Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.

J DENGAN

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM (RDS)

DI RUANG PERINATALOGI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Dosen pembimbing : Hj. NS. Agustine Ramie, M.Kep

Oleh:

Nor Mahdiyah

P07120117069

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN

BANJARBARU

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nor Mahdiyah

NIM : P07120117069

Judul : Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. J dengan Respiratory Distress Syndrom di
Ruang Pernatalogi RSUD Ratu Zalecha Martapura

Martapura, 2 Juli 2018

Mengetahui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Kepala Ruangan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. J DENGAN

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM (RDS)

DI RUANG PERNATALOGI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Data Bayi

Nama bayi : By. QR

Tanggal dirawat : 23 Juni 2018

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Mandikapau Timur

Tanggal lahir/usia : 23 Juni 2018/1hr

Nama orang tua : Tn. S & Ny. J

Pendidikan ayah/ibu :SD / SMP

Pekerjaan ayah/ibu : Petani / Ibu Rumah Tangga

Usia ayah/ibu : 45 tahun / 39 tahun

Diagnose medis : N. Late Aterm SC RDS

Riwayat Bayi

Apgar Score :?

Usia Gestasi : 40 minggu

Berat Badan : 2800 gram

Panjang Badan : 48 Cm

Komplikasi persalinan : Tidak ada


Riwayat Ibu

Ibu berusia 39 tahun dengan G4 P3 A0, melahirkan dengan section caesarea karena pinggul ibu
sempit. Pada saat ibu mengandung tidak ada tanda komplikasi

Pengkajian Fisik Neonatus

1. Refleks
Reflek moro baik bayi terkejut ketika terdengar suara berisik secara tiba-tiba, genggaman
bayi kuat dapat menggenggam tangan pemeriksa, reflek hisap baik tetapi bayi di
puasakan dan terpasang NGT di mulut bayi.

2. Tonus/ Aktivitas
Bayi terlihat aktif dan menangis keras

3. Kepala/leher
Fontanel teraba lunak, wajah bayi simetris

4. Mata
Mata bayi terlihat bersih, tidak ada sekresi screla tidak anemis

5. THT
Telinga normal, simetris kira dan kanan, tidak ada sekresi, tidak ada lesi
Hidung normal, tidak ada polip, tidak ada sekresi, tidak ada lesi, simetris kiri-kanan, tidak
ada napas cuping hidung

6. Abdomen
Tekstur abdomen lunak, lingkar perut 34 cm, liver tidak teraba, tali pusat belum kering,
terpasang infus di tali pusat.
7. Thoraks
Thoraks simetris kiri dan kanan, retraksi derajat 1, clavikula normal antara kiri dan kanan

8. Paru-paru
Suara napas sama kiri dan kanan, suaranya napas bersih, respirasi menggunakan alat
bantu nasal kanul, konsentrasi O2 5lt/menit SpO2 95%.

9. Wajah
Bibir tidak sumbing, tidak ada lesi

10. Jantung
Bunyi jantung normal “lub dub”, frekuensi jantung 138x/menit, pengisian kapiler kurang
dari 2 detik.

11. Ekstermitas
Gerakan bebas, ektremitas atas normal, bergerak aktif, dapat membuka dan
menggenggam, tidak ada lesi. Ektremitas bawah normal bayi terlihat menendang, tidak
ada lesi

12. Umbilikus normal

13. Genital
Perempuan normal

14. Anus
Paten

15. Spina
Tidak ada
16. Kulit
Warna merah muda, tidak ada sianosis, terdapat kemerahan di wajah, tidak terdapat tanda
lahir, tugor kulit elastis, tidak terdapat lanugo.
17. Suhu
Bayi berada dalam inkubator dengan suhu 33, 00C, dengan suhu kulit bayi 35, 60C

Riwayat Sosial

Stuktur keluarga (genogram tiga generasi)

Budaya : Banjar

Suku : Banjar

Agama : Islam

Bahasa utama : Banjar

Perencanaan makanan bayi : ASI

Masalah sosial yang penting :

Hubungan orangtua dan bayi : Ibu Kandung

TINGKAH LAKU

TINGKAH LAKU IBU AYAH

Menyentuh Ya Ya
Memeluk Tidak Tidak
Kontak mata Tidak Tidak
Berkunjung Ya Ya
Memanggil nama Ya Ya

Orang terdekat yang dapat di hubungi : Ibu


Orang tua berespon terhadap penyakit

Respon orangtua saat anaknya mengalami respiratory distress syndrom yaitu cemas, sedih, dan
takut akan kehilangan anaknya. Orang tua juga bersedia hospitalisasi agar anaknya cepat sembuh

Riwayat anak lain : An. A

Jenis kelamin anak : Laki-laki

Riwayat persalinan : Sectio Caesarea

Riwayat imunisasi : Lengkap

DATA TAMBAHAN

Inj.cefotaxime 2x 140 mg

Inj. Aminophilin 2x 6 mg

Inj. Omz 2x 2 mg

Inj.gentamicin 1x 14 mgtranfusi plasma 25 cc/ 3 hari

Inj. Lasix 2,5 mg (pre tranfusi)

Inj. Dexametason 1 mg (pre tranfusi)

DATA PENUNJANG
Laboratorium tanggal 23 Juni 2018

DARAH LENGKAP HASIL NILAI NORMAL


DARAH RUTIN
Hb 14,2 gr/dl 12-18 gr/dl
Leukosit 15.700/mm3 4000-10.000/mm3
Hematokrit 39,1% P = 40%
W= 37%
3
Trombosit 282.000/mm 150.000-440.000/mm3
Erytrosit 3,89/mm3 P= 4,6 – 6,2 juta
W= 4,6 – 5,4 juta

Laboratorium tanggal 29 Juni 2018

DARAH LENGKAP HASIL NILAI NORMAL


DARAH RUTIN
Hb 14.3/dl 12-18 gr/dl
Leukosit 11.000/mm3 4000-10.000/mm3
Hematokrit 39.5% P = 40%
W= 37%
Trombosit 660.000/mm3 150.000-440.000/mm3
Erytrosit 4.14/mm3 P= 4,6 – 6,2 juta
W= 4,6 – 5,4 juta
Golongan darah O -
ANALISA DATA

No Hari/tanggal Data Etiologi Masalah


1. Selasa, 26 Juni DS: bayi tampak masih Takipnea Resiko gangguan
2018 sesak pola nafas
DO: frekuensi napas
55x/menit SpO2 97%,
ada sedikit tarikan
dinding dada pada saat
inspirasi, menggunakan
alat bantu pernafasan.
Konsentrasi O2 5LPM
2. Selasa, 26 Juni DS:- Refleks hisap lemah Resiko gangguan
2018 DO: Keadaan pemenuhan
umum  lemah, reflek kebutuhan nutrisi
menghisap lemah, bayi
puasa
3. Selasa, 26 Juni DS:- Suhu tubuh rendah Resiko hipotermi
2018 DO: keadaan umum
lemah, suhu tubuh
36,0℃

PRIORITAS UTAMA

1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan takipnea


2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan reflex hisap lemah
3. Resiko hipotermi berhubungan dengan suhu tubuh rendah

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Diagnose Tujuan Intervensi
Keperawatan
Rencana Rasional
1. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui keadaan
nafas tindakan keperawatan TTV umum bayi
selama 2x24 jam
diharapkan gangguan 2. Observasi 2. Mengetahui frekuensi
pola nafas dapat pola nafas nafas
teratasi
KH: 3. Monitor
3. Mengetahui kadar O2
1. RR 40x/menit SpO2
dalam darah
2. Tidak ada
4. Atur posisi
tarikan
kepala 4. Memudahkan paru-paru
dinding pada
sedikit mengembang saat
saat inspirasi
ekstensi ekspansi
3. Tidak
menggunakan
5. Kolaborasi
bantuan O2
dengan dr.
atau nasal
S.PA
kanul
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Deteksi adanya
gangguan tindakan keperawatan observasi kelainan pada eliminasi
pemenuhan selama 2 x 24 jam BAB dan bayi dan segera
kebutuhan diharapkan BAK jumlah mendapat tindakan/
nutrisi Kebutuhan nutrisi dan perawatan yang tepat
terpenuhi frekuensi
Dengan Kriteria Hasil serta 2. Menentukan derajat
: konsistensi dehidrasi dari turgor
dan mukosa mulut.
1. Bayi dapat 2. Monitor 3. Mengetahui cairan
minum personde turgor dan residu pada OGT/NGT
dengan baik. mukosa
2. Residu di mulut 4. Mengetahui reflek hisap
OGT/NGT tidak
ada 5. Mempertahankan
3. Monitor
3. Reflek hisap kuat kebutuhan cairan dalam
residu setiap
4. Tidak ada retensi tubuh
6 jam

4. Kaji
kesiapan
bayi untuk
minum

5. Pertahankan
pemberian
cairan
melalui
IVFD,
Glukosa
10%

6. Kolaborasi
dengan dr.
S.PA
3. Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Mengetahui keadaan
hipotermi tindakan keperawatan temperatur umum bayi
selama 2X 24 jam klien sampai
diharapkan klien stabil 2. Mengetahui tanda dan
terhindar dari gejala hipotermi
ketidak-seimbangan 2. Monitor tanda
dan gejala 3. Mempertahankan suhu
suhu tubuh dengan
hipotermi tubuh bayi
KH :
Termoregulasi
Neonatus 3. Pertahankan 4. Memberitahukan
-  Suhu  36,5-37,5˚ C panas suhu informasi kepada
- Tidak menggigil tubuh bayi keluarga tentang tanda
dan gejala hipotermi

4. Jelaskan
kepada
keluarga
tanda dan
gejala
hipotermi

5. Kolaborasi
dengan dr.
S.PA
CATATAN KEPERAWATAN

No Hari/tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi


l Keperawatan
1. Kamis, 28 Gangguan 1. Observasi TTV S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
pola nafas aktif
09.00
WITA berhubungan 2. Observasi pola nafas O: K.U lemah
dengan 1. Inf. D5 ¼ NS
takipnea 3. Monitor SpO2 2. RR : 50x/menit
SpO2 : 98%
4. Atur posisi kepala
3. O2 fanem 5LPM
sedikit ekstensi
terpasang
4. Takypnea
5. Kolaborasi dengan dr.
bekurang
S.PA
5. Akral dan badan
hangat
A: masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan
2. Kamis, 28 Resiko 1. Lakukan observasi S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
gangguan BAB dan BAK aktif
12.00
WITA pemenuhan jumlah dan frekuensi
kebutuhan serta konsistensi O:
nutrisi 2. Monitor turgor dan 1. Bayi terpasang OGT di
mukosa mulut mulutnya
3. Monitor residu setiap 2. Reflex hisap mulai
6 jam membaik
4. Kaji kesiapan bayi 3. OGT dialirkan, residu,
untuk minum asi 5cc (+)
5. Pertahankan 4. Mukosa bibir lembab
pemberian cairan 5. Turgor kulit baik
melalui IVFD,
Glukosa 10% A: masalah teratasi sebagian
6. Kolaborasi dengan
dr. S.PA P: intervensi di lanjutkan
3. Kamis, 28 Resiko 1. Monitor temperatur S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
hipotermi klien sampai stabil aktif
14.00
WITA
2. Monitor tanda dan O: K.U lemah
gejala hipotermi 1. Suhu : 36,5℃
2. Akral dan badan
3. Pertahankan panas
teraba hangat
suhu tubuh bayi
A: masalah teratasi sebagian

4. Jelaskan kepada
P: intervensi di lanjutkan
keluarga tanda dan
gejala hipotermi

5. Kolaborasi dengan
dr. S.PA

CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tanggal Diagnosa Perkembangan Tanda Ket
. Keperawatan Tangan
1. Jumat, 29 Gangguan pola S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
nafas aktif
15.00 WITA
berhubungan O: K.U lemah
dengan takipnea 1. Inf. D5 ¼ NS
2. RR : 58x/menit
SpO2 : 97%
3. O2 fanem 5LPM
terpasang
4. Takypnea bekurang
5. OGT dialirkan,
residu, puasa (-)
6. Akral dan badan
hangat
7. Mukosa bibir kering
8. Turgor kulit baik
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1,2,3,4,5
dilanjutkan
I:
1. Observasi TTV

2. Observasi pola nafas

3. Monitor SpO2

4. Atur posisi kepala


sedikit ekstensi

5. Kolaborasi dengan dr.


S.PA
E: bayi masih tampak sesak
2. Jumat, 29 Resiko S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
gangguan aktif
18.00 WITA
pemenuhan
kebutuhan O:
nutrisi 1. Bayi terpasang OGT di
mulutnya
2. Reflex hisap bayi mulai
membaik
3. OGT dialirkan, residu
tidak ada, asi 5cc (+)
4. Mukosa bibir lembab
5. Turgor kulit baik

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi di lanjutkan
I:
1. Lakukan observasi BAB
dan BAK jumlah dan
frekuensi serta
konsistensi
2. Monitor turgor dan
mukosa mulut
3. Monitor residu setiap 6
jam
4. Kaji kesiapan bayi untuk
minum
5. Pertahankan pemberian
cairan melalui IVFD,
Glukosa 10%
6. Kolaborasi dengan dr.
S.PA
E: bayi mulai bisa menghisap
dengan baik
3. Jumat, 29 Resiko S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
hipotermi aktif
20.00 WITA
O: K.U lemah
1. Suhu : 37,5℃
2. Akral dan badan
teraba hangat
A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi di lanjutkan

I:
1. Monitor temperatur
klien sampai stabil

2. Monitor tanda dan gejala


hipotermi

3. Pertahankan panas suhu


tubuh bayi

4. Jelaskan kepada
keluarga tanda dan
gejala hipotermi

5. Kolaborasi dengan dr.


S.PA

E: Bayi masih dalam


observasi suhu untuk
menjaga agar tidak terjadi
hipotermi
4. Sabtu, 30 S: bayi menangis kuat gerak
Juni 2018
aktif
21.00 WITA
O: K.U lemah
1. Inf. D5 ¼ NS
2. RR : 58x/menit
SpO2 : 97%
3. O2 fanem 5LPM
terpasang
4. Takypnea
bekurang
5. OGT dialirkan,
residu tidak ada,
asi 5 cc (-)
6. Akral dan badan
hangat
7. Mukosa bibir
lembab
8. Turgor kulit baik
A: masalah belum teratasi
P: intervensi 1,2,3,4,5
dilanjutkan
I:
1. Observasi TTV

2. Observasi pola nafas

3. Monitor SpO2
4. Atur posisi kepala
sedikit ekstensi

5. Kolaborasi dengan dr.


S.PA

E: bayi masih tampak sesak

5. Sabtu, 30 S: bayi menangis kuat gerak


Juni 2018
aktif
24.00 WITA

O:
1. Bayi terpasang OGT
di mulutnya
2. Reflex hisap bayi
mulai membaik
3. OGT dialirkan,
residu tidak ada, asi
5cc (+)
4. Mukosa bibir kering
5. Turgor kulit baik

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi di lanjutkan
I:
1. Lakukan observasi
BAB dan BAK
jumlah dan frekuensi
serta konsistensi
2. Monitor turgor dan
mukosa mulut
3. Monitor residu setiap
6 jam
4. Kaji kesiapan bayi
untuk minum
5. Pertahankan
pemberian cairan
melalui IVFD,
Glukosa 10%
6. Kolaborasi dengan
dr. S.PA

E: bayi mulai bisa menghisap


dengan baik

6. Sabtu, 30 Resiko S: bayi menangis kuat gerak


Juni 2018
hipotermi aktif
03.00 WITA

O: K.U lemah
1. Suhu : 36,9℃
2. Akral dan badan
teraba hangat
A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi di dilanjutkan
I:
1. Monitor temperatur
klien sampai stabil

2. Monitor tanda dan gejala


hipotermi
3. Pertahankan panas suhu
tubuh bayi

4. Jelaskan kepada
keluarga tanda dan
gejala hipotermi

5. Kolaborasi dengan dr.


S.PA

E: Bayi masih dalam


observasi suhu untuk
menjaga agar tidak terjadi
hipotermi
7. Senin, 2 Juli S: bayi menangis kuat gerak
2018 aktif
09.00 WITA O: K.U lemah
1. Inf. D5 ¼ NS
2. RR : 65x/menit
SpO2 : 98%
3. O2 fanem 5LPM
terpasang
4. Takypnea
bekurang
5. Akral dan badan
hangat
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
I:
1. Observasi TTV

2. Observasi pola nafas


3. Monitor SpO2

4. Atur posisi kepala


sedikit ekstensi

5. Kolaborasi dengan dr.


S.PA

E: bayi masih tampak sesak


8. Senin, 2 Juli S: bayi menangis kuat gerak
2018 aktif
12.00 WITA
O:
1. Bayi terpasang OGT
di mulutnya
2. Reflex hisap bayi
mulai membaik
3. OGT dialirkan,
residu tidak ada, asi
5cc (+)
4. Mukosa bibir lembab
5. Turgor kulit baik

A: masalah teratasi

P: intervensi di hentikan

E: bayi mulai bisa menghisap


dengan baik

9. Senin, 2 Juli S: bayi menangis kuat gerak


2018 aktif
14.00 WITA
O: K.U lemah
1. Suhu : 36,7℃
2. Akral dan badan
teraba hangat
A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

E: Bayi sudah dalam suhu


normal

Anda mungkin juga menyukai