ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap
kinerja kepala sekolah di sekolah dasar negeri di kecamatan cibatu Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasinya adalah seluruh kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-
Kabupaten Garut yang ber jumlah 47 orang. sampel penelitian diambil berdasarkan total sampling dari seluruh Sekolah
Dasar Negeri se-Kabupaten Garut. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberaadaan motivasi kerja, pelatihan, dan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar
Negeri se-Kabupaten Garut berada pada katagori tinggi. Motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja kepala sekolah. Pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, dan secara
bersama-sama motivasi kerja dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah.
Kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah
Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut.
ABSTRACT
This study aimed to describe and analyze the influence of work motivation and training toward the performance of the
principal in all elementary schools in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, and also analyzing how much the effect of
the work motivation and training toward the principal performances in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut, either
partially or simultaneously. The approach used in this study is quantitative approach with survey method. The
population is 47 principals in all elementary school in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. that selected by totaly
sampling from all elementary school in Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. The technique used to collect the data is
questionnaire and the data was analyzed by correlation and regression. The result of the data processing and analysis
shows that the work motivation, the principal training, and the principal performance in all elementary school in
Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut are at high category. Either the work motivation or the principal training is
affecting positively and significantly toward the principal performance, and together with the motivation work, the
principal training is affecting positively and significantly toward the principal performance.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Gambar 2
Struktur Pengaruh X1, X2 Terhadap Y
PEMBAHASAN
Gambaran Kinerja Kepala Sekolah (Y) pada rata-rata sebesar 4,30. Rendahnya indikator
Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut hendaknya mengedepankan kebersamaan dalam
Berdasarkan deskripsi analisis data rangka mengelola sekolah sehingga upaya
penelitian, kinerja kepala sekolah yang secara meningkatkan prestasi sekolah menjadi tanggung
umum sudah menunjukkan kategori sangat tinggi. jawab bersama dan kepala sekolah.
Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata Pada sub variabel supervisor kepala
sebesar 4,20, dengan arti bahwa kinerja kepala sekolah, indikator yang memperoleh skor terendah
sekolah sudah baik atau efektif, bahwa seluruh adalah indikator merencanakan program supervisi
indikator dari ketiga sub variabel berada pada dengan perolehan skor rata-rata sebesar 4,20
katagori sangat tinggi. Indikator terendah pada sub disebabkan kepala sekolah banyak yang melakukan
variabel manajer adalah mengorganisasikan sebesar supervisi ke kelas tanpa adanya perencanaan dan
4,31 dan indikator tertinggi adalah melaksanakan pengadministrasian yang baik dan disosialisasikan
sebesar 4,46. Hal ini dapat dilihat terutama dalam kepada guru apabila akan adanya pemeriksaan
hal kepala sekolah memberikan pembagian kerja kepada kepala sekolah tersebut oleh pengawas.
yang jelas bagi guru-guru dan staf kepala sekolah Walaupun demikian, secara umum kinerja
belum melakukan ini dapat terlihat terutama dalam kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-
hal mengevaluasi kemampuan guru untuk Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut sudah sangat
menempati tugas mengajarnya tidak dilakukan baik. Namun, tidak tertutup kemungkinan adanya
dengan analisis yang tepat, kepala sekolah hanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja
melihat dari kemunduran nilai atau persoalan di kepala sekolah.
kelas saja. Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada
Menurut Suhendra (dalam Mulyasa 2011, Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut
hlm. 19), "Esensi dari pengorganisasian adalah Berdasarkan deskripsi analisis data
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. penelitian tentang motivasi kerja yang ada di
Adapun kegiatan yang harus dilakukan kepala Kabupaten Garut, secara umum sudah menunjukkan
sekolah". Menurut Daryanto (2006, hlm. 82-83), kategori tinggi, terlihat dari perolehan nilai rata-rata
melalui tahap pengorganisasian (organizing) adalah sebesar 3,98. Motivasi kiepala sekolah di
"Mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi kabupaten Garut sudah tinggi.
guru-guru (dan staf), dan memberikan pelimpahan Motivasi kerja kepala sekolah diukur
wewenang dan tanggung jawab yang tepat". Dengan dengan enam dimensi, yaitu disiplin, semangat
melakukan hal yang demikian maka dimensi kerja, ambisi, kompetisi, keratifitas dan prestasi
organizing yang baik dimungkinkan untuk dicapai. sebagaimana telah diuraikan di dalam bab tiga.
Pada sub variabel leader kepala sekolah, Adapun pembahasan data penelitian dimensi
indikator yang memperoleh skor terendah adalah tersebut adalah sebagai berikut:
indikator mengelola perubahan dan pengembangan Dimensi disiplin bagi kepala Sekolah
menuju organisasi yang efektif dan memberikan Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk kategori
petunjuk dan pengawasan dengan perolehan skor tinggi, indikator yang memperoleh skor terendah
adalah indikator menjalankan tugas dengan pada kategori tinggi, artinya kepala sekolah
perolehan skor rata-rata sebesar 3,60 disebabkan menjalankan pelatihan dengan baik. Walaupun
masih banyak kepala sekolah yang belum memiliki dalam kategori tinggi, namun perlu dilihat indikator
dimensi disiplin yang baik. yang mamperoleh nilai terendah adalah di dalam
Dimensi semangat kerja bagi kepala dimensi bentuk pelatihan kepala sekolah yaitu
Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Garutmasuk Pelatihan tehnologi Informasi Dan Komunikasi.
kategori tinggi, indikator yang memperoleh skor Pelatihan kepala sekolah diukur dengan
terendah adalah indikator menyelesaikan pekerjaan dua dimensi, yaitu bentuk pelatihan kepala sekolah
dengan tepat waktu dengan perolehan skor rata-rata dan tingkat penguasaan keterampilan, pengetahuan
sebesar 4,00. Hal ini dapat dilihat terutama dalam dan sikap, sebagaimana yang telah diuraikan dalam
hal memiliki motivasi yang tinggi dalam bab tiga. Adapun pembahasan data penelitian
melaksanakan pekerjaan di sekolah. dimensi adalah sebagai berikut:
Dimensi ambisi bagi kepala Sekolah Dasar Dimensi bentuk pelatihan bagi kepala
Negeri Kabupaten Garutmasuk kategori tinggi, Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk
indikator yang memperoleh skor terendah adalah kategori tinggi, indikator yang memperoleh skor
indikator sikap dengan perolehan skor rata-rata terendah adalah indikator Pelatihan teknologi
sebesar 3,30. Hal ini dapat dilihat dalam mengelola Informasi dan Komunikasi dengan perolehan skor
BOS, menandatangani surat, dan membuat laporan- rata-rata sebesar 3,60 menunjukkan bahwa masih
laporan yang wajib saja. banyak kepala sekolah yang belum memiliki
Dimensi kompetisi bagi kepala Sekolah dimensi bentuk pelatihan yang baik. Hal ini dapat
Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk kategori dilihat terutama dalam hal menjalankan tugas
tinggi, indikator yang memperoleh skor terendah kepala sekolah yang seharusnya harus tugas tersebut
adalah indikator promosi dengan perolehan skor harus betul-betul dilakukan oleh kepala sekolah
rata-rata sebesar 3,90. Hal ini dapat dilihat terutama akan tetapi dikarenakan keterbatasannya dalam
dalam hal bekerja lebih giat agar mendapatkan menggunakan teknologi contohnya seperti laptop
promosi jabatan lebih baik. maka kepala sekolah tersebut memberikan tugasnya
Dimensi kreatifitas bagi kepala Sekolah kepada guru yang mahir dalam mengoperasikan
Dasar Negeri Kabupaten Garut masuk kategori laptop atau operator.
tinggi indikator yang memperoleh skor terendah Dimensi tingkat penguasaan keterampilan,
adalah indikator proses dengan perolehan skor rata- pengetahuan dan sikap Kepala Sekolah Dasar
rata sebesar 4,25. Hal ini dapat dilihat terutama Negeri Kabupaten Garutmasuk kategori tinggi,
dalam hal menjalankan cara-cara terbaik agar namun rata-rata indikator yang memperoleh skor
pekerjaan lebih efektif. terendah adalah indikator kemampuan dan
Dimensi prestasi bagi kepala Sekolah Dasar keterampilan dengan perolehan skor rata-rata
Negeri Kabupaten Garut masuk kategori tinggi, sebesar 3,88 menunjukkan bahwa masih banyak
indikator yang memperoleh skor terendah adalah kepala sekolah yang belum memiliki dimensi
indikator aktualisasi diri dengan perolehan skor tingkat penguasaan keterampilan, pengetahuan dan
rata-rata sebesar 3,80. Hal ini dapat dilihat terutama sikap yang baik. Hal ini dapat dilihat terutama
dalam hal hasil kepala sekolah jauh lebih baik dari dalam hal tingkat kesungguhan semakin bertambah
pada kepala sekolah yang lain. setelah mengikuti pelatihan dan mutu kerja semakin
Dengan demikian maka disimpulkan bahwa meningkat setelah mengikuti pelatihan.
pada umumnya kepala Sekolah Dasar di Kabupaten Analisis Pengujian Hipotesis
Garutmemiliki motivasi kerja yang tinggi, namun Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah
masih perlu perbaikan-perbaikan seperti yang terhadap Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah
penulis bahas di atas. Dasar Negeri se-Kabupaten Garut
Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada Hasil pengolahan data dan analisis data
Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Garut menunjukkan bahwa nilai R square dari motivasi
Dari temuan-temuan penelitian diketahui kerja terhadap kinerja kepala sekolah adalah
bahwa pelatihan pada Kepala Sekolah Dasar Negeri sebesar 0,432, yang berarti bahwa terdapat
se-Kabupaten Garut berada pada katagori tinggi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala
dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 4,00. sekolah sebesar 43,20%, sementara sisanya
Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini berarti
Kepala Sekolah Dasar se-Kabupaten Garut berada semakin tinggi motivasi kerja dilaksanakan maka
semakin meningkat pula kinerja kepala sekolah. Dengan demikian kinerja kepala sekolah
Sebaliknya, apabila motivasi kerja berada pada dengan dimensi manajer leader, supervisor tidak
katagori rendah maka kinerja kepala sekolah juga akan mungkin jalan sesuai harapan apabila motor
cenderung akan rendah. penggerak, pemberi arah tujuan, dan penyeleksi
Berdasarkan uji korelasi dan regresi pada kegiatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
variabel Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja memiliki motivasi kerja tidak jalan dengan baik dan
kepala sekolah (Y) dapat disimpulkan bahwa maksimal, sehingga dengan demikian wajarlah jika
hipotesis pertama yang berbunyi Motivasi Kerja kinerja kepala sekolah dipengaruhi oleh motivasi
berpengaruh terhadap Kinerja kepala sekolah dapat kerja.
diterima (terbukti) dengan demikian terdapat Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa
pengaruh yang positif dan signifikan antara seseorang yang memiliki motivasi kerja akan
Motivasi Kerja (X1) terhadap Kinerja kepala memiliki kelebihan untuk menjadikan dirinya
sekolah (Y). berhasil dan sukses dalam berbagai kegiatan dalam
Sebagaimana pemaparan data motivasi kehidupan ini, termasuk didalamnya adalah
kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri keberhasilan dalam kinerja seorang kepala sekolah.
Kabupaten Garut di atas dan hasil uji signifikansi di Dengan terdapatnya korelasi motivasi kerja
atas, ternyata cocok dengan hipotesis awal terhadap kinerja kepala sekolah yang kuat di
penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu, maka
signifikan antara motivasi kerja kepala sekolah motivasi kerja perlu diperhatikan. Dengan memiliki
terhadap kinerja kepala Sekolah. Dengan demikian motivasi kerja akan berpengaruh terhadap kinerja
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kepala sekolah dalam membawa perubahan-
signifikan antara motivasi kerja kepala sekolah perubahan yang positif terhadap sekolah yang
terhadap kinerja kepala Sekolah dengan korelasi dipimpinnya.
yang kuat. Pengaruh Pelatihan Kepala Sekolah terhadap
Alasan motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar
kinerja kepala sekolah menurut Suhardiman (2008, Negeri se-Kabupaten Garut
hlm. 83) disebabkan motivasi kerja dalam hal ini Hasil pengolahan data dan analisis data
merupakan: menunjukkan bahwa nilai R square dari pelatihan
1. Motor penggerak bagi setiap kegiatan yang terhadap kinerja kepala sekolah adalah sebesar
akan dikerjakan, 0,502, yang berarti bahwa terdapat pengaruh
2. Menentukan kegiatan yakni ke arah tujuan yang pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah sebesar
hendak dicapai, sehingga motivasi dapat 50,20%, sementara sisanya dipengaruhi oleh
memberikan arah dan kegiatan yang harus variabel lain. Hal ini berarti semakin tinggi
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, pelatihan dilaksanakan maka semakin meningkat
dan pula kinerja kepala sekolah. Sebaliknya, apabila
3. Menyeleksi kegiatan, yakni menentukan pelatihan berada pada katagori rendah maka kinerja
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikeijakan kepala sekolah juga cenderung akan rendah.
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan Berdasarkan uji korelasi dan regresi pada
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak variabel pelatihan (X2) terhadap Kinerja kepala
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Misalkan sekolah (Y) dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke
seseorang yang akan menghadapi uji an dengan dua yang berbunyi pelatihan berpengaruh terhadap
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan Kinerja kepala sekolah dapat diterima
kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan (terbukti).Dengan demikian terdapat pengaruh yang
waktunya untuk bermain kartu atau membaca positif dan signifikan antara pelatihan (X2) terhadap
komik, sebab tidak serasi dengan Kinerja kepala sekolah (Y).
tujuan.Luthans (dalam Mulyasa 2010, hlm. 92) Sebagaimana pemaparan data pelatihan
mengatakan bahwa "Individu yang memiliki kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
motivasi kerja salah satunya adalah asyik Garutdi atas dan hasil uji signifikansi di atas,
dengan tugas", maka kepala sekolah yang ternyata cocok dengan hipotesis awal penelitian ini
memiliki kinerja yang baik tentulah butuh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
waktu yang banyak dengan tugasnya sebab jika pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala
tidak pekerjaan yang dikerjakan tidak mungkin Sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan
tercapai dengan lebih maksimal. bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala adalah sebesar 0,591, yang berarti bahwa terdapat
Sekolah dengan korelasi yang kuat. pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap
Alasannya pelatihan memiliki pengaruh kinerja kepala sekolah sebesar 59,10%, sementara
terhadap kinerja kepala sekolah dari sisi teori yang sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini
ada seperti yang di katakan oleh Rivai, Veithzal ( berarti semakin tinggi motivasi kerja dan pelatihan
2005, hlm. 226). “pelatihan sebagai suatu kegiatan dilaksanakan maka semakin meningkat pula kinerja
untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja kepala sekolah. Sebaliknya, apabila motivasi kerja
mendatang”. Tujuan pelatihan menurut Tjiptono dan pelatihan berada pada katagori rendah maka
(1996, hlm. 23) adalah untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah juga cenderung akan rendah.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan Pengaruh motivasi kerja kepala sekolah dan
serta meningkatkan kualitas dan produktivitas pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala
organisasi secara keseluruhan, dengan kata lain sekolah sebagaimana dalarn hasil penelitian yang
tujuan pelatihan adalah meningkatkan kinerja dan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten
pada gilirannya akan meningkatkan daya saing. Garutmenunjukkan terdapat pengaruh yang
Simamora (1997, hlm. 346) mengatakan signifikan dengan korelasi yang kuat.
tujuan-tujuan utama pelatihan, pada intinya dapat Sehubungan dengan cukup kuatnya
dikelompokkan ke dalam lima bidang diantaranya pengaruh kedua variabel tersebut, maka seharusnya
memperbaiki kinerja. Menurut Marzuki (1992, hlm. dua variabel ini sangat dipertimbangkan oleh kepala
54) jadi pengertian, tujuan dan manfaat pelatihan sekolah dan dengan lebih meningkatkan lagi
secara hakiki merupakan manifestasi kegiatan motivasi kerja sendiri dan didukung dengan
pelatihan suatu kegiatan untuk meningkatkan perhatian pelatihan kepala sekolah, maka dianggap
pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya akan mampu meningkatkan kinerja kepala sekolah
peningkatan penguasaan tentang keterampilan yang muaranya akan meningkat pula kualitas mutu
dalam memutuskan persoalan-persoalan yang sekolah.
menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang Sebaliknya, dengan diabaikannya kedua
telah ditetapkan. variabel tersebut oleh kepala sekolah dan dinas
Dengan demikian maka bentuk pelatihan pendidikan, maka sangat besar pengaruh turunnya
kepala sekolah yang diberikan merupakan dorongan terhadap kinerja kepala sekolah sesuai dengan
kepada kepala sekolah agar mau bekerja dengan kajian hipotesis X1 dan X2 terhadap Y dengan
baik dan agar lebih mampu mencapai tingkat kinerja persamaan regresi ganda, dari sana tergambarkan
yang lebih tinggi sehingga dapat membangkitkan apabila X1 dan X2 negatif maka akan berdampak
ransangan terhadap gairah kerja dan motivasi negatif sebesar persamaan.
seorang kepala sekolah. Penelitian sebelumnya baik berupa tesis
Berkaitan dengan pengaruh pelatihan maupun disertasi ataupun artikel lainnya yang sudah
kepala sekolah yang diterima kepala Sekolah Dasar dipublikasikan belum ada yang penulis temukan
Negeri Kabupaten Garut terhadap kinerja kepala dengan variabel yang sama persis dengan yang
sekolah yang secara rata-rata tinggi. hasil dari penulis lakukan, sehingga penelitian dengan judul
pelatihan kepala sekolah betul diterapkan langsung "Pengaruh motivasi kerja kepala sekolah dan
oleh beberapa kepala sekolah untuk meningkatkan pelatihan kepala sekolah terhadap kinerja kepala
kinerja kepala sekolah. Untuk itu perlu adanya sekolah" penulis anggap hal yang baru, untuk itu
upaya meningkatkan pelatihan kepala sekolah sangat direkomendasikan sekali bagi peneliti yang
Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Garut agar kinerja tertarik dengan kajian yang sama melakukannya
membaik. lagi di daerah lainnya, sebab kajian ini menurut
Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan penulis merupakan hal yang sangat penting dengan
Pelatihan Kepala Sekolah terhadap Kinerja alasan sebagaimana yang penulis temukan
Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se- terdapatnya pengaruh yang signifikan dengan
Kabupaten Garut korelasi yang cukup kuat antara motivasi kerja
Hasil pengolahan data dan analisis data kepala sekolah dan pelatihan kepala sekolah
menunjukkan bahwa nilai R square dari motivasi terhadap kinerja kepala sekolah.
kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
Castetter. W. B. (1996). The Human Resource Masaong K dan Tilomi (2011). Kepemimpinan
Funtion in Education Administration. New Berbasis Multiple Intellegence. Bandung:
jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall. Alfabeta.
Daryanto, H. M. (2006). Administrasi Dan Moekijat. (1991). Evaluasi Pelatihan Dalam
Manajemen Sekolah. Jakarta: Renika Cipta. Rangka Meningkatkan Produktivitas
Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.
Depdiknas. (2008). Kebijakan Pendidikan Nasional.
Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Mulyasa, E. (2013). Kurikulum Berbasis
Depdiknas. Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Dodi. (2011). Pengaruh Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah dan Pelaksanaan MBS __________. (2011). Manajemen & Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Mutu Sekolah di SMA Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kabupaten Subang. (Tesis). Sekolah
__________. (2010). Manajemen & Kepemimpinan
Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Indonesia, Bandung.
Nasution Muhamad. (1982). Manajemen Personalia
Hasibuan, S.P.M. (2008). Manajemen Sumber Daya
Jembatan Perubahan, Jakarta: PT
Manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi aksara.
Rajawali.
Irhan, Fahmi. (2010). Definisi Kinerja, Manajemen
Newron dan Davis. (2002). Organization behavior.
Kinerja Dan Kinerja Organisasi. Bandung:
International edition New York: MC Graw
Alfabeta.
Hill
Kadarisman, M. (2012). Manajemen
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Karwati, Euis. (2013). Kinerja dan Profesionalisme
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Tahun 2009 Tentang fungsional guru dan
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2012). Manajemen angka kredit.
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 Tentang
Marzuki, M.S. (1992). Strategi dan Model Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Pelatihan. Malang: IKIP Malang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Suhardiman, B .(2008). Studi Pengembangan
Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Kepala Sekolah: Konsep Dan Aplikasi.
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Jakarta : PT. Prenada Media Grup.
Riduan. (2002). Metode dan Teknik Menyusun Sumantri, S. (2000). Pelatihan dan Pengembangan
Tesis. Bandung: Alfabeta. Sumber Daya Manusia. Bandung: Fakultas
Psikologi Unpad
Rivai. (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Tjiptono, F dan Diana, A. (1996). Total
Grafindo Persada. Quality , Management. Yogyakarta:
Andi offset.
Sedarmayanti. (2001). Membangun Dan
Mengembangkan Kepemimpinan Serta Wahjosumidjo. (1999). Kepemimpinan Kepala
Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Sekolah. Tinjauan Teoretik dan
Keberhasilan. Bandung: Refika Aditam Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo
Persada.
Simamora, H. (1997). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta. Bagian Penerbitan
STIE.