Anda di halaman 1dari 4

PEMUDA : SEBAGAI PENERUS TONGKAT ESTAFET BANGSA DALAM

MENJAGA PERDAMAIAN

Ronaldi S Silalahi

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang membentang dari Sabang


sampai Merauke dan pulau-pulau tersebut berjajar menjadi bagian dari Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut menjadikan Indonesia sangat
beragam, mulai dari agama, suku, serta budaya. “Berbeda-beda namun tetap satu juga”
Ya, semboyan Bhineka Tunggal Ika yang tidak asing lagi kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari yang menjadi sebuah landasan bahwa perbedaan adalah bukan sebuah
alasan untuk bermusuhan. Indonesia yang begitu beragam harus memaknai bahwa
Bhineka Tunggal Ika harus dijaga untuk tetap menjaga kerukunan dalam kemajemukan
dan menjadi sebuah bangsa yang mengahargai perbedaan.

Sejarah mencatat bahwa sudah Tujuh Puluh Lima Tahun Indonesia dinyatakan
meredeka dari sakitnya penjajahan dan betapa besarnya perjuangan bangsa Indonesia
untuk memperjuangkan kemerdakaan dan saat itu juga pemuda Indonesia berperan
dalam kemerdekaan bangsa ini. Melalui eksistensi dan semangat pemuda, Indonesia
berhasil mencapai kemerdekaan dan merebutnya dari tangan penjajah. Kendati
demikian, pasca kemerdekaan, Indonesia memiliki cia-cita yang tercantum dalam
pembukaan UUD Republik Indonesia tahun 1945 yang mana salah satunya adalah ikut
serta dalam menjaga perdamaian dunia.

Berbicara soal perdamaian, tidak hanya pemerintah saja yang harus menjaga
perdamaian suatu bangsa, namun keikutsertaan masyarakat bahkan pemuda sangat
dibutuhkan. Perdamaian merupakan sebuah pondasi untuk menjaga dan membina
keberagaman yang ada di Indonesia. Artinya adalah tekad untuk menjalin keragaman
tanpa harus saling meleburkan, serta menjalin persaudaraan sejati. Oleh karena itu
dalam konteks menjaga dan menciptakan perdamaian, peran pemuda dalam
meneruskan tongkat perdamaian di negeri ini sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak,
bahwa pemuda merupakan salah satu unsur yang esensial dan menarik dalam suatu
gerakan perubahan. Katanya dalam jiwa pemuda terdapat rela berkorban, berjuang
untuk mencapai cita-cita, katanya dalam jiwa pemuda terdapat api-api idealisme
yang tidak mengharapkan upah atau balasan, baik berupa kedudukan maupun uang.
Ya, begitulah ‘katanya’ sosok pemuda harapan negeri ini yang akan membawa kapal
yang bernama Indonesia menuju paradigma baru. Memang benar bahwa kekuatan
sebuah bangsa terletak di tangan generasi mudanya. Karena pemudalah yang akan
menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam kontes kehidupan. Pemuda
adalah agen perubahan, agen penggagas, agen pengontrol, dan pemudalah penerus
tongkat estafet perjuangan bangsa menuju Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. Dengan kata lain, masa depan bangsa dan negara ada di
tangan pemuda. Hancur atau bertahan, berdaulat atau tidak, merdeka atau terjajahnya
suatu negara ada di tangan pemuda. Jika kita tidak serius mengembangkan generasi
muda, sama saja kita sedang serius dalam menghancurkan bangsa. Ya, itulah kata-
kata yang sering saya dengar dan bahkan “sangat sering” saya dengar. Kata-kata
yang sederhana, namun sarat akan makna. Dan kata-kata itu pula yang membuat
saya seribu kali berpikir dan merenung, memikirkan nasib nusa dan bangsa.
Bagaimana tidak, perkembangan zaman dan globalisasi mempengaruhi seluruh sisi
kehidupan terutama untuk para pemuda. Artinya bahwa jika dilihat secara kasatmata
begitu banyak pemuda zaman sekarang tidak lagi menunjukkan/mencerminkan nilai-
nilai dari kepahlawanan dan membentuk moral yang baik. Hal tersebut tentunya
akan menimbulkan secara perlahan perilaku radikalisme dikarenakan terdoktrin
dengan hal-hal negatif. Misalnya adalah aksi demonstrasi dengan kekerasan,
konsumsi narkoba, perilaku melawan orangtua, pembunuhan, dan masih banyak lagi.
Lalu, jika perilaku tersebut ditanam dalam kehidupan, bagaimana kabar nasib
perdamaian bangsa ini?

Perdamaian harus diperjuangkan. Perdamaian itu sebuah sumber kebahagiaan


dalam kehidupan bahkan bagi seluruh bangsa dan/atau negara, karena tidak adanya
peperangan atau konflik kekerasan. Namun, sebagaimana kita ketahui bahwa dalam
kondisi dunia saat ini, perang sudah menurun dikarenakan adanya kemungkinan
orang-orang sudah mulai malas unuk melakukan peperangan ataupun bentuk
kekerasan lainnya. Dalam perkembangan zaman sekarang ini bentuk kekerasan yang
paling mengerikan bahkan menyebar bukanlah kekerasan fisik seperti pada zaman
dahulu akan tetapi kekerasan mental yang disebebkan oleh beberapa faktor misalnya
adalah kesulitan ekonomi, tekanan sosial, pengaruh buruk dari media sosial, dan
lainnya. Ya, semuanya telah dialihkan ke internet, sehingga peperangan, kekerasan
fisik pun saat ini dilakukan secara online ataupun virtual. Bagaimana dengan
pedangnya? Jemari tangan dan kaa-kata yang tidak enak adalah pistol dan
pedangnya. Sangat miris bukan? Begiulah kenyataan yang terjadi saat ini.

Padahal pemuda dipandang sebagai sosok yang mampu menciptakan


perdamaian, pemuda dianggap mempunyai peluang yang sangat besar untuk ikut
berpartisipasi dalam perdamaian dunia. Saya sebagai sosok bagian dari pemuda
merasa bahwa ini adalah tantangan yang sangat serius bagi pemuda. Ya, pemuda
adalah salah kompenen penting dari sebuah negara, tidak hanya sebagai aset
ekonomi, namun juga aset dalam bidang sosial, budaya, serta politik. Tentunya
pemuda menjadi pemangku harapan untuk kemajuan suatu bangsa, pemudalah yang
dapat merubah pandangan buruk dan tumpuan para generasi pada zaman dahulu
untuk mengembangkan dengan ide-ide pemuda yang segar, kreatif, serta inovatif
yang berdasarkan pada norma dan nilai yang berlaku. Harusnya pemuda mampu
bertanggung jawab dalam membina kesatuan dan persatuan sebuah bangsa bahkan
dunia dan tentunya mengmalkan nilai-nilai yang pernah ditanamkan oleh para
leluhur agar tercipta kedamaian didalam sebuah negara.

Banyak hal yang dapa dilakukan doleh pemuda dalam menjaga perdamaian
yaitu dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap pemuda, ikut turut
dalam melakukan pembangunan yang berkelanjutan seperti dalam bidang
kewirausahaan dari kalangan pemuda, bidang pelaynan dan bantuan kepada
masyarakat yang membuthkan, kegiatan aksi peduli lingkungan, melakukan kegiatan
pendidikan interaktif dan berdiskusi tentang bagaimana untuk menjaga/membangun
perdamaian dengan cara saling menghormati dan menghargai budaya orang lain
sehingga banyak orang yang sadar, dan saling peduli terhadap kesehatan khususnya
bagi para pemuda. Sehingga dengan demikian akan banyak para generasi muda yang
sadar akan nilai-nilai kehidupan/persatuan dan kesatuan, dapat menerima dan
memahai segala perbedaan, serta yang paling penting adalah berusaha untuk terus
menumbuhkan rasa toleransi demi menjaga perdamaian. Artinya adalah bahwa
menjaga perdamaian itu harus dimulai dari diri kita sendiri, berawal dari kecil untuk
megahargai sesuatu, menjauhi kejahatan agar tidak terjadi lagi kekerasan,
pembunuhan, dan narkoba. Karena sejatinya adalah pemuda adalah penerus tongkat
estafet suatu bangsa, tonggak penerus kepemimpinan sebuah bangsa dimasa yang
akan datang. Pemuda harus menjadi sosok penggerak nilai persatuan dan kesatuan
sebagai bentuk cinta untuk menciptaka serta menjaga perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai