Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

Disusun Oleh :

Rahmah (17 651 095)

Anggi Kusuma Priandani (17 651 108)

AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penyusun

panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat yang telah diberikan

kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Manajemen Pemasaran yang

berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen”.

Penyusun mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara

langsung maupun tidak langsung selama penulisan makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa

terima kasih tersebut penyusun sampaikan kepada: 

1. Orang Tua, yang telah memberikan semangat serta doa dalam menyelesaikan makalah ini.

2. Bapak Yulius Gessong Sampeallo, S.E., M.M. yang telah membimbing penyusun dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun

penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam

penyempurnaan makalah ini. semoga makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan

menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun juga

Samarinda, 13 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5

1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................6

2.1 Pengertian Keputusan Pembelian......................................................................................6

2.2 Peranan Konsumen dalam Keputusan Pembelian.............................................................6

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen.............................7

2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen....................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................18

DAFATAR PUSTAKA...............................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dalam dunia usaha pada saat ini sangatlah ketat. Perusahaan harus sangat

teliti dan cermat dalam mengembangkan usahanya. Mulai dari dari segi pemilihan produk

apa yang akan dijual hingga memperhatikan selera konsumen. Konsumen merupakan orang

yang sangat penting bagi perusahaan karena konsumen yang mampu membuat perusahaan

tersebut bertahan dan semakin maju. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya

konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan

pemilihan yang digunakan akan menghasilkan keputusan. Pengambilan putusan sendiri

merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa ke tahap, yaitu pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi altematif sebelum pembelian, pembelian, evaluasi sesudah

pembelian.

Keanekaragaman konsumen dalam membeli suatu produk juga dipengaruhi oleh

berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Oleh karena

itu, penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengeruhi

pembelian tersebut. Ada banyak faktor yang akan mempengaruhi keputusan konsumen

dalam pembelian. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen

diantaranya adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis. Dari uraian tersebut di

atas maka judul makalah ini adalah "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Konsumen ".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut :

4
a. Apa pengertian dari keputusan pembelian?

b. Apa peranan konsumen dalam keputusan pembelian?

c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen?

d. Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian konsumen?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah yaitu :

a. Untuk mengetahui pengertian dari keputusan pembelian.

b. Untuk mengetahui peranan konsumen dalam keputusan pembelian.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

d. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian konsumen.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai pengertian pengambilan keputusan, Peranan

konsumen dalam keputusan pembelian, faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen, serta proses pengambilan keputusan

pembelian konsumen.

BAB III PENUTUP

Pada bab terakhir ini akan disimpulkan tentang apa yang disajian pada bab-

bab sebelumnya.

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai

pilihan dan memutuskan pilihan pada suatu produk dari sekian banyak pilihan. Menurut

Kotler & Amstrong (2014), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Menurut Schiffman dan Kanuk

(2014) keputusan pembelian didefinisikan sebagai sebuah pilihan dari dua tahu lebih

alternatif pilihan. Menurut Tjiptono (2012) keputusan pembelian adalah sebuah proses

dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek

tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan

masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan keputusan pembelian

merupakan sebuah proses pengambilan keputusan yang diawali dengan pengenalan masalah

kemudian mengevaluasinya dan memutuskan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan.

2.2 Peranan Konsumen dalam Keputusan Pembelian

Menurut Swastah dan Handoko (2011) berpendapat bahwa ada lima peran seseorang

dalam sebuah keputusan pembelian, yaitu :

a. Pengambilan inisiatif (initiator)

Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk

melakukan sendiri.

b. Pengaruh Seseorang (influencer)

7
Individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun

tidak sengaja.

c. Pembuat keputusan (decider)

Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk

melakukan sendiri.

d. Pembeli (buyer)

Individu yang melakukan pembelian barang atau jasa yang sebenarnya.

e. Pemakai (user)

Individu yang menikmati atau memakai barang atau jasa yang dibeli.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh

empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang

sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan

perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-

anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai

sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,

individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda. Masing-masing sub-

budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan

sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras,

8
dan wilayah geografis. Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam

bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut

dapat berbentuk sebuah sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang

relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya

menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya

mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan,

perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai

kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya

disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat

memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota

kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti

keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara

langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok

primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan,

profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok

keanggotaan.

9
b. Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi

dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas.

Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat

memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri

dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang

dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

c. Peran dan status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi

perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam

masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan

semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung

dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah

perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan

seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang

direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang

berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.

3. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi

diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

a. Usia dan siklus hidup keluarga

10
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang

dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga.

b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola

konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal,

perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil

mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh

keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah

tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

c. Gaya hidup

Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang

terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah

kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak

menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai

sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan

merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon

seluler berbagai merek berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan

berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon

selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang

kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar

suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan

telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis mereka.

11
d. Kepribadian

Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-

beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian

merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan

sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan

lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri

bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan

diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat

menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek

konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih

merek yang cocok dengan kepribadiannya.

4. Psikologis

Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya

sebagai berikut:

a. Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa

dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus,

dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat

bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika

seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada

kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat

12
petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama

merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu. Banyak riset

yang telah dilakukan peneliti dalam menghubungkan motivasi seseorang dalam

kegiatan pembelian produk tertentu seperti yang dipelopori oleh Ernest Dichter

(Kotler 2003:215), yang dimana risetnya telah menghasilkan hipotesis sebagai

berikut:

 Konsumen menolak buah prem karena buah prem terlihat keriput dan

mengingatkan mereka pada orang berusia lanjut.

 Pria menghisap cerutu sebagai versi dewasa dari kebiasaan menghisap ibu jari

di masa anak-anak.

 Wanita lebih menyukai lemek nabati daripada hewani karena dapat

menimbulkan rasa bersalah karena telah membunuh binatang.

 Wanita yang tidak yakin dengan adonan kue jika adonan tersebut tidak

amemerlukan tambahan telur, karen adonan tersebut membantu mereka

merasa bahwa sedang “melahirkan”.

Selain riset dari Ernest diatas, Jeans Callibout menidentifikasikan motivasi-

motivasi yang berbeda-beda yang dapat dipuaskan oleh suatu produk. Contohnya,

wiski dapat memenuhi kegiatan relaksasi sosial, status, atau kesenangan sehingga

merek wiski perlu diposisikan pada salah satu daya tarik tersebut.

Frederick Herzerberg mengembangkan teori dua-faktor yang membedakan

dissastifier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier (faktor-

faktor yang menyebabkan kepuasan) yang dapat memotivasi kegiatan pembelian

konsumen. Ia mencotohkan dalam kegiatan pembelian komputer yang dimana

13
tidak adanya garansi dapat menjadi faktor dissaatisfier tetapi adanya garansi juga

tidak menjadi pemuas atau motivator pembelian, karena garansi bukan merupakan

sumber kepuasan instrinsik komputer. Melainkan kemudahan penggunaanlah

yang dapat menjadi satisfier yang dapat memotivasi kegiatan pembelian.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan.

Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah

proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard

Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada

rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan

lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama

dalam benak setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses persepsi

yaitu:

 Perhatian selektif, perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan

atas berbagai informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para

pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen dan

memberikan sebuah rangsangan nama yang akan diperhatikan orang. Hal ini

disebabkan karena orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang

berhubungan dengan kebutuhnnya saat ini, memperhatikan rangsangan yang

mereka antisipasi dan lebih memerhatikan rangsangan yang memiliki deviasi

14
besar terhadapa ukuran rangsangan normal seperti, orang cenderung akan

memperhatikan iklan yang menawarkan potongan dan bonus sebesar

rp.100.000 ketimbang iklan komputer yang hanya memberikan bonus atau

potongan yang bernilai rp.50.000

 Distorsi Selektif, distorsi selektif merupakan proses pembentukan persepsi

yang dimana pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi tersebut.

Hal ini karena distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk

mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan

informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi

konsumen.

 Ingatan Selektif, orang akan banya melupakan banyak hal yang merek pelajari

namun cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung

pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita

cenderung akan mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk

yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang disbutkan tentang produk

yang bersaing.

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan

melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak,

tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar

bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan

mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang

15
memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya

konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek. Contohnya,

konsumen yang pernah membeli komputer merek IBM yang mendapatkan

pengalaman menyenangkan dan persepsi yang positif akan mengasumsikan bahwa

merek IBM merupakan merek komputer yang terbaik, ketika konsumen akan

membeli printer merek IBM mungkin konsumen juga berasumsi hal yang sama

bahwa IBM menghasilkan printer yang baik.

d. Keyakinan dan Sikap

Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan

dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu.

Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan

pembelian mereka. Contohnya studi tentang keyakinan merek yang menemukan

bahwa konsumen sama-sama menyukai Diet Coke dan Diet Pepsi ketika mencicipi

keduanya dalam tanpa merek. Tetapi, ketika mencicipi Diet yang diberi tahu

mereknya, konsumen memilih diet Coke 65% dan Diet Pepsi 23%. Dalam contoh

tersebut dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan merek dapat mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap

adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang

terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler 2003:219).

16
2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Sebelum atau sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan proses

yang mendasari pengambilan keputusan, yakni :

a. Pengenalan masalah (problem recognition).

Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang

dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat

menentukan produk yang akan dibeli.

b. Pencarian Informasi (information soure)

Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari

informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.

Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan

berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

c. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation)

Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan

mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

d. Pembelian (purchase decision)

Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alernatif strategis yang ada, konsumen

akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara

membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak

sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.

17
e. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation)

Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi

yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan

pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi

apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan

dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai

dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek

produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika

produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan

permintaan konsumen pada masa depan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan yakni sebagai

berikut:

a. Keputusan pembelian merupakan sebuah proses pengambilan keputusan yang diawali

dengan pengenalan masalah kemudian mengevaluasinya dan memutuskan produk

yang paling sesuai dengan kebutuhan.

b. Peranan konsumen dalam keputusan pembelian yaitu : Pengambilan inisiatif

(initiator), Pengaruh seseorang (influencer), Pembuat keputusan (decider), Pembeli

(buyer), dan Pemakai (user).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen yaitu : Faktor

budaya, Faktor Sosial, Pribadi, dan Psikologis.

d. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen yaitu : Pengenalan masalah

(problem recognition), Pencarian Informasi (information soure), Mengevaluasi

alternatif (alternative evaluation), Pembelian (purchase decision), dan Evaluasi

pasca-pembelian (post-purchase evaluation).

19
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan AB. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran Indonesia. Buku 2. Salemba empat.

Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Lamb, Charles. W. et.al. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta.

Hestanto. (2017). Keputusan Pembelian. Diambil kembali dari www.hestanto.web.id:

https://www.hestanto.web.id/keputusan-pembelian/#:~:text=Menurut%20Kotler

%20%26%20Amstrong%20(2014),dua%20tahu%20lebih%20alternatif%20pilihan.

Ilmumanajemenpemasaran. (2009, October 31). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Konsumen. Diambil kembali dari ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com:

https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/2009/10/31/fktr-pngarh-kep-pmblian/

20

Anda mungkin juga menyukai