Anda di halaman 1dari 8

D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No.

1, Juni 2017 61 - 68

EKSTRAK DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) SEBAGAI ANTIJAMUR


TERHADAP JAMUR Candida albicans DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN
SENYAWANYA

Dian Riana Ningsih*, Zusfahair, Diyu Mantari

Jurusan Kimia FMIPA


Universitas Jenderal Soedirman
*
email: deeyan_bik@yahoo.com

Received 22 Pebuari 2017


Accepted 9 April 2017

Abstrak
Candida albicans adalah salah satu jamur yang dapat menyebabkan infeksi candidiasis.
Salah satu bahan obat alami dari ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai antijamur adalah
ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antijamur daun mangga terhadap C. albicans, penentuan konsentrasi hambat
tumbuh minimum (KHTM) dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari ekstrak
tersebut yang berpotensi sebagai antijamur. Daun mangga diekstraksi secara maserasi
menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol daun mangga yang dihasilkan dilakukan uji
aktivitas antijamur terhadap C. albicans dengan menggunakan metode difusi. Setelah
diketahui aktivitasnya, ekstrak metanol daun mangga kemudian ditentukan konsentrasi
hambat tumbuh minimum (KHTM) dan diuji kandungan metabolit sekundernya dengan uji
fitokimia. Hasil ekstraksi daun mangga dengan pelarut metanol menghasilkan ekstrak
metanol dengan rendemen 10,55% (b/b) dan menghasilkan aktivitas antijamur dengan zona
hambat terbesar pada konsentrasi 1000 ppm dengan zona hambat 8,12 mm. KHTM ekstrak
metanol daun mangga terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi 65 ppm dengan zona
hambat sebesar 0,64 mm. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak metanol daun mangga
menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol, tanin, dan
saponin.

Kata kunci : Antijamur, Candida albicans, KHTM, Mangifera indica L.

Abstract
Candida albicans is one of the fungal which causes infection. The treatment of fungal
infection topical medicinesemi-synthetic can create resistance. Therefore, it is necessary to
find natural medicine from potential herbal extract as antifungal to overcome the problem.
Mango leaves is one of the potential herbal. The research was aimed to determine
antifungalsmango leaves activities to C. albicans, to determine the minimum inhibitory
concentration (MIC) and identifythe active chemical compoundsgroupof the extract as
antifungal.Mango leaves were extracted by maceration using methanol. Methanol extract
was tested for its antifungal activity toward C. albicans showed by highest antifungals
activity then determined Minimum inhibitory concentration (MIC), tested secondary
metabolite compounds content using phytochemical test.The extraction result of mango
leaves with methanol was resulted the methanol extract with a yield of 10,55% (w/w) and

Online ISSN: 2528-0422 61


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

the methanol extract showed an antifungals activities with the largest inhibition zone at a
concentration of 1000 ppmwith inhibition zone of 8,12 mm.Minimum inhibitory
concentration (MIC) of the mango’s methanol extract toward C. albicanswas on 65 ppm
with inhibitory zone of 0.64 mm. Based on phytochemical test result analysis of it extract
showed alkaloid, flavonoid, stereoid, polyphenol, tannins and saponin compound
catagories.

Keywords : Antifungals, Candida albicans, Mangifera indica L., MIC

Pendahuluan sebagian besar diketahui merupakan


Infeksi merupakan penyakit yang metabolit sekunder tanaman, terutama
mudah ditemukan di daerah tropis seperti golongan fenolik dan terpen dalam
Indonesia. Penyebab penyakit infeksi yang minyak atsiri (Nychas dan Tassou, 2000).
mudah ditemukan diantaranya adalah Salah satu tanaman yang berpotensi
infeksi karena jamur. Jamur yang banyak sebagai tanaman obat adalah tanaman
menyebabkan infeksi adalah jamur mangga. Tanaman mangga (Mangifera
Candida. Infeksi yang disebabkan oleh indica L.) merupakan tanaman yang
Candida dikenal dengan Candidiasis. berpotensi sebagai obat herbal karena
Candidiasis adalah suatu penyakit jamur mengandung senyawa metabolit sekunder.
yang bersifat akut dan sub akut yang dapat Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, paru- terhadap tanaman mangga yaitu daun
paru dan saluran pencernaan dan mangga sebagai antioksidan, antimikroba,
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya dan antitumor. Selain flavonoid tanaman
oleh Candida albicans (C. albicans). mangga juga mengandung saponin, tanin
Jamur C. albicans merupakan salah satu galat, tanin katekat, kuinon dan steroid
jamur patogen pada manusia. Penyakit ini atau tripenoid (Widijanti dan Bernard,
ditemukan di seluruh dunia dan dapat 2007). Pada penelitian ini ekstrak metanol
menyerang semua umur, baik laki-laki daun mangga digunakan sebagai
maupun perempuan (Jawetz et al., 2005). antijamur. Mangga merupakan tanaman
Obat topikal yang selama ini digunakan yang melimpah dan bagian daun tanaman
untuk mengobati candidiasis kulit meliputi tersebut kurang dimanfaatkan oleh
nistatin, klotrimazol, mikonazol, masyarakat. Oleh karena itu, penelitian
ketokonazol dan azol-azol lainnya. Akan tentang daun tanaman mangga ini sangat
tetapi obat-obat antijamur tersebut menarik untuk dilakukan. Kemampuan
memiliki keterbatasan, seperti efek ekstrak daun mangga (Mangifera indica
samping yang berat, spektrum antijamur L.) sebagai antijamur perlu untuk diteliti.
yang sempit, penetrasi yang buruk pada Dalam penelitian ini, akan dilakukan
jaringan tertentu, dan munculnya jamur ekstraksi secara maserasi terhadap daun
yang resisten (Jawetz et al., 2005). Untuk mangga dengan pelarut metanol. Ekstrak
mengatasi efek negatif yang ditimbulkan metanol yang diperoleh dilakukan uji
oleh obat antijamur sintetis tersebut, maka aktivitas antijamurnya terhadap jamur C.
perlu dilakukan eksplorasi terhadap obat albicans, penentuan Konsentrasi Hambat
antijamur yang bersifat alami. Salah satu Tumbuh Minimum (KHTM) serta
sumber yang dapat dijadikan sebagai obat diidentifikasi.
antijamur alami adalah tanaman. Tanaman
seringkali digunakan sebagai obat untuk Metode Penelitian
penyembuhan suatu penyakit karena tidak Alat dan Bahan
memiliki efek samping. Senyawa Alat yang digunakan dalam penelitian
antijamur yang berasal dari tanaman ini adalah blender, oven, autoklaf,

Online ISSN: 2528-0422 62


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

timbangan analitik, waterbath, filler, pipet pengujian aktivitas adalah sebagai berikut:
ukur, hot plate, mikropipet, drugalsky, jamur C. albicans ditumbuhkan dalam
inkubator, tabung reaksi, rak tabung medium Sabauraud Dextrose Broth (SDB)
reaksi, cawan Petri, kapas, kassa, cair selama 24 jam. Suspensi isolat ini
wrapping, sarung tangan, derigen, botol diukur dengan spektrofotometer pada λ
semprot, label, gunting, cutter, kain lap, 600 nm hingga diperoleh nilai transmitan
lampu spirtus, jarum ose, lemari 25%, bila belum mencapai 25% dilakukan
pendingin dan spektrofotometer Thermo pengenceran bertingkat dengan
Scientific Genesys 20. menggunakan aquades. Kemudian
Bahan-bahan yang digunakan dalam Sebanyak 50 μL kultur C. albicans cair
penelitian ini adalah daun mangga yang disebarkan secara merata di atas medium
diambil dari Kampus MIPA Kelurahan Potato Dextrose Agar (PDA) padat.
Karangwangkal Universitas Jenderal Setelah media PDA memadat dibuat tiga
Soedirman Purwokerto, metanol, jamur lubang dengan menggunakan cork borer
Candida albicans yang diperoleh dari dan diberikan ekstrak daun mangga
koleksi Laboratorium Mikrobiologi sebanyak 50 µL pada tiap lubang dengan
Fakultas Biologi Universitas Jenderal konsentrasi yang digunakan untuk
Soedirman, alkohol 70%, pepton, glukosa, pengujian daya hambat adalah 1000 ppm.
aquades, media Potato Dextrose Agar Masing-masing kultur diinkubasi selama
(PDA) kertas saring, tissue, I2, KOH, HCl, 1x24 jam pada suhu 37 oC, perlakuannya
HCl pekat, serbuk Mg, pereaksi Mayer, duplo. Kemudian diukur daerah hambat
pereaksi FeCl3, pereaksi Liberman- (daerah bening di sekitar lubang) dari
Burchard, dan ketokonazol. masing-masing C. albicans untuk setiap
ekstrak daun mangga. Kontrol negatif
Prosedur Penelitian adalah aquades dan kontrol positif adalah
Ekstraksi (Ningsih, et al., 2014) ketokonazol dengan konsentrasi 1000
Sebanyak kurang lebih 100 gram ppm. Adanya daerah bening di sekitar
serbuk daun mangga diekstraksi secara lubang menunjukkan bahwa senyawa
maserasi dengan menggunakan 350 mL tersebut memiliki aktivitas anticandidiasis.
metanol sampai semua serbuk terendam Hasil yang menunjukkan zona hambat
dan diaduk lalu ditutup dan disimpan terbesar dari ekstrak tersebut akan
selama tiga hari. Pengadukan dilakukan digunakan pada uji selanjutnya.
kurang lebih sebanyak tiga kali sehari.
Selanjutnya dilakukan penyaringan Penentuan konsentrasi hambat tumbuh
sehingga didapat filtrat dan residu. Residu minimum (KHTM)
yang dihasilkan kemudian dimaserasi Setelah diketahui bahwa ekstrak daun
dengan penambahan 50 mL metanol mangga mempunyai aktivitas antijamur,
selama 3 hari dan dilakukan penyaringan selanjutnya ditentukan uji Konsentrasi
setiap hari. Semua filtrat yang dihasilkan Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) pada
disatukan menjadi satu dalam satu wadah ekstrak daun mangga terhadap jamur uji.
sebagai filtrat ekstrak metanol. Kemudian Metode yang digunakan sama seperti
filtrat tersebut dipekatkan dengan vacuum metode yang dipakai dalam pengujian
rotary evaporator hingga didapatkan aktivitas antijamur ekstrak metanol daun
ekstrak yang kental kemudian ditimbang. mangga dengan melakukan variasi
konsentrasi sampel. Pengujian ekstrak
Uji aktivitas antijamur (Sari, 2010) metanol daun mangga menggunakan
Pengujian aktivitas dilakukan dengan konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 65; 30;
metode difusi agar. Pada pengujian ini 15; 10; 5; dan 1 ppm. Masing-masing
semua bahan dan alat yang akan digunakan konsentrasi sebanyak 50 µL diuji dengan
harus dalam keadaan steril. Prosedur memasukkan ke lubang media PDA yang

Online ISSN: 2528-0422 63


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

telah diinokulasi dengan jamur. Setelah itu ditambahkan dtambahkan 4-5 tetes FeCl3
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 1x24 5% (b/v). Adanya fenol ditujukkan dengan
jam. Kontrol negatif adalah aquades dan terbentuknya warna biru tua atau hijau
kontrol positif adalah ketokonazol dengan kehitaman.
konsentrasi 1000 ppm. Konsentrasi
Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) Uji senyawa tanin
antijamurnya diperoleh dengan mengukur Sebanyak 2 mL sampel ditambah
daerah bening di sekeliling lubang sampel dengan pereaksi FeCl3. Adanya senyawa
dengan menggunakan jangka sorong dari tanin ditunjukkan dengan terbentuknya
masing-masing ekstrak daun mangga. warna biru tua atau hijau kehitaman.

Identifikasi senyawa kimia ekstrak daun Hasil dan Pembahasan


mangga (Harborne, 1987) Uji Aktivitas Antijamur
Uji senyawa alkaloid Pekerjaan pertama yang dilakukan
Sebanyak 2 mL sampel dilarutkan dalam penelitian ini adalah mengeringkan
dalam 2 mL HCl 2%, dipanaskan 5 menit sampel daun mangga tanpa terkena sinar
dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditetesi matahari secara langsung selama 14 hari.
dengan pereaksi Mayer sebanyak 2-3 tetes. Air dalam sampel dapat menyebabkan
Adanya senyawa alkaloid ditujukkan terjadinya reaksi enzimatis yang
dengan terbentuknya endapan putih. mengakibatkan rusaknya sampel karena
susunan senyawa yang terdapat dalam
Uji senyawa flavonoid daun tersebut telah berubah (Ningsih et
Sebanyak 2 mL sampel dilarutkan al.,., 2016). Sampel selanjutnya dibuat
dalam 2 mL metanol, kemudian serbuk dan dimaserasi. Menurut Nobre dan
ditambahkan serbuk Mg dan HCl pekat Moura (2005) membandingkan kadar
sebanyak 5 tetes. Adanya senyawa flavonoid Momordica charantia L.
flavanoid ditunjukkan dengan menggunakan metode maserasi dan
terbentuknya warna merah atau jingga. perkolasi, hasilnya bahwa metode
maserasi lebih baik.
Uji senyawa saponin Pelarut yang digunakan selama
Sebanyak 2 mL sampel dilarutkan maserasi adalah metanol. Metanol dipilih
dalam aquades pada tabung reaksi sebagai pelarut karena memiliki kepolaran
ditambah 10 tetes KOH dan dipanaskan yang tinggi sehingga mampu melarutkan
dalam penangas air 50 oC selama 5 menit, sebagian besar senyawa yang ada dalam
dikocok selama 15 menit. Jika terbentuk simplisia sehingga diharapkan senyawa-
busa mantap setinggi 1 cm dan tetap stabil senyawa yang bersifat antijamur dapat
selama 15 menit menunjukkan adanya terekstrak di dalam metanol. Pelarut
senyawa saponin. dengan kepolaran rendah, lebih sedikit
menarik ekstrak aktif dibandingkan
Uji senyawa stereoid dan terpenoid dengan campuran etanol dan metanol atau
Sebanyak 2 mL sampel ditambah metanol saja (Ismail, et al., 2004). Selain
dengan pereaksi Liberman-Burchard 1 itu, karena diketahui bahwa senyawa dari
mL. Adanya senyawa terpenoid ditujukkan daun mangga adalah mangiferin yang
dengan terbentuknya warna biru tua atau bersifat polar. Berdasarkan konsep
hijau kehitaman. polarisasi, semakin polar suatu senyawa
semakin mudah senyawa itu larut dalam
Uji senyawa polifenol pelarut yang polar juga. (Pohan, et al.,
Sebanyak 2 mL sampel dilarutkan 2013).
dalam aquades 10 mL, dipanaskan 5 menit Filtrat yang didapat kemudian
dan disaring. Filtrat yang terbentuk dipisahkan dengan pelarutnya

Online ISSN: 2528-0422 64


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

menggunakan alat vacuum rotary sebagai kontrol positif dikarenakan


evaporator. Suhu yang digunakan adalah ketokonazol sudah terbukti bersifat
65 0C, karena disesuaikan dengan titik antijamur terhadap C.albicans. Hasil uji
didih metanol yakni sebesar 64,7 0C aktivitas ekstrak daun mangga dan
dengan laju putaran sebesar 55 rpm. Dari ketokonazol dapat dilihat pada Gambar 1.
ekstraksi maserasi dapat dihasilkan ekstrak Berdasarkan hasil penelitian,
metanol kental yang berwarna hijau menunjukkan bahwa ekstrak daun mangga
kehitaman sebanyak 10,55 g dengan memiliki aktivitas antijamur terhadap C.
rendemen 10,55% (b/b). Filtrate yang albicans. Aktivitas antijamur pada
diperoleh diuji aktivitas antijamur. konsentrasi 1000 ppm yakni sebesar 8,12
Uji aktivitas antijamur ini mm. Kontrol positif ketokonazol dengan
menggunakan konsentrasi 1000 ppm konsentrasi 1000 ppm memiliki aktivitas
sebagai uji pendahuluan. Uji aktivitas sebesar 8,30 mm dan aquades sebagai
antijamur ini juga dilakukan terhadap kontrol negatif menunjukkan nilai negatif,
kontrol positif ketokonazol dan kotrol yakni 0 mm.
negatif aquades. Ketokonazol digunakan

(a) (b) (c)

Gambar 1. (a) Uji aktivitas antijamur ekstrak daun mangga (b) ketokonazol (c) aquades

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh penentuan KHTM berkisar antara 1-1000


Minimum Ekstrak Metanol Daun Mangga ppm.
Konsentrasi Hambat Tumbuh Berdasarkan hasil penelitian seperti
Minimum adalah konsentrasi terendah yang disajikan pada Gambar 2
antijamur yang masih mampu menunjukkan bahwa aktivitas antijamur
menghambat pertumbuhan jamur. ekstrak metanol daun mangga menurun
Penentuan KHTM ini dilakukan untuk seiring dengan menurunnya konsentrasi.
mengetahui konsentrasi minimum sampel Hal ini sesuai dengan pernyataan Pelchar
yang dapat menghambat C. albicans. dan Chan (1988), bahwa semakin tinggi
Antijamur dikatakan mempunyai aktivitas konsentrasi suatu bahan antimikroba maka
yang tinggi bila KHTM terjadi pada kadar aktivitas antimikrobanya semakin besar
sampel yang rendah tetapi mempunyai pula.
daya hambat yang besar. Grafik penentuan Ekstrak metanol dengan konsentrasi
KHTM dari ekstrak metanol daun mangga terkecil yaitu konsentrasi 65 ppm masih
terhadap C. albicans dapat dilihat pada dapat menghambat pertumbuhan jamur C.
Gambar 2. Penentuan KHTM dilakukan albicansyakni sebesar 0,64 mm sedangkan
dengan menguji sederetan konsentrasi pada konsentrasi 30 ppm hingga 1 ppm
sampel yang dibuat dengan cara sudah tidak dapat menghambat
pengenceran. Konsentrasi ekstrak metanol pertumbuhan jamur C. albicans.
daun mangga yang digunakan dalam

Online ISSN: 2528-0422 65


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

Series1, 1000
Series1, 1000,
Ketokonazol,
8.12
Series1, 500, 8.3

Zona Hambat (mm)


6.7Series1, 250,
5.86
Series1, 125,
4.03

Series1, 65,
0.64 Series1,
Series1,
Series1,
30, 0 Series1,
Konsentrasi (ppm)15, 0 Series1,
10, 0 Series1,
5, 0 1, 0
Aquades, 0

Gambar 2 Grafik Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) Ekstrak


Metanol Daun Mangga terhadap C. Albicans

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak flavonoid, stereoid, polifenol dan tanin


Metanol Daun Mangga memiliki aktivitas sebagai antijamur.
Uji fitokimia digunakan untuk Adegoke dan Bukola (2009) juga
mengetahui adanya golongan senyawa menyatakan bahwa ekstrak metanol dan air
metabolit sekunder seperti alkaloid, tumbuhan Lasienthera africanum
flavonoid, stereoid, polifenol, tanin dan menghambat aktivitas Escherichia coli,
saponin dalam daun mangga. Hasil Salmonella typhi, Klebsiella pneumonia
fiktokimia ekstrak metanol daun mangga dan Staphylococcus aureus. Menurut Sabir
dapat dilihat pada Tabel 1. Penghambatan (2005), senyawa flavonoid yang terdapat
ekstrak metanol daun mangga terhadap C. pada propolis Trigona sp mampu
albicans disebabkan oleh adanya menghambat pertumbuhan Streptococcus
kandungan zat aktif yang diduga berperan mutans secara in vitro.
sebagai zat antijamur. Senyawa alkaloid,

Tabel 1. Hasil Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Metanol Daun Mangga


Senyawa Warna Hasil
Flavonoid Merah / jingga Positif (+)
Alkaloid Endapan putih Positif (+)
Steroid Hijau tua Positif (+)
Terpenoid Hijau tua Negatif (-)
Polifenol Hijau Kebiruan (+) Positif (+)
Tanin Hijau kebiruan (+++) Positif (+)
Saponin Busa yang stabil ±1,5 cm Positif (+)

Senyawa antijamur mempunyai menyatakan bahwa senyawa alkaloid


berbagai mekanisme penghambatan memiliki aktivitas sebagai antimikroba
terhadap sel jamur. Djunaedy (2008) dengan merusak dinding sel mikroba.
menyatakan bahwa senyawa antijamur Menurut Zhu, et al. (2000), steroid yang di
memiliki mekanisme kerja dengan cara isolasi dari daun damar dapat beracun,
menetralisasi enzim yang terkait dalam toksik bagi mikroba dan memiliki efek
invasi jamur, merusak membran sel jamur, antijamur sehingga dapat digunakan dalam
menghambat sistem enzim jamur sehingga bidang pengobatan. Masing-masing
mengganggu terbentuknya ujung hifa dan senyawa metabolit sekunder memiliki cara
mempengaruhi sintesis asam nukleat dan kerja yang berbeda-beda (Fitriani et al.,
protein. Mustikasari dan Ariyani (2010) 2012).

Online ISSN: 2528-0422 66


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

(KHTM) ekstrak metanol daun mangga


Kesimpulan terhadap C. albicans yaitu pada
Berdasarkan hasil penelitian ini konsentrasi 65 ppm dengan zona hambat
diperoleh simpulan sebagai berikut : 0,64 mm. Golongan senyawa metabolit
Ekstrak metanol daun mangga terbukti sekunder yang terdapat dalam ekstrak
dapat menghambat pertumbuhan C. metanol daun mangga berdasarkan uji
albicans pada konsentrasi 1000 ppm warna yaitu senyawa alkaloid, flavonoid,
dengan zona hambat sebesar 8,12 mm. stereoid, polifenol, tanin, dan saponin
Konsentrasi hambat tumbuh minimum

Daftar Pustaka
Adegoke, A.A. dan A. Bukola. (2009). Ningsih, Dian. R, Zusfahair, Purwati.
Antibacterial activity and (2014). Potensi Ekstrak Daun
phytochemical analysis of leaf Kamboja (Plumeria Alba L.) Sebagai
extracts of Lasienthera africanum. Antibakteri Dan Identifikasi
African Journal of Biotechnology, Vol Golongan Senyawa Bioaktifnya.
3, No 3 hal. 156. Jurnal Molekul. Vol.9, No.2, Hal.
Djunaedy, A. (2008). Aplikasi Fungisida 101-109.
Sistemik dan Pemanfaatan Mikoriza Ningsih, D. R., Zusfahair, Kartika D.
dalam Rangka Pengendalian Patogen (2016). Identifikasi Senyawa
Tular Tanah pada Tanaman Kedelai Metabolit Sekunder Serta Uji
(Glycine max L.). Embryo, Vol. 5. No. Aktivitas Ekstrak Daun Sirsak
2, Hal. 1-9. Sebagai Antibakteri. Jurnal Molekul.
Fitriani, A, A. Aryani, H. Yusuf & Y. Vol. 11 No. 1 Hal. 101-111.
Permatasari. (2012). The Exploration Nobre, C., Moura, F. (2005).
of Ketosynthase Gene on Endophytic Standardization of Extracts from
Bacterial Root of Vetiveria Momordica Charantia L.
zizanioides L. International Journal of (Cucurbitaceae) by Total Flavonoids
Basic & Applied Sciences, Vol.13, Content Determination. Actafarm
No.04, Hal. 112-119. Bonaerense. Vol. 24, No.1, Hal. 562-
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia : 566.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Nychas, G. J. E. dan C. C. Tassou. (2000).
Tumbuhan Edisi Kedua. Bandung: Traditional Preservatives-Oil and
ITB. Spices. London: Academic Press.
Ismail, A., Marjan, Z., Foong, C. (2004). Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. (1988).
Total Antioxidant Activity and Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 2.
Phenolic Content in Selected Penerjemah Ratna Siri hadioetomo.
Vegetables. Food Chemistry. Vol.87, Jakarta: Universitas Indonesia Press.
No.1, Hal. 581-586. Pohan, A., Purwaningsih, E., Dwijayanti,
Jawetz, Melnick, Adelberg. (2005). A. (2013). Efek Kelasi Ekstrak Etanol
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi I: Daun Mangifera foetida pada Feritin
352-358. Jakarta: Salemba Medika. Serum Penderita Talesemia di RS
Mustikasari, K & Ariyani, D. (2010). Cipto Mangunkusumo, J.I. Med
Skrining fitokimia ekstrak metanol Assoc., Vol. 1, No.1, Hal. 45-52.
biji Kalangkala (Litsea angulata).
Sains dan Terapan Kimia. Vol.4,
No.2, Hal.131-136.
Sabir, A. (2005). Aktivitas antibakteri mutans (in vitro). Jurnal Kedokteran
flavonoid propolis Trigona sp. Gigi. Vol.38, No.3, Hal. 135-141,
terhadap bakteri Streptococcus

Online ISSN: 2528-0422 67


D. R. N. Ningsih Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 61 - 68

Sari, N. (2010). Daya Antibakteri Estrak Laboratorium Patologi klinik RSUD


Tumbuhan Majapahit (Crescentia Dr. Saiful Anwar.
cujete L.) terhadap Bakteri http://www.tempo.co.id/medika/onlin
Aeromonas hydrophila. Laporan e/tmp.online.old/pus-1.htm. diakses
Penelitian. Surabaya: Institut tanggal 08 Desember 2015.
Teknologi Sepuluh November. Zhu Y., Qi X.Z., Zhong J.J. (2000).
Epoxide Sesquiterpenes and Steroid
Widijanti, A., dan T.R Bernard. (2007). From Cremathodium discoideum,
Pemeriksaan Laboratorium Australian Journal of Chemistry,
Penderita Diabetes Melitus. Vol.53, No.10, Hal. 831-834.

Online ISSN: 2528-0422 68

Anda mungkin juga menyukai