Anda di halaman 1dari 15

Jobsheet

Tentang
Manajemen Bandwidth

Disusun oleh :

Nama : Arsya Duta Pratama.


No.Absen : 09
Kelas : XI TKJ 1
SMK NEGERI 1 NGANJUK

Jln.Dr. Soetomo No.60c Nganjuk Telp/Fax (0358) 321483

Website : www.smkn1nganjuk.sch.id

Email : info@smkn1nganjuk.sch.id

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


Tujuan Praktikum

1. Siswa mampu mengatur bandwidth pengguna dalam sebuah jaringan secara


sederhana.
2. siswa mampu menentukan kecepatan upload dan download setiap pengguna dalam
mengakses jaringan.

DASAR TEORI

1. Pengertian Bandwidth dalam Sebuah Jaringan.

Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan
dalam koneksi melalui sebuah network. Istilah ini berasal dari bidang teknik listrik, di mana
bandwidth yang menunjukkan total jarak atau berkisar antara tertinggi dan terendah sinyal
pada saluran komunikasi (band).

Banyak orang awam yang kadang menyamakan arti dari istilah Bandwidth dan Data Transfer,
yang biasa digunakan dalam internet, khususnya pada paket – paket web hosting. Bandwidth
sendiri menunjukkan volume data yang dapat di transfer per unit waktu.

Sedangkan Data Transfer adalah ukuran lalu lintas data dari website. Lebih mudah kalau
dikatakan bahwa bandwidth adalah rate dari data transfer. Di dalam jaringan komputer,
bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data
yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya
dalam detik).

Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan
dalam Bps (bytes per second). Secara umum, koneksi dengan bandwidth yang besar/tinggi
memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam
video presentation.

2. Pengertian Manajemen Bandwidth

Management Bandwith, adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk management dan
mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service
(QoS) untuk menetapkan tipe-tipe lalulintas jaringan. sedangkan QoS adalah kemampuan
untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data.

Manajemen Bandwidth adalah pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth


untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan.
Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan
jaminan kualitas suatu layanan jaringan QoS = Quality Of Services).
Manajemen Bandwidth adalah proses mengukur dan mengontrol komunikasi (lalu lintas,
paket) pada link jaringan, untuk menghindari mengisi link untuk kapasitas atau overfilling
link, yang akan mengakibatkan kemacetan jaringan dan kinerja yang buruk.

Maksud dari manajemen bandwidth ini adalah bagaimana kita menerapkan pengalokasian
atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah PC Router Mikrotik. Manajemen
bandwith memberikan kemampuan untuk mengatur Bandwidth jaringan dan memberikan
level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan.

3. Simple Queues

Queues adalah menu pada winbox dimana kita dapat memanagement bandwith pada suatu
koputer client yang sesuai dengan keinginan admin. Dimana computer client di batasi akses
upload dan download ke jaringan internet.

4. Dynamic queue

Dynamic queue secara umum adalah sebuah teknik management bandwidth dimana


bandwidth diberikan secara otomatis oleh router sehingga seorang network engineer tidak
perlu membuat kembali rule queue secara manual.

Peralatan Praktikum

1. 1 set PC
2. 1 set Mikrotik
3. 3 buah Kabel LAN
4. Software Winbox
Langkah Percobaan

Simple Queues

1. Mengatur ip address untuk kedua pc secara static dan beri default gateway sesuai
dengan port ethernet masing masing pc serta isikan juga DNS nya.

Gambar 2 Setting IP PC 1

 
Gambar 3 Setting IP PC 2

2. Setting ip address pada mikrotik di aplikasi winbox

Gambar 3 Setting IP Address port 2


Gambar 4 Setting IP Address port 3

3. Untuk terhubung ke ISP maka kita perlu mengkonfigurasi DHCP client terlebih dulu,
sehingga ISP akan mendapat ip secara otomatis

Gambar 5 DHCP Client


4. Agar mendapatkan IP public, maka kita perlu mentranslasikan IP terlebih dahulu
dengan menggunakan NAT, lakukan penyetingan pada NAT di IP, lalu klik Firewall

Gambar 6 Konfigurasi NAT

5. Selanjutnya akan dilakukan setting limit bandwidth.


6. Klik Queue, lalu pilih Simple Queue. Isilah konfigurasi seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 7 Konfigurasi Simple Queue

7. Setelah dilakukan konfigurasi seperti diatas, maka kita dapat memperhatikan hasil
dari praktikum limit bandwidth ini dengan cara klik speed.test lalu cobalah untuk
download. Dibawah ini adalah adalah salah satu hasil download (pada client 1).
 

Gambar 8 Data limit bandwidth pada Client 1

Gambar 9 Data limit bandwidth pada Client 2


Dinamic Queue pada Hotspot

Hotspot merupakan gabungan dari beberapa service di dalam MikroTik salah satunya adalah
Queue. Secara default, hotspot akan membuat simple queue secara otomatis pada saat user
melakukan log in.

Pada pengaturan Hotspot User Profile terdapat parameter rate-limit untuk menentukan
pengaturan queue. Pada versi terbaru, ada juga penentuan letak Simple Queue yang dibuat
secara otomatis.

Contoh, User Profile dengan pengaturan rate-limit.

Adapun format untuk mengisi parameter rate-limit adalah sebagai berikut :

[rx-rate[/tx-rate] [rx-burst-rate[/tx-burst-rate] [rx-burst-threshold[/tx-burst-threshold]


[rx-burst-time[/tx-burst-time] [priority] [rx-rate-min[/tx-rate-min]]]]
Pada contoh pengaturan rate-limit diatas, diketahui bahwa Nilai Maksimum Upload dan
Download adalah 1 Mbps kemudian besar bandwith garansi untuk per user yaitu 256 kbps
dengan nilai prioritas 8. Dengan format itu pula kita bisa mengatur parameter brust.
Selain itu dapat juga membuat staged limitation ( limitasi bertingkat) secara otomatis seperti
pada contoh gambar berikut.

Untuk membuat limitasi bertingkat, langkah awal kita akan membuat terlebih dahulu Parent
Queue dengan menggunakan Simple Queue. Isikan nama untuk Parent Queue, Target, dan
juga Max-Limit dari Uplod/Download. Untuk Target bisa disikan dengan network address
dari jaringan hotspot.
Kemudian pada Tab Queue di User Profile tentukan parameter Parent Queue dan juga Queue
Type.

 
Nah, ketika ada client yang login ke hotspot secara otomatis akan dibuatkan child queue
dibawah rule Bandwith-Hotspot.

Dinamic Queue pada PPP

Dinamic Queue juga bisa diterapkan pada service VPN semisal Point to Point Protocol (PPP).
Seperti halnya pada hotspot dinamic queue pada PPP bisa dibuat sebagai Staged Limitation
(Limitasi Bertingkat). Lalu, bagaimana caranya ? Caranya pun juga mudah, langkah-
langkahnya juga sama seperti implementasi Dinamic Queue pada hotspot.

Pertama, buat terlebih dahulu Parent Queue menggunakan Simple Queue. Isikan nama untuk
Parent Queue, Target, dan juga Max-Limit dari Upload/Download.

Kedua, tentukan rate-limit pada profile untuk user PPP. Untuk pengisian parameternya juga
sama seperti pada hotspot.

Selanjutnya, pada Tab Queue tentukan parameter Parent Queue dan juga Queue Type.
Dengan fitur dynamic queue, rule queue akan dibuat otomatis oleh router ketika user
terkoneksi. Admin jaringan tidak perlu lagi membuat rule queue secara manual.
ANALISIS DATA

Percobaan kali ini mengenai manajemen bandwidth dengan simple queue dimana kita
merancang bandwidth dengan menggunakan alamat ip dari pengguna. Jika kita ingin
membatasi bandwidth lebih dari 1 user, maka kita perlu mengkonfigurasi nya masing-masing.
Konfigurasi pada PC kita lakukan secara static, karena jaringan yang ada masih cukup kecil
dan tidak terlalu besar.

Dengan fitur dynamic queue pada hotspot, rule queue akan dibuat otomatis oleh router ketika
user terkoneksi. Admin jaringan tidak perlu lagi membuat rule queue secara manual.

DHCP client untuk ISP harus kita konfigurasi karena supaya ISP dapat terhubung langsung
ke internet. Disamping itu kita juga perlu menkonfigurasi NAT nya, supaya IP private yang
digunakan oleh client saat terhubunga ke jaringan luar akan tampak bahwa client
menggunakan IP public yang telah didapatkan dari DHCP client.

Tujuan diadakannya limit bandwidth ini agar client tidak menggunakan bandwidth dengan
bebas. Juga untuk me-manage kecepatan upload dan download sehingga bandwidth jaringan
dapat termanajemen dengan baik dan tidak ada user yang merasa dirugakan (karena semua
sama bandwidthnya, sesuai dengan yang telah dikonfigurasikan).

KESIMPULAN

1. Menajemen bandwidth sangat dibutuhkan untuk membatasi akses client dalam


menggunakan bandwidth.
2. Simple queue adalah teknik untuk membagi bandwidth berdasarkan alamat ip
tertentu.
3. Dynamic queue adalah teknik untuk membagi bandwidth secara otomatis.

KRITIK

SARAN
Daftar Pustaka

 https://ayusridiana.wordpress.com/2016/11/29/praktikum-manajemen-jaringan-
manajemen-bandwidth-dengan-simple-queue/
 https://citraweb.com/artikel_lihat.php?id=129

Anda mungkin juga menyukai