Anda di halaman 1dari 11

28 INFO TEKNIK, Volume 13 No.

1, Juli 2012

ADSORPSI BAHAN ORGANIK ALAMI (BOA) AIR GAMBUT PADA TANAH


LEMPUNG GAMBUT ALAMI DAN TERAKTIVASI: STUDI KESETIMBANGAN
ISOTERM DAN KINETIKA ADSORPSI

Mahmud1), Suprihanto Notodarmojo2), Tri Padmi2), Prayatni Soewondo2)

Abstrak- Tanah lempung gambut (TLG) merupakan tanah lempung yang berada di bawah
lapisan tanah gambut. Keberadaannya di Indonesia sangat berlimpah dan potensial digunakan
sebagai adsorben murah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model isoterm dan model
kinetika yang sesuai pada adsorpsi bahan organik alami (BOA)terhadap TLG, sehingga dapat
membantu mempelajari mekanisme penyisihan yang terjadi. Fraksi BOA yang hidrofobik dan
BOA dengan BM besar memberikan kontribusi yang paling besar terhadap warna air gambut.
Pada pH asam, komponen BOA air gambut dengan SUVA rendah (fraksi hidrofilik dan BM
rendah) lebih baik disisihkan oleh adsorben TLG, dan sebaliknya pada pH yang lebih tinggi
komponen BOA dengan SUVA tinggi yaitu BOA dengan karakter hidrofobik, aromatik dan
BM tinggi dapat disisihkan dengan lebih baik. Pada tahap-tahap awal adsorpsi sampai waktu
kontak 10 menit, fraksi BOA dengan SUVA besar merupakan fraksi BOA yang paling mudah
diadsorp oleh TLG, dan pada tahap selanjutnya yaitu waktu kontak >10menit, TLG dapat
mengadsorp fraksi BOA dengan SUVA kecil. Model isoterm Langmuir merupakan model
isoterm yang sesuai untuk adsorpsi BOA air gambut terhadap TLG alami, sedangkan model
isoterm Freundlich sesuai untuk adsorpsi BOA terhadap TLG teraktivasi dan PAC. Model
kinetika pseudo-second-order adalah model kinetika yang cocok digunakan untuk adsorpsi
BOA air gambut terhadap ketiga jenis adsorben: TLG alami, TLG teraktivasi dan PAC.
Kata kunci: tanah lempung gambut, bahan organik alami, hidrofobik, hidrofilik

PENDAHULUAN potensial. Lahan gambut banyak ditemukan


terutama di pulau Sumatera 8,2 juta Ha;
BOA merupakan salah satu parameter Kalimantan 6,8 juta Ha dan Papua sebanyak
kunci kualitas air, yang mempengaruhi 4,4 juta Ha (Dwiyono dan Rachman, 1996).
proses pengolahan air minum (Matilainen Tanah lempung gambut (TLG) merupakan
dkk., 2010). BOA bertanggung jawab tanah lempung yang berada di bawah lahan
terhadap pembentukan produk-samping gambut pada kedalaman 1,0 - 3,5 m dari
disinfeksi, menyebabkan pertumbuhan permukaan tanah (Setyawati, 1994). Selama
kembali biologi dalam sistim distribusi air, ini pemanfaatan lahan gambut lebih banyak
kontributor utama yang menyebabkan pada sektor pertanian, sedangkan
masalah warna, rasa dan bau, dan juga pemanfaatan gambut dan TLG sebagai
transport polutan anorganik dan organik adsorben masih sangat sedikit. Munawar
(Kim dkk., 2006). BOA dalam air dapat (1997) menggunakan gambut sebagai
disisihkan melalui proses pengolahan adsorben untuk penyisihan logam seng.
tradisional seperti koagulasi secara kimia Irianto (1998) menggunakan TLG untuk
(Yan dkk., 2008; Lu dan Su, 2007) atau mereduksi warna dan zat organik air
dengan proses adsorpsi (Genz dkk., 2008; gambut. Mahmud dkk. (2008)
Lu dan Su, 2007; Chang dkk., 2004). memanfaatkan TLG sebagai pretreatmen
Tanah lempung gambut (TLG) sangat pada proses hibrid koagulasi-ultrafiltrasi
potensial digunakan sebagai adsorben yang (UF).
murah, baik dalam pengolahan air bersih Oleh karena itu, mengingat begitu
maupun air limbah. Keberadaan lahan potensial dan melimpahnya keberadaan
gambut di Indonesia sangat besar dan TLG dan adanya permasalahan air bersih
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
29 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

yang sering dihadapi masyarakat pada TiO2 (%) 1,000 0,4361


kawasan daerah gambut, maka perlu K2O (%) 0,734 0,521
P2O5 (%) 0,0368 0,0204
dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan
SO3 (%) 3,03 0,943
pemanfaatan TLG, terutama sebagai LOI (%) 17,6 9,6
adsorben untuk menyisihkan BOA dalam air KTK (meq/100g) 16,6 12,8
gambut. Disamping itu juga, penyelidikan SSA (m2/g) 47,2 107,4
karakter BOA serta distribusi berat molekul
Hasil XRF tersebut menunjukkan
(BM) BOA dalam air gambut, merupakan
bahwa oksida utama yang terdapat dalam
bagian yang sangat penting dalam usaha
TLG adalah silika, alumina dan oksida besi.
untuk menentukan proses pengolahan yang
Kandungan Fe2O3 yang cukup tinggi dapat
paling tepat.
menunjukkan keberadaan klorit sebagai Fe-
Dalam studi ini, TLG yang digunakan
klorit (Demircidkk., 1998). Harga LOI (loss
sebagai adsorben berasal dari daerah
of ignition) TLG 17,6% termasuk dalam
Kecamatan Gambut, Indonesia. Pengaruh
kategori tidak besar, hal ini menunjukkan
parameter seperti pH larutan, waktu kontak
bahwa TLG memiliki bahan carbonaceous
dan dosis adsorben juga dipelajari dan
yang cukup kecil dan kandungan bahan
ditentukan kapasitas adsorpsi TLG terhadap
mineral yang lebih besar (Nayak dan Singh,
BOA. Untuk mennentukan mekanisme
2007).
adsorpsi yang terjadi maka dipelajari model
kinetika dan model isoterm adsorpsi yang
sesuai.Dan untuk memberikan perbandingan Fraksionasi BOA dalam air gambut
kemampuan adsorben TLG dalam Sumber air baku yaitu air gambut
menyisihkan BOA, maka digunakan juga diperoleh dari Kecamatan Gambut
adsorben PAC (powdered activated carbon). Kalimantan Selatan, yang berjarak ±17km
dari kota Banjarmasin. Prosedur fraksionasi
BOA mengikuti Fan dkk. (2001) dan Dong
METODE PENELITIAN dkk. (2007) seperti ditunjukkan dalam
Gambar 1. Air baku disaring dengan filter
Adsorben Tanah Lempung Gambut (TLG) membran 0,45 µm untuk menyisihkan
TLG dikeringkan dalam udara partikel-partikel. Harga pH air baku diatur
terbuka, kemudian ditumbuk halus menjadi pH 2 menggunakan 1 M HCl,
menggunakan mortar porselin dan disaring kemudian diumpankan pada kolom yang
dengan saringan mesh 200, seluruh TLG berisi resin Supelite DAX-8 yang
harus lolos mesh 200. Kemudian mengadsorb bahan organik hidrofobik kuat
ditambahkan akuades secukupnya dan (HbK) yang merupakan asam humik dan
dikeringkan dengan menggunakan oven asam fulvik. Fraksi ini kemudian didesorbsi
pada suhu 105oC selama 1 jam. dengan 1M NaOH (pH 13). Konsentrat yang
Karakterisasi TLG alami berdasarkan hasil tidak diadsorb oleh resin Supelite DAX-8,
pengujian dengan XRF ditunjukkan dalam kemudian diumpankan ke dalam kolom
Tabel 1. yang berisi resin Amberlite XAD-4, yang
mengadsorb bahan organik hidrofobik
Tabel 1. Propertis komposisi kimia TLG
lemah (HbL). Kemudian fraksi ini juga
alami yang digunakan
TLG TLG
didesorbsi dengan 1M NaOH. Konsentrat
Komponen % berat yang tidak diadsorb oleh resin Amberlite
alami teraktivasi
SiO2 (%) 56,78 82,32 XAD-4, merupakan bahan organik hidrofilik
Al2O3 (%) 15,99 5,48 (bukan-humik). Konsentrat ini kemudian
Fe2O3 (%) 3,70 0,52 diatur pada pH 8 dengan 1M NaOH,
Na2O (%) 0,306 0,035 selanjutnya diumpankan pada kolom yang
CaO (%) 0,0643 0,0421 berisi resin penukar anion Amberlite IRA-
MgO (%) 0,53 0,12
958, yang mengadsorb material bermuatan
MnO (%) 0,0168 0,0104
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
30 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

yaitu hidrofilik bermuatan (HlB). Fraksi ini adalah bahan organik yang tidak ditahan
didesorbsi dengan campuran1M NaOH/1M oleh ketiga resin tersebut.
NaCl. Bahan organik hidrofilik netral (HlN)
Air baku (difiltrasi dengan 0.45 µ m )
diatur pH= 2 dengan 1 M HCl
1 M NaOH
(pH=13)
DAX-8
Hidrofobik kuat

1 M NaOH
(pH =13) 1 M NaOH
XAD-4

Hidrofilik (pH= 8)
1 M NaOH+
1 M NaCl
Hidrofobik lemah
IRA-958

Fraksi hidrofilik Fraksi hidrofilik


bermuatan netral

Gambar 1. Prosedur fraksionasi BOA dalam air gambut menggunakan resin


Penentuan distribusi berat molekul(BM) BOA
BOA air gambut dari air
Distribusi berat molekul BOA dalam gambut BOA >30 kDa
air gambut ditentukan menggunakan metode 30 Membran
filtrasi membran UF (Fan dkk., 2001; Dong 10 kDa< BOA <30 kDa
dkk., 2007). Diagram skematik penentuan kDa Membran
10
prosedur distribusi berat molekul BOA 3 kDa< BOA <10 kDa
kDa
dengan UF dapat dilihat pada Gambar 3 kDa Membran

2.Membran UF yang digunakan adalah 1 kDa< BOA <3 kDa


ultracel regenerated cellulose, diameter 47 1 kDa Membran

mm yang diperoleh dari Millipore, dengan BOA <1 kDa


molecular weight cut off (MWCO) yang
digunakan adalah 1, 3, 10 dan 30 kDa. Gambar 2. Diagram skematik prosedur
Sistim aliran pada proses UF ini adalah penentuan distribusi berat molekul BOA
dead-end dengan tekanan operasi yang
Percobaan adsorpsi secara batch
digunakan adalah 0,1 Mpa (14,4 psi). Sejumlah labu erlenmeyer 250 ml,
Jumlah fraksi bahan organik dalam setiap diisi dengan 200 ml air gambut dan
rentang ukuran dihitung berdasarkan selisih dimasukkan TLG dengan dosis tertentu
konsentrasi DOC dan juga UV254 antara (gram), kemudian dikocok dengan
sampel hasil filtrasi yang berdampingan. rotaryshaker pada kecepatan rotasi 180 rpm
Dari hasil filtrasi dengan metode ultrafiltrasi selama waktu yang ditentukan. Kemudian
ini, dapat diperoleh distribusi BM BOA hasil tersebut disaring dengan membran 0,45
untuk 5 (lima) kisaran distribusi BM. µm menggunakan vacuum pump dan
selanjutnya disimpan pada tempat gelap
suhu 4°C. Setelah terkumpul beberapa
sampel hasil percobaan kemudian dianalisa
DOC, UV456 untuk warna (PtCo), UV254.
Jumlah BOA yang diadsorp dihitung
menggunakan persamaan:
V
q  (C 0  Ct )
m
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
31 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

Dimana q adalah jumlah BOA yang 3 UV254 1/cm 1,6463


diadsorp pada TLG (mg/g), C0 dan Ctadalah 4 DOC mg.C/L 32,98
konsentrasi BOA pada kondisi awal dan 5 SUVA254 L/mg.m 4,99
setelah periode waktu tertentu (mg/L), V 6 UV465/UV656 (E4/E6) - 6,41
adalah volume larutan awal (L) dan m
adalah massa TLG (g). Berdasarkan hasil analisa kualitas air
gambut pada Tabel 2, dengan nilai SUVA254
Metode analitik = 4,99L/mg.m dapat dikatakan bahwa BOA
Spectrophotometer (Beckman DU- dalam air gambut berkarakter hidrofobik
600) dan TOC analyzer (Shimadzu TOC- tinggi dengan BM besar dan sebagian besar
VCSH) masing-masing digunakan untuk merupakan asam humik.Menurut Maartens
mengukur absorbansi UV (UV254, UV456, dkk. (1999) dan Yu dkk. (2002), rasio
UV465 dan UV656) dan DOC (dissolved E4/E6yang lebih tinggi berhubungan dengan
organic matter).XRF (X-Ray Flourescence) molekul yang lebih kecil, sedangkan nilai
Spectrometer (ADVANT’XP+Thermo ARL rasio E4/E6 yang lebih rendah berhubungan
XRF) untuk menentukan kandungan mineral dengan molekul besar.
TLG. Berdasarkan hasil fraksionasi BOA
menggunakan resin seperti disajikan
padaGambar 3a, fraksi hidrofobik
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan fraksi yang paling besar dalam
air gambut, terutama fraksi hidrofobik kuat.
Karakteristik BOA Air Gambut Hasil ini, baik didasarkan pada parameter
Hasil analisa kualitas air gambut yang UV254 maupun parameter DOC. Hasil ini
berasal dari daerah Kecamatan Gambut semakin memperkuat dugaan sebelumnya
Propinsi Kalimantan Selatan disajikan terhadap karakter BOA dalam air gambut
seperti pada Tabel 2. Kualitas air gambut yang didasarkan pada parameter SUVA254,
yang digunakan pada penelitian ini memiliki dimana berdasarkan nilai SUVA254 yang
kandungan dissolved organic carbon(DOC) tinggi 4,99L/mg.m (SUVA254>4), air
dan warna yang tinggi. Parameter SUVA254 gambut dapat dikatakan berkarakter
digunakan sebagai indikator tingkat karakter hidrofobik, lebih aromatik dan dengan BM
aromatik dari bahan organik alami yang besar. Carrol dkk. (2000); Fan dkk. (2001);
terdapat dalam air permukaan (Cheng dkk., Cheng dkk. (2005) juga menemukan bahwa
2005). Nilai SUVA254>4 L/mg.m berarti fraksi hidrofobik merupakan fraksi BOA
BOA berkarakter hidrofobik tinggi dengan yang dominan dalam air permukaan, karena
BM besar dan kebanyakan humik akuatik, sebagian besar air permukaan mengandung
sedangkan SUVA254<2 berkarakter asam humik yang besar, dimana asam
hidrofobik rendah dengan BM rendah dan humik sendiri berkarakter hidrofobik dengan
kebanyakan bukan humik. Adapun nilai BM besar.
80

SUVA254 yang berada antara keduanya 70


62.7
DOC
UV254
Distribusi Berat Molekul (%)

merupakan campuran hidrofobik dan 60 55.2

hidrofilik serta BM campuran (Edzwald dan 50

40
Tobiason, 1999; Pikkarainen dkk., 2004; 30

Cheng dkk., 2005). 20


14.1 14.5 14.3
10.4 10.1
10 5.7 5.9 7.1

Tabel 2. Kualitas Air Gambut di 0


<1kDa 1-3kDa 3-10kDa 10-30kDa >30kDa
Kecamatan Gambut Kalimantan Berat Molekul (kDa)

Selatan (a)
No Parameter Satuan Hasil
analisa
1 pH - 5,43
2 Warna PtCo 356,8
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
32 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

80 56
42 265
69.7 DOC 54

Persentase masing-masing fraksi (%)


70
UV254 52
40 260

Penyisihan SUVA dan E4 /E6 (%)


50
60
50.4 48
50 38 255
46

qe (m-1 /(g/L))
qe (mg/g)
44
40
36 250
42
30 40

19.2 18.3 34 245 38


20 14.9 16.4
36

10 5.9 5.2 32 240 34 SUVA


DOC (mg/g)
UV254 (m-1/(g/L)) 32 E4/E6
0
HbK HbL HlB HlN 30 235 30
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Fraksi Bahan Organik pH air gambut pH air gambut

(b) Gambar 4. Kapasitas adsorpsi TLG dan


Gambar 3. Persentase fraksi BOA menurut penyisihan SUVA pada setiap harga pH
(a) karakter dan (b) distribusi BM
Persentase penyisihan SUVA yang
didasarkanpada parameter DOC dan UV254
besar menunjukkan bahwa BOA dengan
Hasil penentuan distribusi berat karakter hidrofobik, aromatik dan BM besar
molekul air gambut menggunakan metode lebih bagus disisihkan (Wei dkk., 2009;
filtrasi membran ultrafiltrasi (UF) disajikan Edzwald dkk., 1985; Weishaar dkk., 2003).
dalam Gambar 3b. Berdasarkan hasil yang Oleh karena itu, penyisihan UV254 yang
diperoleh, komponen terbesar adalah BOA lebih besar dari DOC pada semua harga pH
dengan dengan berat molekul <1 kDa yaitu air gambut menunjukkan bahwa BOA dalam
55,2% (DOC) dan 55,2% (berdasarkan air gambut dengan karakter aromatik,
UV254), sedangkan berat molekul BOA hidrofobik dan BM besar lebih mudah
untuk kisaran 1-3kDa; 3-10 kDa; 10-30 kDa disisihkan oleh TLG. Hasil ini konsisten
dan >30kDa adalah relatif hampir dengan Conte dkk. (2011) yang menemukan
sama.Hasil ini menunjukkan bahwa BOA air bahwa kaolinit mengadsorp dengan baik
gambut didominasi oleh BM<1kDa. Hasil komponen bahan organik terlarut yang
yang sama juga telah dilaporkan oleh Fan bersifat hidrofobik. Meier dkk. (1999) juga
dkk. (2001), dimana fraksi BOA dengan menyatakan bahwa BOA dengan BM lebih
BM<1kDa adalah komponen paling besar. besar dan gugus aromatik lebih banyak
adalah lebih baik diserap pada geotit dan
Pengaruh pH kaolinit.
Kapasitas adsorpsi BOA air gambut Hasil adsorpsi bahan organik terhadap
terhadap TLG cenderung menjadi semakin mineral oksida besi yang dilakukan Gu dkk.
besar apabila pH air gambut semakin rendah (2005) juga menunjukkan bahwa fraksi
(Gambar 4). Hasil yang cenderung sama BOA hidrofobik dengan ukuran molekul
juga dilaporkan pada adsorpsi BOA lebih besar lebih baik teradsorpsi
terhadap adsorben lain, seperti adsorben dibandingkan dengan fraksi hidrofilik
karbon aktif (Lu dan Su, 2007; Bjelopavlic dengan ukuran molekul lebih kecil.
dkk., 1999; Chen dan Wu, 2004; Han dkk., Demikian pula dengan hasil-hasil penelitian
2003; Newcombe, 1999), mineral lempung lainnya (Parfitt dkk, 1977;. Davis, 1982;
(Peng dkk., 2005; Specht dkk., 2000; Gu Jardine dkk., 1989;. McKnight dkk., 1992;.
dkk., 1996; Gu dkk., 1995), geotit (Gay Murphy dkk., 1992;. Dunnivant dkk., 1992;.
dkk., 1994), abu terbang (Wang dan Zhu, Gu dkk., 1994) telah menunjukkan baik
2007), kitosan (Yan dkk., 2005), kaolinit, secara langsung maupun tidak langsung
alumina, silika dan titanium dioksida bahwa bahan-bahan humik terlarut dengan
(Davis, 1982), silika amorf (Fairhurst dkk., ukuran molekul yang lebih besar dan lebih
1995). aromatik menunjukkan afinitas dan
kapasitas adsorpsi yang lebih besar pada
permukaan mineral dibandingkan dengan
fraksi BOA hidrofilik.
Nilai SUVA setelah adsorpsi dengan
0,5g/L TLG pada semua rentang pH
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
33 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

berkisar antara 2,56 sampai 2,98 L/mg.m. karena fraksi hidrofobik dengan berat
Menurut Edzwald dan Tobiason (1999), molekul besar berkurang drastis, sehingga
nilai SUVA dengan kisaran 2 sampai 4 mengakibatkan komposisi relatif fraksi
L/mg.m menunjukkan bahwa air tersebut hidrofilik dengan berat molekul kecil
mengandung BOA yang terdiri dari humik menjadi lebih besar. Sedangkan nilai SUVA
akuatik dan bukan-humik, hidrofobik dan naik, dapat dijelaskan bahwa pada saat
hidrofilik serta BOA dengan BM campuran tersebut fraksi hidrofilik dengan berat
(besar dan kecil). Hasil ini menunjukkan molekul kecil, sebagian kecil sudah mulai
juga bahwa hasil dari proses adsorpsi diadsorp oleh TLG, sehingga fraksi
dengan TLG 0,5g/L pada semua harga pH, hidrofilik dengan berat molekul kecil
masih menyisakan fraksi BOA dengan berkurang relatif terhadap fraksi hidrofobik
karakter hidrofobik dan hidrofilik dengan dengan berat molekul besar.
BM yang bervariasi (besar dan kecil). 54

52
4.0
TLG alami
TLG teraktivasi
3.5 PAC
50

48 3.0

Pengaruh waktu kontak 46

44
2.5

SUVA (L/mg.m)
qe (mg/g)
Kapasitas adsorpsi ketiga jenis 42

40
2.0

1.5

adsorben, baik untuk parameter DOC


38

36 1.0

34

maupun UV254 adalah meningkat terhadap 32

30
PAC
TLG teraktivasi
TLG alami
0.5

0.0

waktu kontak (Gambar 5). Kapasitas 0 50 100 150 200


Waktu (menit)
250 300 350 0 50 100 150 200
Waktu (menit)
250 300 350

adsorpsi untuk TLG alami, TLG teraktivasi Gambar 5. Pengaruh waktu kontak
dengan dosis 0,5g/L untuk parameter DOC terhadap kapasitas adsorpsi TLG dan nilai
setelah waktu kontak 360 menit, masing- SUVA
masing sebesar 39,60; 43,66; dan 53,62
mg/g. Sedangkan kapasitas adsorpsi untuk Isoterm Adsorpsi
parameter UV254 masing-masing sebesar Isoterm Langmuir
259,6; 277,9; dan 317,6 m-1/(g/L). Aktivasi Percobaan isotherm adsorpsi secara
terhadap TLG dengan asam ternyata dapat batch dilakukan dengan konsentrasi DOC
meningkatkan kapasitas adsorpsi TLG, hal awal 32,98mg/L pada pH 5 untuk TLG
ini karena TLG teraktivasi mempunyai luas alami dan TLG teraktivasi dan pH 4 untuk
permukaan spesifik yang lebih besar. PAC dan suhu air 20C. Data hasil isotherm
Beberapa hasil penelitian yang telah adsorpsi dianalisa menggunakan tiga model
dipublikasikan, juga menunjukkan bahwa isotherm yaitu Langmuir, Freundlich dan
aktivasi lempung dengan asam Temkin.
menghasilkan luas permukaan spesifik yang Bentuk linier persamaan isoterm Langmuir
lebih besar, sehingga dapat meningkatkan adalah:
kapasitas adsorpsi (Chaari dkk., 2008; Ce 1 1
Woumfo dkk. 2007). Kapasitas adsorpsi   Ce
qe K L qmaks qmaks
lempung aktif terhadap asam humik yang
diperoleh oleh Chang dan Juang (2004) Dimana Ce adalah konsentrasi DOC
lebih kecil dari adsorben TLG, yaitu sebesar pada saat keseimbangan (mg/L), qe adalah
28,2 mg/g. jumlah DOC yang diadsorp (mg/g), qmaks
Harga SUVA pada tahap awal adalah kapasitas adsorpsi maksimum,
adsorpsi dari 0 sampai 10 menit mengalami monolayer (mg/g), dan KL adalah konstanta
penurunan yang sangat cepat, kemudian keseimbangan (L/mg). Dengan memplot
setelah 10 menit nilai SUVA naik secara Ce
terhadap Ce, maka koefisien adsorpsi
perlahan dan relatif kecil. Hal ini dapat qe
dijelaskan bahwa, pada tahap awal adsorpsi dapat dihitung. Persamaan Langmuir ini
fraksi hidrofobik dengan BM besar dapat digunakan untuk proses adsorpsi yang
merupakan fraksi yang lebih dulu diadsorpsi berlangsung secara fisik berupa lapisan
oleh TLG, sehingga nilai SUVA menurun, tunggal (monolayer) dan dalam kisaran
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
34 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

konsentrasi adsorbat yang rendah (Chang Tabel 2. Nilai parameter model isoterm
dan Juang, 2004). Data hasil percobaan dan adsorpsi BOA terhadap TLG dan PAC
model isoterm Langmuir, Freundlich dan Model isoterm Jenis adsorben
Temkin untuk adsorpsi BOA dalam air TLG TLG PAC
alami teraktivasi
gambut terhadap ketiga jenis adsorben: TLG Langmuir
alami, TLG teraktivasi dan PAC disajikan Qe maks(mg/g) 51,8 54,3 66,7
dalam Gambar 6. K(L/mg) 0,249 0,313 0,606
60 r2 0,9773 0,9742 0,9912
50
Freundlich
K ((mg/g)(l/mg) n 12,60 14,91 25,45
40 F
1/n 0,4654 0,4472 0,4161
qe (mg/g)

30
r2 0,9734 0,9791 0,9918
20
Temkin
10 PAC
TLG teraktivasi
B(kJ/mol) 0,2485 0,1822 0,1282
0
TLG alami
Model Temkin KT(L/g) 2,718 2,718 2,718
0 2 4 6 8
Ce (mg/L)
10 12 14 16 r2 0,9644 0,9651 0,9067
60
Nilai koefisien korelasi yang
50
ditunjukkan dalam Tabel 2,dari model
40
isotherm Langmuir dan Freundlich untuk
qe (mg/g)

30

20
adsorben TLG alami dan teraktivasi adalah
10 PAC
hampir sama, atau dapat dikatakan bahwa
TLG teraktivasi

0
TLG alami
Model Freundlich kedua model isotherm ini dapat
0 2 4 6 8 10 12 14
Ce (mg/L)
menggambarkan isotherm adsorpsi BOA air
Gambar 6. Isoterm adsorpsi BOA dengan gambut terhadap TLG alami dan TLG
TLG alami, TLG teraktivasi dan PAC teraktivasi. Penggunaan kedua model
Isoterm Freundlich isoterm ini,Langmuir danFreundlichdalam
Persamaan isotherm merupakan adsorpsi BOA air gambut menunjukkan
sebuah persamaan eksponensial dan oleh bahwa baikadsorpsi lapisan tunggal
karena itu diasumsikan bahwa apabila (monolayer) maupunkondisi
konsentrasi adsorbat dalam larutan permukaanheterogen dapat ditemukan
meningkat maka konsentrasi adsorbat dalam dalamkondisi percobaan adsorpsi yang
adsorben juga meningkat. Dalam persamaan digunakan. Selain heterogenitas dari
Freundlich ini, K dan 1/n adalah konstanta adsorben TLG, kecocokan model isoterm
Freundlich yang menyatakan tingkat Freundlich dapat juga disebabkan oleh
adsorpsi dan faktor heterogenitas, sehingga heterogenitas dari BOA air gambut, karena
isotherm Freundlich ini diigunakan untuk dari hasil karakterisasi sebelumnya BOA air
menggambarkan sistem yang heterogen. gambut bersifat heterogen. Heterogenitas
1 dari BOA air permukaan ini juga telah
𝑞e = 𝐾F 𝐶e 𝑛
dilaporkan oleh banyak peneliti (Chi dan
Untuk nilai 1/n> 1, menunjukkan Amy 2004; Guan dkk., 2006; Wang dkk.,
bahwa kejenuhan tidak tercapai, sebaliknya,
2010; Zhang dkk., 2011).
pada kebanyakan sistem adsorpsi di mana
1/n <1, 1/n → 0, adsorben sudah jenuh
Model Isoterm Temkin
dengan molekul adsorbat ketika energi IsotermTemkinmenggambarkanperila
adsorpsi menurun terhadap kerapatan
ku sistemadsorpsipada permukaanyang
permukaan. Heterogenitas energi dapat heterogen dansecara umumnya dinyatakan
diwakili oleh jenis dan jumlah kelompok-
dalam bentuk:
kelompok fungsional pada permukaan 𝑅𝑇
adsorben (Davila-Jimenez dkk., 2005). 𝑞e = ln( 𝐾T 𝐶e )
Semakin besar nilai 1/n, maka semakin 𝑏
dimana B= RT/b, B adalah konstanta
heterogen sistem adsorpsi yang terjadi. Temkin berkenaan dengan panas sorpsi
(J/mol), KTadalah konstanta isoterm
Temkin, berkenaan dengan energi ikatan
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
35 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

maksimum (L/mg), R konstanta gas (8,314 s (%) 29,86 29,18 26,36


Pseudo-second-order
J/mol.K) dan T adalah suhu mutlak (K). qe percobaan (mg/g) 39,80 43,68 53,63
Bentuklinier dariisotermTemkindapat qe model (mg/g) 39,68 43,67 54,05
dinyatakan sebagai berikut: k2 (g/mg.menit) 0,0212 0,0273 0,0036
𝑅𝑇 𝑅𝑇
𝑞e = ln𝐾T + ln𝐶e v0 (mg/g.menit) 33,44 52,08 10,45
𝑏 𝑏 r2 0,9981 0,9987 0,9984
Untuk mendapatkan konstanta KT dan s (%) 7,24 2,07 10,42
B adalah dengan memplot qe terhadap ln Ce, Freundlich
Modifikasi
slope grafik tersebut adalah harga konstanta qe percobaan (mg/g) 39,80 43,68 53,63
B dan perpotongan kurva linear terhadap qe model (mg/g) 41,52 45,53 54,76
sumbu qe adalah harga (B ln KT), k(L/g.menit) 0,9972 1,044 1,054
selanjutnya dapat dihitung harga konstanta m 0,0355 0,0475 0,0772
r2 0,9199 0,7037 0,9914
KT. Nilai koefisien korelasi isoterm Temkin
s (%) 15,81 18,19 5,78
seperti ditunjukkan dalam Tabel 2adalah
paling kecil daripada model isoterm
Langmuir dan Freundlich. Hasil yang sama Model kinetika pseudo-second-order
juga dinyatakan oleh Doulia (2009), dimana Koefisien korelasi (r2) model kinetika
dalam semua kasus, model isoterm Temkin pseudo-second-order untuk ketiga adsorben
menunjukkan kecocokan yang paling rendah adalah sangat baik yaitu mendekati 1, selain
dari data percobaan dibandingkan dengan itu standar deviasi (s) juga lebih kecil
isoterm yang lain. dibandingkan dengan model pseudo-first-
order(Tabel 3). Hasil ini menunjukkan
Model Kinetika Adsorpsi bahwa model kinetika pseudo-second-order
Model kinetika pseudo-first-order dapat menggambarkan dengan baik adsorpsi
Kinetika adsorpsi dapat digunakan BOA air gambut terhadap TLG alami, TLG
untuk menentukan mekanisme adsorpsi dan teraktivasi dan PAC. Nilai kapasitas
konstanta karakteristik adsorpsi. Harga adsorpsi (qe) yang diperoleh dari model
kapasitas adsorpsi (qe), konstanta laju proses kinetika pseudo-second-orderini juga
adsorpsi (k1) dan koefisien korelasi yang mendekati nilai kapasitas adsorpsi hasil
diperoleh dari grafik linier antara ln (qe-qt) percobaan.
terhadap waktu (t) untuk adsorben TLG Konstanta laju adsorpsi BOA (k2)
alami, TLG teraktivasi dan PAC terhadap ketiga jenis adsorben berdasarkan
ditunjukkan dalam Tabel 3.Koefisien urutan dari yang terbesar adalah TLG
korelasi untuk model kinetika pseudo-first- teraktivasi >TLG alami>PAC, masing-
order relatif kecil, selain itu nilai kapasitas masing sebesar 0,0273; 0,0212 dan 0,0036
adsorpsi (qe) yang diperoleh dari model ini g/mg.menit. Nilai konstanta laju adsorpsi
tidak mendekati nilai qe yang diperoleh dari yang tinggi menunjukkan bahwa kekuatan
data percobaan. Oleh karena itu, model pendorong untuk adsorpsi BOA air gambut
kinetika pseudo-first-order tidak dapat terhadap TLG teraktivasi adalah lebih besar
menggambarkan dengan baik adsorpsi BOA daripada TLG alami dan PAC. Hasil ini
terhadap adsorben TLG alami, TLG didukung juga oleh hasil sebelumnya bahwa
teraktivasi dan PAC. TLG teraktivasi mencapai waktu
keseimbangan yang lebih cepat, disusul
Tabel 3.Parameter kinetik untuk adsorpsi TLG alami dan terakhir adalah PAC.
BOA air gambut terhadap TLG dan PAC
Model kinetika Jenis adsorben
TLG TLG PAC
Model kinetika Freundlich modifikasi
alami teraktivasi Koefisien korelasi untuk model
Pseudo-first-order kinetika Freundlich Modifikasi adalah lebih
qe percobaan (mg/g) 39,80 43,68 53,63
qe model (mg/g) 14,24 19,98 23,05
kecil daripada pseudo-second-order untuk
k1 (1/menit) 0,0193 0,0173 0,0201 ketiga adsorben (Tabel 3). Sedangkan kalau
r2 0,7269 0,7483 0,9564 dibandingkan dengan model kinetika
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
36 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

pseudo-first-order, maka model kinetika adsorben PAC adalah lebih besar dan juga
Freundlich Modifikasi memiliki koefisien nilai standar deviasi yang lebih kecil.
korelasi yang lebih besar untuk adsorben Kapasitas adsorpsi (qe) yang diperoleh dari
TLG alami dan PAC, sedangkan untuk TLG model kinetika ini untuk ketiga jenis
teraktivasi sedikit lebih rendah.Konstanta adsorben adalah lebih besar dibandingkan
laju adsorpsi BOA (k) terhadap ketiga jenis dengan kapasitas adsorpsi hasil percobaan,
adsorben berdasarkan urutan dari yang dan diantara ketiga adsorben tersebut, PAC
terbesar adalah PAC> TLG teraktivasi>TLG adalah yang paling mendekati nilai kapasitas
alami, masing-masing sebesar 1,054; 1,044 adsorben hasil percobaan.
dan 0,997 L/g.menit. Nilai konstanta laju
adsorpsi yang tinggi menunjukkan bahwa
kekuatan pendorong untuk adsorpsi BOA air KESIMPULAN
gambut terhadap PAC adalah lebih besar
1. Air gambut mengandung BOA yang
daripada TLG alami dan TLG teraktivasi.
Pencocokan kurva ketiga model tinggi dengan karakter lebih hidrofobik
kinetika untuk adsorpsi DOC terhadap TLG dan lebih aromatik. Lebih dari 50%
alami, TLG teraktivasi dan PAC dengan BOA yang terdapat dalam air gambut
dosis 0,5g/L ditampilkan dalam Gambar 7. adalah BOA dengan BM<1kDa sisanya
Dari gambar tersebut, tampak bahwa model tersebar hampir merata pada kisaran
kinetika pseudo-first-orderkurang cocok BM 1-3kDa; 3-10kDa; 10-30kDa dan
terhadap data percobaan dari ketiga jenis
>30kDa. Fraksi BOA yang hidrofobik
adsorben. Demikian juga untuk model
kinetika Freundlich Modifikasi,kurang dan BOA dengan BM besar
cocok terhadap data percobaan untuk memberikan kontribusi yang paling
adsorben TLG alami dan TLG teraktivasi, besar terhadap warna air gambut. .
sedangkan untuk adsorben PAC lebih baik. 2. Pada pH asam, komponen BOA air
Model kinetika pseudo-second-orderhampir gambut dengan SUVA rendah (fraksi
mendekati data-data hasil percobaan
hidrofilik dan BM rendah) lebih baik
adsorpsi. Hal tersebut karena nilai koefisien
korelasi untuk model kinetika pseudo- disisihkan oleh adsorben TLG, dan
second-orderuntuk ketiga jenis adsorben sebaliknya pada pH yang lebih tinggi
adalah sangat besar dan standar deviasi yang komponen BOA dengan SUVA tinggi
lebih kecil. yaitu BOA dengan karakter hidrofobik,
55 55 55
aromatik dan BM tinggi dapat
50

45
50

45
50

45 disisihkan dengan lebih baik.


40 40 40

35

30
35

30
35

30
3. Pada tahap-tahap awal adsorpsi sampai
qt (mg/g)

qt (mg/g)
qt (mg/g)

25

20
25

20
25

20
waktu kontak 10 menit, fraksi BOA
15 15 15

10

5
PAC
TLG teraktivasi
TLG alami
10

5
PAC
TLG teraktivasi
TLG alami
10

5
PAC
TLG teraktivasi
TLG alami
dengan SUVA besar merupakan fraksi
Pseudo first orde Pseudo second order Freundlich modifikasi
0
0 50 100 150 200 250
Waktu, t (menit)
300 350 400
0
0 50 100 150 200 250
Waktu, t (menit)
300 350 400
0
0 50 100 150 200 250
Waktu, t (menit)
300 350 400 BOA yang paling mudah diadsorp oleh
Gambar 7. Model kinetika (a) pseudo-first- TLG, dan pada tahap selanjutnya yaitu
order, (b) pseudo-second-order dan waktu kontak >10menit, TLG dapat
(c) Freundlich modifikasi, untuk adsorpsi mengadsorp fraksi BOA dengan SUVA
DOC terhadap TLG dan PAC
kecil.
Model kinetika Freundlich Modifikasi 4. Model isoterm Langmuir merupakan
kurang cocok terhadap data percobaan untuk model isoterm yang sesuai untuk
adsorben TLG alami dan TLG teraktivasi,
sedangkan untuk adsorben PAC lebih baik. adsorpsi BOA air gambut terhadap TLG
Hal tersebut karena nilai koefisien korelasi alami, sedangkan model isoterm
model kinetika Freundlich Modifikasi untuk
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
37 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

Freundlich sesuai untuk adsorpsi BOA and Norwegian drinking waters. Water
terhadap TLG teraktivasi dan PAC. Research, 42,4188-4196
5. Model kinetika pseudo-second-order
adalah model kinetika yang cocok Fan, L., John L. Harris, F. A. Roddick, and
digunakan untuk adsorpsi BOA air N. A. Booker. (2001). Influence of the
gambut terhadap ketiga jenis adsorben: characteristics of natural organic
TLG alami, TLG teraktivasi dan PAC. matter on the fouling of microfiltration
membranes. Water Research,35(18),
4455-4463.

DAFTAR PUSTAKA Gray, S.R., C.B.Ritchie, and B.A. Bolto.


(2004). Effect of fractionated NOM on
low pressure membrane flux declines.
Cheng, W., S.A. Dastgheib, dan T. Karanfil. Water Science and Technology, 4(4),
(2005). Adsorption of dissolved 189-196
natural organic matter by modified
activated carbons. Water Research, Gu, B. J. Schmitt, Z. Chen, L. Liang dan J.F.
39, 2281-2290 McCarthy. (1995). Adsorption and
desorption of different organic matter
Chin, Y. P., G. Aiken, dan E. O’Loughlin. fractions on iron oxide. Geochimica
(1994). Molecular weight, Cosmochimica Acta, 59(2), 219-229
polydispersity and spectroscopic
properties of aquatic humic Kan, C., C. Huang, dan J.R. Pan. (2002).
substances. Environmental Science Time requirement for rapid-mixing in
and Technology, 28,1853–1858. coagulation.Colloids and
SurfacesA:Physicochemical and
Croue J. P. (1999) Isolation, fractionation, Engineering Aspects,203,1-9
characterization and reactive
properties of natural organic matter. In Kim, J., Z. Cai, dan M.M. Benjamin. (2008).
Proceedings of the AWWA 18th Effects of adsorbents on membrane
Federal Convention, Adelaide, fouling by natural organic matter.
Australia. Journal of Membrane Science, 310(1-
2), 356-364
Dong, B.-Z., Y.Chen, N.-Y.Gao, J.-C.
Fan.(2007).Effect of coagulation Kimura, K., H. Yamamura, dan Y.
pretreatment on the fouling of Watanabe. (2006). Irreversible fouling
ultrafiltration membrane.Journalof in MF/UF membranes caused by
Environmental Sciences,19,278-283 natural organic matters (NOMs)
Isolated from Different Origins.
Dwiyono, A. dan S. Rachman. (1996). Separation Science and Technology,
Management and conservation of the 41, 1331-1344
tropical peat forest of Indonesia.
Proceedings of a workshop on Kitis, M, S.S. Kaplan, E. Karakaya, N.O.
integrated planning and management Yigit, dan G. Civelekoglu. (2007).
of tropical lowland peatlands, 103- Adsorption of natural organic matter
117. from waters by iron coated pumice.
Chemosphere, 66, 130-138
Fabris, R., C.W.K. Chow, M. Drikas, dan B.
Eikebrokk. (2008). Comparison of Korshin, G., C.W.K. Chow, R. Fabris, dan
NOM character in selected Australian M. Drikas. (2009). Absorbance
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung
38 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012

spectroscopy-based examination of Ratnaweera, H., E. Gjessing dan E. oug.


effects of coagulation on the reactivity (1999). Influence of physical-chemical
of fractions of natural organic matter characteristics of natural organic
with varying apparent molecular matter (NOM) on coagulation
weights. Water Research, 43(6), 1541- properties: an analysis of eight
1548 Norwegian water sources. Water
Science Technology, 40(4), 89-95
Kuusik, dan Viisimaa. (1999). A new dual
coagulant for water purification. Sharp, E.L., S.A. Parsons, dan B. Jefferson.
Water Research, 33(9), 2075-2082 (2006). Seasonal variations in natural
organic matter and its impact on
Lu, C., dan F. Su. (2007). Adsorption of coagulation in water treatment.
natural organic matter by carbon Science of the Total Environment, 363,
nanotubes. Separation and 183-194
Purification Technology, 58,113–121
Thurman, E.M. dan R.L. Malcolm. (1981).
Maartens, A., P. Swart dan E.P. Jacobs. Preparative isolation of aquatic humic
(1999). Humic membrane foulants in substances. Environmental Science
natural brown water: characterization and Technology, 15, 463–466.
and removal. Desalination, 115, 215–
227. Yuan, W. and A.L.Zydney. (1999). Humic
acid fouling during microfiltration.
Mahmud dan S. Notodarmojo. (2006). Membrane Science, 157(1), 1-12.
Pengolahan air gambut menjadi air
minum menggunakan proses hibrid Jardine P. M., Weber N. L., and McCarthy
prekoagulasi-ultrafiltrasi dengan J. F. ( 1989) Mechanismsof dissolved
sistem aliran dead-end. Jurnal Teknik organic carbon adsorption on soil. Soil
Lingkungan Edisi Khusus. IATPI. Sci. Sot. Amer.J., 53, l378-1385
Buku 2, 91-102. ISSN 0854-1957
Meier, M., K. Namjesnik-Dejanovic,
Notodarmojo, S. (1994). Pengolahan Air P.A.Maurice, Y.-P.Chin, and
Berwarna: Kajian Terhadap Studi G.R.Aiken. (1999). Fractionation of
Laboratorium. Makalah Lokakarya aquatic naturalorganic matter upon
Pengolahan Air Berwarna. sorption to goethite andkaolinite.Chem
Palangkaraya. Geol., 157, 275–84.

Owen D. M., G.L. Amy, Z.K.Chowdhury,


R. Paode, G. McCoy, dan Viscosil K.
(1995) NOM characterization and
treatability. J. AWWA, 87(1), 46-63.

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB Bandung

Anda mungkin juga menyukai