Anda di halaman 1dari 11

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

“Latar Belakang Lahirnya Ilmu Sosiologi Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Dr. Ansari, M.Ag

Disusun oleh:
ALYA ASTAMI
(0305181024)

Kelas/Semester:
PMM-1/V

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun
dan menyelesaikan Makalah Pembelajaran yang berjudul “Latar Belakang Lahirnya
Ilmu Sosiologi Pendidikan” .Shalawat dan rangkaian kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing kita dari alam kegelapan menuju terang benderang. Tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah
Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan tugas ini.

Pada makalah penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalahini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian.

Langkat, 09 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan................................... 2


B. Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan........................................................... 2
C. Disiplin (Pembidangan) Ilmu Pengetahuan.......................................... 3
D. Faktor Penyebab Lahirnya Ilmu Sosiologi Pendidikan........................ 4
E. Perkembangan Sosiologi Pendidikan................................................... 4
F. Bukti Sosiologi Pendidikan.................................................................. 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Manusia dalam memenuhi kepuasan dan
kebutuhan hidupnya sangat memerlukan informasi dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut yang dapat memberi pengaruh positif
maupun negatif. Perkembangan IPTEK dari waktu ke waktu semakin cepat dan
canggih, didukung oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Majunya
perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa
semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Ilmu pengetahuan mendasari lahirnya sosiologi pendidikan. Dimana pendidikan
memerlukan ilmu yang berhubungan dengan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan agar tidak tertinggal dengan arus globalisasi. Didasarkan
dengan keingintahuan mengenai hal tersebut, penulis membuat makalah yang
berjudul “Latar Belakang Lahirnya Ilmu Sosiologi Pendidikan”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan ?
2. Apa saja syarat-syarat ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana disiplin (pembidangan) ilmu pengetahuan ?
4. Apa saja faktor penyebab lahirnya ilmu sosiologi pendidikan ?
5. Bagaimana perkembangan sosiologi pendidikan ?
6. Apa saja bukti sosiologi pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui disiplin (pembidangan) ilmu pengetahuan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lahirnya ilmu sosiologi
pendidikan.
5. Untuk mengetahui perkembangan sosiologi pendidikan.
6. Untuk mengetahui bukti sosiologi pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam Bahasa Inggris
“Knowledge”. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Secara Terminologi dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan.
Pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan
atau menjalin sebuah pemikiran dengan kenyataan atau dengan pemikiran lain
(Herman Soewandi, 1996). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan seseorang tentang masih
banyaknya hal yang belum diketahui akan mendorong orang yang bersangkutan
untuk mencari tahu, akan mengembangkan kemampuan seseorang dalam
memahami dunia sekelilingnya. Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan
disepadankan dengan ilmu.
Secara etimologi, ilmu berasal dari Bahasa Arab “ilm” yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris ilmu biasanya
dipadankan dengan kata “science”. Dalam bahasa Indonesia kata “sience”
(berasal dari bahasa Latin dari kata “scio, scine” yang berarti tahu) umumnya
diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu pengetahuan, meskipun
secara konseptual mengacu pada makna yang sama (Jujun, 1998:39). Dari
pengertian yang terdapat dalam KBBI ilmu dapat diartikan sebagai sebuah
pengetahuan yang disusun dengan metode tertentu. Ilmu pengetahuan bukanlah
kumpulan pengetahuan semesta alam atau kegiatan yang dapat dijadikan dasar
bagi kegiatan yang lain, tetapi merupakan teori, prinsip atau dalil yang berguna
bagi pengembangan teori, prinsip atau dalil lebih lanjut, atau dengan kata lain
untuk menemukan teori, prinsip atau dalil baru melalui penelitian selanjutnya
(Basuki, 2006). Adapun sifat-sifat ilmu yaitu:
a. Menjelajahi dunia empirik tanpa batas
b. Tingkat kebenaran bersifat relatif
c. Ilmu menemukan proporsi-proporsi yang teruji secara empirik (Sodjawo.
2001, Herman Suwandi, Rusidi, 1996).
Ilmu pengetahuan berfungsi untuk menguji dan menghasilkan kebenaran
pernyataan dunia empiris manusia.

B. Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan


Menurut I.R. Poedjowijatno ilmu pengetahuan memiliki beberapa syarat
(Noor Ms Bakry, 4) :

2
a. Berobjek: objek material sasaran/bahan kajian, objek formal yaitu sudut
pandang pendekatan suatu ilme terhadap objeknya .
b. Bermetode, yaitu prosedur/cara tertentu suatu ilmu dalam usaha mencari
kebenaran.
c. Sistematis, ilmu pengetahuan seringkali terdiri dari beberapa unsur tapi
tetap merupakan satu kesatuan. Ada hubungan, keterkaitan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lain.
d. Universal, ilmu diasumsikan berlaku secara menyeluruh, tidak meliputi
tempat tertentu atau waktu tertentu. Ilmu diproyekasikan berlaku seluas-
luasnya.
Contoh:
Ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an memiliki kandungan berbeda dengan
ilmu alam kerena objeknya adalah dari tindakan manusia. Oleh sebab itu agar
mencapai tingkat yang unversal didalam ilmu sosial, harus adanya konteks dan
tertentu pula. Misal: Semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal
merupakan syarat ilmu yang keempat.

C. Disiplin (Pembidangan) Ilmu Pengetahuan


Ada beberapa pandangan yang terkait dengan pembidangan/klasifikasi
ilmu pengetahuan dari filsuf Auguste Comte, Karl Raimund Popper, dan
Habermas berbeda-beda, yakni :
1). Aguste Comte
a. ilmu pasti (matematika)
b. Ilmu perbintangan (astronomi)
c. Ilmu alam (fisika)
d. Ilmu kimia
e. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
f. Fisika sosial (sosiologi)
2). Karl Raimund Popper
a. Dunia I, merupakan kenyataan fisis dunia.
b. Dunia II, adalah kejadian dan kenyataan psikis dalam diri
manusia.
c. Dunia III, yaitu segala hipotesa, hukum, dan teori ciptaan manusia
dan hasil kerjasama antara dunia I, dan dunia II, serta seluruh
bidang kebudayaan, seni, matafisik, agama, dan lain sebagainya.
3). Habermas
a. Sifat dan jenis ilmu,
b. Pengetahuan yang dihasilkan,
c. Akses kepada realitas,
d. Tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.

3
D. Faktor Penyebab Lahirnya Ilmu Sosiologi Pendidikan
Ada beberapa faktor penyebab lahirnya ilmu sosiologi pendidikan, yaitu:
1). Perubahan masyarakat yang sangat cepat
Sifat manusia adalah berubah, dimana manusia selama hidupnya pasti
mengalami perubahan. Perubahan sosial merupakan gejala yang wajar
sebagai akibat dari pergaulan hidup manusia. Perubahan yang sangat
cepat dan sering tidak seimbang dengan nilai-nilai sosial mengakibatkan
gejala umum di masyarakat. Ketidakseimbangan kondisi sosial tersebut
mempengaruhi perkembangan pendidikan. Oleh sebab itu, lahirlah ilmu
sosiologi pendidikan.
2). Faktor guru
Guru adalah seorang administrator, motivator, instruktur, informator dan
sebagaimana dalam mendidik dan mengajar peserta didik melalui proses
pembelajaran. Dalam perkemvangannya, guru mengalami perubahan-
perubahan yang kurang kondusif untuk kepentingan pembinaan dan
pengarahan kepada murid. Masalah-masalah pendidikan yang muncul
sering kali berakibat dari masalah pribadi guru tersebut, sehingga
lembaga pendidikan tidak mampu untuk mengatasinya. Untuk itu, lahirlah
ilmu sosiologi pendidikan untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
3). Motivasi pendidikan
Sekolah merupakan institusi yang ikut bertanggung jawab atas
pembentukan moraitas anak didik. Akan tetapi, pembentukan moral ini
bukan hanya lewat lembaga pendidikan, karena sebenarnya ini adalah
tugas semua orang. Para sosiolog ikut serta dalam membangun moralitas
pendidikan, sehingga muncullah sosiologi pendidikan.

E. Perkembangan Sosiologi Pendidikan


Bermula pada abad ke-19. Ibnu Khaldun , seorang sejarawan dan filsuf
sosial Islam terkemuka asal Tunisia sudah merumuskan suatu model tentang suku
bangsa nomaden yang keras dan masyarakat-masyarakat halus bertipe menetap
dalam suatu hubungan yang kontras. Karya Khaldun tersebut ditungkan dalam
bukunya yang berjudul al-Muqaddimah tentang sejarah dunia dan sosial-budaya
yang dipandang sebagai karya besar di bidang tersebut. Lebih jauh lagi ia
mengemukakan bahwa kelompok yang terkalahkan selalu senang mengekor ke
kelompok yang menang, baik dalam slogan, pakaian, kendaraan, dan
tradisinya. Selain itu salah satu watak seorang raja adalah sikapnya yang
menggemari kemewahan, kesenangan, dan kedamaian.
Lama kelamaan, dengan perkembangan zaman dan tumbuhnya
peradaban manusia, pelbagai ilmu pengetahuan, yang semula tergabung dalam
filsafat memisahkan diri dan berkembang mengejar tujuan masing-

4
masing. Sosiologi termasuk cabang ilmu yang memisahkan dari filsafat. Course
de Phillosophie Positive, yang terbit pada 1838 (Narwoko dan Bagong, 2004:4).
Dalam buku ini Comte secara kreatif menyusun sintesa berbagai macam aliran
pemikiran, kemudian mengusulkan untuk mendirikan ilmu tentang masyarakat
dengan dasar filsafat empiris yang kuat. Socious berasal dari bahasa Latin yang
artinya “teman”, sedangkan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya “kata”
atau ”berbicara”.
Jadi sosiologi adalah ilmu yang berbicara tentang masyarakat. Bagi
Comte, sosiologi adalah ilmu tentang kemasyarakatan yang mempelajari hidup
bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia yang
menguasai kehidupan (Abdullah, 2011:6). Spencer menerapkan teori evolusi
organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang
evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. Proses
kelahiran sosiologi dilatarbelakangi oleh serangkaian perubahan dan krisis yang
terjadi di Eropa Barat.
Pada akhir abad 15 dan permulaan abad 16 di Eropa Barat telah terjadi
renaissance yang ditandai dengan mulai tumbuhnya kapitalisme, perubahan-
perubahan di bidang sosial-politik, perubahan berkenaan dengan reformasi
Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan
modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, dan revolusi industri
pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Perancis (Narwoko dan Bagong,
2004:5). Revolusi industri dan Revolusi Perancis mendorong perubahan sosial
yang sangat cepat. Perubahan sosial yang cepat menimbulkan cultural
lag . Cultural lag menjadi penyebab munculnya masalah-masalah sosial yang
dialami dunia pendidikan.
Tetapi, berbeda dengan filsafat sosial yang banyak dipengaruhi oleh ilmu
alam dan memandang masyarakat sebagai “mekanisme” yang dikuasai oleh
hukum-hukum mekanis, sosiologi lebih menempatkan warga masyarakat sebagai
individu yang relatif bebas. Para filsuf sosial, seperti Plato dan
Aristoteles, umumnya berkeyakinan bahwa seluruh tertib dan keteraturan yang
adimanusiawi, abadi, tidak berubah, dan ahistoris. Sementara sosiolog justru
mempertanyakan keyakinan lama dari para filsuf itu, dan sebagai gantinya
muncullah keyakinan baru yang dipandang lebih mencerminkan realitas sosial
yang sebenarnya. Bentuk-bentuk masyarakat, gejala pelapisan sosial, dan pola-
pola interaksi yang berbeda, sekarang lebih dilihat sebagai hasil inisiatif atau
hasil kesepakatan manusia itu sendiri (Narwoko dan Bagong, 2004:6).

F. Bukti Sosiologi Pendidikan


1). Terbentuknya kepribadian anak yang baik. Misalnya, seorang guru akan
mendidik siswanya dengan sebaik-baiknya, tidak melakukan kekerasan

5
fisik atau emosional, memberikan teladan yang baik, menumbuhkan sikap
tolong menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.
2). Keberhasilan dalam pembangunan bidang ekonomi.
3). Berdirinya perguruan tinggi di tingkat propinsi atau minimal kabupaten
yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen bonafid.
4). Warga yang berpendidikan menjadi ukuran tentang maju dan
berkembangnya kehidupan masyarakat.
5). Banyak didirikannya bimbel diluar sekolah untuk menambah
wawasan/pengetahuan siswa.
6). Pergantian kurikulum yang menyesuaikan perkembangan di masyarakat.
7). Adanya sistem one day school.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan pengetahuan
semesta alam atau kegiatan yang dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang
lain, tetapi merupakan teori, prinsip atau dalil yang berguna bagi
pengembangan teori, prinsip atau dalil lebih lanjut. Syarat-syarat ilmu
pengetahuan yaitu berobjek, bermetode, sistematis dan universal. Ada
beberapa pandangan yang terkait dengan pembidangan/klasifikasi ilmu
pengetahuan dari filsuf Auguste Comte, Karl Raimund Popper, dan Habermas
berbeda-beda. Sejarah perkembangan sosiologi pendidikan bermula dari
sosiologi yang muncul pada abad 19. Faktor munculnya ilmu sosiologi
pendidikan yaitu perubahan masyarakat yang sangat cepat, faktor guru dn
motivasi pendidikan. Bukti dari sosiologi pendidikan yaitu banyak didirikan
bimbel diluar sekolah, didirikannya perguruan tinggi di tiap provinsi bahkan
kabupaten, terbentuknya karakter anak yang baik, dan lain-lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif Ilmu-ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta.
Tanpa Penerbit.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan.
Jakarta. Rajawali Press.
Jujun S, Suriasumantri. 1998. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan.
Narwoko, Dwi, dkk. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta. Prenada
Media.
Noor, Ms. Bakry. 1997. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta. Liberty.
http://blog.unnes.ac.id/alifiamahfudhoh/2017/09/25/peran-fungsi-dan-penerapan-
pengetahuan-sosiologi/. Diakses 09 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai