TEKNIS
PT. FATHIR JAYA PRATAMA
Paket Pekerjaan :
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI. MANGANTEN
(SI. CIHAUR) PAKET-1
I. SPESIFIKASI UMUM
Umum
Saluran Induk Cihaur merupakan irigasi teknis yang mendapat air dari Bendung
Manganti dengan sumber air dari sungai Citanduy. Saluran Induk Cihaur terletak di
wilayah administrasi Kabupaten Cilacap merupakan lumbung padi untuk daerah
kabupaten tersebut. Areal pesawahan Saluran Induk Cihaur meliputi wilayah
Kecamatan Cipari, Kecamatan Sidareja, Kecamatan Gandrungmangu, Kecamatan
Bantarsari dan Kecamatan Kawunganten adalah merupakan daerah pedataran di
bagian hilirnya yang rawan terhadap bencana banjir dan sering tergenang air apabila
musim hujan.
Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini terletak di wilayah administrasi yaitu Kabupaten Cilacap.
Standar
1. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) Bidang Pekerjaan Umum tanggal 1 Agustus 2016.
2. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
4. Bila ada pasal-pasal yang tidak diatur dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) maka dipakai Standar sesuai Spesifikasi Teknik.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Konstruksi
Pengertian
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh PA/ KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara/ anggaran belanja daerah;
Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan
pekerjaan. Direksi pekerjaan dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun
dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk / ditetapkan oleh PPK
yang bertugas mengawasi pelaksanaaan pekerjaan
Penyedia Jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa;
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Manganti S.I.
Cihaur Paket 1, 240 (dua ratus empat puluh hari kalender) dihitung dari tanggal
pelaksanaan yang tertuang dalam SPMK.
Pembayaran Pekerjaan
Pengajuan penarikan pembayaran pekerjaan (termijn) boleh dilakukan bila secara
teknis pekerjaan tersebut sudah selesai dan memenuhi syarat sesuai dengan
spesifikasi. Pengajuan penarikan pembayaran (termijn) harus dilengkapi dengan
data pendukung berupa data gambar, perhitungan volume (back up) dan foto
dokumentasi yang disetujui oleh Direksi.
II. SPESIFIKASI TEKNIK
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Kepemilikan
No Jenis Kapasitas Jumlah /status
1 Excavator Standar 0,8-0,9 m3 4 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
2 Dump Truck 5-8 m3 3 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
3 Concrete Mixer 0,3-0,6 m3 4 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
4 Motor Grader 130-140 Hp 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
5 Vibro roller 6-8 Ton 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
6 Baby Roller 1-2 Ton 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
7 Alat Pancang Manual (Hammer) 1-2 Ton 3 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
8 Crane Truck 5-8 m3 3 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
9 Excavator Long Arm 0,4-0,6 m3 2 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
10 Bulldozer 100-150 Hp 1 Milik Sendiri / Sewa Beli / Sewa
Peralatan yang digunakan harus didukung dengan Surat Dukungan Alat atau
Invoice Pembelian Alat.
c. Pemindahan keluar segala peralatan maupun pengalaman personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dari lokasi pekerjaan harus
mendapat persetujuan Direksi.
d. Pembayaran pekerjaan mobilisasi dilakukan atas dasar harga lumpsum untuk
setiap alat dan akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
1. 50% (Lima puluh persen) pada awal pekerjaan, dan
2. 50% (Lima puluh persen) pada saat pekerjaan yang termasuk dalam item
yang lain mencapai progres 100% (seratus persen).
3. Manajemen Mutu
Untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan standart
dan dapat dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk pekerjaan
konstruksi tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah
ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan
pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada
pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan beton serta campuran
spesi yang merupakan bagian terbesar dari pekerjaan konstruksi.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada
pekerjaan beton bertulang untuk mengetahui hasil pekerjaan tersebut sesuai
dengan mutu yang dipersyaratkan.
6. Plesteran
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang dimaksud Pekerjaan Plesteran dan Siaran meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan
mortar dan pengerjaannya, Plesteran dan Siaran perlu perawatan
(Curring).
2. Pekerjaan Plesteran dan Siaran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah
liat. Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengam-bilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
c. Pekerjaan Plesteran
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plesteran, perbandingan
campuran yang dipakai adalah 1:3 yaitu 1 bagian semen Portland (PC) dan
3 bagian pasir serta air secukupnya.
Untuk setiap 1 m2 Plesteran jika tidak ditentukan lain harus
mengandung sekurang-kurangnya :5,84 Kg PC dan mengandung 0,018
m3 pasir.
Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu
harus dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen
dan pasir harus sesuai dengan yang ditetapkan.
Pekerjaan Plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5
cm dan kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan
siaran semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum ditutup dengan adukan, permukaan harus dibersihkan dengan
memakai kawat dan dibasahi.
Sebelum diplester semua permukaan harus dibersihkan dulu dari segala
macam kotoran.
e. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan plesteran dilakukan atas volume yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m2 seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
7. Siaran
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang dimaksud Pekerjaan Siaran meliputi pekerjaan persiapan,
penyediaan dan pengangkutan bahan, pencampuran adukan mortar dan
pengerjaannya, Siaran perlu perawatan (Curring).
2. Pekerjaan Plesteran dan Siaran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat.
Pasir yang akan dipergunakan dan tempat pengambilannya terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran semen pasir, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengam-bilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
c. Bahan dan Material
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan Siaran, perbandingan
campuran yang dipakai adalah 1:2 yaitu 1 bagian semen Portland (PC)
dan 2 bagian pasir serta air secukupnya.
Untuk setiap 1 m2 Siaran jika tidak ditentukan lain harus mengandung
sekurang- kurangnya :6,34 Kg PC dan mengandung 0,012 m3 pasir.
Cara mencampur mortar dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu
harus dimintakan persetujuan Direksi, jumlah masing-masing bagian semen
dan pasir harus sesuai dengan yang ditetapkan.
Pekerjaan Siaran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm
dan kemudian dihaluskan dengan air semen. Dan pada pekerjaan siaran
semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum
ditutup dengan adukan, permukaan harus dibersihkan dengan memakai
kawat dan dibasahi.
Sebelum disiar semua permukaan harus dibersihkan dulu dari segala
macam kotoran.
8. Pembesian Polos
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan Besi Tulangan yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan, pengangkutan bahan dan pengerjaan, pembuatan
dan pemasangan besi beton, sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti
gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Besi tulangan.
Setiap jenis besi beton / tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik
baja yang terkenal dapat dan mengutamakan produksi dalam negeri.
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis
baja, sesuai dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakasi menurut
gambar rencana. Mutu besi beton yang dipergunakan :
Besi beton polos : U 24 = (a = 2400
kg/cm2) Dengan ketentuan diameter sesuai dengan
penggunakan:
Dowel : ϕ 16
Dudukan dowel : tulangan utama mm
tulangan ϕ8
Tulangan Balok B2 : sengkang ϕ 10
tulangan utama ϕ8
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip sesuai dengan SNI
07-2052- 2002. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi persyaratan
pengadaan sesuai ketentuan, maka Direksi dapat mendapat menolak, dan
harus diganti sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.
c. Pelaksanaan
1. Besi beton hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran,
bahan-bahan lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk
ataupun bahan lain yang menempel. Besi tulangan hendaknya disimpan
ditempat terlindung, ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga
agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca.
2. Besi-besi tulangan dipotong, dibengkonan atau diluruskan secara hati-hati
dan tidak diperbolehkan untuk pembengkokan yang kedua kalinya.
Pemanasan besi tulangan tidak diijinkan.
3. Penempatan besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan
gambar rencana, dipegang teguh pada posisinya dan didudukkan pada
landasan. Tulangan tidak boleh didudukkan pada bahan metal, atau
tulangan duduk langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian
besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar.
4. Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang-seling sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila tidak ditentuan
dalam gambar rencana, maka sambungan overlapping diambil 40 kali
diameter besi bersangkutan
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan besi beton dilakukan atas volume besi
beton yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per kg seperti yang
sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Pelaksanaan
Bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga kalau ada
sambungan horizontal tidak menerus sampai seluruh permukaan bekisting dan
pada waktu membuka bekisting tidak terjadi kerusakan pada betonnya.
Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus
kaku dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan
goyangan dan pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan
beton atau beban yang lain.
Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban
kerja yang akan disangganya dengan aman.
Bekisting dibongkar setelah beton berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan bekisting dan perancah dilakukan atas
volume yang terpasang, dan terlepas dengan harga satuan pekerjaan per m2
seperti yang sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
10. Pekerjaan Beton K-225 (manual)
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan Beton yaitu meliputi pekerjaan
persiapan, penyediaan peralatan yang diperlukan, penyediaan
pengangkutan bahan dan pengerjaannya, pembuatan dan pemasangan
beton, penyampuran adukan mortar dan perawatan.
2. Pekerjaan beton harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran yang
ditetapkan pada gambar rencana.
b. Bahan dan Material
1. Semen Portland yang dipakai adalah Portland Cement yang harus
memenuhi syarat SNI 2049-90-A dengan type I. Penyedia jasa harus
menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.
2. Pasir yang dipergunakan untuk pembuatan adukan harus pasir yang
baik, tajam, keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah
liat. Khusus pasir untuk beton harus memenuhi syarat SNI 2013 dan
tempat pengambilannya terbih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
3. Batu split atau kerikil yang dipergunakan harus kerikil yang baik, tajam,
keras, tidak mengandung kerikil yang keropos dan tanah liat, besih dari
debu serta memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal
yang dipersayaratkan kelas beton yang dikehendaki dalam syarat-
syarat SNI 2013 dan tempat pengambilannya terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
4. Air yang akan dipergunakan untuk mengaduk campuran beton, harus
air bersih yang bebas dari lumpur, bahan organik, asam, kandungan
garam dan kotoran- kotoran lain. Air yang akan dipergunakan dan
tempat pengambilannya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Direksi.
5.
c. Pelaksanaan
a. Perbandingan berat campuran Beton Mutu, f'c=19,3 Mpa (K225),
Untuk setiap
1 m3 beton K-225 harus mengandung sekurang-kurangnya :371
kg PC, mengandung 698 kg pasir beton, 1047 kg split/kerikil
dan 215 liter air.
c. Peralatan
Alat – alat yang harus disediakan Penyedia Jasa untuk melaksanakan
Pemasangan Balok B2 uk. 30 x 50 cm, K – 225 meliputi antara lain Molen
Kapasitas (0,30- 0,6) m3 dan alat pendukung lainnya yang dianggap perlu.
D. PEKERJAAN LAIN-
LAIN Rapat
Pembahasan
a) Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction meeting)
Rapat dilaksanakan selambat-lambatnya tujuh hari setelah surat perintah
mulai kerja (SPMK), dilakukan Pembahasan :
i. Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi (RMPK) Penyusunan
Organisasi kerja, tatacara pengaturan pelaksanaan pekerjaan jadual
pelaksanaan pekerjaan, Jadual pengadaan, mobilisasi peralatan dan
personil, penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan,
sosialisasi.
b) Pembahasan Progres Pekerjaan
1. Pembahasan Progres Pekerjaan dilakukan pada minggu pertama setiap
bulan dan dibuatkan berita acara.
2. Sebelum Pembahasan progress pekerjaan Penyedia jasa harus sudah
menyerahkan laporan kemajuan bulanan yang disetujui oleh direksi.
Pelaporan
a. Penyedia jasa harus sudah menyerahkan Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi
(RMPK) dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sebelum pelaksanaan
pemeriksaan bersama (mutual check).
b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal lima setiap bulan Penyedia Jasa menyerahkan salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang telah disetujui oleh Direksi, dan
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
1. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan
pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaian.
4. Daftar tenaga buruh setempat.
5. Daftar perlengkapan peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
6. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan
tetap.
c. Laporan Akhir Kegiatan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Akhir Kegiatan setelah kegiatan
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Laporan ini
berupa rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua
perubahan – perubahan penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini
dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan diserahkan pada saat serah terima
pekerjaan.
d. Laporan Masa Pemeliharaan
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi
kegiatan selama Masa Pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangkap 5
(lima) dan diserahkan selambat – lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya
Masa Pemeliharaan.
Rapat Berkala
Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan
diadakan secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh
Konsultan atau Direksi Pekerjaan dan dihadiri oleh para Pelaksana Pekerjaan
yang langsung berkaitan dengan pekerjaan.Hasil rapat dituangkan dalam
risalah rapat yang disahkan oleh semua pihak yang hadir. Hasilnya akan
menjadi bagian dari Dokumen Pelaksanaan.
Penyedia Jasa wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat
berkala yang akan diadakan oleh Konsultan dan Direksi Pekerjaan.
Semua Biaya Administrasi ditanggung oleh Penyedia Jasa (termasuk dalam
biaya umum dan keuntungan)
Dokumentasi
Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres
pekerjaan pada lokasi yang ditentukan.
Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada tiap lokasi yang
memper-lihatkan keadaan sebelum mulai pelaksanaan (0 %), keadaan dalam
tahap pelaksanaan konstruksi (50 %) dan keadaan dalam penyelesaian (100 %).
Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah tertentu dengan latar
belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
III. PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain dengan
memperhatikan secara feeling Engineering yang perlu mendapat persetujuan sesuai
aturan dan prosedur yang berlaku.
Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak
boleh mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus minta penjelasan
dari Direksi Pekerjaan.