MAKALAH
BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH :
Kelompok ll
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini degan baik. Pada pembahasan ini kami akan
menyampaikan materi dari Biologi Bahasa Indonesia mengenai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan
Pedoman umum ejaan bahasa indonesia (PUEBI), Kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang
telah mendukung untuk penyelesaian makalah ini.
Jika ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya demi kesempurnaan
makalah ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana
menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia, ejaan Republik atau ejaan Soewandi,
yang berlaku sejak tahun 1927. Tepatnya pada 16 agustus 1972, telah ditetapkan dan diberlakukan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Apabila pedoman ini dipelajari dan ditaati
maka tidak akan terjadi kesalahan pengejaan kata.
Pembentukan kata biasa disebut dengan morfologi. Hingga kini telah banyak dibicarakan berbagai
bentuk kata dalam bahasa Indonesia beserta pengertian-pengertian yang diwakilinya. Dengan kata lain
telah diberikan tinjauan tentang cirri bentuk kata beserta tugasnya dalam pemakaian bahasa.
Pengetahuan tentang cirri-ciri penting sekali, karena bahasa sesungguhnya tidak lain dari pada tanda
bunyi bebas yang selalu terikat pada suatu sistem, diketahui oleh masyarakat bahasa berdasarkan
perjanjian. Jadi pada hakikatnya bahasa adalah bunyi.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN PENULISAN
1. Ingin mengetahui tentang Sejarah Singkat Ejaan di Indonesia.
2. Ingin mengetahui tentang Pemakaian Huruf pada EYD.
3. Ingin mengetahui tentang Penulisan Kata pada EYD.
4. Ingin mengetahui tentang cara Pemakaian Tanda Baca pada EYD.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum 1900 di Indonesia,yang sebagian besar penduduknya masih menggunakan bahasa Melayu
,belum ada sistem ejaan yang sama. Kemudian pada 1900,Ch. Van ophuysen mendapat perintah untuk
menyusun ejaan Melayu dengan mempergunakan aksara latin. Dalam usahanya itu,ia sekadar
mempersatukan bermacam-macam sistem ejaan yang sudah ada dengan bertolak dari sistem ejaan
bahasa Belanda sebagai landasan pokok.
Ejaan tersebut tidak sekali jadi,tapi terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun dan baru pada
1926,mendapat bentuk yang baku.
Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan huruf y di tulis dengan j seperti kata-kata sayang menjadi sajang.
b. Penggunaan huruf u ditulis dengan oe seperti kata-kata surat menjadi soerat.
c. Penggunaan huruf j ditulis dengan dj seperti kata kata jakarta menjadi Djakarta
1. Pada 19 Maret 1947,di keluarkan penetapan baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan, Suwandi tentang perubahan Ejaan Bahasa Indonesia; sebab itu ejaan pengganti Ejaan
Suwandi atau Ejaan Republik. Sebagai dampak dari keputusan tersebut,bunyi oe tidak semuanya diganti
dengan u. baru pada 1949,berdasarkan pada surat edaran Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,tanda oe mulai 01 Januari 1949 diganti dengan u.
2. Pada Kongres Bahasa Indonesia II pada 1954 di Medan, masalah ejaan dipersoalkan lagi.
Prof.Dr.Prijono mengajukan Prasaran Dasar-Dasar Ejaan Bahasa Indonesia dengan Huruf Latin. Isi dasar-
dasar tersebut adalah perlunya penyempurnaan kembali Ejaan Republik yang sedang dipakai saat itu.
Namun, hasil penyempurnaan Ejaan Republik ini gagal diresmikan karena terbentur biaya yang besar
untuk perombakan mesin ketik yang telah ada di Indonesia. Usaha penyempurnaan ejaan terus
dilakukan,termasuk bekerjasama dengan Malaysia yang menggunakan rumpun bahasa Melayunya pada
Desember 1959.
Dari kerjasama ini,terbentuklah Ejaan Melindo (Ejaan Melayu Indonesia) yang diharapkan pemakaiannya
berlaku di perkembangan hubungan politik yang kurang baik antardua Negara tersebut pada saat itu,
ejaan ini gagal lagi diberlakukan.
Pada awal Mei 1966, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK),yang sekarang menjadi Pusat
Bahasa,menyusun lagi Ejaan Baru Bahasa Indonesia. Namun,hasil perubahan ini juga tetap mendapat
banyak pertentangan dari berbagai pihak sehingga gagal lagi diberlakukan
Pada 16 Agustus 1972,Presiden Republik Indonesia meresmikan Ejaan baru, yang lebih dikenal dengan
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Ejaan baru ini tetap dipakai sampai saat ini, dan
tentunya telah mengalami revisi agar lebih sempurna.
pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menerbitkan buku ”Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang labih luas. Setelah itu ,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tanggal 27 Agustus 1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan”.
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penyemprnaan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan EYD edisi 1975. Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan
Menteri Pendidikann Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Dengan di keluarkannya Peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 di ganti dan
dinyatakan tidak berlaku lagi
B.Pemakaian Huruf
Ada huruf vokal, konsonan, iftong dan gabungan konsonan.
Huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u, e, dan o.
Huruf konsonan terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, y dan z.
Sedangkan huruf di iftong terdiri atas ai, au, dan oi. Adapun huruf gabungan konsonan terdiri atas kh,
ng, ny dan sy.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya :
Amir Hamzah
Jenderal Kancil
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf partama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk
sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam
Alquran
Allah
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan
1). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan,
atau akademik yang diikuti nama orang termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
Doktor Mohammad Hatta
Andri Wicaksono, Magister Pendidikan
2). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan,
profesi serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Gubernur Papua Barat
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa indonesia
suku Dani
bahasa Bali
2). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Dunia II
Konferensi Asia Afrika
Huruf Miring
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terkhir kata abad adalah d.
c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis adalah Garnicia mangostana.
Penulisan Kata
a. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu
b. Kata Turunan/Berimbuhan
Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
dipermainkan.
Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar
yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Mem-PHK-kan
di-PTUN-kan
c. Gabungan Kata
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya:
Meja tulis
Persegi panjang
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan
tanda hubung di antara unsur-unurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
Anak-istri Ali anak istri-Ali
Ibu-bapak kami ibu bapak-kami
Buku-sejarah baru buku sejarah-baru
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
SD Sekolah Dasar
2. Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang dipelakukan sebagai sebuah kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis sluruhnya dengan
huruf capital tanpa tanda titik.
Misalnya:
SIM surat izin mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari berberapa unsure ditulis dengan huruf awal kapital.
c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan hurf kecil.
Misalnya:
Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
Tilang bukti pelanggaran
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan dan bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana.
Ayahku tinggal di Solo.
Dia akan datang pada pertemuan itu.
2. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
(a) III.Departemen Pendidikan Nasional
(b) 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Lustasi
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang menunjukkan waktu .
Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1,35 menit,20 detik)
4. tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam,35 menit,20 detik)
1.35.21
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda Tanya atau tanda seru,dan tempat terbit.
1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk setara.
2. tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa
atau kelompok kata. Dalam hubungan itu,sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan data dan.
3. tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsure-unsur
setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapn yang memerlukan pemerian.
3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
4. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman ,(b) bab dan ayat dalam kitab suci,
(c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
1. tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan
bagian kata yang mendahuluiya pada pergantian baris.
3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
4. Tanda hubung digunakan untuk menyambng bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang
dieja satu-satu.
5. Tanda hubung boleh dipakai unruk memperjelas(a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsure bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing.
Tanda pisah(-)
1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangun utama kalimat.
2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan,tangal,atau tempat dengan arti sampai dengan ‘atau
‘sampai ke’.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam kehidupan bangsa dan Negara Indonesia,bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Hal itu karena peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi
Negara. Keadaan ini menuntut perlunya ejaan baku bahasa Indonesia yang bias di jadikan pedoman oleh
seluruh masyarakat di penjuru Nusantara sehingga dapat menggunakan bahasa Indonesia secara benar
dan baik. Baik dan benar dalam segi pemakaian huruf,penulisan kata,pemakaian tanda baca.
B.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah
daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.