Rasulnya, qodhi
diperkenankan untuk mepertimbangkan baik bentuk hukuman yang akan
dikenakan maupun kadarnya.8 Bentuk hukuman dengan kebijaksanaan ini
diberikan dengan pertimbangan khusus tentang berbagai faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial dalam peradaban manusia dan bervariasi
berdasarkan dalam keanekaragaman metode yang dipergunakan
pengadilan ataupun jenis tindak pidana yang dapat ditujukan dalam
undang-undang. Pelanggaran yang dapat dihukum dengan metode ini
6
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 2003) hlm. 22
7
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 1992) hlm. 6
8
Ibid., hlm. 14
7
adalah yang mengganggu kehidupan dan harta serta kedamaian dan
ketentraman masyarakat.
a. Sanksi Ta’zir yang berhubungan dengan Badan
1) Hukuman Mati
2) Hukuman cambuk
b. Sanksi Ta’zir yang berhubungan dengan Kemerdekaan
Seseorang
1) Hukuman Penjara
2) Hukuman Pengasingan
c. Sanksi Ta’zir yang berhubungan dengan Harta
1) Mengancurkannya (Al-Itlaf)
2) Mengubahnya (Al-Ghayir)
3) Memilikinya (Al-Tamlik)
d. Sanksi Ta’zir Lainnya
1) Peringatan Keras
2) Dihadirkan di hadapan sidang
3) Nasihat
4) Celaan
5) Pengucilan
6) Pemecatan
7) Pengumuman kesalahan secara terbuka.
8
sesuai kondisi pelaku,
situasi, dan tempat
kejahatan.
Pembuktian harus ada Pembuktian harus ada Pembuktiannya sangat
3.
saksi atau pengakuan. saksi atau pengakuan. luas kemungkinannya.
Tidak dapat dikenakan Tidak dapat dikenakan Dapat dikenakan
kepada anak kecil, kepada anak kecil, kepada anak kecil,
4.
karena syaratnya pelaku karena syaratnya karena ta’zir dilakukan
harus baligh. pelaku harus baligh. untuk mendidik.
Kadar ketentuannya
diserahkan kepada
Ukuran kadar
Ukuran kadar hukuman ijtihad hakim dan
hukuman telah
5. telah ditetapkan secara berat-
ditetapkan secara pasti
pasti oleh syariat. ringannyahukuman
oleh syariat.
disesuaikan menurut
pelanggarannya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dapat disimpulkan :
1. Ditinjau dari Al-Rukn Al-Maddi, jarimah dapat dibagi menjadi 3 yakni:
1. Jarimah Qishash
2. Jarimah Hudud
3. Jarimah Ta’zir
10
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Topo. 2003. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta : Gema Insani
Press.
Rahman, Abdul.1992. Tindak Pidana dalam Syariat Islam. Jakarta : PT. RINEKA
CIPTA)
Anis, Ibrahim, dkk. 1972. Al-Mu’jam Al-Wasit. Mesir : Majma’ Al-Lughah Al-
Arabiyah)
11