Dosen Pengampu :
Ira Titisari, M.Kes
Disusun Oleh :
Sinta Effelia Agatra P17321181007
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Kontrasepsi
Sederhana” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan KB dan Kesehata Reproduksi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah
ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai metode kontrasepsi
sederhana, khususnya bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...……….2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga Berencana…………………………………………………...……..3
2.2 Tujuan Keluarga Berencana………………………………………………………..……4
2.3 Sasaran Keluarga Berencana……………………………………………………………..5
2.4 Metode KB Alamiah………………………………………………………………….….6
2.5 Metode KB Barrier………………………………………………………………………11
2.6 Metode KB Amenore Laktasi (MAL)…………………………………………………...23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………28
3.2 Saran……………………………………………………………………………………..28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan satu program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga
berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit kecil kehidupan bangsa
diharapakan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
berorientasi pada pertumbahan yang seimbang. Dalam pengertian keluarga berencana
secara umum ialah, dapat diuraikan bahwa keluarga berencana suatu usaha yang
mengatur banyak jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya
dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagaia akibat langgsung dari kelahiran tersebut. Atau
meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk. Dalam pengertian sempitnya keluarga berencana dalam
kehidupan sehari hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya
pembuahan mencegah pertemuan antara sel mani (spermatozoa) dari pria dan sel telur
(ovum) dari wanita sekitar persetubuhan (Irianto, 2014).
Perkembangan keluarga berencana di Indonesia di pengaruhi oleh berbagai faktor
yang dibagi manjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang
menghambat penyebarluaskan program keluarga berencana di Indonesia antara lain
budaya, agama, tingkat pengetahuan masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor
pendukung penyebarluaskan program keluarga berencana, antara lain adanya komitmen
politis, dukungan pemerintah, dukungan tokoh agama atau tokot masyarakat dan
dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan (Lucky, 2014).
Metode kontrasepsi bekerja juga dapat di golongkan berdasarkan cara kerjanya
yaitu metode barrier (penghalang), contohnya kondom yang menghalang sperma: metode
hormonal seperti konsumsi pil dan metode kontrasepsi alami yang tidak menggunakan
alat-alat bantu maupun hormonal, namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan
tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembunuh). Faktor yang memengaruhi pemilihan
kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, serta
kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain
hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama
dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah frekuensi
melakukan hunungan seksual (Sulistyawati, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana penjelasan mengenai Keluarga Berencana?
2. Bagimana Metode KB Sederhana?
3. Bagimana penjelasan Metode KB secara Alami?
4. Bagimana penjelasan Metode KB Barrier?
5. Bagimana penjelasan Metode Amonere Laktasi (MAL) dalam KB?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan Keluarga Berencana
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan Metode KB Sederhana
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan Metode KB secara Alami
4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan Metode KB Barrier
5. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan Metode Amonere Laktasi (MAL)
dalam KB
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Masalah kependudukan merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh semua
bangsa tidak terkecuali Indonesia. Berbagai masalah kependudukan tersebut meliputi
antara lain pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak
merata, penduduk usia muda yang besar, dan kualitas sumber daya manusia yang
masih relatif rendah. Untuk menekan laju pertumbuhan tersebut pemerintah
melakukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kependudukan tersebut.
Pemerintah sejak Pelita I telah melakukan usaha mendasar melalui program Keluarga
Berencana (KB) yang merupakan program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional (BKKBN, 1980). Namun sejak pelita V program tersebut
berkembang menjadi gerakan KB Nasional.
ICPD (1994) mendeklarasikan bahwa gerakan keluarga berencana adalah suatu
program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam
mencapai tujuan reproduksi, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat
pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima, dan mudah diperoleh bagi semua
orang yang membutuhkan, meningkatkan mutu nasihat, komunikasi, informasi,
edukasi, konseling dan pelayanan, meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pria
dalam praktek KB, dan meningkatkan pemberian ASI untuk penjarangan kehamilan.
Menurut WHO Expert Committee (1970) keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu / pasangan suami istri untuk :
Mendapatkan objektif – objektif tertentu
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
Mengatur interval diantara kehamilan
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Selanjutmya Undang-undang Nomor 10 tahun 1992, mendefinisikan KB
secara luas yaitu upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
dalam pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2000).
Pada dasarnya gerakan keluarga berencana tidak hanya semata-mata
membatasi kelahiran tetapi lebih diarahkan kepada upaya-upaya peningtkatan
kualitas penduduk dan kesejahteraan masyarakat, seperti upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga (BKKBN, 2008)
a. Cara Kerja :
- Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi
perempuan.
- Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS)
dari satu pasang kepada pasangan kepada pasangan yang lain (khusus
kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
b. Efektivas :
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena
tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka
kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
c. Manfaat :
a) Kontrasepsi
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi asi
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik
- Murah dan dapat dibeli secara umum
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
- Metode kontrasepsi sementar bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
b) Nonkontrasepsi
- Memberi dorongan kepada pria untuk ikut ber KB
- Dapat mencegah penularan IMS
- Mencegah ejakulasi dini
- Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
karsinogenik eksogen pada serviks)
- Saling berinteraksi sesama pasangan
- Mencegah imuno fertilitas
d. Keterbatasan
- Efektivitas tidak terlalu tinggi
- Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
- Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
- Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan
ereksi
- Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksusal
- Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
- Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal
limbah
e. Cara Penggunaan / Instruksi Bagi Klien
- Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
- Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam
kondom
- Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau
benda tajam lainnya pada saat mebuka kemasan
- Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada
gland penis dan tempatkan pada bagian penampung sperma pada ujung
uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan
tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum
penetrasi penis ke vagina.
- Bila kondom tidak mempunyai tmpat penampungan sperma pada bagian
ujungnya, maka saat memakai longgarkan sedikit bagian ujungnya agar
tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
- Kondom dilepas sebelum penis melembek.
- Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom
tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina
agar terjadi tumpahan cairan sperma disekitar vagina.
- Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
- Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
- Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan
ditempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi
rusak atau robek saat digunakan.
- Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak
rapuh / kusut
- Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan
petrolatum karena akan segera merusak kondom.
f. Penanganan efek samping dan masalah kesehatan lainnya
- Kondom rusak / diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) : Buang dan
pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom
- Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat behubungan : Jika
dicurugai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pill
- Dicurigai adanya reaksi aleergi (spermisida) Reaksi alergi, meskipun jarang,
dapat mengganggu dan bisa berbahaya.
- Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS,
berika kondom alami (lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode
lain
- Mengurangi kenikmatan hubungan seksual : Jika penurunan kepekaan tidak
bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian
metode lain.
2. DIAFRAGMA
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
a. Jenis:
Flat spring (flat metal band)
Coil spring (coiled wire)
Arching spring (kombinasi metal spring)
b. Cara kerja :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alt tempat
spermisida
c. Manfaat :
a) Kontrasepsi
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
b) Non kontrasepsi :
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khusus apabila
digunakan dengan spermisida
Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi
d. Keterbatasan
Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-
18 kehamila per 100 perempuan per tahun pertama
Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti
cara penggunaan
Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap
berhubungan seksual
Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk
memastikan ketepatan pemasangan
Pada bebrapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
Pada 6 jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya.
e. Seleksi klien pengguna diafragma
Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau di
atas usia 35 thn.
Tidak menyukai AKDR
Menyusui dan perlu kontrasepsi
Memerlukan proteksi terhadap IMS
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain.
Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan
kehamilan menjadi beresiko tinggi.
Terinfeksi saluran uretra
Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya
(vulva dan vagina).
Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.
Ingin metode KB efektif.
f. Penanganan efek samping
Infeksi saluran uretra
Pengobatan dengan antibiotika yang sesuai, apabila diafragma menjadi
pilihan utama dalam ber-KB. Sarankan untuk segera mengosongkan
kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan
memakai metode lain.
Dugaan adanya reaksi alergi difragma atau dugaan adanya reaksi alergi
spermisida.
Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman dan mungkin
berbahaya. Jika ada iritasi vagina, khususnya pasca sanggama, dan tidak
mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau bantu untuk memilih
metode lain.
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum. Pastikan
ketepatan letak difragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dengan
ukuran yang lebih kecil. Tindaklanjuti untuk meyakinkan masalah telah
ditangani.
Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam.
Pemeriksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina, jika tidak ada,
sarankan klien untuk melepas diafragma setelah melakukan hubungan
seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah
diangkat (diafragma harus di cuci dengan hati-hati menggunakan sabun
cair dan air, jangan menggunakan bedak jika akan disimpan). Jika
mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan
infeksi.
g. Cara Penggunaan/Instruksi bagi Klien
Gunakan difragma setiap kali melakukan hubunngan seksual.
Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan.
Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi difragma dengan
air, atau melihat menembus cahaya).
Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma (untuk
memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan
dengan pinggirannya).
Posisi saat pemasangan diafragma:
- Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet.
- Sambil berbaring
- Sambil jongkok
- Lebarkan kedua bibir vagina.
- Masukkan diafragma vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan
pinggiran ke atas di balik tulang pubis.
- Masukan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan
karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
- Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual.
Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan,
tambahkan spermisida ke dalamm vagina.
- Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari
telunjuk dan tengah.
- Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali
ditempatnya.
3. SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk:
- Aerosol (busa)
- Tablet vagina, suppositoria, atau dissovable film
- Krim
a. Cara Kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan
sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
Busa (aerosol) efektif setelah insersi.
Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode
kontrasepsi.
Tablet vagina, suppositoria, dan film penggunaannya disarankan
menunggu 10 – 15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual.
Jenis spermisida jelli biasanya hanya digunakan dengan diafragma.
b. Manfaat
a) Kontrasepsi:
- Efektif seketika (busa dan krim).
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
- Tidak mengganggu kesehatan klien.
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
- Mudah digunakan.
- Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
b) Nonkontrasepsi :
- Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS.
c. Keterbatasan
- Efektivitas kurang (3 – 21 kehamilan per 100 perempuan per tahun
pertama).
- Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengetahui
cara penggunaan.
- Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai
setiap melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan
film).
- Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam.
d. Seleksi klien pengguna spermisida
- Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau diatas
35 tahun.
- Tidak menyukai penggunaan AKDR.
- Menyusui dan perlu kontrasepsi.
- Memerlukan proteksi terhadap IMS.
- Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain.
- Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan
kehamilan dengan resiko tinggi.
- Terinfeksi saluran uretra.
- Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat
kelaminnya(vulva dan vagina).
- Mempunyai riwayat sindrokkarena keracunan.
- Ingin metode KB efektif.
e. Penanganan efek samping dan masalah lain
- Iritasi vagina.
Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan
ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien
memilih metode lain.
- Iritasi penis dan tidak nyaman.
Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya
dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
- Gangguan rasa panas di vagina.
Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah
normal. Jika tidak ada perubahan. alihkan ke spermisida lainnya dengan
komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
- Kegagalan tablet tidak larut.
Pilih spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien
memilih metode lain.
f. Cara Penggunaan/instruksi bagi kien:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator
(busa atau krim ) dan insersi spermisida.
- Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas
hubungan seksual.
- Jarak tunggu sesudah setelah memasukkan tablet vagina atau suppositoria
adalah 10-15 menit.
- Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa.
- Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang car penggunaan dan
penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum di isi ke
dalam aplikator)
- Spermisida di tempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks
terlindungi dengan baik.
a) Aerosol (busa).
- Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan.
- Tempatkan kontainer dengan posisi keatas,letakkan aplikator pada mulut
kontainer, dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
- Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam vagina mendekati
serviks. Dorong sampai busa keluar.
- Aplikator segera di cuci pakai sabun dan air, tiriskan, dan keringkan.
Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
b) Vagina atau sippositoria
- Cuci tangan sebelum membuka paket.
- Lepaskan tablet atau suppositoria dari paket.
- Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh ke dalam
vagina.
- Tunggu 10-15menit sebelum memulai berhubungan seksual.
- Sediakan selalu extra pengadaan tablet vagina atau suppositoria di tempat.
Catatan : beberapa busa dari tablet vagina menyebabkan rasa hangat di
vagina itu normal-normal saja.
c) Krim
- Insersi kontrasepsi krim setelah di kemas ke dalam aplikator sampai
penuh,masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks.
- Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja
krrim.
- Aplikator harus di cuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan
infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan.
- Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan
berbagi aplikator dengan orang lain.
- Sediakan selalu extra pengadaan krim terutama apabila ternyata kontainer
kosong.
d) Dissovable film
- Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir.
- Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang
larutdalam serviks. Untuk menggunakannya, lipat film menjadi dua dan
kemudianletakkan di ujung jari.
- Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film kedalam vagina
mendekati serviks.
- Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke
dalam vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket.
- Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan bekerja efektif.
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma tersebut.
Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika
digunakan secara tepat. Yang dimaksud Kontrasepsi Sederhana dengan Alat adalah suatu
upaya mencegah /mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan
sperma dengan menggunakan metode-metode yang membutuhkan alat sederhana
yang tidak memerlukan obat-obatan. Seperti kondom bagi pria, dan barier intra-vaginal
(diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita).
B. Saran
Dengan berbagai macam alat kontrasepsi kita dapat memilih alat kontraspsi yang
paling tepat dengan cara memperhatikan keuntungan dan kerugiannya. Sebaiknya pilih
alat kontrasepsi yang paling minimum kerugiannya dengan tujuan memberikan rasa
nyaman pada setiap hubungan dan demi mencapai kesejahteraan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125436-S-5828-Hubungan%20karakteristik-Literatur.pdf
http://digilib.unisayogya.ac.id/4810/1/booklet%20KB.pdf
https://auliyasari.wordpress.com/2013/04/12/kontrasepsi-metode-barier/