Anda di halaman 1dari 6

 BAB I PENDAHULUAN Arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet.

Ini dikenal sebagaigejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah
menemukangejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere.Gejala
induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere. Kedua, medan magnet yangberubah –ubah
terhadap waktu dapat menghasilkan(menginduksi) medan listrik dalambentuk arus listrik.
Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi electromagnet. Konsepinduksi elektromagnet
ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faradayd a n d i r u m u s k a n s e c a r a l e n g k
a p o l e h Joseph Henry. H u k u m i n d u k s i elektromagnet sendiri kemudian dikenal
sebagai HukumFaraday-Henry. Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan
denganmempertimbangkan konsep simetri yang berlaku dalam hukum alam , JamesClerk
Maxwell mengajukan suatu usulan.Usulan yang dikemukakan Maxwell , yaitu bahwa
jikamedan magnet yang berubah terhadap w a k t u d a p a t m e n g h a s i l k a n m e d a nl i
s t r i k m a k a h a l s e b a l i k n y a b o l e h j a d i d a p a t t e r j a d i . Dengan
demikianMaxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu
dapatmenghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi
hukumketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan,dan gaya
magnetditumukan leh Lorentz sehingga dinamakan gaya Lorentz.
 BAB II PEMBAHASANA. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK 1.
Defenisi Medan Magnet Medan magnet didefenisikan sebagai daerah atau wilayah yang jika
sebuah benda bermuatan listrik berada pada atau bergerak didaerah itu maka benda tersebut
akan mendapatkan gaya magnetic. Adanya medan magnetic disekitar arus listrik dibuktikan
oleh Hans Christian Oersted melalui percobaan.(GIANCOLLI Jilid 2). Gaya yang diberikan
satu magnet terhadap yang lainnya dapat dideskripsikan sebagai interaksi antara suatu magnet
dan medan magnet dari yang lain. Sama seperti kita menggambarkan garis-garis medan
listrik, kita juga dapat menggambarkan garis-garis medan magnet. Garis-garis ini dapat
digambarkan, seperti garis-garis medan listrik, sedemikian sehingga : 1. Arah medan magnet
merupakan tangensial (garis singgung) terhadap suatu garis dititik mana saja 2. Jumlah garis
persatuan luas sebanding dengan besar medan magnet. (GIANCOLLI, Jilid 2). Arah medan
magnet pada suatu titik bisa didefenisikan sebagai arah yang ditunjuk kutub utara sebuah
jarum kompas ketika diletakkan di titik tersebut. Gambar 1.1a menunjukkan bagaimana suatu
garis medan magnet ditemukan sekitar magnet batang dengan menggunakan jarum kompas.
Medan magnet yang ditentukan dengan cara ini untuk medan diluar magnet batang
digambarkan seperti gambar 1.1b. perhatikan bahwa karena defenisi kita, garis-garis tersebut
selalu menunjuk dari kutub utara menuju kutub selatan magnet (kutub utara jarum
 kompas tertarik ke kutub selatan magnet).http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Transformator&oldid=5250454" Gambar 1.1a: Garis-garis medan magnet ditemukan
sekitar magnet Gambar 1.1b: Garis-garis medan magnet diluar magnet batang
 2. Arah kuat medan magnet Selama abad kedelapan belas, banyak filsuf ilmu alam yang
mencobamenemukan hubungan antara listrik dan magnet. Muatan listrik yang stasioner
danmagnet tampak tidak saling mempengaruhi. Tetapi ketika pada tahun 1820, HansChritian
Oersted adalah bahwa arus listrik menghasilkan medan magnet. Ia telahmenemukan
hubungan antara listrik dan magnet. (GIANCOLLI, Jilid 2) Arah kuat medan magnetic di
sekitar arus listrik bergantung pada arah aruslistrik, dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan. Perhatikan gambar berikut.Gambar 1.2 : penentuan medan magnetic disekitar arus
listrik dengan kaidah tangankanan Sesuai dengan aturan tangan kanan, bila ibu jari tangan .
menunjukkan araharus listrik maka arah jari-jari yang lain (yang digenggamkan)
menunjukkan arahgaris-garis medan magnet.
 3. Induksi magnetik di sekitar kawat berarus listrik a. Untuk kawat lurus dan panjang
Medan magnet yang disebabkan oleh arus listrik pada kawat lurus yangpanjang adalah
sedemikian sehingga garis-garis medan merupakan lingkarandengan kawat tersebut sebagai
pusatnya (Gambar 1.3). Anda mungkinmengharapkan bahwa kuat medan pada suatu titik
akan lebih besar jika arus yangmengalir pada kawat lebih besar, dan bahwa medan akan lebih
kecil pada titik yanglebih jauh dari kawat. Hal ini memang benar. Eksperimen yang diteliti
menunjukkanbahwa medan magnet B pada titik didekat kawat lurus yang panjang
berbandinglurus dengan arus I pada kawat dan berbanding terbalik terhadap jarak r dari
kawat,sehingga dirumuskan sebagai : B Hubungan ini valid selama r, jarak tegak lurus ke
kawat, jauh lebih kecil darijarak ke ujung-ujung kawat (yaitu, kawat tersebut
panjang).Konstanta pembanding dinyatakan sebagai , dengan demikian B=Nilai Konstanta
µ0, yang disebut permeabilitas ruang hampa, adalah µ0 = 4π x 10-7 Tm/A. (GIANCOLLI)
 Gambar 1.3 : Arus listrik pada kawat lurusContoh Soal :1. Perhitungan B didekat kawat.
Kawat listrik vertical di dinding sebuah gedung membawa arus dc sebesar 25 A Keatas .
Berapa medan magnet pada titik 10 cm di utara kawa Penyelesaian: Dik : I = 25 A r= 10 cm
= 0,10 m Dit : B………..? Peny : B = = = = 500 x 10-7 = 5 x 10-5
 b. Untuk kawat melingkar1. Besarnya medan magnet yang terdapat di pusat kawat
melingkar terbuka : (Perhatikan gambar berikut). Gambar 1.4 : medan magnet disekitar kawat
melingkar terbuka a. Dititik P Untuk sebuah lilitan : B=
 Untuk N buah lilitan B=b. Dititik sebuah O, berarti a = r Untuk sebuah lilitan: B= Until N
buah lilitan : B=
 2. Besarnya medan magnet yang terdapat di pusat kawat melingkar penuh (perhatikan
gambar berikut). Gambar 1.5 : Medan magnet dipusat kawat melingkar penuh a. dititik P
Untuk sebuah lilitan B= Sin2 Untuk N buah lilitan : B= Sin2 b. di titik O, berarti a = r dan sin
= sin 90 = 1. Untuk sebuah lilitan : B=
 Untuk N buah lilitan : B=c. Untuk Kumparan (Solenoida) Perhatikan gambar
berikut.Besarnya medan magnet yang terjadi didalam kumparan sebesar : B = 2π k. n .I (cos -
cos 2) B= I (cos 1 – cos 2)
 Dengan: n = jumlah lilitan tiap satuan panjang = £ = panjang kumparan N = Jumlah lilitan
Kumparan Besar medan magnet dititik : P di tengah-tengah sumbu kumparan, berarti 1 = 0
dan 2 = 180 B = µ0 . n . I P di salah satu ujung kumparan, berarti 1 = 0 dan 2 = 90 : B= d.
Untuk toroida Toroida dapat dipandang sebagai solenoida yang dilengkungkan
hinggasumbuhnya berbentuk lingkaran (perhatikan gambar berikut ini). Besar medan magnet
didalam toroida : B = µ0 . n . I
 Dengan n = Jumlah lilitan tiap satuan panjang n = N = Jumlah lilitan toroida a = jari-jari
kelengkungan sumbu toroidaB. GAYA MAGNET (GAYA LORENTZ) 1. Arah dan Besar
Gaya Magnetik Suatu penghantar arus listrik yang berada dalam medan magnetic akan
mengalami gaya yang disebut gaya magnetic atau gaya Lorentz. Arah gaya Lorentz selalu
tegak lurus dengan arah (I) dan arah induksi magnetic (B). Besar gaya Lorentz dinyatakan
oleh : F=I B a. Gaya Lorentz pada kawat berarus listrik Apabila kawat penghantar sepanjang
L yang dialiri arus listrik I ditempatkan pada daerah medan magnet B, maka kawat tersebut
akan mengalami gaya Lorentz yang besarnya dapat ditentukan oleh rumus : FL = B I sin α
Dengan : FL = gaya magnetic / gaya Lorentz (N) B = kuat medan magnet (T) I = Kuat arus
listrik (A) L = Panjang kawat (m) b. Gaya Lorentz pada kawat sejajar berarus listrik Dua
buah kawat lurus berarus listrik yang diletakkan berdekatan akan mengalami gaya Lorentz
berupa gaya tarik – menarik bila bira arus listrik pada
 kedua kawat tersebut searah , dan berupa gaya tolak – menolak bila arus listrik padakedua
kawat tersebut berlawanan arah. Besarnya gaya tarik – menarik atau tolak – menolak diantara
dua kawat sejajarberarus listrik yang terpisah sejauh a seperti gambar diatas dapat
ditentukandengan rumus : F1 = F2 = F =Dengan: F1 = F2 = F = gaya tarik-menarik atau tolak
– menolak (N) µ0 = Permeabilitas vakum ( 4π x 10-7 Wb/Am) I1 = kuat arus pada kawat
pertama (A) I2 = Kuat arus pada kawat kedua (A) = Panjang kawat penghantar (m) a = jarak
antara kedua kawat (m)c. Gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
Apabilamuatan listrik q bergerak dengan kecepatan v didalam medanmagnet B, maka muatan
listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yangbesarnya ditentukan dengan rumus : FL =
q v B sin αDengan : q = Muatan listrik (C) V = kecepatan gerak benda (m/s)
 B = Kuat medan magnet (T) Α = Sudut yang dibentuk oleh v dan B Arah gaya Lorentz
yang dialami sebuah partikel bermuatan q yang bergerakdalam sebuah medan magnet adalah
tegak lurus dengan arah kuat medan magnetdan arah dari kecepatan partikel bermuatan
tersebut. Catatan : Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan arah I Bila muatan q
negatif, maka arah v berlawanan dengan I Apabila besarnya sudut antara v dan B adalah 90o
(v ┴ B), maka lintasanpartikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran, sehingga partikel
akan mengalamigaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz: FL = FS q v B sin
90o = m R= Dengan : R = jari – jari lintasan partikel (m) m = massa partikel (Kg) v =
kecepatan partikel (m/s) B = Kuat medan magnet (T) (Fisika untuk SMA/MA,Ahmad Zaelani
dkk,469 -471).
 2. Definisi satuan kuat arus listrik (Ampere) Berdasarkan gaya antara dua kawat sejajar
yang dialiri arus listrik, kita bisa mendefinisikan besar arus satu ampere. Misalkan dua kawat
sejajar tersebut dialiri arus yang tepat sama, I1 = I2 = I. Maka gaya per satuan panjang yang
bekerja pada kawat 2 adalah: F= Jika I = 1A dan a = 1m, maka : F = = = 2 x 10-7 N/m
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan arus yang mengalir pada kawat sejajar besarnya
satu amper jika gaya per satuan panjang yang bekerja pada kawat adalah 2 x 10-7 N/m .
(Diktat Kuliah Fisika Dasar II,Tahap Persiapan Bersama ITB,Mikrajuddin Abdullah).C.
SIFAT KEMAGNETAN SUATU BAHAN Sifat kemagnetan suatu bahan dialam ini dapat di
golongklan menjadi tiga, yaitu : a. Bahan ferromagnetic, mempunyai sifat : Ditarik sangat
kuat oleh medan magnetic Mudah ditembus oleh medan magnetic b. Bahan paramagnetic,
mempunyai sifat : Ditarik dengan lemah oleh medan magnetik
 Dapat ditembus oleh medan magnetik Bahan diamagnetik, mempunyai sifat : Ditolak
dengan lemah oleh medan magnetik Sukar, bahkan tidak dapat ditembus oleh medan
magnetik Sifat ferromagnetik bahan pada umumnya dimiliki oleh bahan itu jika berada dalam
fase padat. Untuk fase cair, bahan-bahan seperti besi dan tembaga tidak menunjukkan sifat
ferromagnetik. Bahkan dalam bentuk padat pun sifat ferromagnetik bahan bisa hilang jika
suhunya dinaikkan melebihi suhu cair. Diatas suhu cair, bahan ferromagnetik berubah
sifatnya menjadi bahan paramagnetik. Suhu cair untuk setiap bahan berbeda-beda, misalnya
suhu cair besi 770.C dan suhu cair nikel 368.C.D. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI 1.
Gejala induksi elektromagnetik dalam kumparan Jika sebuah magnet batang digerakkan
mendekati dan menjauhi kumparan berulang-ulang, yang dihubungkan dengan galvanometer
secara seri maka garis- garis gaya magnet yang keluar masuk kumparan berubah-ubah.
Karena adanya perubahan garis-garis gaya magnet pada kumparan membuat timbulnya arus
listrik dalam rangkaian. Adanya arus ini ditunjukkan oleh gerakan jarum galvanometer (G)
yang naik turun. Arus dan gaya gerak listrik yang timbul disebut arus dan gaya gerak listrik
induksi, sedangkan gejalanya disebut induksi elektromagnetik. Jadi, induksi elektromagnetik
akan timbul kumparan mengalami perubahan garis-garis gaya magnet (fluks magnetic). 2.
Terjadinya gaya gerak listrik induksi disekitar penghantar kawat penghantar ab bergerak
kekanan dengan kecepatan v memotong tegak lurus medan magnetic B. Gerakan kawat ab
tersebut akan menggerakkan muatan-muatan listrik positif ke atas dan muatan-muatan
negative kebawah.
 Akibatnya, di a akan terkumpul muatan positif dan b akan terkumpul muatannegative.
Kejadian ini mirip dengan kutub positif dan kutub negative baterai. Bila ujung a dan ujung b
di hubungkan dengan rangkaian luar sehinggaterbentuk suatu rangkaian luar sehingga
terbentuk suatu rangkaian tertutup makaakan terjadi arus listrik (gerakan muatan positif) kea
rah keluar dari a dan masuk keb. jadi, penghantar yang bergerak dalam medan magnetic dapat
berfungsi sebagaisumber gaya gerak listrik ( seperti baterai ataupun akumulator).3. Hukum
faraday Hubungan antara induksi magnetik (B), panjang kawat ( ), dan kecepatan gerak(v),
dengan gaya gerak listrik (E), dapat dirumuskan sebagai berikut : E = l . v . B Sin cos Ket : =
sudut antara v dan B = sudut antara F dan £4. Hukum lenzHukum lenz tentang induksi
elektromagnetik menyimpulkan bahwa gaya listrikinduksi yang terjadi akan menghasilkan
arus induksi yang arahnya sedemikian rupa,sehingga melawan penyebab timbulnya gaya
gerak listrik itu.E. PENGARUH PERUBAHAN FLUKS MAGNETIK TERHADAP GGL
INDUKSI 1. Hukum Faraday-Henry Besarnya GGL induksi (E) bergantung pada cepatnya
perubahan fluks magnetic ( ) yang dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Untukl satu lilitan
:E=- b. Untuk N lilitan : E = -N
 Ket : tanda negative (-) pada rumus di atas diambil sebagai upaya penyesuaianhukum
lenz.2. Fluks Magnetik Fluks magnetic yang melalui suatu bidang dapat didefenisikan
sebagaibesarnya induksi magnet (B) dikalikan dengan luas bidang (A) yang tegak
lurusterhadap medan magnet . secara matematis dirumuskan sebagai berikut. F = B . A
CosKet : = wt = sudut antara medan magnetic dengan garis normal bidang E.
INDUKTANSI1. GGL induksi akibat laju perubahan arusPerubahan GGL induksi (E)
bergantung pada ceatnya perubahan fluks (Ɵ yang )dapat dirumuskan sebagai berikut : E = -L
dengan L = induktansi diri (Intisari fisika SMA. :193)2. Induktansi diri dan satuannyaa. Arti
induktansi diriinduktansi diri (L) merupakan konstanta kesebandingan antara perubahan
fluksmagneticdan perubahan kuat arus dan dirumuskan sebagai berikut :
 E = -N = -L L=N (Intisari fisika SMA. :193)3. Satuan induktansi diri Satuan induktsi diri
adalah henry (H) dan dirumuskan sebagai berikut : E = -L L=- Induktansi diri suatu
penghantar dikatakan 1 henry (H) bila perubahan kuat arus 1 ampere tiap sekon
menghasilkan GGL induksi diri sebesar 1 volt pada penghantar tersebut. (Intisari fisika SMA.
:193) 4. Energi yang tersimpan dalam konduktor Kerja total W untuk membangkitkan arus
dalam rangkaian yang mengandug kumparan hingga kuat arusnya sebesar I sama dengan
energy yang tersimpan dalam kumparan tersebut, yaitu sebesar : W = L I2 (Intisarifisika
SMA. :194)
 D. Penerapan Induksi Elektromagnetik1. Generator arus bolak balik (AC)Generator Arus
Bolak Balik ( Generator AC ), yang juga disebut alternator adalah mesinlistrik yang berfungsi
mengubah 21imbal gerak menjadi 21imbal listrik berdasarkan induksikemagnitan A.
Genertor arus searah. Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan 21imba Faraday :
e = - N df/ dt dengan : N : jumlah lilitan f : fluksi magnet e : tegangan imbas, ggl(gaya gerak
listrik) Dengan lain perkataan, apabila suau konduktor memotong garis-garis fluksi
21imbale21yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Jadi syarat
untuk dapat dibangkitkan ggl adalah : - harus ada konduktor ( hantaran kawat ) - harus ada
medan 21imbale21 - harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada
fluksi yang berubah yang memotong konduktor itu.
 (marthin f maruhawa blogspot.com.2012;23)5. TRANSFORMATORa. Prinsip
transformator Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang
bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan. Bagian-Bagian Transformator Contoh Transformator Lambang Transformator
 Prinsip Kerja Transformator Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai
berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi 23imbale-balik (mutual inductance). Pada skema
transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada
kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan padakumparan sekunder akan berubah
polaritasnya. Hubunga antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan = Vp = tegangan primer (volt) Vs
= tegangan sekunder (volt)
 Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Simbol
Transformatorhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transformator&oldid=5250454” b.
Hubungan antara tegangan primer V1 dengan tegangan sekunder V2 Hubungan antara
tegangan primer V1 dengan tegangan sekunder V2 dapat dirumuskan sebagai berikut : = =
Dengan : N1 = jumlah lilitan primer N2 = jumlah lilitan sekuner (Inisarifisika SMA. :197) c.
Trnasformal ideal Bila daya yang pada trafo (sebagai akibat arus Eddy) diabaikan (dalam arti
trafo dalam kondisi ideal / trafo ideal) maka berikut : P2 = P1 V2 . I2 = V1 . I1 =
(Intisarifisika SMA. :197)
 d. Efisiensi daya pada transformator Akibat terjadnya arus eddy pada inti trnsformator
maka sebagian daya listrik akan hilang. Daya yang hilang iniberupapanas. Perbandingan
dayayang dihasilkan pada kumparan sekunder (Pout) dengan daya mula-mula yang masuk
pada kumparan primer (Pin) disebutefisien transformator. Efisiensi transformator diberi
lambing h dan dirumuskan sebagai berikut : Ƞ= x 100% 0 h 1 (Intisarifisika SMA. :197)e.
Transmisi Daya Energi yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit listrik prlu di tramisikan
kepada konsumen, baik yang dekat maupun yang jauh letaknya. Untuk pentransmisian yang
jaraknya jauh, pada umumnya digunakan system transmisi daya tegangan tinggi.
(Intisarifisika SMA. :198)
 BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah 1.
Medan magnet adalah daerah atau wilayah yang jika sebuah benda bermuatan listrik berada
atau bergerak di daerah itu maka benda tersebut akan mendapatkan gaya magnetik. 2. Arah
kuat medan magnetik disekitar arus listrik bergantung pada arah arus listrik dapat ditentukan
dengan kaidah tangan kanan. 3. Persamaan induksi magnetik untuk kawat lurus dan panjang
adalah: B= 4. Persamaan induksi magnetik untuk kawat melingkar terbuka Dititik p a. Untuk
sebuah lilitan : B= b. Untuk N buah lilitan : B=
 Dititik 0, berarti a=r a. Untuk sebuah lilitan: B= b. Untuk N buah lilitan : B=5. Persamaan
induksi magnetik umtuk kawat melingkar penuh dititik P a. Untuk sebuah lilitan B= Sin2 b.
Untuk N buah lilitan : B= Sin2
 di titik O, berarti a = r dan sin = sin 90 = 1. a. Untuk sebuah lilitan : B= b. Untuk N buah
lilitan : B=3. Persamaan medan magnet yang terjadi dalam kumparan : B = 2π k. n .I (cos -
cos 2) B= I (cos 1 – cos 2) Besar medan magnet dititik : P di tengah-tengah sumbu kumparan,
berarti 1 = 0 dan 2 = 180 B µ0 . n . I P di salah satu ujung kumparan, berarti 1 = 0 dan 2 =
90 : B=4. Persamaan medan magnet yang terjadi dalam toroida: B = µ0 . n . I
 5. Arah gaya magnetik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan6. Persamaan
muatan listrik yang bergerak dalam penghantar lurus FL = B I sin α7. Persamaan muatan
listrik yang bergerak tanpa kawat FL = q v B sin α Tetapi bila tidak ada gaya lain yang
memepengaruhi maka berlaku rumus : FL = FS q v B sin 90o = m R=8. Persamaan muatan
listrik yang bergerak pada dua kawat sejajar: F1 = F2 = F =9. Hubungan antara induksi
magnetik (B), panjang kawat ( ), dan kecepatan gerak (v), dengan gaya gerak listrik (E),
dapat dirumuskan sebagai berikut : E = £ . v . B Sin cos
 10. Besarnya GGL induksi (E) bergantung pada cepatnya perubahan fluks magnetic ( )
yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Untukl satu lilitan : E=- Untuk N lilitan : E = -N11.
Fluks magnetik dapat di rumuskan sebagai berikut : F = B . A Cos12. GGL Induksi akibat
laju perubahan arus dirumuskan sebagai berikut: E = -L13. Arti induktansi diri : E = -N = -L
L=N14. Persamaan transformator ideal adalah sebagai berikut : P2 = P1 V2 . I2 = V1 . I1
=15. Efisiensi daya pada transformator Ƞ= x 100% 0 h 1

Anda mungkin juga menyukai