PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai
keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi
dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak mau kita mengurangi untuk
membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat
penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana
yang ada.
Porum pegadaian sebagai satu- satunya perusahaan diindonesia yang menyelenggarakan bisnis
gadai dan sarana pendanaan alternative telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat
Indonesia, terutama dikota kecil. Selama ini pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan
kesengsaraan, orang yang dating biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi hal
itu kini semua berubah. Porum pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru. Cukup
membawa agunan, seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai
taksiran barang tersebuta. Agunan dapat berbentuk apa saja asalokan berupa benda bergerak dan
bernilai ekonomis. Disamping itu, pemohon juga perlu menyerahkan surat atau bukti kepemilikan
dan identitas diri, selain itu, kini porum pegadaian banyak menawarkan produk lain selain hanya
gadai tradisional.
Sebagai suatu lembaga perkreditan kecil yang memiliki fungsi membantu masyarakat,
hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor : KEP.39/MK/6/1/1971 pasal 2 (dua) ditetapkan bahwa Pegadaian memiliki tugas
membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar gadai kepada
para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif, kaum
buruh/Pegawai Negeri yang ekonominya lemah yang bersifat konsumtif. Ikut serta
mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, Pegadaian gelap dan
praktek riba lainnya disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang
bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula pegadaian berkembang di Indonesia?
2. Apa tujuan, tugas, dan fungsi lembaga Pegadaian di Indonesia?
5. Apa yang dilakukan pegadaian saat sudah jatu tempo tetapi nasabah belum dapat
mengembalikan pinjaman?
7. Kegiatan apa saja yang dilakukan lembaga pegadaian selain memberikan pinjaman atas
barang gadai?
8. Apa saja hak dan kewajiban yang dimiliki oleh lembaga pegadaian ?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai adalah suatu
hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan yang menberikan
kekuasaan kepada orang berpiutang itu utuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripadaorang yang berpiutang lainya; dengan pengecualian biaya untuk melelang
barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang itu setelah
digadaikan, biaya- biaya mana yang harus didahulukan.
Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga kepada
kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Pegadaian terdiri dari dua macam,
yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Pegadaian adalah lembaga yang melakukan
pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum kredit. Dengan demikian, dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki cirri- cirri diantaranya:
Sedangkan pegadaian ialah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam
Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas . Tugas Pokoknya adalah memberi
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hokum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh
kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana
mendesak dari masyarakat.Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di lapangan bahwa
terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang dengan
melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN
LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini
pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van
Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha
pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode
tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang
dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie
stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu
membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan
apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang
dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat
memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12
Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1
April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal
1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan
Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian
dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa
pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian.
Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama
M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke
Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda
yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca
perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali
dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali
berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang
diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga
sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat,
meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada
Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak
menguntungkan.
b. Tugas Penggadaian
Berdasarkan Kepres No. 51 tahun 1981 pasal 2 (dua) Pegadai memiliki tugas
melaksanakan penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan fiducia
berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam Pasal 3
disebutkan bahwa untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
2 (dua) Pegadaian memiliki tugas membina penyaluran kredit atas dasar hukum gadai
dan fiducia. Mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, gadai
gelap dan praktek riba. Membina pola perkreditan atas dasar hukum gadai dan fiducia
yang bersifat produktif. Membina dan mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan
Pegadaian (www.pegadaian.co.id).
1. Jasa Taksiran
Layanan Pegadaian untuk memberikan penilaian berbagai jenis dan kualitas emas dan berlian, para
penaksir akan bergerak atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Jasa Titipan
Bagi nasabah yang ingin manyimpan barangnya yang berharga, dapat menyimpan dipegadaian
dengan layanan tititpan, dengan prosedur mudah, layanan murah, dan barang akan dijamin oleh
pegadaian. Selain itu, jika nasabah akan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama,
nasabah dapat manitipkan barang- barang dipegadaian.
Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang dapat digunakan untuk tujuan persiapan
dana pergi menunaikan ibadah haji bagi pembelinya. Nasabah hanya cukup membeli sejumlah koin
emas ONH (yang tersedia dalam pilihan berat), baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin
emas ONH milik nasabah telah mencapai sekitar 250-300 gram, secara otomatis nasabah akan
didaftarkan sebagai calon jamaah haji melalui Sistem Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, dapat
pula dibeli untuk tujuan investasi.
5. Krasida
Kredit angsuran system gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil
(dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran. Dengan janka waktu maksimal tiga tahun dan jaminan bergerak,seperti:
perhiasan, kendaraan bermotor, dan barang bergerak lainya.
6. Kreasi
Kreasi adalah pemberian pinjaman uang yang ditujukan kepada pengusaha kecil dengan
menggunakan konstruksi penjaminan kredit atas dasar fidusia. Kredit atas dasar fidusia merupakan
pengikatan jaminan dengan lembaga pengikatan jaminan yang sempurna dan memberikan hak yang
preferent kepada kreditor, dalam hal ini adalah lembaga jamin atau fidusia. Kredit pada fitur fidusia,
bagi kreditor dan debitur merupakan jaminan yang ideal.
7. Kresna
Kresna merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan
produktif /konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. Sampai saat ini kresna baru bisa
diambil oleh pegawai pegadaian. Kresna dimasa mendatang akan dikembangkan menjadi produk
yang bisa dimanfaatkan untuk cicilan kendaraan bermotor.
Proses pemberian system gadai hanya memakan waktu 15 menit, selain itu, aman dan prosedurnya
mudah, yaitu dengan jaminan barang bergerak.
Perum pegadaianjuga menyediakan sewa gedung, seperti : Gedung Langen Palikrama, Gedung
Serbaguna, dan Harco Pasar Baru, serta Kenari Baru.
Kredittunda jual komoditas pertanian ini diberikan kepada petani degan jaminan gabah kering giling.
Layanan kredit ini ditujuhkan untuk membantu para petani pasca panen terhindardari tekanan
akibat fluktuasi harga pada saat panen dan permainan para tengkulak. Sasaran utama gadai gabah
adalah membantu petani agar dapat menjual gabah yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang
ditetapkan pemerintah.
Suatu bentuk pengembangan dari kredit gadai yang diperuntukkan bagi para pengusaha kecil dan
mikro agar tidak lagi menggadaikan alat- alat produksinya. Dengan melihat kelayakan usahanya,
mereka tetap memperoleh kredit dan barang jaminanya tetap dapat digunakan untukmenjalankan
usahanya.
Jika sampai batas waktu tertentu, nasabah tidak melunasi, mencicil atau memperpanjang pinjaman,
barang akan dilelang pada bulan ke-5. Pelelangan akan di dilaksanakan oleh pegadaian sendiri.
Tanggal lelang akan diumumkan pada papan pengumuman dan media radio. Dalam hal barang
jaminan akan dilelang, nasabah masih berhak menerimah uang kelebihan yaitu hasil penjualan
dalam lelang setelah setelah dikurangi uang pinjaman + sewa modal, biaya lelang. Apabila kredit
belum dapat dikembalikan dalam waktunya dapat diperpanjang dengan cara dicicil atau gadai ulang.
Kedua cara ini secara otomatis akan memperpanjang jangka waktu kredit.[6]
b. Produk dan Jasa Sistem Syariah
Pengertian
Gadai dilihat dari sisi fiqih disebut “Ar- Rahn” yaitu suatu akad (perjanjian) pinjam- meminjam
dengan menyerahkan barang milik sebagai tanggungan utang. Perjanjian Gadai pada prinsipnya
diterimah dan diakui dalam Islam, berdasarkan firman Allah Swt. Dalam transaksi rahn (gadai
syariah) dikenal beberapa istilah yang harus dipahami oleh setiap individu yang melaksanakan
transaksi. Rahn dalam pengertian hukum perdata adalah sama dengan gadai, tetapi dalam
pengertian Syariah (Islam) terdapat hal- hal yang spesifik yang tidak terdapat pada pengertian gadai ,
yaitu sebagai berikut.
a. Rahn artinya tetap, kekal, dan jaminan . Menurut beberapa mazhab, rahn berarti perjanjian
penyerahan harta yang oleh pemiliknya dijadikan jaminan utang yang nantinya dapat dijadikan
sebagai pembayar hak piutang tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian.
b. Rahn adalah produk jasa berupa pemberian pinjaman menggunakan system gadai dengan
berlandaskan prinsip- prinsip syariat islam, di mana: tidak menentukan tarif jasa dari besarnya uang
pinjaman.
c. Rahn dalam hokum islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak
untuk semata- mata mencari keuntungan.
Sebagai referensi atau landasan hukum pinjam-meminjam dengan jaminan (borg) adalah firman
Allah Swt. Berikut.
َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُْ ُ ْ
َوِإن كنت ْم َعل َسفر َول ْم ت ِجدوا ك ِات ًبا ف ِرهان َمق ُبوضة
Apabila kamu dalam perjalanan dan tidak ada orang yang menuliskan utang, maka hendaklah
dengan rungguhan yang diterima ketika itu [7].
Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah dari Anas r.a. ia berkata:
“Rasulullah Saw. Merungguhkan baju besi kepada seorang yahudi di Madinah ketika beliau
mengutangkan gandum dari seorang yahudi”.
Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa agama islam tidak membeda-bedakan antara orang
muslim dan non-muslim dalam bidang muamalah, maka seorang muslim tetap wajib membayar
utangnya sekalipun kepada non-muslim.[8]
3. Mekanisme Operasional Pegadaian Islam
Dari landasan islam tersebut ,maka mekanisme operasional pegadaian islam dapat digambarkan
sebagai berikut;Melalui akad rahn,nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian dan
kemudian penggadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediahkan oleh
penggadaian.Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang
meliputi nilai investasi tempat penyimpanan,biaya perawatan,dan keseluruhan proses kegiatannya.
Atas dasar ini di benarkan bagi pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah
yang di sepakati oleh kedua belah pihak.
Penggadaian islam akan memperoleh keuntungan hanya dari beasewa tempat yang di pungut bukan
tambahan berupa bunga atau sewa modal yang di perhitungkan dari uang pinjaman. Sehingga di sini
dapat dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya sebagai “lipstick” yang akan menarik minat
konsumen untuk menyimpan barangnya di pegadaian
a. Akad. Akad tidak mengandung syarat fasik /batil seperti murtahin mensyaratkan barang
jaminan dapat di manfaatkan tanpa batas.
b. Marhun Bih ( pinjaman ). Pinjaman merupakan hak yang wajib di kembalikan kepada murtahin
dan bisa di lunasi dengan barang yang di rahn-kan tersebut. Serta, pinjaman itu jelas dan tertentu.
c. Marhun ( barang yang di rahn kan ). Marhun bisa di jual dan nilainya seimbang dengan
pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya, milik sah penuh dari rahin, tidak terkait dengan hak orang
lain, dan bisa di serahkan baik materi maupun manfaatnya
d. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang di rahn kan serta jangka waktu
rahn di tetapkan dalam prosedur.
Untuk dapat memperoleh layanan dari pegadaian, masyarakat hanya cukup menyerahkan harta
geraknya (emas,berlian,kendaraan,dll ) untuk di titipkan disertai dengan copy tanda pengenal.
Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan di
jadikan sebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan ( jasa simpanan ) dan pelapon uang
pinjaman yang dapat di berikan. Taksiran barang yang ditentukan berdasarkan nilai instrinsik dan
harga pasar yang telah di tetapkan oleh forum pagadaian. Maksimum uang pinjaman yang dapat di
berikan adalah sebesar 90% dari nilai taksiran barang.
Setelah melalui tahapan ini, pegadaian islam dan nasabah melakukan akad dengan kesepakatan:
1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama maksimum 4 bulan
2. Nasabah bersedia membayar jasa simpanan sebesar Rp 90,-( Sembilan puluh rupiah) dari
kelipatan taksiran Rp 10.000,-per sepuluh hari yang di bayar bersamaan pada saat melunasi
pinjaman.
3. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapka oleh pegadaian pada saat pencaiaran
uang pinjaman.[9]
Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus terlebih dahulu
memenuhi kebutuhan berikut:
1. Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya ( SIM, paspor, dan lain-lain )
b. Kendaraan bermotor
c. Barang-barang elektronik
2. Nasabah menyerahkan formulir permintaan rahn yang dilampiri dengan fotokopi; idenditas
serta barang jaminan ke loket.
4. Besarnya pinjaman / marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran marhun.
5. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad dan menerima uang
pinjaman.
Pegadaian Konvensional
Pegadaian Syariah
Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 dan Hukum Agama Islam
Biaya administrasi berdasarkan prosentase berdasarkan golongan barang
Bila lama pengembalian pinjaman lebih dari perjanjian barang gadai dilelang kepada masyarakat
Bilamana lama pengembalian pinjaman lebih dari akad, barang gadai nasabah dijual kepada
masyarakat
Uang Kelebihan (UK)= hasil lelang- (uang pinjaman + sewa modal + biaya lelang)
Uang kelebihan (UK) = hasil penjualan - (uang pinjaman + jasa penitipan + biaya penjualan)
Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak diambil, uang kelebihan tersebut menjadi milik
pegadaian
Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak diambil, diserahkan kepada Lembaga ZIS
Gadai
Pegadaian
Nasabah
Barang Pinjaman
Pinjaman
Rahn
Murtahin
Rahin
Marhun
Marhun Bih
Pegadaian : Bank :
1) memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, 1) Prosedurnya lebih sulit dan berbelit-belit
hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak
2) Persyaratannya yang lebih rumit dan
berbelit-belit.
memerlukan jaminan. Sedangkan
2) Persyaratan
6. Tindak Pegadaian yang sangat tidak
jika nasabah sederhana
dapat mengembalikan pinjaman
pegadaian hanya memerlukan barang gadai
sehingga
Tindak memudahkan
pegadaian jika adakonsumen yangmengembalikan
untuktidak dapat
nasabah yang nasabah punya pinjaman saat
memenuhinya
jatuh 3) Pihak
tempo adalah nasabah dapat memperpanjang waktubank biasanya akanpinjaman
pengembalian menanyakan
3) Pihak pegadaian tidak mempersalahkan untuk apa dana tersebut dipinjam dan
dengan syarat tetap membayar sewa modal, biaya titipan dan biaya pemeliharaan
uang tersebut digunakan untuk apa, jadi digunakan
barang gadai. Namun bila nasabah telah masuk ke dalam kategori (M) atau macet, dan
sesuai dengan kehendak nasabahnya.
mengabaikan surat pemberitahuan macet maka barang pinjaman akan di gadai ke
masyarakat luas.
d. Mesin-mesin seperti:
Mesin jahit - Mesin Kapan Motor
e. Barang-barang keperluan rumah tangga seperti:
Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik.
Barang-barang pecah belah dengan catatan bahwa semua barang-barang yang
dijaminkan haruslah dalam kondisi baik dalam arti masih dapat digunakan atau
bernilai.