Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK MEMBUAT KERAJINAN

TANGAN BINGKAI FOTO DARI STIK ES CREAM

OLEH :
FERNANDA WIKE WIDYASWARA
(2030035)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, Proposal mengenai “Terapi Aktivitas Kelompok Membuat Kerajinan
Tangan Bingkai Foto Stik Es Cream” ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Saya sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat saya perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Saya juga
yakin bahwa makalah saya jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Surabaya, November 2020

Penyusun
LATAR BELAKANG

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua
(Mubarak, 2011). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan
pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ
vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.(Wahyudi, 2008). Menua adalah
suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan
proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,
2006 dalam Kholifah, 2016).
Salah satu kegagalan berkaitan dengan fungsi penurunan daya kemampuan
pada lansia adalah penurunan fungsi kognitif yaitu demensia. Demensia merupakan
sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan
kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara lain pada intelegensi, belajar dan daya
ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi
penyesuaian dan kemampuan bersosialisasi (Arif Mansjoer, 2010).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling
membutuhkan, dan menjadi laboraturium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.Ada berbagai macam terapi
aktivitas kelompok yang dikembangkan diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi
persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas. Terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respon
yang adekuat.
Terapi aktivitas kelompok kerajinan tangan adalah hal yang berkaitan dengan
buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui
keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari
berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun
barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat
barang-barang.

Nama Kegiatan
“Terapi Aktivitas Kelompok Membuat Kerajinan Tangan Bingkai Foto Menggunakan Stik
Es Cream Pada Lansia.
C. Tujuan Kegiatan
Para lansia mampu membuat kerajinan tangan bingkai foto dari stik es cream lansia mampu
bekerjasama dalam satu kelompok danlansia dapat bersosialisasi dengan sesama

BAB II
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari : Kamis, 12 November 2020
Waktu : Jam 08.30 – Selesai
Tempat : Rumah Lansia

B. Sasaran Kegiatan
Lansia yang tinggal di Rumah.

C. Jenis Kegiatan
Membuat kerajinan tangan bingkai foto dari stik es cream

D. Metode
Demonstrasi dan mempraktekkan
E. Media dan Alat
1. Stik es cream
2. Gunting
3. Lem
4. kardus

F. Rencana Kegiatan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Kegiatan &
Waktu
Pendahuluan
(5 Menit)  Mengucapkan Salam  Menjawab salam
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak
 Menjelaskan tujuan dan waktu
demonstrasi yang akan  Mendengarkan dan
dicapai memperhatikan

Pelaksanaan
(35 Menit)  Memberi kesempatan  Memperhatikan
presenter untuk kegiatan yang
menjelaskan materi diberikan
Leader  Mempraktekkan
 Menggali pengetahuan secara bersama
audiens tentang pengertian pembuatan
tentang kerajinan kerajinan tangan
 Menjelaskan materi bingkai foto dari
penyuluhan tentang stik es cream
Pengertian kerajinan
 Mendemonstrasikan dan
mempraktekkan pembuatan
kerajinan tangan bingkai
foto dari stik es cream

Penutup
( 5 menit )  menyimpulkan hasil kegiatan  Menjawab
 mengajukan pertanyaan pada pertanyaan
audiens mengenai kegiatan
yang sudah dilakukan  Mendengarkan dan
 mengucapkan salam memperhatikan

Leader
 Menyimpulkan hasil diskusi  Menjawab salam
kegiatan
 memberi salam penutup
 Mendengarkan dan
memperhatikan
 Mengucapkan
salam

G. Evaluasi Kegiatan
1. Seluruh lansia yang ada di Ruang Cempaka
a. Dapat mengikuti kegiatan demonstrasi kerajinan stik es cream
b. Tempat, alat dan media tersedia sesuai dengan perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
c. 60% peserta yang hadir aktif
3. Evaluasi hasil
Setelah 60 menit kegiatan demonstrasi kerajinan stik es cream :
a. 60 % peserta dapat menyebutkan dari pengertian kerajinan
b. 60 % peserta dapat menyebutkan tujuan kerajinan
c. 60 % peserta dapat menyebutkan peralatan yang disiapkan dalam pembuatan
kerajinan
d. 60 % peserta dapat mempraktekkan cara membuat kerajinan
H. Anggaran Dana
 Stik es cream 3x @5.000 : Rp. 15.000,-
 Gunting 2x @5.000 : Rp. 10.000,-
 Kardus : Rp. 0.000,-
 Lem : Rp. 5.000,-
 Pita 2x @5.000 : Rp.10.000
 Lilin : Rp. 1.000
Rp. 41.000,-

Demikian proposal kegitan aktivitas kelompok membuat kerajinan tangan bingkai foto dari
stik es creamyang kami ajukan, diharapkan proposal kegiatan ini dapat memberikan
informasi dan gambaran yang jelas mengenai kegiatan yang akan di laksanakan. Atas
perhatiannya dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Mengetahui;
Semarang, 12 November 2020
PembimbingAkademik PenanggungJawab

(Ns. Sukma Ayu CK,M.Kep.,Sp.Kep.J) (Fernanda Wike Widyaswara)


BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA

A. Lansia
Azizah (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia merupakan suatu bagian dari tumbuh
kembang dari mulai bayi, anak-anak, dewasa, dan tua. Lansia mengalami perubahan yang
bersifat norrmal meliputi perubahan fisik, kognitif, dan psikososial secara bertahap, lalu
Utomo dkk (dalam Farahnaz, 2016) menyatakan ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi terhadap stress dengan lingkungan dan bukan merupakan suatu
penyakit. Proses penuaan akan terlihat sejak umur 45 tahun dan timbul masalah pada umur
60 tahun.
1. Kategori Lansia
WHO (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia dapat dikategorikan menjadi empat
berdasarkan usia kronologis atau biologis yang meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) yang berkisar antara umur 45-59 tahun

b. Lanjut usia (erderly) yang berkisar antara 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) yang berkisar antara 75-90


d. Usia sangat tua (very old) yang berkisar diatas 90 tahun
2. Karakteristik Lansia
Hurlock (2012) menjelaskan secara lebih khusus bahwa masa lansia memiliki ciri- ciri:
a. Terjadi nya bebagai macam kemunduran (fisik dan mental)
b. Terjadi perbedaan individual pada efek menua

c. Usia lanjut di nilai dengan kriteria yang berbeda

d. Muncul nya berbagai stereotip yang di berikan pada lansia (sering nya bersifat
negatif)

e. Sikap sosial terhadap lansia yang sering tidak menyenangkan

f. Lansia mempunyai status kelompok yang minoritas

g. Belajar menerima perubahan peran sebagai lansia

h. Lansia sering memiliki penyesuaian diri yang buruk akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan

i. Memiliki keinginan untuk kembali muda

B. Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.Terapi aktivitas
kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi hubungan satu sama
lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersarna-sarna dengan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan.
Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota.

1. Jenis – Jenis TAK


Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut :
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudahsampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehatsecara fisik.
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol
halusinasinya, klien paham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat
secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang telah dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik)
2. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik, yaitu
manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
a. Manfaat umum
 Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain.
 Melakukan sosialisasi.
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b. Manfaat khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
 Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
 Meningkatkan keterampilan sosial.
 Meningkatkan kemampuan empati.
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

3. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.


Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

a. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi
pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan
kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.

 Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
 Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
 Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
c. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan
realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok,
dan penyelesaian masalah yang kreatif.
d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

5. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.


a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
b. Sebagai leader dan co leader
c. Sebagai fasilitator
d. Sebagai observer
e. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
BAB IV
PENUTUP

Lansia merupakan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress


dengan lingkungan dan bukan merupakan suatu penyakit. Proses penuaan akan terlihat
sejak umur 45 tahun dan timbul masalah pada umur 60 tahun.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan diantaranya
adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas.Terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra
(sensori) agar memberi respon yang adekuat.
Terapi aktivitas kelompok kerajinan tangan adalah hal yang berkaitan dengan
buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui
keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari
berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang
pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-
barang.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta

Yosep, Iyus (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Stuar, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC.Edisi 5

Keliat, anna budi, (2005) Keperawatan Jiwa TAK. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai