Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI

TEKNIS
PT. FATHIR JAYA PRATAMA

Paket Pekerjaan :
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI. MANGANTEN
(SI. CIHAUR) PAKET-1

TAHUN ANGGARAN 2020 - 2021

I. SPESIFIKASI UMUM
Umum
Saluran Induk Cihaur merupakan irigasi teknis yang mendapat air dari Bendung
Manganti dengan sumber air dari sungai Citanduy. Saluran Induk Cihaur terletak di
wilayah administrasi Kabupaten Cilacap merupakan lumbung padi untuk daerah
kabupaten tersebut. Areal pesawahan Saluran Induk Cihaur meliputi wilayah
Kecamatan Cipari, Kecamatan Sidareja, Kecamatan Gandrungmangu, Kecamatan
Bantarsari dan Kecamatan Kawunganten adalah merupakan daerah pedataran di
bagian hilirnya yang rawan terhadap bencana banjir dan sering tergenang air apabila
musim hujan.

Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini terletak di wilayah administrasi yaitu Kabupaten Cilacap.

Standar
1. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) Bidang Pekerjaan Umum tanggal 1 Agustus 2016.
2. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
4. Bila ada pasal-pasal yang tidak diatur dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) maka dipakai Standar sesuai Spesifikasi Teknik.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Konstruksi

Pengertian
 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh PA/ KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara/ anggaran belanja daerah;
 Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan
pekerjaan. Direksi pekerjaan dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun
dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
 Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk / ditetapkan oleh PPK
yang bertugas mengawasi pelaksanaaan pekerjaan
 Penyedia Jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa;
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Manganti S.I.
Cihaur Paket 1, 240 (dua ratus empat puluh hari kalender) dihitung dari tanggal
pelaksanaan yang tertuang dalam SPMK.

Program Pelaksanaan dan Laporan


a. Program Pelaksanaan
Membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat teknis dengan
menggunakan Program Kerja/Bagan Waktu Pelaksanaan. Program tersebut
harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan
setiap kegiatan :
1). Mulai tanggal paling
awal 2). Mulai tanggal
paling akhir 3). Waktu
yang diperlukan 4).
Waktu float/pengadaan
5). Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
1. Laporan Harian.
 Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan penyedia jasa wajib membuat buku harian. Buku harian
diisi oleh penyedia jasa dan diketahui oleh direksi teknis, mencatat
seluruh rencana dan realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan
harian.
 Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan disetujui oleh
direksi teknis.
 Laporan harian berisi :
 Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
 Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
 Jenis, kapasitas, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
 Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
 Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
 Rencana Progress harian berikutnya;
 Catatan lain yang dianggap perlu.
 Dari laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-sebab
terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan
karena kerusakan peralatan, penyediaan personil/bahan/peralatan
terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.
 Laporan harian dibuat sekurang-kurangya dibuat dalam 3 (tiga)
rangkap untuk didistribusikan kepada :
 Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
 Tindasan pertama untuk penyedia jasa;
 Tindasan kedua untuk direksi teknis.
2. Laporan mingguan
 Laporan mingguan merupakan rangkuman dan akumulasi volume
laporan harian dan berisi hasil laporan kemajuan fisik pekerjaan
mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
 Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan disetujui
direksi teknis.
 Laporan mingguan dibuat sekurang-kurangnya dalam 3(tiga) rangkap
untuk didistribusikan kepada :
 Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
 Tindasan pertama untuk penyedia jasa;
 Tindasan kedua untuk direksi teknis.
3. Laporan bulanan
 Laporan bulanan merupakan rangkuman dan akumulasi laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta
catatan yang dianggap perlu.
 Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh direksi
teknis dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
 Laporan bulanan dibuat sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga) rangkap
untuk didistribusikan kepada :
 Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
 Tindasan kedua untuk penyedia jasa;
 Tindasan ketiga untuk direksi teknis.
4. Laporan direksi teknis
 Direksi teknis wajib membuat laporan bulanan yang akan digunakan
sebagai dasar pembayaran, meliputi :
 Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
 Hasil kualitas pekerjaan;
 Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan;
 Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan;
 Laporan lain yang dianggap perlu.
 Laporan direksi teknis dibuat sekurang-kurangnya dalam 2 (dua)
rangkap untuk didistribusikan kepada :
 Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
 Tindasan pertama Kepala Satuan Kerja;
Minggu pertama setiap bulan penyedia jasa harus menyerahkan salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi Teknis, dan
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
1). Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
2). Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
3). Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaian.
4). Daftar tenaga buruh setempat.
5). Daftar perlengkapan konstruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang
dan dipindahkan dari lapangan.
6). Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan
tetap.

Pembayaran Pekerjaan
Pengajuan penarikan pembayaran pekerjaan (termijn) boleh dilakukan bila secara
teknis pekerjaan tersebut sudah selesai dan memenuhi syarat sesuai dengan
spesifikasi. Pengajuan penarikan pembayaran (termijn) harus dilengkapi dengan
data pendukung berupa data gambar, perhitungan volume (back up) dan foto
dokumentasi yang disetujui oleh Direksi.
II. SPESIFIKASI TEKNIK
A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembuatan Papan Nama Proyek


Penyedia jasa harus membuat dan memasang papan nama proyek pada lokasi
pekerjaan pada tempat yang telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Papan nama tersebut harus bertuliskan informasi yang jelas mengenai nama
proyek, Pemberi tugas, pelaksana, jangka waktu pelaksanaan, nomor kontrak
dan keterangan- keterangan lain yang ditentukan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Biaya pembuatan papan nama proyek menjadi tanggung jawab penyedia jasa

2. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan


Peralatan Minimum yang wajib disediakan / didatangkan oleh penyedia jasa
untuk dapat tercapainya pelaksanaan pekerjaan adalah :
a. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan mobilisasi peralatan dan personil
yang akan dipakai dan ditugaskan secara penuh dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi / demobilisasi peralatan dan personil adalah biaya yang
dibutuhkan untuk mendatangkan maupun mengembalikan alat-alat ke dan
atau dari lokasi pekerjaan.

Kepemilikan
No Jenis Kapasitas Jumlah /status
1 Excavator Standar 0,8-0,9 m3 4 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
2 Dump Truck 5-8 m3 3 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
3 Concrete Mixer 0,3-0,6 m3 4 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
4 Motor Grader 130-140 Hp 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
5 Vibro roller 6-8 Ton 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
6 Baby Roller 1-2 Ton 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
7 Alat Pancang Manual (Hammer) 1-2 Ton 3 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
8 Crane Truck 5-8 m3 3 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
9 Excavator Long Arm 0,4-0,6 m3 2 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
10 Bulldozer 100-150 Hp 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa

Peralatan yang digunakan harus didukung dengan Surat Dukungan Alat atau
Invoice Pembelian Alat.
c. Pemindahan keluar segala peralatan maupun pengalaman personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dari lokasi pekerjaan harus
mendapat persetujuan Direksi.
d. Pembayaran pekerjaan mobilisasi dilakukan atas dasar harga lumpsum untuk
setiap alat dan akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
1. 50% (Lima puluh persen) pada awal pekerjaan, dan
2. 50% (Lima puluh persen) pada saat pekerjaan yang termasuk dalam item
yang lain mencapai progres 100% (seratus persen).

e. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 50% (Lima puluh


persen) apabila peralatan dan personil yang sesuai dengan proposal teknik
atau yang disetujui untuk diganti telah berada dilapangan dan dalam kondisi
dapat dioperasikan dan siap untuk melakukan kegiatan konstruksi.
f. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 100% (seratus
persen) apabila pekerjaan telah selesai seluruhnya, semua fasilitas, instalasi
dan peralatan yang bukan menjadi bagian yang bukan permanen dari
bangunan telah dipindahkan, dan lapangan disekitar pekerjaan telah
dibersihkan dari kotoran, material-material yang tidak dipergunakan dan alat-
alat bantu sementara.

3. Manajemen Mutu
Untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan standart
dan dapat dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk pekerjaan
konstruksi tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah
ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan
pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada
pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan beton serta campuran
spesi yang merupakan bagian terbesar dari pekerjaan konstruksi.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada
pekerjaan beton bertulang untuk mengetahui hasil pekerjaan tersebut sesuai
dengan mutu yang dipersyaratkan.

4. Penyediaan Kantor Lapangan / Barak Kerja


1. Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan
berikut perlengkapannya antara lain meja tulis, kursi, papan tempel untuk
menempatkan gambar- gambar dan grafik-grafik pelaksanaan pekerjaan serta
data-data lainnya, disediakan juga buku Direksi, buku tamu dan buku
monitoring cuaca, material dan tenaga kerja.
2. Semua biaya penyediaan kantor lapangan / barak kerja menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

5. Pengukuran, Mutual Check dan Uitzet


a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, terlebih dahulu Penyedia Jasa /
Pelaksana harus mengadakan pengukuran yang disaksikan oleh Direksi Teknis
dan Panitia Peneliti Kontrak pada kondisi 0% sebagai data untuk pembuatan
Gambar Pelaksanaan (Mutual Check 0%). Data-data tersebut harus
ditandatangani bersama oleh Penyedia Jasa, Direksi dan Panitia Peneliti
Pelaksana Kontrak.
b. Gambar pelaksanaan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan harus ditandatangani
oleh Direksi Teknis dan mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen dan
Kepala Bidang terkait, kriteria gambar harus mengikuti SNI.
c. Sebagai titik referensi pengukuran, menggunakan titik referensi seperti
tercantum pada gambar rencana. Lokasi yang tepat akan ditunjukkan
kemudian oleh Direksi.
d. Penyedia Jasa harus membuat patok-patok sementara dari kayu usuk atau
bambu sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak 50 m dan 100 m pada
lokasi bangunan, dengan dicat warna merah serta diberi nomor patok. Patok-
patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang.
e. Penyedia Jasa harus membuat profil-profil sesuai dengan ukuran penampang
melintang dan memanjang seperti dalam gambar pelaksanaan yang telah
disetujui oleh Direksi. Profil-profil dipasang sesuai dengan jarak patok dan
diberi elevasi puncak rencana, sambungan-sambungan dipaku kuat-kuat dan
dipancang ke dalam tanah.
f. Penyedia Jasa harus menjaga titik uitzet dan profil-profil tersebut sampai
pekerjaan selesai, dimana titik uitzet dan profil-profil ini sebagai titik bantu
didalam pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi Teknis maupun oleh Tim
Pemeriksa dan Penerima Pekerjaan. Apabila patok titik uitzet atau profil-profil
tersebut hilang atau rusak, maka Penyedia Jasa harus segera mengganti patok
atau profil baru dengan persetujuan Direksi atas biaya Penyedia Jasa.
g. Setelah pelaksanaan pekerjaan fisik selesai, maka Penyedia Jasa dengan
disaksikan Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksana Kontrak mengadakan
pengukuran 100% (Mutual Check 100%) untuk mendapatkan pekerjaan yang
sebenarnya dilaksanakan atau pembuatan Gambar Purnabangun (As-built
Drawing) yang digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan yang
dilaksanakan, dengan ketentuan bahwa perhitungan volume berdasarkan garis
rencana yang telah ditetapkan :
 Bilamana dalam pelaksanaan terjadi kurang dari rencana yang telah
ditetapkan, maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sampai garis
rencana.
 Bilamana didalam pelaksanaan terjadi melebihi garis rencana yang telah
ditetapkan, maka volume dihitung berdasarkan garis rencana.
h. Data-data pengukuran 100% tersebut harus ditandatangani bersama oleh
Penyedia Jasa, Direksi dan Panitia Peneliti Kontrak.
i. Gambar pelaksanaan dan purna bangun disiapkan oleh Penyedia Jasa dan
harus ditandatangani oleh Direksi dan mendapat persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen.
j. Gambar pelaksanaan akan diperiksa di lapangan oleh Direksi, apabila
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan maka harus
segera diperbaiki kembali/dilaksanakan.
k. Penyedia Jasa harus menyerahkan :
• Data ukur MC 0% dan MC 100%.
• Gambar hasil pengukuran MC 0% (Gambar Pelaksanaan) dibuat rangkap
3 (tiga) cetakan dan rangkap 1 (satu) negatif ukuran A3.
• Gambar hasil pengukuran MC 100% (Gambar Purnabangun) dibuat rangkap
3 (tiga) cetakan dan rangkap 1 (satu) negatif ukuran A3.
• Hasil perhitungan bersama volume pekerjaan kondisi 0% dan 100%.
• Dokumentasi pelaksanaan kegiatan kondisi 0%, 50% dan 100% dbuat
rangkap 3(tiga) dalam bentuk album.
• Laporan harian, mingguan, dan bulanan dibuat rangkap 3 (tiga) dan dijilid.
l. Semua Biaya Uitzet/Pengukuran ditanggung oleh Penyedia Jasa (termasuk
dalam biaya umum dan keuntungan)

6. Pembersihan Lapangan / Medan Kerja


Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan dimulai, diminta untuk
membersihkan semua daerah yang akan ditempati bangunan atau yang dilewati
jalur bangunan. Pembersihan meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan
bahan lain yang mengganggu. Bahan-bahan itu harus ditempatkan diluar tempat
kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Hanya pohon-
pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang
dibersihkan, sedangkan pohon-pohon yang tidak mengganggu tetap dibiarkan
ditempat. Biaya pembersihan lapangan harus sudah termasuk dalam biaya
umum dan keuntungan (tanggung jawab penyedia jasa)
7. Pengeringan
Pengeringan yang dimaksud adalah pekerjaan kistdam dan pekerjaan
dewatering. Kistdam
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2009, pengertian
kistdam adalah konstruksi bangunan air yang bersifat sementara berfungsi
supaya air sungai tidak masuk ke dalam galian. Bahan yang digunakan pada
pekerjaan kistdam harus layak pakai dan memenuhi ketentuan. Pada pekerjaan ini
bahan yang dibutuhkan adalah karung, tali, dan pasir. Di mana pasir akan
dimasukan ke dalam karung lalu ditali dan ditata berjejer untuk menahan air
masuk pada galian dan daerah konstruksi
Dewatering
Pekerjaan dewatering dimaksudkan adalah penyedotan air sisa dari genangan
akibat penutupan pintu air. Saluran Primer yang akan normalisasi harus dalam
keadaan kering sebelum dilaksanakan pekerjaan penggalian maupun pekerjaan
pembetonan.
Biaya Dewatering dan Kistdam ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Jasa

8. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan
setempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah
lokasi kegiatan.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang ada, memperbaiki
dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan
perlu koordinasi sebaik-baiknya dengan Instansi Pemerintah setempat dan Badan
Swasta.
Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap kondisi jalan masuk selama
pelaksanaan pekerjaan dan harus dikembalikan kepada kondisi semula setelah
pekerjaan selesai.
Semua biaya pemeliharaan jalan masuk ke daerah kerja harus sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
B. PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Galian Tanah Manual


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian tanah manual ini mencakup pekerjaan
galian untuk saluran yaitu saluran primer dan saluran sekunder.
b. Pekerjaan Penggalian
1) Melakukan semua penggalian dalam keadaan apapun yang mungkin
dijumpai sesuai dengan spesifikasi dan harus dilaksanakan sesuai dengan
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar rencana.
2) Bila suatu galian sudah diselesaikan, dibuang < 1000 m dan dirapihkan,
Direksi harus diberi tahu sehingga ia akan melakukan pemeriksaan dengan
resmi. Tidak ada galian yang sudah diisi atau ditutup dengan pasangan
sebelum diperiksa oleh Direksi.
3) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai tanah
timbunan pada bekas galian, harus diletakan ditempat-tempat penimbunan
sementara.
4) Semua material yang tidak memenuhi syarat dan kelebihan material-
material yang berasal dari daerah penggalian, harus dibuang < 1000 m ke
tempat-tempat yang telah ditunjuk.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan galian yang terdiri dari galian tanah
biasa, galian tanah keras dan galian tanah berbatu, dilakukan atas volume
galian tanah yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik
(m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus
dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material-material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

2. Galian Tanah dengan Alat Berat (Saluran Primer)


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian tanah dengan alat berat ini mencakup
pekerjaan galian di Saluran Primer menggunakan Alat Excavator Long Arm
dengan Peralatan yang digunakan harus didukung dengan Surat Ijin Layak
Operasi, dan Operator Alat berat harus didukung dengan Surat Ijin Operator.
Galian Normalisasi dimaksudkan untuk mengeruk sedimen yang menumpuk
dalam saluran, adapun jenis tanah yang digali adalah tanah lanau berpasir
dengan jangkauan gali rata-rata 4-6 meter
b. Pekerjaan Penggalian
1) Melakukan semua penggalian dalam keadaan apapun yang mungkin
dijumpai sesuai dengan spesifikasi dan harus dilaksanakan sesuai dengan
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar rencana.
2) Hasil galian tanah dibuang ke atas tanggul dan dirapihkan. Bila suatu
galian sudah diselesaikan, Direksi harus diberi tahu sehingga ia akan
melakukan pemeriksaan dengan resmi.

c. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan galian yang terdiri dari galian tanah
biasa, galian tanah keras dan galian tanah berbatu, dilakukan atas volume
galian tanah yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik
(m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus
dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material-material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya. Pembayaran
dilakukan atas hasil galian yang telah dirapikan.

3. Buangan Tanah Diangkut Jarak ≤ 3000 m'


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan mengangkut dan membuang hasil galian sejauh ≤
3000 meter atau sesuai dengan persetujuan Direksi. Alat yang digunakan
untuk pekerjaan buangan antara lain: Dump Truck, Excavator Standar, dan
Bulldozer. Alat alat yang digunakan harus didukung dengan Surat Ijin Layak
Operasi, dan Operator Alat berat harus didukung dengan Surat Ijin Operator.
b. Pekerjaan Buangan
1) Hasil Galian Normalisasi alat berat yang telah dilaksanakan dan ditaruh diatas
tanggul akan diangkat menggunakan Excavator dan dipindahkan ke dalam
Dumptruck,
2) Hasil galian yang diangkut sejauh ≤ 3000 meter dan diturunkan pada
Dispossal Area yang telah disetujui. Hasil Buangan dirapihkan dengan
Bulldozer.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan buangan dilaksanakan dengan harga
satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga serta harus dianggap termasuk kompensasi untuk
penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material, peralatan, alat bantu dan
lain sebagainya. Pembayaran dilakukan atas hasil buangan yang telah dirapikan
di Dispossal Area.

4. Galian Tanah dengan Alat Berat (Saluran Pembuang)


d. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian tanah dengan alat berat ini mencakup
pekerjaan galian di Saluran Pembuang menggunakan Alat Excavator Standar
dengan Peralatan yang digunakan harus didukung dengan Surat Ijin Layak
Operasi, dan Operator Alat berat harus didukung dengan Surat Ijin Operator.
Galian Normalisasi dimaksudkan untuk mengeruk sedimen yang menumpuk
dalam saluran, adapun jenis tanah yang digali adalah tanah lanau berpasir
dengan kedalaman gali rata-rata 4 meter
e. Pekerjaan Penggalian
1) Melakukan semua penggalian dalam keadaan apapun yang mungkin
dijumpai sesuai dengan spesifikasi dan harus dilaksanakan sesuai dengan
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar rencana.
2) Hasil galian tanah dibuang ke atas tanggul dan dirapihkan. Bila suatu
galian sudah diselesaikan, Direksi harus diberi tahu sehingga ia akan
melakukan pemeriksaan dengan resmi.
f. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan galian yang terdiri dari galian tanah
biasa, galian tanah keras dan galian tanah berbatu, dilakukan atas volume
galian tanah yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik
(m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta harus
dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material-material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya. Pembayaran
dilakukan atas hasil galian yang telah dirapikan.
5. Pasangan Batu
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud Pekerjaan Pasangan Batu yaitu meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan dan pengangkutan bahan, pemasangan batu kali serta
pemasangan weep hole sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya harus diterapkan pada semua
pekerjaan pasangan batu, kecuali bila dirubah secara khusus dengan proses
sesuai peraturan yang berlaku.
b. Bahan dan Material
1) Batu yang dipergunakan adalah batu belah warna abu-abu kehitaman
yang keras, padat dan kekar ukuran antara 15 – 20 cm dan atau dengan
berat antara 7 – 15 kg yang diambil atau didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui.
2) Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah
liat. Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
3) Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran harus air bersih
yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan garam dan
kotoran-kotoran lain.
c. PemasanganPasangan Batu
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu spesi yang digunakan
adalah campuran perbandingan berat 1 : 4 yaitu 1 bagian semen Portland
(PC) dan 4 bagian pasir serta air secukupnya, sehingga dapat
menghasilkan campuran adukan yang padat dan siap untuk dipergunakan.
Setiap 1 m3 pasangan batu harus mengandung sekurang-kurangnya
:163 kg PC,
dan mengandung 0,520 m3 pasir, batu belah 1,20 m3.
2. Cara mencampur mortar dan alat yang digunakan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan, jumlah masing-masing bagian semen dan pasir
harus sesuai dengan yang ditetapkan.
Mencampur dengan menggunakan mixer/molen, pada waktu
penyampuran tidak boleh kurang dari 2 (dua) menit setelah air
dimasukkan. Mortar yang telah berumur lebih dari 30 (tiga puluh) menit
tidak boleh dipakai dan harus dibuang.
3. Pasangan batu harus dibuat seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
4. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus diusahakan dibuat
rata dan bersih dari ceceran adukan, harus menyatukan batu belah yang
dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter
persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan
bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-
baiknya. Tinggi pasangan batu maksimum
1.50 m perhari untuk menghindari keruntuhan.
5. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
adukan tidak kurang dari rata-rata 10 mm.
6. Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala
harus dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling harus dibuat dari
pipa PVC dengan diameter 2” (50 mm) dan paling tidak 1 (satu) buah
untuk setiap 2 (dua) m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari
suling-suling harus dilengkapi dengan saringan yang bisa terbuat dari
kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ujung pipa ditutup dengan ijuk.
7. Dalam membangun pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi serta merawat pekerjaan yang telah
selesai.
Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama
seperti yang ditentukan untuk beton.
d. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pasangan batu dilakukan atas volume
pasangan batu hanya menurut garis-garis seperti yang ditunjukkan dalam
gambar pelaksanaan secara tertulis meliputi pekerjaan penyediaan dan
pengangkutan bahan, pemasangan batu kali serta pemasangan weep hole,
dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

6. Plesteran
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang dimaksud Pekerjaan Plesteran dan Siaran meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan
mortar dan pengerjaannya, Plesteran dan Siaran perlu perawatan
(Curring).
2. Pekerjaan Plesteran dan Siaran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah
liat. Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengam-bilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
c. Pekerjaan Plesteran
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plesteran, perbandingan
campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan
3 bagian pasir serta air secukupnya.
Untuk setiap 1 m2 Plesteran jika tidak ditentukan lain harus
mengandung sekurang-kurangnya :5,84 Kg PC dan mengandung 0,018
m3 pasir.
 Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu
harus dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen
dan pasir harus sesuai dengan yang ditetapkan.
 Pekerjaan Plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5
cm dan kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan
siaran semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum ditutup dengan adukan, permukaan harus dibersihkan dengan
memakai kawat dan dibasahi.
 Sebelum diplester semua permukaan harus dibersihkan dulu dari segala
macam kotoran.
e. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan plesteran dilakukan atas volume yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m2 seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

7. Siaran
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang dimaksud Pekerjaan Siaran meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan mortar dan
pengerjaannya, Siaran perlu perawatan (Curring).
2. Pekerjaan Plesteran dan Siaran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat.
Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengam-bilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
c. Bahan dan Material
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan Siaran, perbandingan
campuran yang dipakai adalah 1:2 yaitu 1 bagian semen Portland (PC)
dan 2 bagian pasir serta air secukupnya.
Untuk setiap 1 m2 Siaran jika tidak ditentukan lain harus mengandung
sekurang- kurangnya :6,34 Kg PC dan mengandung 0,012 m3 pasir.
 Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu
harus dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen
dan pasir harus sesuai dengan yang ditetapkan.
 Pekerjaan Siaran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm
dan kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan siaran
semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum
ditutup dengan adukan, permukaan harus dibersihkan dengan memakai
kawat dan dibasahi.
 Sebelum disiar semua permukaan harus dibersihkan dulu dari segala
macam kotoran.

e. Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan plesteran dilakukan atas volume yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m2 seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

8. Pembesian Polos
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan Besi Tulangan yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan, pengangkutan bahan dan pengerjaan, pembuatan
dan pemasangan besi beton, sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti
gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Besi tulangan.
Setiap jenis besi beton / tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik
baja yang terkenal dapat dan mengutamakan produksi dalam negeri.

Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis
baja, sesuai dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakasi menurut
gambar rencana. Mutu besi beton yang dipergunakan :
 Besi beton polos : U 24 = (a = 2400
kg/cm2) Dengan ketentuan diameter sesuai dengan
penggunakan:
Dowel : ϕ 16
Dudukan dowel : tulangan utama mm
tulangan ϕ8
Tulangan Balok B2 : sengkang ϕ 10
tulangan utama ϕ8
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip sesuai dengan SNI
07-2052- 2002. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi persyaratan
pengadaan sesuai ketentuan, maka Direksi dapat mendapat menolak, dan
harus diganti sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.
c. Pelaksanaan
1. Besi beton hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran,
bahan-bahan lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk
ataupun bahan lain yang menempel. Besi tulangan hendaknya disimpan
ditempat terlindung, ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga
agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca.
2. Besi-besi tulangan dipotong, dibengkonan atau diluruskan secara hati-hati
dan tidak diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya.
Pemanasan besi tulangan tidak diijinkan.
3. Penempatan besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan
gambar rencana, dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada
landasan. Tulangan tidak boleh didudukkan pada bahan metal, atau
tulangan duduk langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian
besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar.
4. Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentuan
dalam gambar rencana, maka sambungan overlapping diambil 40 kali
diameter besi bersangkutan
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan besi beton dilakukan atas volume besi
beton yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per kg seperti yang
sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

9. Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan Bekisting dan perancah yaitu meliputi
pekerjaan persiapan, penyediaan, pengangkutan bahan dan pengerjaan,
pembuatan dan pemasangan bekisting dan perancah sesuai dengan spesifikasi
ini dan mengikuti gambar rencana.
b. Bahan dan Material
Bekisting dan perancah terbuat dari kayu tahunan / kayu klas II dengan kualitas
baik.

c. Pelaksanaan
Bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga kalau ada
sambungan horizontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting dan
pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus
kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan
goyangan dan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan
beton atau beban yang lain.
Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban
kerja yang akan disangganya dengan aman.
Bekisting dibongkar setelah beton berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan bekisting dan perancah dilakukan atas
volume yang terpasang, dan terlepas dengan harga satuan pekerjaan per m2
seperti yang sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
10. Pekerjaan Beton K-225 (manual)
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan Beton yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan peralatan yang diperlukan, penyediaan
pengangkutan bahan dan pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan
beton, penyampuran adukan mortar dan perawatan.
2. Pekerjaan beton harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran yang
ditetapkan pada gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus
memenuhi syarat SNI 2049-90-A dengan type I. Penyedia jasa harus
menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.
2. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah
liat. Khusus pasir untuk beton harus memenuhi syarat SNI 2013 dan
tempat pengambilannya terbih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
3. Batu split atau kerikil yang dipergunakan harus kerikil yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat, besih dari
debu serta memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal
yang dipersayaratkan kelas beton yang dikehendaki dalam syarat-
syarat SNI 2013 dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
4. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran beton, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
5.
c. Pelaksanaan
a. Perbandingan berat campuran Beton Mutu, f'c=19,3 Mpa (K225),
Untuk setiap
1 m3 beton K-225 harus mengandung sekurang-kurangnya :371
kg PC, mengandung 698 kg pasir beton, 1047 kg split/kerikil
dan 215 liter air.

1. Pengadukan campuran beton menggunakan beton molen selama sedikit-


dikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan ada dalam concrete mixer
2. Lokasi pengecoran diharuskan bersih dari kandungan organik maupun
tanah hasil lapukan.
3. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja
tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam,
penyekangan dan pengikatan serta penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui Direksi.
4. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada
tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang
menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan
dengan bahan-bahan yang menyerap harus disiram dengan rata hingga
kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
5. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang
ditunjukka pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-
kelebihan beton atau material dengan menggaruk.
6. Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar
pengangkatannya ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.
7. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat
sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
8. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul dengan
vibrator atau dengan alat lain seluruhnya sebelum tahap berikutnya
dimulai.
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada
usaha- usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan.
10. Beton yang sudah dicor harus terus-menerus dibasahi dengan air
paling sedikit selama 14 (empat belas) hari. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung paling
sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran.
d. Pengujian Beton
1. Penyedia Jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedure yang
disyaratkan.
2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa
harus melaksanakan “Slump Test” pada waktu mulai menuangkan
beton. Slump Test harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar.
Kecuali diperintahkan lain, persyaratan teknis untuk slump antara 50
mm sampai 100 mm. Pengambilan contoh beton setiap 40 m3 sebelum
pengecoran.
3. Percobaan beton, dari bahan batu dan kandungan air harus dilakukan
sesuai prosedur standar. Khususnya Benda Uji SIlinder yang dibentuk
dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm. Paling sedikit 6 benda uji
dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 2 diuji sesudah umur
beton 7 hari, 2 Silinder sesudah umur beton 14 hari dan 2 Silinder
sesudah umur beton 28 hari.
e. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton dilakukan atas volume beton
yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m3 seperti yang sesuai
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

11. Pekerjaan Beton K-225 (Ready Mix)


a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan Beton yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan peralatan yang diperlukan, penyediaan
pengangkutan bahan dan pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan
beton, penyampuran adukan mortar dan perawatan.
2. Pekerjaan beton harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran yang
ditetapkan pada gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus
memenuhi syarat SNI 2049-90-A dengan type I. Penyedia jasa harus
menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.
2. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah
liat. Khusus pasir untuk beton harus memenuhi syarat SNI 2013 dan
tempat pengambilannya terbih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
3. Batu split atau kerikil yang dipergunakan harus kerikil yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat, besih dari
debu serta memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal
yang dipersayaratkan kelas beton yang dikehendaki dalam syarat-
syarat SNI 2013 dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
4. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran beton, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
c. Pelaksanaan
b. Perbandingan berat campuran Beton Mutu, f'c=19,3 Mpa (K225),
Untuk setiap
1 m3 beton K-225 harus mengandung sekurang-kurangnya :371
kg PC, mengandung 698 kg pasir beton, 1047 kg split/kerikil
dan 215 liter air.
1. Pengadukan campuran beton dilaksanakan di Batching Plant dan
diangkut menggunakan Mix Truck.
2. Lokasi pengecoran diharuskan bersih dari kandungan organik maupun
tanah hasil lapukan.
3. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja
tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam,
penyekangan dan pengikatan serta penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui Direksi.
4. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada
tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang
menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan
dengan bahan-bahan yang menyerap harus disiram dengan rata hingga
kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
5. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti yang
ditunjukka pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-
kelebihan beton atau material dengan menggaruk.
6. Beton yang akan dituangkan/dicor harus diusahakan agar
pengangkatannya ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.
7. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau diglincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1.5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat
sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
8. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul dengan
vibrator seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
9. Pemadatan dilaksanakan sampai beton settle dengan ketebalan Beton
sesuai gambar perencanaan
10. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali ada
usaha- usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan.
11. Beton yang sudah dicor harus terus-menerus dibasahi dengan air
paling sedikit selama 14 (empat belas) hari. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung paling
sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran.
d. Pengujian Beton
1. Penyedia Jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedure yang
disyaratkan.
2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa
harus melaksanakan “Slump Test” pada waktu mulai menuangkan
beton. Slump Test harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar.
Kecuali diperintahkan lain, persyaratan teknis untuk slump antara 50
mm sampai 100 mm. Pengambilan contoh beton setiap 40 m3 sebelum
pengecoran.
3. Percobaan beton, dari bahan batu dan kandungan air harus dilakukan
sesuai prosedur standar. Khususnya Benda Uji SIlinder yang dibentuk
dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm. Paling sedikit 6 benda uji
dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 2 diuji sesudah umur
beton 7 hari, 2 Silinder sesudah umur beton 14 hari dan 2 Silinder
sesudah umur beton 28 hari.
e. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton dilakukan atas volume beton
yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m3 seperti yang sesuai
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

12. Timbunan dan Pemadatan Sirtu Badan Jalan


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dalam pekerjaan ini meliputi pekerjaan Timbunan Sirtu Badan
Jalan yang meliputi kegiatan persiapan peralatan dan bahan serta tenaga,
dan kegiatan pokoknya adalah melakukan perataan pada jalan yang akan
dikerjakan
b. Pekerjaan Timbunan Sirtu dan Pemadatan
1. Material sirtu harus bersihkan dari akar – akar dan sampah.
2. Sebelum dipadatkan, material sirtu di siram air dengan peralatan Water
Tank Truck untu mendapatkan Kelembaban Optimum.
3. Timbunan sirtu harus dihamparkan pada jalan yang akan dikerjakan sesuai
dengan gambar rencana, diratakan menggunakan Alat Motor Grader dan
dipadatkan dengan menggunakan Alat Vibro Roller
4. Pemadatan per layer dilaksanakan dengan menggilas bahan timbunan
minimal sebanyak 8 lintasan sampai membentuk lapisan padat setebal 10
cm.
5. Apabila dalam pelaksanaan pemadatan terjadi kerusakan pada
bangunan, maka harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan timbunan sirtu, dilakukan atas volume
timbunan sirtu yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per meter
kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta
harus dianggap termasuk biaya untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material-material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

13. Timbunan dan Pemadatan Sirtu Bahu Jalan


a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dalam pekerjaan ini meliputi pekerjaan Timbunan Sirtu Bahu
Jalan yang meliputi kegiatan persiapan peralatan dan bahan serta tenaga,
dan kegiatan pokoknya adalah melakukan perataan pada jalan yang akan
dikerjakan.
b. Pekerjaan Timbunan Sirtu dan Pemadatan
1. Material sirtu harus bersihkan dari akar – akar dan sampah.
2. Sebelum dipadatkan, material sirtu di siram air dengan untuk
mendapatkan Kelembaban Optimum.
3. Timbunan sirtu harus dihamparkan pada jalan yang akan dikerjakan sesuai
dengan gambar rencana , dan dipadatkan dengan menggunakan Alat Baby
Roller.
4. Pemadatan per layer dilaksanakan dengan menggilas bahan timbunan
minimal sebanyak 8 lintasan sampai membentuk lapisan padat setebal 10
cm.
5. Apabila dalam pelaksanaan pemadatan terjadi kerusakan pada
bangunan, maka harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan timbunan sirtu, dilakukan atas volume
timbunan sirtu yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per meter
kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta
harus dianggap termasuk biaya untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material-material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.
14. Joint Sealent
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Joint Selaent yang meliputi kegiatan persiapan peralatan dan
bahan serta tenaga, dengan mengisi celah hasil saw cutting dengan joint
selaent.
b. Pekerjaan Joint Selaent
1. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini meliputi aspal dan kayu bakar.
2. Aspal terlebih dahulu dibakar menggunakan kayu bakar, sehingga aspal
tersebut mencair dengan suhu sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Lubang harus bersih dan kering sebelum bahan sealent dimasukan, sehingga
sealent tersebut benar – benar menutup semua ke lobang, untuk
menghindari air dari atas jalan tidak memasuki celah dan akan
menyebabkan air masuk ke dalam beton dan menyebabkan dowel menjadi
karat.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan joint selaent, dilakukan atas volume
joint selaent yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per meter (m’)
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
15. Pengadaan Tiang Pancang Beton uk. 20 x 20 cm K - 500
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan turap beton meliputi pekerjaan-pekerjaan, pengadaan tiang pancang
pabrikasi tipe Concrete Pile 20 x 20 cm, K – 500 dengan Pj = 5.00 m , Pj =
4,00 m dan Pj = 2,50 m dengan penampang seperti ditunjukan dalam gambar
rencana.
b) Bahan dan Material
1. Bahan Tiang pancang Segi empat adalah Tiang pancang pabrikasi tipe
Concrete Pile 20 x 20 cm, Pj = 5.00 m , Pj = 4,00 m dan Pj = 2,50 m
untuk setiap batangnya. Mutu beton K-500, sertifikat ISO 9001:2000.
2. Penyedia Jasa harus melampirkan jadwal pengadaan tiang pancang
tersebut, dukungan dari pabrik pembuat dan melampirkan daftar harga
(Price List), Jadwal pengadaan turap harus disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan
dilapangan.
c) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pengadaan tiang pancang beton berdasarkan
material on site dan material terpasang, seperti yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga serta harus sudah dianggap termasuk kompensasi untuk
penyediaan seluruh tenaga kerja, material – material, peralatan, alat bantu
dan lain sebagainya.
16. Pemasangan Tiang Pancang Beton uk. 20 x 20 cm K - 500
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan turap beton meliputi pekerjaan-pekerjaan, pemasangan tiang
pancang pabrikasi tipe Concrete Pile 20 x 20 cm, K – 500 dengan Pj = 5.00 m ,
Pj = 4,00 m dan Pj
= 2,50 m dengan penampang seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
b) Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pemancangan turap beton meliputi antara lain :
Alat Pancang Hammer 1 – 2 ton (manual) 2 set dan tripod dengan tinggi 5 m.
Pemancangan
1. Pemancangan harus mempertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi
stok material ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi
pemancangannya.
2. Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan patok
3. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as Diesel hammer
tepat pada titik pancang yang telah ditentukan
4. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang
5. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala
tiang
6. Ujung bawah tiang didudukan secara cermat diatas patok pancang yang
telah ditentukan
7. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa dengan alat ukur sehingga diperoleh posisi yang betul –
betul vertikal
8. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang di klem dengan center
gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama
pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
9. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara berkesinambungan keatas helmet yang terpasang pada kepala tiang
dan harus selalu dimonitor dengan alat ukur untuk kontrol vertikal dan
elevasi rencana.
10. Catat jumlah pukulan hammer dari saat mulai sampai dengan
berakhirnya pemancangan.
11. Membuat file record dan data hasil kalendering.
c) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemancangan tiang pancang beton berdasarkan
kedalaman pemancangan yang dilaksanakan dan didukung dengan data
kalendering permeter panjang (m’), seperti yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga serta harus sudah dianggap termasuk kompensasi untuk
penyediaan seluruh tenaga kerja, material – material, peralatan, alat bantu
dan lain sebagainya.

17. Bongkaran Beton Tiang Pancang uk 20x20 cm K-500


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan peralatan, untuk
mengerjakan pekerjaan Bongkaran pada sisi atas tiang pancang sepanjang 50
cm, untuk mendapatkan tulangan ikat pada pile cap.
b. Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pekerjaan Bongkaran Palu (Godam), Gergaji Besi, Pahat Batu (Baja Keras),
Linggis.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemasangan berdasarkan yang dilaksanakan
dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) beton seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. serta harus sudah dianggap
termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material –
material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

18. Balok B2 (Pondasi menerus dengan balok 30 x 50 cm, K – 225)


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan peralatan, cetakan dan
perancah yang diperlukan, penyediaan pengangkutan bahan dan
pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan Balok B2 uk. 30 x 50 cm, K –
225 dengan penampang seperti ditunjukan dalam gambar rencana.

b. Bahan dan Material


Bahan Balok B2 uk. 30 x 50 cm, K – 225, antara lain besi beton, bekisting,
pasir beton, semen, kerikil dan air

c. Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
Pemasangan Balok B2 uk. 30 x 50 cm, K – 225 meliputi antara lain Molen
Kapasitas (0,30- 0,6) m3 dan alat pendukung lainnya yang dianggap perlu.

d. Pekerjaan Balok B2 uk.30 x 50 cm, K – 225


Pembesian
Ketentuan pekerjaan pembesian mengacu pada Spesifikasi point 8 (Pembesian)
Pekerjaan begisting
Ketentuan pekerjaan pembesian mengacu pada Spesifikasi point 9
(Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting)
Pembetonan
Ketentuan pekerjaan pembesian mengacu pada Spesifikasi point 10 (Beton K-225)

e. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pemasangan berdasarkan yang dilaksanakan
dengan harga satuan pekerjaan per meter kubik (m3) seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.serta harus sudah dianggap
termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material –
material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

19. Pengadaan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20 m’, K – 225


a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, pendatangan bahan/material
dari pabrikasi ke lokasi pekerjaan, penyediaan tenaga dan peralatan
untuk Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20 m’, K – 225 dengan penampang
seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
b) Bahan dan Material
1. Bahan adalah Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20 m’, untuk setiap
buahnya. Mutu beton K-225, sertifikat ISO 9001:2000.
‘2. Penyedia Jasa harus melampirkan jadwal pengadaan Balok B1 Precast
20 x 17 L = 1,20 m’, K – 225 tersebut, dukungan dari pabrik pembuat
dan melampirkan daftar harga (Price List), Jadwal pengadaan harus
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi
keterlambatan pelaksanaan dilapangan.

c) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20
m’, K
– 225 berdasarkan Material on site dan Material terpasang (buah) sesuai
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.serta harus sudah dianggap termasuk
kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material – material,
peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

20. Pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20 m’, K – 225


a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, penyiapan tenaga kerja dan
alat untuk Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20 m’, K – 225 dengan
penampang seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
b) Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20 m’, K – 225 meliputi
antara lain :
Excavator digunakan untuk ereksi balok Precast
Alat-alat untuk membantu mengangkat, menurunkan, dan memasang bahan.
c) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 1,20
m’, K
– 225 berdasarkan yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan
per (bh) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.serta
harus sudah dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh
tenaga kerja, material – material, peralatan, alat bantu dan lain
sebagainya.

21. Pengadaan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27 m’, K – 225


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, pendatangan bahan/material
dari pabrikasi ke lokasi pekerjaan untuk Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27
m’, K – 225 dengan penampang seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Bahan adalah Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27 m’, untuk setiap
buahnya. Mutu beton K-225, sertifikat ISO 9001:2000.
2. Penyedia Jasa harus melampirkan jadwal pengadaan Balok B1 Precast
20 x 17 L = 2,27 m’, K – 225 tersebut, dukungan dari pabrik pembuat
dan melampirkan daftar harga (Price List), Jadwal pengadaan harus
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi
keterlambatan pelaksanaan dilapangan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27
m’, K
– 225 berdasarkan Material on site dan Material terpasang (buah) seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.serta harus sudah
dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material – material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

22. Pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27 m’, K – 225


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, penyediaan tenaga dan
peralatan untuk Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27 m’, K – 225 dengan
penampang seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pengadaan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27 m’, K – 225 meliputi antara
lain :
Excavator digunakan untuk ereksi balok Precast
Alat-alat untuk membantu mengangkat, menurunkan, dan memasang bahan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemasangan Balok B1 Precast 20 x 17 L = 2,27
m’, K
– 225 berdasarkan yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan
per (bh) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.serta harus sudah dianggap termasuk kompensasi untuk
penyediaan seluruh tenaga kerja, material – material, peralatan, alat
bantu dan lain sebagainya.

23. Pengadaan Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8 cm’, K – 225


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, pendatangan bahan/material
dari pabrikasi ke lokasi pekerjaan, untuk Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8
cm’, K – 225 dengan penampang seperti ditunjukan dalam gambar
rencana.
b. Bahan dan Material
1. Bahan adalah Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8 cm’, untuk setiap buahnya.
Mutu beton K-225, sertifikat ISO 9001:2000.
2. Penyedia Jasa harus melampirkan jadwal pengadaan Plat Precast 2,37x
0,65 t.
=8 cm tersebut, dukungan dari pabrik pembuat dan melampirkan
daftar harga (Price List), Jadwal pengadaan harus disesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan
pelaksanaan dilapangan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemasangan Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8
cm’, K –
225 berdasarkan yang dilaksanakan dengan harga satuan pekerjaan per
(bh) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.serta
harus sudah dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh
tenaga kerja, material – material, peralatan, alat bantu dan lain
sebagainya.
24. Pemasangan Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8 cm’, K – 225
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, pendatangan bahan/material
dari pabrikasi ke lokasi pekerjaan, penyediaan tenaga dan peralatan untuk
Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8 cm’, K – 225 dengan penampang seperti
ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
pengadaan Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8 cm meliputi antara lain :
Excavator digunakan untuk ereksi balok Precast
Alat-alat untuk membantu mengangkat, menurunkan, dan memasang bahan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pemasangan Plat Precast 2,37x 0,65 t. =8
cm’, K –
225 berdasarkan Material on site dan Material terpasang (buah) seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.serta harus sudah
dianggap termasuk kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,
material – material, peralatan, alat bantu dan lain sebagainya.

25. Langsiran Beton Precast


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan, pendatangan bahan/material
dari Stock pile atau gudang ke lokasi pekerjaan, penyediaan tenaga dan
peralatan untuk pengangkutan bahan jadi (beton precat).
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengangkut bahan jadi menggunakan:
Truck Mounted Crane
c. Kondisi Lapangan.
Jarak pengangkutan material dari stock pile maupun gudang berkisar 1,5
km, dengan kondisi jalan akses menuju titik pekerjaan hanya bisa dilewati
kendaraan kecil
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan Langsiran dihitung berdasarkan
jumlah bahan jadi yang diangkut dengan satuan buah, dengan ketentuan,
bahan jadi sampai di titik terdekat dengan lokasi pekerjaan.

26. Penerangan Jalan Umum


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan PJU, pembuatan fondasi,
pendatangan tenaga kerja, pemasangan PJU.

b. Bahan dan Peralatan


Bahan yang harus disediakan oleh penyedia jasa adalah set Penerangan
Jalan (Lampu dan Tiang) dengan ketentuan :

No Nama Barang Spesifikasi


1 Solar Panel polycristalyne 150 Wp/ 12v
2 Batery Deep Cycle VRLA 100 Ah/12 v MF
Hybridgel
3 Solar Charger Control 20A 12/24V PWM LPLI
4 Box Battery 2*100 Ah
Powder
Coating
5 Tiang Octagonal Single 6 meter
6 Baseplate Galvanis 300 * 300 *12 mm

Daya Lampu sebesar 30 Watt, Tiang Hexagonal dengan tinggi 5 meter,


dan baterai dengan suplai daya yang dihasilkan dari panel surya.
Peralatan yang digunakan untuk mengangkut bahan jadi menggunakan: Dump
Truck.
c. Pemasangan.
Penerangan jalan umum dipasang pada titik yang telah disetujui oleh
Direksi. Pemasangan PJU dilaksanakan dengan memasang 4 angkur pada
pondasi beton (K175) lalu dibiarkan selama minimal 1 minggu (dengan
penambahan aditif) atau 28 hari (tanpa menggunakan aditif). Setelah itu
pemasangan tiang dan lampu dapat dipasang.

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan PJU dihitung berdasarkan jumlah
unit Terpasang dengan satuan buah, dengan ketentuan PJU yang
terpasang dapat berfungsi dengan normal.

C. PENETAPAN RISIKO DAN IDENTIFIKASI BAHAYA.


Berdasarkan Permen PUPR 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi, Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI
Manganti (SI CIhaur) Paket 1 dengan nilai HPS dan Jangka Waktu Pelaksanaan
memiliki risiko ”Sedang”.
Sedangkan identifikasi risiko terhadap item pekerjaan utama, dapat dilihat
dalam tabel dibawah:

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi


Bahaya
1. Pemasangan Beton Precast • Tertimpa Beton
Precast

D. PEKERJAAN LAIN-
LAIN Rapat
Pembahasan
a) Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction meeting)
Rapat dilaksanakan selambat-lambatnya tujuh hari setelah surat perintah
mulai kerja (SPMK), dilakukan Pembahasan :
i. Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi (RMPK) Penyusunan
Organisasi kerja, tatacara pengaturan pelaksanaan pekerjaan jadual
pelaksanaan pekerjaan, Jadual pengadaan, mobilisasi peralatan dan
personil, penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan,
sosialisasi.
b) Pembahasan Progres Pekerjaan
1. Pembahasan Progres Pekerjaan dilakukan pada minggu pertama setiap
bulan dan dibuatkan berita acara.
2. Sebelum Pembahasan progress pekerjaan Penyedia jasa harus sudah
menyerahkan laporan kemajuan bulanan yang disetujui oleh direksi.
Pelaporan
a. Penyedia jasa harus sudah menyerahkan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi
(RMPK) dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sebelum pelaksanaan
pemeriksaan bersama (mutual check).
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal lima setiap bulan Penyedia Jasa menyerahkan salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi, dan
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
1. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan
pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaian.
4. Daftar tenaga buruh setempat.
5. Daftar perlengkapan peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
6. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan
tetap.
c. Laporan Akhir Kegiatan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Akhir Kegiatan setelah kegiatan
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Laporan ini
berupa rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua
perubahan – perubahan penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini
dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan diserahkan pada saat serah terima
pekerjaan.
d. Laporan Masa Pemeliharaan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi
kegiatan selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangkap 5
(lima) dan diserahkan selambat – lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya
Masa Pemeliharaan.
Rapat Berkala
Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan
diadakan secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh
Konsultan atau Direksi Pekerjaan dan dihadiri oleh para Pelaksana Pekerjaan
yang langsung berkaitan dengan pekerjaan.Hasil rapat dituangkan dalam
risalah rapat yang disahkan oleh semua pihak yang hadir. Hasilnya akan
menjadi bagian dari Dokumen Pelaksanaan.
Penyedia Jasa wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat
berkala yang akan diadakan oleh Konsultan dan Direksi Pekerjaan.
Semua Biaya Administrasi ditanggung oleh Penyedia Jasa (termasuk dalam
biaya umum dan keuntungan)
Dokumentasi
Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres
pekerjaan pada lokasi yang ditentukan.
Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada tiap lokasi yang
memper-lihatkan keadaan sebelum mulai pelaksanaan (0 %), keadaan dalam
tahap pelaksanaan konstruksi (50 %) dan keadaan dalam penyelesaian (100 %).
Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah tertentu dengan latar
belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.

Foto-foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan berupa foto digital,


diletakkan dalam album sebanyak 3 (tiga) set.
Semua file laporan dan gambar - gambar pelaksanaan maupun As built drawing
gambar cetakan A3. disimpan dalam bentuk digital dalam penyimpanan
Exsternal sebanyak 1 (satu) bh.

Semua Biaya Dokumentasi ditanggung oleh Penyedia Jasa (termasuk dalam


biaya umum dan keuntungan)

III. PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain dengan
memperhatikan secara feeling Engineering yang perlu mendapat persetujuan sesuai
aturan dan prosedur yang berlaku.
Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak
boleh mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus minta penjelasan
dari Direksi Pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai