Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA

KEPALA SEKOLAH DI SDN KABUPATEN GARUT


Oleh :
Maya Desi Kusumah
Guru di SD Negeri Girimukti 3 Cibatu Garut
(Email: mayadesikusumah@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap
kinerja kepala sekolah di sekolah dasar negeri di kecamatan cibatu Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasinya adalah seluruh kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-
Kabupaten Garut yang ber jumlah 47 orang. sampel penelitian diambil berdasarkan total sampling dari seluruh Sekolah
Dasar Negeri se-Kabupaten Garut. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberaadaan motivasi kerja, pelatihan, dan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar
Negeri se-Kabupaten Garut berada pada katagori tinggi. Motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja kepala sekolah. Pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, dan secara
bersama-sama motivasi kerja dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah.
Kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah
Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut.

Kata Kunci: Motivasi kerja, Pelatihan, Kinerja Kepala Sekolah

ABSTRACT

This study aimed to describe and analyze the influence of work motivation and training toward the performance of the
principal in all elementary schools in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, and also analyzing how much the effect of
the work motivation and training toward the principal performances in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, either
partially or simultaneously. The approach used in this study is quantitative approach with survey method. The
population is 47 principals in all elementary school in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. that selected by totaly
sampling from all elementary school in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. The technique used to collect the data is
questionnaire and the data was analyzed by correlation and regression. The result of the data processing and analysis
shows that the work motivation, the principal training, and the principal performance in all elementary school in
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut are at high category. Either the work motivation or the principal training is
affecting positively and significantly toward the principal performance, and together with the motivation work, the
principal training is affecting positively and significantly toward the principal performance.

Keywords: Work Motivation, Principal Training, Principal Performance

PENDAHULUAN

Otonomi daerah memberikan kewenangan ini pemerintah pusat memiliki kewenangan


yang besar kepada Pemerintah Daerah dalam membuat regulasi agar dua hal tersebut dapat
berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah dikurangi/ditekan melalui berbagai peraturan dan
satu kewenangan tersebut adalah dalam pembinaan kebijakan antara lain Peraturan Menteri Pendidikan
karir pendidik dan tenaga kependidikan, termasuk Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007
rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Implementasi tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dan
kewenangan tersebut selama ini menunjukkan dua Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang
kecenderungan yaitu: (1) adanya perbedaan proses Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
rekrutmen antara daerah yang satu dengan yang Permendiknas tersebut mengamanatkan perlunya
lain, dan (2) ditemukannya indikasi penyimpangan penataan kembali sistem rekrutmen dan pembinaan
dari prinsip-prinsip profesionalisme dalam proses karir kepala sekolah/madrasah agar diperoleh kepala
rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Dalam konteks sekolah/madrasah yang kredibel dan berkompeten.
Karena itu semua pihak yang terkait, terutama sesuai dengan kriteria tertentu untuk mengukur
pemerintah daerah dalam hal rekrutmen kepala ketercapaian tujuan sekolah secara keseluruhan.
sekolah/madrasah harus memiliki komitmen yang Sedangkan menurut Irham Fahmi, (2010, hlm. 2),
sama dalam melaksanakan Permendiknas No. 28 berpendapat bahwa kinerja adalah hasil yang
Tahun 2010 tersebut. diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
Pasal 1 dalam Peraturan Menteri Negara tersebut bersifat profit oriented dan non profit
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi oriented yang dihasilkan selama satu periode. Oleh
Birokrasi nomor 16 tahun 2009, ini yang dimaksud karena itu, kinerja baik dalam bentuk individual
dengan: Jabatan fungsional guru adalah jabatan maupun dalam bentuk organisasi selayaknya terus
fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, dievaluasi untuk mendapatkan standar keberhasilan.
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan Lebih jauh lagi Amstrong. Michael (dalam mulyasa,
kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, 2010. hlm. 30) menyatakan bahwa "an appropriate
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi defi nition of performance is a prerequisite for
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur feedback and goal setting processes”.
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan Mulyasa (2010, hlm. 50) berpendapat
pendidikan menengah sesuai dengan peraturan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian suatu
perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai program atau kegiatan dalam mengwujudkan
Negeri Sipil. sasaran, tujuan, visi dan misi sekolah. Kinerja
Kehadiran kepala sekolah sangat penting sekolah menjadi tanda keberhasilan seluruh
karena merupakan motor penggerak bagi sumber komponen yang ada di sekolah. Kinerja dipengaruhi
daya sekolah terutama guru, karyawan, dan anak oleh cara-cara yang ditempuh, usaha yang
didik. Begitu besarnya peranan sekolah dalam dilakukan. dan pada gilirannya akan memunculkan
proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga hasil kerja yang dapat dicapai sekolah dalam upaya
dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya inovasi mencapai sasaran atau tujuan sekolah. Ada dua
pendidikan dan kegiatan sekolah sebagian besar buah kata kunci yang dapat di pakai sebagai
ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang landasan untuk memahami peranan kepala sekolah.
dimiliki oleh kepala sekolah. Namun, perlu dicatat Kedua kata itu adalan “kepala” dan “sekolah”
bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam kepala diartikan sebagai “ketua” atau “pemimpin”
melaksanakan tugasnya, tidak ditentukan oleh dalam suatu organisasi atau lembaga, sedangkan
tingkat keahliannya dibidang konsep dan teknik sekolah suatu lembaga “organisasi” dimana tempat
kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak menerima (take) dan memberi (give) pelajaran.
ditentukan oleh kemampuannya dalam memilih dan Dalam perspektif kebijakan pendidikan
menggunakan teknik atau gaya kepemimpinan yang nasional (Mulyasa, 2013, hlm, 321), terdapat tujuh
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dipimpin. peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1)
Menurut pendapat Karwati (2013, hlm. 83) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator;
mengungkapkan bahwa: (4) supervisor (penyelia);(5) leader (pemimpin); (6)
Kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.
prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
sekolah. Kinerja kepala sekolah merupakan kepala sekolah, faktor-faktor tersebut ada yang
tingkatan dimana kepala sekolah menyelesaikan sifatnya aksternal dan internal. Newstron dan davis
pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan. (2002, hlm. 219) menyatakan bahwa “kinerja
Kinerja kepala sekolah merupakan hasil dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan,
pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat tujuan, motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen,
fisik/material maupun non fisik/non material dalam kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan penghargaan
suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja kepala baik dari lingkungan internal maupun sksternal
sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu organisasi”.
pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan Simanjuntak (dalam sedarmayanti, 2001,
kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang
pekerjaan yang diemban kepala sekolah. besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan,
Menurut Masaong dan Tilomi (2011, hlm. keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja,
197-198) merumuskan kinerja sebagai suatu produk motivasi dan kesehatan, tingkat penghasilan,
atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh sekolah jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja,
baik secara kuantitas maupun kualitas yang dinilai hubungan individual, tehnologi, sarana produksi,
manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan Handoko (Dalam Hasibuan, 2008, hlm.56 ),
pemerintah secara keseluruhan”. motivasi diartikan sebagai keadaan dalam pribadi
Menurut Hennry Simamora (dalam seseorang yang mendorong keinginan individu
Mangkunegara, 2012, hlm. 14) kinerja dipengaruhi untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna
oleh tiga faktor: “(1) Faktor individu yang terdiri tujuan.
dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, Definisi motivasi kerja menurut para ahli
demografi. (2) Faktor psikologis yang terdiri dari yaitu:
persepsi, attitude, personality, pembelajaran, a. Ellen A Benowitz Perilaku (Dalam
motivasi. (3)Faktor organisasi yang terdiri dari: Hasibuan, 2008, hlm. 87). “motivasi kerja
sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, adalah kekuatan yang menyebabkan
job design” individu bertindak dengan cara tertentu.
Dalam rangka menciptakan kinerja kepala Orang punya motivasi tinggi akan lebih giat
sekolah yang dapat dikatagorikan baik maka salah bekerja, sementara yang rendah
satu usaha pemerintah adalah menseleksi, calon sebaliknya.”
kandidat kepala sekolah sesuai dengan syarat yang b. John R. Schemerhorn (Dalam Hasibuan,
telah ditentukan, kemudian ditempatkan, 2008, hlm. 87). “motivasi kerja yaitu
selanjutnya diadakan pelatihan jabatan, baik mengacu padapendorong di dalam individu
sesudah menduduki jabatan maupun sebelum yang berpengaruh atas tingkat, arah dan
menduduki jabatan ini bertujuan untuk gigihnya upaya seseorang dalam
meningkatkan kompetensi, setelah mempunyai pekerjaannya.” Berdasarkan beberapa
kompetensi yang memadai atau paling tidak sesuai pendapat para ahli tersebut
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dapatdisimpulkan, bahwa motivasi kerja
Nomor 13 Tahun 2007 mengenai standar adalah dorongan yang tumbuhdalam diri
kompetensi bagi kepala sekolah, ada lima aspek seseorang, baik yang berasal dari dalam dan
kompetensi yang harus ada dalam diri seorang luar dirinyauntuk melakukan suatu
kepala sekolah yakni, kompetensi kepribadian yang pekerjaan dengan semangat tinggi
menyangkut integritas dan kejujuran; kompetensi menggunakan semua kemampuan dan
sosial yang mencakup hubungan antar manusia dan keterampilan yang dimilikinya.
hubungan baik dengan sesama, kompetensi
manajerial yang terkait kemampuan kepala sekolah Berdasarkan beberapa teori motivasi dan
mengelola sekolah dan sumber daya yang ada di analisisnya, penulis mengacu pada teori motivasi
sekolah, sehingga diharapkan dengan memiliki (Mc. Celland’s dalam Hasibuan, 2008, hlm.149-
kompetensi yang memadai, kompetensi supervisi 164) Kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
dan kompetensi kewirausahaan. sehari-hari memiliki motivasi tinggi, sedang, rendah
Kepala sekolah adalah pemimpin ataupun sangat rendah dapat dilihat dengan
pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus indikator sebagai berikut: (1) Disiplin; (2)
memiliki dasar kepemimpinan yang kuat hal ini Semangat kerja; (3) Ambisi; (4) Kompetisi; (4)
sesuai (H. E. Mulyasa, 2011, hlm. 16) mengatakan Kreatifitas; (5) Prestasi.
“dengan adanya pelatihan diharapkan kepala Sedangkan Sedarmayanti (2001, hlm. 123)
sekolah memiliki keinginan untuk berprestasi yang mengemukakan bahwa:
lebih besar sehingga meningkatkan motivasi Pemberdayaan sumber daya manusia
kerjanya”. Pfeiffer dan Dunlop (dalam Kadarisman, merupakan salah satu upaya yang wajib dilakukan
2012, hlm. 235) mengemukakan bahwa bagi terciptanya sumber daya manusia yang
“pemberdayaan adalah kunci dari motivasi. Jika berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan,
dikaitkan dengan pemberdayaan pegawai, maka mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan
pemberdayaan pegawai merupakan kunci untuk dan teknologi serta kemampuan manajemen,
meningkatkan motivasi kerja”. Menurut Manullang meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk
(Dalam Hasibuan, 2008, hlm. 150), motivasi adalah dapat memenuhi tantangan peningkatan
pemberian kegairahan bekerja kepada karyawan. perkembangan yang semakin cepat, efisien dan
Dengan pemberianmotivasi dimaksudkan produktif, harus dilakukan secara terus menerus
pemberian daya perangsang kepada karyawan yang sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia
bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja yang produktif.
dengan segala upayanya. Sedangkan menurut
Pengembangan (development) merupakan pendapat Hasibuan (2008, hlm. 70) yaitu :” dengan
proses yang dibuat untuk memperbaiki kualitas pengembangan sumber daya manusia, maka
sumber daya manusia yang diperlukan untuk diharapkan produktivitas kerja akan meningkat,
memecahkan berbagai macam persoalan dalam kualitas dan kuantitas produksi semakin baik,
pencapaian tujuan lembaga, yang dititikberatkan karena technical skill dan managerial skill sumber
pada self relization atau self development. Castetter daya manusia yang semakin baik”. Nasution (1982,
(1996, hlm. 232) “... strategic planning for human hlm. 71) menegaskan “pelatihan adalah suatu proses
recources, recruitmen, selestion, induction, belajar mengajar dengan mempergunakan teknik
development personel, perfomance, apprasial, dan metode tertentu, guna meningkatkan
employ-ment justice and continuity, information keterampilan dan kemampuan kerja seseorang.
technology, compensation, and bargaining”. Oleh Dimana tujuan pelatihan untuk meningkatkan
karena itu dalam merencanakan pengembangan produktivitas”.
personil tidaklah mudah, ada beberapa prosedur Dalam rangka upaya meningkatkan kinerja
yang harus ditempuh dan harus dipertimbangkan. masih banyak permasalahan yang terjadi di
Begitu eratnya rencana strategis dengan lapangan. Departemen Pendidikan Nasional baru-
pengembangan tenaga kependidikan khususnya baru ini melakukan uji kompetensi kepala sekolah
pelatihan kepala sekolah., khususnya pelatihan di berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
bidang kinerja kepala sekolah. Nomor 13 Tahun 2007. Setelah diadakan uji
Pelatihan merupakan bentuk pengembangan kompetensi, hasilnya dari 250 ribu kepala sekolah
sumber daya manusia yang amat strategis, sebab di Indonesia sebanyak 70% tidak kompeten.
dalam program pelatihan selalu berkaitan dengan Berdasarkan hasil uji kompetensi, hampir semua
masalah nilai, norma dan perilaku individu maupun kepala sekolah lemah di bidang kompetensi
kelompok. Dengan program pelatihan selalu manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi
direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk
pengembangan pribadi, pengembangan profesional, mengelola sekolah dengan baik (Depdiknas, 2008,
pemecahan masalah, tindakan remedial, motivasi, hlm. 5).
meningkatkan mobilitas dan keamanan anggota Disamping itu, menurut Suhardiman (2008,
masyarakat. Menurut Wahjosumidjo (1999, hlm. hlm 125) banyaknya kepala sekolah yang kurang
381), “tujuan utama pelatihan adalah untuk memenuhi standar, kondisi ini tidak lepas dari
memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan proses rekrutmen dan pengangkatan kepala sekolah
oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan yang berlaku saat ini. Lebih jauh Dharma
tugas-tugas kepemimpinan sekolah”. Melalui mengatakan bahwa kelemahan tersebut karena di
pelatihan baik dalam jabatan maupun diluar jabatan sejumlah daerah penunjukan kepala sekolah asal
yang pada akhirnya, kinerja kepala sekolah akan “comot” saja. Di beberapa daerah, termasuk di
bertambah baik. kabupaten Garut posisi kepala sekolah tergantung
Banyak ahli berpendapat tentang arti, tujuan bupati/walikota. Proses dari guru untuk menjadi
dan manfaat pelatihan. Namun dari berbagai kepala sekolah di kabupaten Garut hanya beberapa
pendapat tersebut pada prinsipnya tidak jauh hari saja, bahkan beberapa jam melalui seleksi
berbeda. Sikula dalam Sumantri (2000, hlm. 2) biasa, seperti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil.
mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan Tidak didahului melalui pendidikan dan latihan.
jangka pendek yang menggunakan cara dan Begitu pula kinerja kepala sekolah di
prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para wilayah Kecamatan Cibatu belum seluruhnya
peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan optimal. Ini berdasarkan studi pendahuluan yang
dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan peneliti lakukan dan diperoleh data dari penilaian
tertentu”. Menurut Good, (dalam Sumantri, 2000, kinerja kepala sekolah yang telah dilakukan oleh
hlm. 242) pelatihan adalah suatu proses membantu pengawas binaan masing-masing sekolah
orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan kecamatan Cibatu. Berdasarkan Permendiknas No.
(Marzuki, 1992, hlm.5). Sedangkan Michael J. 35 tahun 2010 tentang penilaian kinerja kepala
Jucius dalam Moekijat (1991, hlm 2) menjelaskan sekolah terdiri dari 6 komponen, 40 kriteria, dan
istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses 162 indikator, yang nilainya dinyatakan dalam skala
untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan 1-100. Adapun kategorinya adalah sebagai berikut:
kemampuan pegawai guna menyelesaikan skor 91-100 termasuk kategori amat baik, skor 76-
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Hal ini sejalan dengan 90 termasuk kategori baik, skor 61-75 termasuk
kategori cukup, skor 51-60 termasuk kategori bahwa faktor kinerja kepala sekolah menjadi faktor
sedang, dan skor yang kurang dari 50 termasuk yang layak diteliti secara berkesinambungan dan
kategori kurang. Sementara kalau kita melihat data terencana untuk mengukur tingkat keberhasilan
tersebut bahwa nilai kinerja kepala sekolah tertinggi pencapaian mutu sekolah yang baik melalui kinerja
hanya 83,80 dan nilai kinerja kepala sekolah kepala sekolah yang dipengaruhi oleh motivasi
terendah mencapai 65,70, dan rata-rata nilai kinerja kerja dan pelatihan kepala sekolah.
kepala sekolah di Kecamatan Cibatu 76,10. Hal Oleh karena hal tersebut di atas, maka
tersebut menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah penulis tertarik meneliti pengaruh motivasi kerja
di Kecamatan Cibatu termasuk kategori baik Maka dan pelatihan sebagai faktor yang mempengaruhi
daripada itu kinerja kepala sekolah di Kecamatan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-
Cibatu dapat dikatakan sudah optimal. Akan tetapi Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Sehingga
masih banyak sekolah yang nilai kinerja kepala sesuai dengan hal tersebut diatas, maka penulis
sekolahnya termasuk dalam kategori cukup dan ada mengambil judul penelitian yaitu: ”Pengaruh
beberapa yang kategoti sedang Motivasi Kerja Dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Berdasarkan penelitian terdahulu, Dody Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Se-
(2011, hlm. 125) penelitian tersebut menunjukkan Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei Teknik pengumpulan data adalah


dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner dengan lima alternatif
mengembangkan dua variabel independen (motivasi pilihan jawaban (skala likert). Untuk menganalisis
kerja dan pelatihan), dan satu variabel dependen pengaruh kausalitas antara variabel independen
(kinerja kepala sekolah). terhadap variabel dependen, dalam penelitian ini
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Garut penulis membedakan dua kategori yaitu analisis
dengan unit analisisnya semua sekolah sekolah deskriptif dan analisis hipotesis. Analisis deskriptif
dasar negeri di kabupaten garut. Adapun subyek menggunakan rumus rata-rata (Weighted Means
penelitiannya adalah kepala sekolah sekolah dasar Scored) dari riduan (2002, hlm. 42). Sedangkan
negeri di kabupaten garut. jumlah 47 orang. Untuk analisis hipotesis menggunakan rumus regresi
menentukan jumlah sampel penulis menggunakan sederhana untuk hipotesis 1 dan 2 (parsial) dengan
total sampling yaitu seluruh sekolah Dasar Negeri signifikansi menggunakan uji t, dan untuk hipotesis
di Kabupaten Garut sebanyak 47 3 (secara simultan) menggunakan rumus regresi
sekolah.Sedangkan yang menjadi responden dalam berganda dengan signifikansi mengunakan uji F.
penelitian ini adalah Kepala sekolah di 47 Sekolah
Dasar Negeri tersebut.

HASIL PENELITIAN

Hasil analisis deskriptif menunjukkan Selanjutnya, hasil analisis koefisien korelasi


secara umum bahwa variabel Y (kinerja kepala ditemukan bahwa secara parsial pengaruh motivasi
sekolah) berada pada kategorikan sangat tinggi, kerja terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0,657
dengan skor rata-rata sebesar 4,2. Untuk variabel dengan pengaruh yang diberikan sebesar 43,20%
X1 (motivasi kerja) berada pada kategorikan tinggi, (koefisien determinasi), dan pengaruh pelatihan
dengan skor rata-rata sebesar 3,98. Sedangkan terhadap kinerja kepala sekolahsebesar 0,769
variabel X2 (pelatihan) berada pada kategorikan dengan besar pengaruh 59,10 % (koefisien
tinggi, dengan skor rata-rata sebesar 4,00. determinasi). Sedangkan secara simultan pengaruh
motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala
4.5 sekolahadalah 0,709dengan koefisien determinasi
4 50,20%.
3.5 Konstanta untuk masing-masing koefisien
Y X1 X2 determinasi tersebut selanjutnya ditransformasi ke
dalam persamaan regresi ganda yaitu: Ý = 39,006 +
Grafik 1
Rata-rata Setiap Variabel
0,438X1 + 0,615X2 . Dengan ringkasan sebagai
berikut:

Gambar 2
Struktur Pengaruh X1, X2 Terhadap Y

PEMBAHASAN

Gambaran Kinerja Kepala Sekolah (Y) pada rata-rata sebesar 4,30. Rendahnya indikator
Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut hendaknya mengedepankan kebersamaan dalam
Berdasarkan deskripsi analisis data rangka mengelola sekolah sehingga upaya
penelitian, kinerja kepala sekolah yang secara meningkatkan prestasi sekolah menjadi tanggung
umum sudah menunjukkan kategori sangat tinggi. jawab bersama dan kepala sekolah.
Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata Pada sub variabel supervisor kepala
sebesar 4,20, dengan arti bahwa kinerja kepala sekolah, indikator yang memperoleh skor terendah
sekolah sudah baik atau efektif, bahwa seluruh adalah indikator merencanakan program supervisi
indikator dari ketiga sub variabel berada pada dengan perolehan skor rata-rata sebesar 4,20
katagori sangat tinggi. Indikator terendah pada sub disebabkan kepala sekolah banyak yang melakukan
variabel manajer adalah mengorganisasikan sebesar supervisi ke kelas tanpa adanya perencanaan dan
4,31 dan indikator tertinggi adalah melaksanakan pengadministrasian yang baik dan disosialisasikan
sebesar 4,46. Hal ini dapat dilihat terutama dalam kepada guru apabila akan adanya pemeriksaan
hal kepala sekolah memberikan pembagian kerja kepada kepala sekolah tersebut oleh pengawas.
yang jelas bagi guru-guru dan staf kepala sekolah Walaupun demikian, secara umum kinerja
belum melakukan ini dapat terlihat terutama dalam kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-
hal mengevaluasi kemampuan guru untuk Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut sudah sangat
menempati tugas mengajarnya tidak dilakukan baik. Namun, tidak tertutup kemungkinan adanya
dengan analisis yang tepat, kepala sekolah hanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja
melihat dari kemunduran nilai atau persoalan di kepala sekolah.
kelas saja. Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada
Menurut Suhendra (dalam Mulyasa 2011, Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut
hlm. 19), "Esensi dari pengorganisasian adalah Berdasarkan deskripsi analisis data
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. penelitian tentang motivasi kerja yang ada di
Adapun kegiatan yang harus dilakukan kepala Kabupaten Garut, secara umum sudah menunjukkan
sekolah". Menurut Daryanto (2006, hlm. 82-83), kategori tinggi, terlihat dari perolehan nilai rata-rata
melalui tahap pengorganisasian (organizing) adalah sebesar 3,98. Motivasi kiepala sekolah di
"Mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi kabupaten Garut sudah tinggi.
guru-guru (dan staf), dan memberikan pelimpahan Motivasi kerja kepala sekolah diukur
wewenang dan tanggung jawab yang tepat". Dengan dengan enam dimensi, yaitu disiplin, semangat
melakukan hal yang demikian maka dimensi kerja, ambisi, kompetisi, keratifitas dan prestasi
organizing yang baik dimungkinkan untuk dicapai. sebagaimana telah diuraikan di dalam bab tiga.
Pada sub variabel leader kepala sekolah, Adapun pembahasan data penelitian dimensi
indikator yang memperoleh skor terendah adalah tersebut adalah sebagai berikut:
indikator mengelola perubahan dan pengembangan Dimensi disiplin bagi kepala Sekolah
menuju organisasi yang efektif dan memberikan Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk kategori
petunjuk dan pengawasan dengan perolehan skor tinggi, indikator yang memperoleh skor terendah
adalah indikator menjalankan tugas dengan pada kategori tinggi, artinya kepala sekolah
perolehan skor rata-rata sebesar 3,60 disebabkan menjalankan pelatihan dengan baik. Walaupun
masih banyak kepala sekolah yang belum memiliki dalam kategori tinggi, namun perlu dilihat indikator
dimensi disiplin yang baik. yang mamperoleh nilai terendah adalah di dalam
Dimensi semangat kerja bagi kepala dimensi bentuk pelatihan kepala sekolah yaitu
Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Garutmasuk Pelatihan tehnologi Informasi Dan Komunikasi.
kategori tinggi, indikator yang memperoleh skor Pelatihan kepala sekolah diukur dengan
terendah adalah indikator menyelesaikan pekerjaan dua dimensi, yaitu bentuk pelatihan kepala sekolah
dengan tepat waktu dengan perolehan skor rata-rata dan tingkat penguasaan keterampilan, pengetahuan
sebesar 4,00. Hal ini dapat dilihat terutama dalam dan sikap, sebagaimana yang telah diuraikan dalam
hal memiliki motivasi yang tinggi dalam bab tiga. Adapun pembahasan data penelitian
melaksanakan pekerjaan di sekolah. dimensi adalah sebagai berikut:
Dimensi ambisi bagi kepala Sekolah Dasar Dimensi bentuk pelatihan bagi kepala
Negeri Kabupaten Garutmasuk kategori tinggi, Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk
indikator yang memperoleh skor terendah adalah kategori tinggi, indikator yang memperoleh skor
indikator sikap dengan perolehan skor rata-rata terendah adalah indikator Pelatihan teknologi
sebesar 3,30. Hal ini dapat dilihat dalam mengelola Informasi dan Komunikasi dengan perolehan skor
BOS, menandatangani surat, dan membuat laporan- rata-rata sebesar 3,60 menunjukkan bahwa masih
laporan yang wajib saja. banyak kepala sekolah yang belum memiliki
Dimensi kompetisi bagi kepala Sekolah dimensi bentuk pelatihan yang baik. Hal ini dapat
Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk kategori dilihat terutama dalam hal menjalankan tugas
tinggi, indikator yang memperoleh skor terendah kepala sekolah yang seharusnya harus tugas tersebut
adalah indikator promosi dengan perolehan skor harus betul-betul dilakukan oleh kepala sekolah
rata-rata sebesar 3,90. Hal ini dapat dilihat terutama akan tetapi dikarenakan keterbatasannya dalam
dalam hal bekerja lebih giat agar mendapatkan menggunakan teknologi contohnya seperti laptop
promosi jabatan lebih baik. maka kepala sekolah tersebut memberikan tugasnya
Dimensi kreatifitas bagi kepala Sekolah kepada guru yang mahir dalam mengoperasikan
Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk kategori laptop atau operator.
tinggi indikator yang memperoleh skor terendah Dimensi tingkat penguasaan keterampilan,
adalah indikator proses dengan perolehan skor rata- pengetahuan dan sikap Kepala Sekolah Dasar
rata sebesar 4,25. Hal ini dapat dilihat terutama Negeri Kabupaten Garutmasuk kategori tinggi,
dalam hal menjalankan cara-cara terbaik agar namun rata-rata indikator yang memperoleh skor
pekerjaan lebih efektif. terendah adalah indikator kemampuan dan
Dimensi prestasi bagi kepala Sekolah Dasar keterampilan dengan perolehan skor rata-rata
Negeri Kabupaten Garut masuk kategori tinggi, sebesar 3,88 menunjukkan bahwa masih banyak
indikator yang memperoleh skor terendah adalah kepala sekolah yang belum memiliki dimensi
indikator aktualisasi diri dengan perolehan skor tingkat penguasaan keterampilan, pengetahuan dan
rata-rata sebesar 3,80. Hal ini dapat dilihat terutama sikap yang baik. Hal ini dapat dilihat terutama
dalam hal hasil kepala sekolah jauh lebih baik dari dalam hal tingkat kesungguhan semakin bertambah
pada kepala sekolah yang lain. setelah mengikuti pelatihan dan mutu kerja semakin
Dengan demikian maka disimpulkan bahwa meningkat setelah mengikuti pelatihan.
pada umumnya kepala Sekolah Dasar di Kabupaten Analisis Pengujian Hipotesis
Garutmemiliki motivasi kerja yang tinggi, namun Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah
masih perlu perbaikan-perbaikan seperti yang terhadap Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah
penulis bahas di atas. Dasar Negeri se-Kabupaten Garut
Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada Hasil pengolahan data dan analisis data
Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut menunjukkan bahwa nilai R square dari motivasi
Dari temuan-temuan penelitian diketahui kerja terhadap kinerja kepala sekolah adalah
bahwa pelatihan pada Kepala Sekolah Dasar Negeri sebesar 0,432, yang berarti bahwa terdapat
se-Kabupaten Garut berada pada katagori tinggi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala
dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 4,00. sekolah sebesar 43,20%, sementara sisanya
Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini berarti
Kepala Sekolah Dasar se-Kabupaten Garut berada semakin tinggi motivasi kerja dilaksanakan maka
semakin meningkat pula kinerja kepala sekolah. Dengan demikian kinerja kepala sekolah
Sebaliknya, apabila motivasi kerja berada pada dengan dimensi manajer leader, supervisor tidak
katagori rendah maka kinerja kepala sekolah juga akan mungkin jalan sesuai harapan apabila motor
cenderung akan rendah. penggerak, pemberi arah tujuan, dan penyeleksi
Berdasarkan uji korelasi dan regresi pada kegiatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
variabel Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja memiliki motivasi kerja tidak jalan dengan baik dan
kepala sekolah (Y) dapat disimpulkan bahwa maksimal, sehingga dengan demikian wajarlah jika
hipotesis pertama yang berbunyi Motivasi Kerja kinerja kepala sekolah dipengaruhi oleh motivasi
berpengaruh terhadap Kinerja kepala sekolah dapat kerja.
diterima (terbukti) dengan demikian terdapat Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa
pengaruh yang positif dan signifikan antara seseorang yang memiliki motivasi kerja akan
Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja kepala memiliki kelebihan untuk menjadikan dirinya
sekolah (Y). berhasil dan sukses dalam berbagai kegiatan dalam
Sebagaimana pemaparan data motivasi kehidupan ini, termasuk didalamnya adalah
kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri keberhasilan dalam kinerja seorang kepala sekolah.
Kabupaten Garut di atas dan hasil uji signifikansi di Dengan terdapatnya korelasi motivasi kerja
atas, ternyata cocok dengan hipotesis awal terhadap kinerja kepala sekolah yang kuat di
penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu, maka
signifikan antara motivasi kerja kepala sekolah motivasi kerja perlu diperhatikan. Dengan memiliki
terhadap kinerja kepala Sekolah. Dengan demikian motivasi kerja akan berpengaruh terhadap kinerja
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kepala sekolah dalam membawa perubahan-
signifikan antara motivasi kerja kepala sekolah perubahan yang positif terhadap sekolah yang
terhadap kinerja kepala Sekolah dengan korelasi dipimpinnya.
yang kuat. Pengaruh Pelatihan Kepala Sekolah terhadap
Alasan motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar
kinerja kepala sekolah menurut Suhardiman (2008, Negeri se-Kabupaten Garut
hlm. 83) disebabkan motivasi kerja dalam hal ini Hasil pengolahan data dan analisis data
merupakan: menunjukkan bahwa nilai R square dari pelatihan
1. Motor penggerak bagi setiap kegiatan yang terhadap kinerja kepala sekolah adalah sebesar
akan dikerjakan, 0,502, yang berarti bahwa terdapat pengaruh
2. Menentukan kegiatan yakni ke arah tujuan yang pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah sebesar
hendak dicapai, sehingga motivasi dapat 50,20%, sementara sisanya dipengaruhi oleh
memberikan arah dan kegiatan yang harus variabel lain. Hal ini berarti semakin tinggi
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, pelatihan dilaksanakan maka semakin meningkat
dan pula kinerja kepala sekolah. Sebaliknya, apabila
3. Menyeleksi kegiatan, yakni menentukan pelatihan berada pada katagori rendah maka kinerja
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikeijakan kepala sekolah juga cenderung akan rendah.
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan Berdasarkan uji korelasi dan regresi pada
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak variabel pelatihan (X2) terhadap Kinerja kepala
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Misalkan sekolah (Y) dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke
seseorang yang akan menghadapi uji an dengan dua yang berbunyi pelatihan berpengaruh terhadap
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan Kinerja kepala sekolah dapat diterima
kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan (terbukti).Dengan demikian terdapat pengaruh yang
waktunya untuk bermain kartu atau membaca positif dan signifikan antara pelatihan (X2) terhadap
komik, sebab tidak serasi dengan Kinerja kepala sekolah (Y).
tujuan.Luthans (dalam Mulyasa 2010, hlm. 92) Sebagaimana pemaparan data pelatihan
mengatakan bahwa "Individu yang memiliki kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
motivasi kerja salah satunya adalah asyik Garutdi atas dan hasil uji signifikansi di atas,
dengan tugas", maka kepala sekolah yang ternyata cocok dengan hipotesis awal penelitian ini
memiliki kinerja yang baik tentulah butuh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
waktu yang banyak dengan tugasnya sebab jika pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala
tidak pekerjaan yang dikerjakan tidak mungkin Sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan
tercapai dengan lebih maksimal. bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala adalah sebesar 0,591, yang berarti bahwa terdapat
Sekolah dengan korelasi yang kuat. pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap
Alasannya pelatihan memiliki pengaruh kinerja kepala sekolah sebesar 59,10%, sementara
terhadap kinerja kepala sekolah dari sisi teori yang sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini
ada seperti yang di katakan oleh Rivai, Veithzal ( berarti semakin tinggi motivasi kerja dan pelatihan
2005, hlm. 226). “pelatihan sebagai suatu kegiatan dilaksanakan maka semakin meningkat pula kinerja
untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja kepala sekolah. Sebaliknya, apabila motivasi kerja
mendatang”. Tujuan pelatihan menurut Tjiptono dan pelatihan berada pada katagori rendah maka
(1996, hlm. 23) adalah untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah juga cenderung akan rendah.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan Pengaruh motivasi kerja kepala sekolah dan
serta meningkatkan kualitas dan produktivitas pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala
organisasi secara keseluruhan, dengan kata lain sekolah sebagaimana dalarn hasil penelitian yang
tujuan pelatihan adalah meningkatkan kinerja dan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
pada gilirannya akan meningkatkan daya saing. Garutmenunjukkan terdapat pengaruh yang
Simamora (1997, hlm. 346) mengatakan signifikan dengan korelasi yang kuat.
tujuan-tujuan utama pelatihan, pada intinya dapat Sehubungan dengan cukup kuatnya
dikelompokkan ke dalam lima bidang diantaranya pengaruh kedua variabel tersebut, maka seharusnya
memperbaiki kinerja. Menurut Marzuki (1992, hlm. dua variabel ini sangat dipertimbangkan oleh kepala
54) jadi pengertian, tujuan dan manfaat pelatihan sekolah dan dengan lebih meningkatkan lagi
secara hakiki merupakan manifestasi kegiatan motivasi kerja sendiri dan didukung dengan
pelatihan suatu kegiatan untuk meningkatkan perhatian pelatihan kepala sekolah, maka dianggap
pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya akan mampu meningkatkan kinerja kepala sekolah
peningkatan penguasaan tentang keterampilan yang muaranya akan meningkat pula kualitas mutu
dalam memutuskan persoalan-persoalan yang sekolah.
menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang Sebaliknya, dengan diabaikannya kedua
telah ditetapkan. variabel tersebut oleh kepala sekolah dan dinas
Dengan demikian maka bentuk pelatihan pendidikan, maka sangat besar pengaruh turunnya
kepala sekolah yang diberikan merupakan dorongan terhadap kinerja kepala sekolah sesuai dengan
kepada kepala sekolah agar mau bekerja dengan kajian hipotesis X1 dan X2 terhadap Y dengan
baik dan agar lebih mampu mencapai tingkat kinerja persamaan regresi ganda, dari sana tergambarkan
yang lebih tinggi sehingga dapat membangkitkan apabila X1 dan X2 negatif maka akan berdampak
ransangan terhadap gairah kerja dan motivasi negatif sebesar persamaan.
seorang kepala sekolah. Penelitian sebelumnya baik berupa tesis
Berkaitan dengan pengaruh pelatihan maupun disertasi ataupun artikel lainnya yang sudah
kepala sekolah yang diterima kepala Sekolah Dasar dipublikasikan belum ada yang penulis temukan
Negeri Kabupaten Garut terhadap kinerja kepala dengan variabel yang sama persis dengan yang
sekolah yang secara rata-rata tinggi. hasil dari penulis lakukan, sehingga penelitian dengan judul
pelatihan kepala sekolah betul diterapkan langsung "Pengaruh motivasi kerja kepala sekolah dan
oleh beberapa kepala sekolah untuk meningkatkan pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala
kinerja kepala sekolah. Untuk itu perlu adanya sekolah" penulis anggap hal yang baru, untuk itu
upaya meningkatkan pelatihan kepala sekolah sangat direkomendasikan sekali bagi peneliti yang
Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Garut agar kinerja tertarik dengan kajian yang sama melakukannya
membaik. lagi di daerah lainnya, sebab kajian ini menurut
Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan penulis merupakan hal yang sangat penting dengan
Pelatihan Kepala Sekolah terhadap Kinerja alasan sebagaimana yang penulis temukan
Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se- terdapatnya pengaruh yang signifikan dengan
Kabupaten Garut korelasi yang cukup kuat antara motivasi kerja
Hasil pengolahan data dan analisis data kepala sekolah dan pelatihan kepala sekolah
menunjukkan bahwa nilai R square dari motivasi terhadap kinerja kepala sekolah.
kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan yang diperoleh dari hasil terprogram meningkatkan kesejahteraan kepala


penelitian sebagaimana dalam bab sebelumnya, sekolah melalui pemberian kompensasi yang di
adalah sebagai berikut: kemas dalam sistem reward and punishment
1) Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di yang objektif dan transparan. Cara ini akan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut diukur dengan meningkatkan motivasi kerja dan kinerja kepala
empat dimensi: manager, leader, supervisor sekolah, karena hasil penelitian membuktikan
diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bahwa motivasi kerja berpengaruh secara
kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah.
Cibatu Kabupaten Garut kategorinya sangat tinggi. 2. Kinerja Kepala Sekolah Dasar yang perlu dapat
2) Motivasi kerja Kepala Sekolah Dasar perhatian khusus adalah dimensi supervisor
Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang yaitu dalam merencanakan program supervisi.
diukur dengan motivasi kerja kepala sekolah diukur Dalam dimensi supervisor hendaknya kepala
dengan enam dimensi, yaitu disiplin, semangat sekolah dapat mengambil solusi antar (1)
kerja, ambisi, kompetisi, keratifitas dan prestasi, melakukan supervisor harus direncanakan dan
diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dikomunikasikan dengan guru, (2) adanya
motivasi kerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di tindak lanjut yang berkelanjutan, (3) hasil
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya supervisor dilakukan pengadministrasian yang
tinggi. baik.
3) Pelatihan Kepala Sekolah Dasar Negeri di 3. Motivasi kerja Kepala Sekolah indikator
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang diukur motivasi kerja yang paling rendah dan perlu
dengan dua dimensi, yaitu bentuk pelatihan Kepala mendapat perhatian serius adalah indikator
Sekolah dan tingkat penguasaan keterampilan, menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh.
pengetahuan dan sikap Kepala Sekolah Dasar Di lapangan kepala sekolah masih kurang
Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
kategorinya tinggi. peran dan tugasnya. Hanya sebatas tugas yang
4) Pengaruh motivasi kerja Kepala Sekolah diberikan oleh pengawas dan dinas pendidikan
terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di mereka laksanakan dan kerjakan sekemampuan
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut sesuai dengan mereka, tidak adanya keinginan kesungguhan
hasil pengujian hipotesis adalah kategori kuat. dan ingin menampilkan ide baru dan inovasi,
5) Pengaruh pelatihan Kepala Sekolah kebanyakan mereka menginginkan pada zona
terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di aman. Hendaknya kepala sekolah Kepala
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut sesuai dengan sekolah (1) berusaha untuk selalu
hasil pengujian hipotesis adalah kategori kuat. menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri
6) Pengarah motivasi kerja Kepala Sekolah untuk menjadi kepala sekolah yang mampu
dan pelatihan Kepala Sekolah Dasar Negeri di melaksanakan pekerjaan sebagai edukator,
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut sesuai dengan manajer, administrator, supervisor, leader,
hasil pengujian hipotesis adalah kategori kuat. inovator, dan motivator, (2) bagi pihak lembaga
pendidikan, disarankan untuk memberikan
Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka motivasi bagi kepala sekolah sebagai upaya
penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: untuk mendorong kepala sekolah agar
1. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, memberikan semua kemampuan yang
maka peneliti mengajukan beberapa dimilikinya secara maksimal. Pemberian
rekomendasi. Bagi dinas pendidikan perlu motivasi kerja dapat dilakukan, misalnya
menyusun rencana induk tentang pelatihan penambahan fasilitas pendukung proses belajar
kepala sekolah baik melalui pelatihan dan mengajar di sekolah, serta pemberian pelatihan
pengembangan. Cara ini diharapkan akan bagi kepala sekolah.
mampu meningkatkan kinerja kepala sekolah, 4. Pelatihan kepala Sekolah indikator pelatihan
karena dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa kepala sekolah yang paling rendah dan perlu
pelatihan berpengaruh sisnifikan terhadap mendapat perhatian serius adalah indikator
kinerja kepala sekolah. Selain itu, dinas pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi.
pendidikan hendaknya berupaya secara Di lapangan kepala sekolah masih banyak yang
kurang mahir menggunakan tehnologi misalnya melalui kegiatan pelatihan dan pengembangan,
leptop, seharusnya kepala sekolah mahir hal ini ditujukan untuk mendukung kinerja
menggunakan tehnologi informasi dan Kepala Sekolah. Cara ini diharapkan akan
komunikasi dikarenakan sekarang dunia mampu meningkatkan motivasi dan kinerja para
pendidikan sudah menggunakan SIM (Sistem Kepala Sekolah.
Infomasi Manajemen). Dan Pelatihan tehnologi Penelitian ini hanya meneliti dua variabel yang
informasi dan komunikasi seringnya mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah,
dilaksanakan hanya untuk guru yang sementara masih banyak faktor lain yang juga
memperoleh tugas tambahan menjadi operator, ikut mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah
sedangkan Kepala Sekolah jarang mendapatkan tersebut yaitu job design, penghargaan,
pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. kepemimpinan, pembelaran, attitude,
Pelatihan tersebut biasanya ada apabila akan demografi, SDM, kompetensi, keahlian,
diadakannya PKKS yang sekarang harus kebijakan, dan latar belakang. Penelitian lebih
menggunakan komputer. Hendaknya dinas lebih lanjut diharapkan dapat melengkapi
sering serta fokus akan perlunya menyusun kekurangan penelitian ini.
rencana tentang pembinaan Kepala Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Castetter. W. B. (1996). The Human Resource Masaong K dan Tilomi (2011). Kepemimpinan
Funtion in Education Administration. New Berbasis Multiple Intellegence. Bandung:
jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall. Alfabeta.
Daryanto, H. M. (2006). Administrasi Dan Moekijat. (1991). Evaluasi Pelatihan Dalam
Manajemen Sekolah. Jakarta: Renika Cipta. Rangka Meningkatkan Produktivitas
Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.
Depdiknas. (2008). Kebijakan Pendidikan Nasional.
Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Mulyasa, E. (2013). Kurikulum Berbasis
Depdiknas. Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Dodi. (2011). Pengaruh Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah dan Pelaksanaan MBS __________. (2011). Manajemen & Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Mutu Sekolah di SMA Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kabupaten Subang. (Tesis). Sekolah
__________. (2010). Manajemen & Kepemimpinan
Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Indonesia, Bandung.
Nasution Muhamad. (1982). Manajemen Personalia
Hasibuan, S.P.M. (2008). Manajemen Sumber Daya
Jembatan Perubahan, Jakarta: PT
Manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi aksara.
Rajawali.
Irhan, Fahmi. (2010). Definisi Kinerja, Manajemen
Newron dan Davis. (2002). Organization behavior.
Kinerja Dan Kinerja Organisasi. Bandung:
International edition New York: MC Graw
Alfabeta.
Hill
Kadarisman, M. (2012). Manajemen
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Karwati, Euis. (2013). Kinerja dan Profesionalisme
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Tahun 2009 Tentang fungsional guru dan
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2012). Manajemen angka kredit.
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 Tentang
Marzuki, M.S. (1992). Strategi dan Model Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Pelatihan. Malang: IKIP Malang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Suhardiman, B .(2008). Studi Pengembangan
Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Kepala Sekolah: Konsep Dan Aplikasi.
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Jakarta : PT. Prenada Media Grup.
Riduan. (2002). Metode dan Teknik Menyusun Sumantri, S. (2000). Pelatihan dan Pengembangan
Tesis. Bandung: Alfabeta. Sumber Daya Manusia. Bandung: Fakultas
Psikologi Unpad
Rivai. (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Tjiptono, F dan Diana, A. (1996). Total
Grafindo Persada. Quality , Management. Yogyakarta:
Andi offset.
Sedarmayanti. (2001). Membangun Dan
Mengembangkan Kepemimpinan Serta Wahjosumidjo. (1999). Kepemimpinan Kepala
Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Sekolah. Tinjauan Teoretik dan
Keberhasilan. Bandung: Refika Aditam Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo
Persada.
Simamora, H. (1997). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta. Bagian Penerbitan
STIE.

Anda mungkin juga menyukai