Dosen Pengampu :
Dr. Ansari, M.Ag
Disusun oleh:
ALYA ASTAMI
(0305181024)
Kelas/Semester:
PMM-1/V
Puji syukur penulis ucapkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun
dan menyelesaikan Makalah Pembelajaran yang berjudul “Latar Belakang Lahirnya
Ilmu Sosiologi Pendidikan” .Shalawat dan rangkaian kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing kita dari alam kegelapan menuju terang benderang. Tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah
Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan tugas ini.
Pada makalah penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalahini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Manusia dalam memenuhi kepuasan dan
kebutuhan hidupnya sangat memerlukan informasi dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut yang dapat memberi pengaruh positif
maupun negatif. Perkembangan IPTEK dari waktu ke waktu semakin cepat dan
canggih, didukung oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Majunya
perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa
semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Ilmu pengetahuan mendasari lahirnya sosiologi pendidikan. Dimana pendidikan
memerlukan ilmu yang berhubungan dengan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan agar tidak tertinggal dengan arus globalisasi. Didasarkan
dengan keingintahuan mengenai hal tersebut, penulis membuat makalah yang
berjudul “Latar Belakang Lahirnya Ilmu Sosiologi Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan ?
2. Apa saja syarat-syarat ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana disiplin (pembidangan) ilmu pengetahuan ?
4. Apa saja faktor penyebab lahirnya ilmu sosiologi pendidikan ?
5. Bagaimana perkembangan sosiologi pendidikan ?
6. Apa saja bukti sosiologi pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui disiplin (pembidangan) ilmu pengetahuan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lahirnya ilmu sosiologi
pendidikan.
5. Untuk mengetahui perkembangan sosiologi pendidikan.
6. Untuk mengetahui bukti sosiologi pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a. Berobjek: objek material sasaran/bahan kajian, objek formal yaitu sudut
pandang pendekatan suatu ilme terhadap objeknya .
b. Bermetode, yaitu prosedur/cara tertentu suatu ilmu dalam usaha mencari
kebenaran.
c. Sistematis, ilmu pengetahuan seringkali terdiri dari beberapa unsur tapi
tetap merupakan satu kesatuan. Ada hubungan, keterkaitan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain.
d. Universal, ilmu diasumsikan berlaku secara menyeluruh, tidak meliputi
tempat tertentu atau waktu tertentu. Ilmu diproyekasikan berlaku seluas-
luasnya.
Contoh:
Ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an memiliki kandungan berbeda dengan
ilmu alam kerena objeknya adalah dari tindakan manusia. Oleh sebab itu agar
mencapai tingkat yang unversal didalam ilmu sosial, harus adanya konteks dan
tertentu pula. Misal: Semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal
merupakan syarat ilmu yang keempat.
3
D. Faktor Penyebab Lahirnya Ilmu Sosiologi Pendidikan
Ada beberapa faktor penyebab lahirnya ilmu sosiologi pendidikan, yaitu:
1). Perubahan masyarakat yang sangat cepat
Sifat manusia adalah berubah, dimana manusia selama hidupnya pasti
mengalami perubahan. Perubahan sosial merupakan gejala yang wajar
sebagai akibat dari pergaulan hidup manusia. Perubahan yang sangat
cepat dan sering tidak seimbang dengan nilai-nilai sosial mengakibatkan
gejala umum di masyarakat. Ketidakseimbangan kondisi sosial tersebut
mempengaruhi perkembangan pendidikan. Oleh sebab itu, lahirlah ilmu
sosiologi pendidikan.
2). Faktor guru
Guru adalah seorang administrator, motivator, instruktur, informator dan
sebagaimana dalam mendidik dan mengajar peserta didik melalui proses
pembelajaran. Dalam perkemvangannya, guru mengalami perubahan-
perubahan yang kurang kondusif untuk kepentingan pembinaan dan
pengarahan kepada murid. Masalah-masalah pendidikan yang muncul
sering kali berakibat dari masalah pribadi guru tersebut, sehingga
lembaga pendidikan tidak mampu untuk mengatasinya. Untuk itu, lahirlah
ilmu sosiologi pendidikan untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
3). Motivasi pendidikan
Sekolah merupakan institusi yang ikut bertanggung jawab atas
pembentukan moraitas anak didik. Akan tetapi, pembentukan moral ini
bukan hanya lewat lembaga pendidikan, karena sebenarnya ini adalah
tugas semua orang. Para sosiolog ikut serta dalam membangun moralitas
pendidikan, sehingga muncullah sosiologi pendidikan.
4
masing. Sosiologi termasuk cabang ilmu yang memisahkan dari filsafat. Course
de Phillosophie Positive, yang terbit pada 1838 (Narwoko dan Bagong, 2004:4).
Dalam buku ini Comte secara kreatif menyusun sintesa berbagai macam aliran
pemikiran, kemudian mengusulkan untuk mendirikan ilmu tentang masyarakat
dengan dasar filsafat empiris yang kuat. Socious berasal dari bahasa Latin yang
artinya “teman”, sedangkan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya “kata”
atau ”berbicara”.
Jadi sosiologi adalah ilmu yang berbicara tentang masyarakat. Bagi
Comte, sosiologi adalah ilmu tentang kemasyarakatan yang mempelajari hidup
bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia yang
menguasai kehidupan (Abdullah, 2011:6). Spencer menerapkan teori evolusi
organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang
evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. Proses
kelahiran sosiologi dilatarbelakangi oleh serangkaian perubahan dan krisis yang
terjadi di Eropa Barat.
Pada akhir abad 15 dan permulaan abad 16 di Eropa Barat telah terjadi
renaissance yang ditandai dengan mulai tumbuhnya kapitalisme, perubahan-
perubahan di bidang sosial-politik, perubahan berkenaan dengan reformasi
Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan
modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, dan revolusi industri
pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Perancis (Narwoko dan Bagong,
2004:5). Revolusi industri dan Revolusi Perancis mendorong perubahan sosial
yang sangat cepat. Perubahan sosial yang cepat menimbulkan cultural
lag . Cultural lag menjadi penyebab munculnya masalah-masalah sosial yang
dialami dunia pendidikan.
Tetapi, berbeda dengan filsafat sosial yang banyak dipengaruhi oleh ilmu
alam dan memandang masyarakat sebagai “mekanisme” yang dikuasai oleh
hukum-hukum mekanis, sosiologi lebih menempatkan warga masyarakat sebagai
individu yang relatif bebas. Para filsuf sosial, seperti Plato dan
Aristoteles, umumnya berkeyakinan bahwa seluruh tertib dan keteraturan yang
adimanusiawi, abadi, tidak berubah, dan ahistoris. Sementara sosiolog justru
mempertanyakan keyakinan lama dari para filsuf itu, dan sebagai gantinya
muncullah keyakinan baru yang dipandang lebih mencerminkan realitas sosial
yang sebenarnya. Bentuk-bentuk masyarakat, gejala pelapisan sosial, dan pola-
pola interaksi yang berbeda, sekarang lebih dilihat sebagai hasil inisiatif atau
hasil kesepakatan manusia itu sendiri (Narwoko dan Bagong, 2004:6).
5
fisik atau emosional, memberikan teladan yang baik, menumbuhkan sikap
tolong menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.
2). Keberhasilan dalam pembangunan bidang ekonomi.
3). Berdirinya perguruan tinggi di tingkat propinsi atau minimal kabupaten
yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen bonafid.
4). Warga yang berpendidikan menjadi ukuran tentang maju dan
berkembangnya kehidupan masyarakat.
5). Banyak didirikannya bimbel diluar sekolah untuk menambah
wawasan/pengetahuan siswa.
6). Pergantian kurikulum yang menyesuaikan perkembangan di masyarakat.
7). Adanya sistem one day school.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan pengetahuan
semesta alam atau kegiatan yang dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang
lain, tetapi merupakan teori, prinsip atau dalil yang berguna bagi
pengembangan teori, prinsip atau dalil lebih lanjut. Syarat-syarat ilmu
pengetahuan yaitu berobjek, bermetode, sistematis dan universal. Ada
beberapa pandangan yang terkait dengan pembidangan/klasifikasi ilmu
pengetahuan dari filsuf Auguste Comte, Karl Raimund Popper, dan Habermas
berbeda-beda. Sejarah perkembangan sosiologi pendidikan bermula dari
sosiologi yang muncul pada abad 19. Faktor munculnya ilmu sosiologi
pendidikan yaitu perubahan masyarakat yang sangat cepat, faktor guru dn
motivasi pendidikan. Bukti dari sosiologi pendidikan yaitu banyak didirikan
bimbel diluar sekolah, didirikannya perguruan tinggi di tiap provinsi bahkan
kabupaten, terbentuknya karakter anak yang baik, dan lain-lain.
7
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif Ilmu-ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta.
Tanpa Penerbit.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan.
Jakarta. Rajawali Press.
Jujun S, Suriasumantri. 1998. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan.
Narwoko, Dwi, dkk. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta. Prenada
Media.
Noor, Ms. Bakry. 1997. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta. Liberty.
http://blog.unnes.ac.id/alifiamahfudhoh/2017/09/25/peran-fungsi-dan-penerapan-
pengetahuan-sosiologi/. Diakses 09 November 2020.