1, Juni 2017 61 - 68
Abstrak
Candida albicans adalah salah satu jamur yang dapat menyebabkan infeksi candidiasis.
Salah satu bahan obat alami dari ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai antijamur adalah
ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antijamur daun mangga terhadap C. albicans, penentuan konsentrasi hambat
tumbuh minimum (KHTM) dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari ekstrak
tersebut yang berpotensi sebagai antijamur. Daun mangga diekstraksi secara maserasi
menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol daun mangga yang dihasilkan dilakukan uji
aktivitas antijamur terhadap C. albicans dengan menggunakan metode difusi. Setelah
diketahui aktivitasnya, ekstrak metanol daun mangga kemudian ditentukan konsentrasi
hambat tumbuh minimum (KHTM) dan diuji kandungan metabolit sekundernya dengan uji
fitokimia. Hasil ekstraksi daun mangga dengan pelarut metanol menghasilkan ekstrak
metanol dengan rendemen 10,55% (b/b) dan menghasilkan aktivitas antijamur dengan zona
hambat terbesar pada konsentrasi 1000 ppm dengan zona hambat 8,12 mm. KHTM ekstrak
metanol daun mangga terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi 65 ppm dengan zona
hambat sebesar 0,64 mm. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak metanol daun mangga
menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol, tanin, dan
saponin.
Abstract
Candida albicans is one of the fungal which causes infection. The treatment of fungal
infection topical medicinesemi-synthetic can create resistance. Therefore, it is necessary to
find natural medicine from potential herbal extract as antifungal to overcome the problem.
Mango leaves is one of the potential herbal. The research was aimed to determine
antifungalsmango leaves activities to C. albicans, to determine the minimum inhibitory
concentration (MIC) and identifythe active chemical compoundsgroupof the extract as
antifungal.Mango leaves were extracted by maceration using methanol. Methanol extract
was tested for its antifungal activity toward C. albicans showed by highest antifungals
activity then determined Minimum inhibitory concentration (MIC), tested secondary
metabolite compounds content using phytochemical test.The extraction result of mango
leaves with methanol was resulted the methanol extract with a yield of 10,55% (w/w) and
the methanol extract showed an antifungals activities with the largest inhibition zone at a
concentration of 1000 ppmwith inhibition zone of 8,12 mm.Minimum inhibitory
concentration (MIC) of the mango’s methanol extract toward C. albicanswas on 65 ppm
with inhibitory zone of 0.64 mm. Based on phytochemical test result analysis of it extract
showed alkaloid, flavonoid, stereoid, polyphenol, tannins and saponin compound
catagories.
timbangan analitik, waterbath, filler, pipet pengujian aktivitas adalah sebagai berikut:
ukur, hot plate, mikropipet, drugalsky, jamur C. albicans ditumbuhkan dalam
inkubator, tabung reaksi, rak tabung medium Sabauraud Dextrose Broth (SDB)
reaksi, cawan Petri, kapas, kassa, cair selama 24 jam. Suspensi isolat ini
wrapping, sarung tangan, derigen, botol diukur dengan spektrofotometer pada λ
semprot, label, gunting, cutter, kain lap, 600 nm hingga diperoleh nilai transmitan
lampu spirtus, jarum ose, lemari 25%, bila belum mencapai 25% dilakukan
pendingin dan spektrofotometer Thermo pengenceran bertingkat dengan
Scientific Genesys 20. menggunakan aquades. Kemudian
Bahan-bahan yang digunakan dalam Sebanyak 50 μL kultur C. albicans cair
penelitian ini adalah daun mangga yang disebarkan secara merata di atas medium
diambil dari Kampus MIPA Kelurahan Potato Dextrose Agar (PDA) padat.
Karangwangkal Universitas Jenderal Setelah media PDA memadat dibuat tiga
Soedirman Purwokerto, metanol, jamur lubang dengan menggunakan cork borer
Candida albicans yang diperoleh dari dan diberikan ekstrak daun mangga
koleksi Laboratorium Mikrobiologi sebanyak 50 µL pada tiap lubang dengan
Fakultas Biologi Universitas Jenderal konsentrasi yang digunakan untuk
Soedirman, alkohol 70%, pepton, glukosa, pengujian daya hambat adalah 1000 ppm.
aquades, media Potato Dextrose Agar Masing-masing kultur diinkubasi selama
(PDA) kertas saring, tissue, I2, KOH, HCl, 1x24 jam pada suhu 37 oC, perlakuannya
HCl pekat, serbuk Mg, pereaksi Mayer, duplo. Kemudian diukur daerah hambat
pereaksi FeCl3, pereaksi Liberman- (daerah bening di sekitar lubang) dari
Burchard, dan ketokonazol. masing-masing C. albicans untuk setiap
ekstrak daun mangga. Kontrol negatif
Prosedur Penelitian adalah aquades dan kontrol positif adalah
Ekstraksi (Ningsih, et al., 2014) ketokonazol dengan konsentrasi 1000
Sebanyak kurang lebih 100 gram ppm. Adanya daerah bening di sekitar
serbuk daun mangga diekstraksi secara lubang menunjukkan bahwa senyawa
maserasi dengan menggunakan 350 mL tersebut memiliki aktivitas anticandidiasis.
metanol sampai semua serbuk terendam Hasil yang menunjukkan zona hambat
dan diaduk lalu ditutup dan disimpan terbesar dari ekstrak tersebut akan
selama tiga hari. Pengadukan dilakukan digunakan pada uji selanjutnya.
kurang lebih sebanyak tiga kali sehari.
Selanjutnya dilakukan penyaringan Penentuan konsentrasi hambat tumbuh
sehingga didapat filtrat dan residu. Residu minimum (KHTM)
yang dihasilkan kemudian dimaserasi Setelah diketahui bahwa ekstrak daun
dengan penambahan 50 mL metanol mangga mempunyai aktivitas antijamur,
selama 3 hari dan dilakukan penyaringan selanjutnya ditentukan uji Konsentrasi
setiap hari. Semua filtrat yang dihasilkan Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) pada
disatukan menjadi satu dalam satu wadah ekstrak daun mangga terhadap jamur uji.
sebagai filtrat ekstrak metanol. Kemudian Metode yang digunakan sama seperti
filtrat tersebut dipekatkan dengan vacuum metode yang dipakai dalam pengujian
rotary evaporator hingga didapatkan aktivitas antijamur ekstrak metanol daun
ekstrak yang kental kemudian ditimbang. mangga dengan melakukan variasi
konsentrasi sampel. Pengujian ekstrak
Uji aktivitas antijamur (Sari, 2010) metanol daun mangga menggunakan
Pengujian aktivitas dilakukan dengan konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 65; 30;
metode difusi agar. Pada pengujian ini 15; 10; 5; dan 1 ppm. Masing-masing
semua bahan dan alat yang akan digunakan konsentrasi sebanyak 50 µL diuji dengan
harus dalam keadaan steril. Prosedur memasukkan ke lubang media PDA yang
telah diinokulasi dengan jamur. Setelah itu ditambahkan dtambahkan 4-5 tetes FeCl3
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 1x24 5% (b/v). Adanya fenol ditujukkan dengan
jam. Kontrol negatif adalah aquades dan terbentuknya warna biru tua atau hijau
kontrol positif adalah ketokonazol dengan kehitaman.
konsentrasi 1000 ppm. Konsentrasi
Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) Uji senyawa tanin
antijamurnya diperoleh dengan mengukur Sebanyak 2 mL sampel ditambah
daerah bening di sekeliling lubang sampel dengan pereaksi FeCl3. Adanya senyawa
dengan menggunakan jangka sorong dari tanin ditunjukkan dengan terbentuknya
masing-masing ekstrak daun mangga. warna biru tua atau hijau kehitaman.
Gambar 1. (a) Uji aktivitas antijamur ekstrak daun mangga (b) ketokonazol (c) aquades
Series1, 1000
Series1, 1000,
Ketokonazol,
8.12
Series1, 500, 8.3
Series1, 65,
0.64 Series1,
Series1,
Series1,
30, 0 Series1,
Konsentrasi (ppm)15, 0 Series1,
10, 0 Series1,
5, 0 1, 0
Aquades, 0
Daftar Pustaka
Adegoke, A.A. dan A. Bukola. (2009). Ningsih, Dian. R, Zusfahair, Purwati.
Antibacterial activity and (2014). Potensi Ekstrak Daun
phytochemical analysis of leaf Kamboja (Plumeria Alba L.) Sebagai
extracts of Lasienthera africanum. Antibakteri Dan Identifikasi
African Journal of Biotechnology, Vol Golongan Senyawa Bioaktifnya.
3, No 3 hal. 156. Jurnal Molekul. Vol.9, No.2, Hal.
Djunaedy, A. (2008). Aplikasi Fungisida 101-109.
Sistemik dan Pemanfaatan Mikoriza Ningsih, D. R., Zusfahair, Kartika D.
dalam Rangka Pengendalian Patogen (2016). Identifikasi Senyawa
Tular Tanah pada Tanaman Kedelai Metabolit Sekunder Serta Uji
(Glycine max L.). Embryo, Vol. 5. No. Aktivitas Ekstrak Daun Sirsak
2, Hal. 1-9. Sebagai Antibakteri. Jurnal Molekul.
Fitriani, A, A. Aryani, H. Yusuf & Y. Vol. 11 No. 1 Hal. 101-111.
Permatasari. (2012). The Exploration Nobre, C., Moura, F. (2005).
of Ketosynthase Gene on Endophytic Standardization of Extracts from
Bacterial Root of Vetiveria Momordica Charantia L.
zizanioides L. International Journal of (Cucurbitaceae) by Total Flavonoids
Basic & Applied Sciences, Vol.13, Content Determination. Actafarm
No.04, Hal. 112-119. Bonaerense. Vol. 24, No.1, Hal. 562-
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia : 566.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Nychas, G. J. E. dan C. C. Tassou. (2000).
Tumbuhan Edisi Kedua. Bandung: Traditional Preservatives-Oil and
ITB. Spices. London: Academic Press.
Ismail, A., Marjan, Z., Foong, C. (2004). Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. (1988).
Total Antioxidant Activity and Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 2.
Phenolic Content in Selected Penerjemah Ratna Siri hadioetomo.
Vegetables. Food Chemistry. Vol.87, Jakarta: Universitas Indonesia Press.
No.1, Hal. 581-586. Pohan, A., Purwaningsih, E., Dwijayanti,
Jawetz, Melnick, Adelberg. (2005). A. (2013). Efek Kelasi Ekstrak Etanol
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi I: Daun Mangifera foetida pada Feritin
352-358. Jakarta: Salemba Medika. Serum Penderita Talesemia di RS
Mustikasari, K & Ariyani, D. (2010). Cipto Mangunkusumo, J.I. Med
Skrining fitokimia ekstrak metanol Assoc., Vol. 1, No.1, Hal. 45-52.
biji Kalangkala (Litsea angulata).
Sains dan Terapan Kimia. Vol.4,
No.2, Hal.131-136.
Sabir, A. (2005). Aktivitas antibakteri mutans (in vitro). Jurnal Kedokteran
flavonoid propolis Trigona sp. Gigi. Vol.38, No.3, Hal. 135-141,
terhadap bakteri Streptococcus