Anda di halaman 1dari 6

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Rps 1

AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN KEBUTUHAN ATAS ETIKA

OLEH

KELOMPOK 2

KADEK AYU ASTITI ASIH 1981611002


NI NYOMAN SURYAGITA APSARI 1981611016
N. DIAH UTAMI 1981611018
A.A. AYU NUR CINTYA APSARI 1981611019

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020

1. PENGERTIAN PROFESI AKUNTANSI


Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar, 2003) yang dimaksud
dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di
bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja
pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan
akuntan sebagai pendidik. Akuntan adalah penjaga gerbang publik yang ditunjuk; karena
mereka memegang posisi istimewa itu, oleh karena itu, mereka bertanggung jawab kepada
masyarakat umum. Profesi akuntansi terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pengusaha, investor, bisnis dan komunitas keuangan, dan lain-lain yang mengandalkan
objektivitas dan integritas akuntan publik bersertifikat.

2. TIPE-TIPE AKUNTAN
Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen
yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan
umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik
adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya
sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh
izin dari Departemen Keuangan.
b. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan
tersebut yang dapat diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi
atau direktur keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan
keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin
perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
c. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,
misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK).

d. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum
pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

3. AKUNTANSI SEBAGAI SEBUAH PROFESI


Pada pertengahan abad kedua puluh di Amerika Serikat, ketika disiplin akuntansi
sedang mencari status profesi, Komisi Standar Pendidikan dan Pengalaman untuk Akuntan
Publik Bersetifikat mengeluarkan laporan yang berisi tujuh karakteristik sebuah profesi:
a. Sebuah badan khusus pengetahuan.
b. Sebuah proses pendidikan yang diakui formal dan untuk memperolehnya diperlukan
pengetahuan khusus.
c. Sebuah standar kualifikasi profesional yang mengatur pengakuan profesi.
d. Sebuah standar perilaku yang mengatur hubungan antara praktisi dengan klien, kolega,
dan masyarakat.
e. Pengakuan status.
f. Penerimaan tanggung jawab sosial yang melekat dalam suatu pekerjaan yang diberkahi
dengan kepentingan publik.
g. Organisasi yang ditujukan untuk kemajuan kewajiban sosial kelompok.

4. SYARAT SUATU PROFESI


Ciri khas suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik. Publik
profesi akuntansi terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pengusaha, investor, bisnis
dan komunitas keuangan, dan lain-lain yang mengandalkan objektivitas dan integritas
akuntan publik bersertifikat. Syarat penggunakaan akuntansi sebagai suatu profesi adalah
sebagai berikut:
a. Melibatkan kegiatan intelektual.
b. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Memerlukan persiapan profesional dan bukan sekedar latihan.
d. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. Mementingkan pelayanan yang dilakukan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

5. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN


Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Seorang akuntan keuangan bertanggung
jawab untuk:
a. Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan
oleh pihak internal maupun pihak external perusahaan dalam pengambilan keputusan.
b. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan
IAI, 2004 yaitu dapat dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan,
kendala informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.
Sebagai seorang profesional, akuntan memiliki tiga kewajiban sebagai berikut:
a. Cakap dan tahu tentang seni dan ilmu akuntansi
b. Untuk menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan akuntan, menghindari godaan
untuk mengambil keuntungan dari klien
c. Untuk melayani kepentingan publik Kode etik AICPA dengan jelas mengartikulasikan
tanggung jawab ini.
Pemeliharaan kompetensi membutuhkan komitmen untuk belajar dan peningkatan
profesional yang harus terus berlanjut sepanjang kehidupan profesional anggota. Itu adalah
tanggung jawab individu anggota.

6. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN MANAJEMEN


Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan
ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajemen dalam suatu organisasi
untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan
memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen, yaitu:
a. Perencanaan
Akuntan manajemen menyusun serta ikut berpartisipasi dalam mengembangkan sistem
perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat
untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
b. Pengevaluasian
Akuntan manajemen mempertimbangkan implikasi-implikasi historikal dan
kejadiankejadian yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.

c. Pengendalian
Akuntan manajemen menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan
aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan
mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara
yang diharapkan.
d. Menjamin Penanggungjawaban Sumber
Akuntan manajemen mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang ikut
disesuaikan dengan aturan berdasarkan pertanggung jawaban dalam suatu organisasi
sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas
penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.
e. Pelaporan Eksternal
Akuntan manajemen ikut berpartisipasi di dalam proses mengembangkan prinsip-
prinsip pada akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

7. PRINSIP-PRINSIP KODE ETIK AKUNTAN SECARA UMUM


Kode etik Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika adalah sebagai berikut:
(Mulyadi, 2001: 53)
a. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Huebner mengutip empat karakteristik profesional:
a) Profesional terlibat dalam panggilan yang berguna dan cukup mulia untuk menginspirasi
cinta dan antusiasme di pihak praktisi.
b) Panggilan profesional dalam praktiknya membutuhkan pengetahuan pakar.
c) Dalam menerapkan pengetahuan itu, praktisi harus meninggalkan pandangan komersial
yang sangat egois dan selalu mengingat keuntungan klien.
d) Praktisi harus memiliki semangat kesetiaan kepada rekan-rekan praktisi, membantu
tujuan bersama yang mereka anut, dan tidak boleh membiarkan tindakan tidak profesional
membuat malu seluruh profesinya.
f. Kepentingan Publik
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai,
investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan
integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
g. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
h. Obyektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
i. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional dan teknik yang paling mutakhir.
j. Kerahasiaan
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan
pada kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas
kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
k. Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
l. Standar Teknis
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.

Anda mungkin juga menyukai