Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

” MASALAH KESEHATAN GIZI PADA FASE BUMIL DAN BUSUI”

Makalah ini di buat untuk memenuhi mata kuliah ” Gizi Daur Hidup” yang di bina oleh
Bapak Sunarto Kadir M. Kes

Disusun Oleh
Kelompok 5

Nikson Heiyo (811417098)


Desita Djibu (811417029)
Lilis Samin (811417091)
Siti Rizka A. Abdullah (811417016)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS OLAHRAGA KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat
dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“Masalah Kesehatan Gizi pada Fase Bumil dan Busui” dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Gizi Daur Hidup yang dibina oleh Bapak Sunarto Kadir M. Kes
Kami selaku tim penulis makalah mengucapkan terima kasih atas doa restu dan
dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan referensi
dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut berperan
besar dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu saya kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Gorontalo, Agustus 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masalah Kesehatan Gizi pada Fase Ibu Hamil …………………………….3
2.2 Masalah Kesehatan Gizi pada Ibu Menyusui………………………………5
BAB III HASIL PENGAMATAN
3.1 Kesimpulan………………………………….……………………………...8
3.2 Saran…………………………………….………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia tahun 2001 prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu 40% dan
prevalensi Kurang Energi Kronik (KEK) yaitu 41% (Depkes, 2003). Ibu hamil
merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalah-masalah gizi. Menurut
depkes (1996) masih banyak ibu hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi
kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK), dan anemia. Ibu hamil yang menderita
Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih
besar terutama pada trimester ketiga kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah(BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca
persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.
Anemia gizi besi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum
dijumpai pada golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak
sekolah, pekerja atau buruh yang berpenghasilan rendah (Wahyuni, 2004). Masalah
gizi pada ibu hamil yang paling umum yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang
Vitamin A (KVA), dan anemia gizi.
Berdasarkan riset kesehatan dasar 2007, terdapat 13,6 persen wanita usia subur
dengan kurang energi kronis. Selain itu, ada 11,3 persen wanita dewasa yang
mengalami anemia. Bahkan, berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 2001,
prevalensi (angka kejadian) anemia pada ibu hamil mencapai 40,1 persen.
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila
bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak.
Bayi dengan BBLR (berat kurang dari 2,5 kilogram) akan 5-30 kali lebih rentan
meninggal dalam tujuh hari pertama kelahirannya dibanding bayi dengan berat badan
normal (2,5-3,5 kilogram). Adapun bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kilogram
memiliki risiko 70-100 kali meninggal dalam tujuh hari pertama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Masalah Kesehatan Gizi pada Fase Ibu Hamil ?
2. Bagaimana Masalah Kesehatan Gizi pada Ibu Menyusui?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Masalah Kesehatan Gizi pada Fase Ibu Hamil
2. Mengetahui Masalah Kesehatan Gizi pada Ibu Menyusui

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Kesehatan Gizi pada Ibu Hamil (Bumil)


Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status
gizi masyarakat. Jika status gizi ibu hamil kurang maka akan terjadi
ketidakseimbangan zat gizi yang dapat menyebabkan masalah gizi pada ibu hamil
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia (Moehji,2003). Ibu hamil yang
memiliki status gizi normal kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat, cukup
bulan, dan berat badan normal sedangkan ibu hamil yang mempunyai status gizi
kurang dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu hamil antara lain anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi. (Suryani,2012)
Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil berguna untuk mengetahui kondisi
kesehatan pada ibu hamil dan janinnya serta juga dapat berguna untuk mengetahui
status gizi pada ibu hamil. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui status gizi ibu hamil diantaranya yaitu dengan pengukuran antropometri
melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA). diketahui bahwa frekuensi
pemeriksaan kehamilan merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil.Status gizi yang baik harus ditunjang dengan pemeriksaan diri ibu selama
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil minimal 4
kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama dilakukan
sebelum saat usia kehamilan mencapai 4 bulan atau antara 0-3 bulan (trimester
pertama). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester kedua).
Sedangkan kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan
(trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok bersalin,
puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta. (Prasetyono,2014).
Berbagai Dampak Gizi Buruk pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai. Wanita
yang mengalami gizi buruk atau kekurangan vitamin selama masa kehamilan dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Berikut ini adalah beragam dampak gizi
buruk pada ibu hamil:
1). Cacat tabung saraf pada janin

3
Folat atau vitamin B9 adalah salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan wanita
selama masa kehamilan. Tanpa asupan folat yang cukup, janin berisiko mengalami
gangguan. Konsumsi 400 mg folat dalam sehari selama masa kehamilan dapat
menurunkan risiko bayi mengalami cacat tabung saraf, seperti anencephaly dan
spina bifida. Cacat tabung saraf adalah kondisi di mana bayi mengalami masalah
perkembangan saraf pusat, termasuk saraf tulang belakang dan otak.
2) Gastroschisis
Gizi buruk, kurang konsumsi zinc, protein, dan kebiasaan merokok selama
masa kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi gastrochisis. Pada
kondisi ini, terdapat lubang pada perut bayi hingga sebagian isi perut keluar
menembus lubang tersebut. Biasanya kelainan ini disertai cacat bawaan lahir
3) Penyakit jantung bawaan
Hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh, dan perbanyak makanan
yang mengandung vitamin B2 serta B3. Kekurangan vitamin tersebut dapat
meningkatkan risiko bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan.
4) Bibir sumbing
Nutrisi yang tidak mencukupi selama masa kehamilan, serta kurangnya asupan
vitamin A dan asam folat, dapat memicu masalah pada perkembangan bibir dan
bagian atas rongga mulut bayi. Hal ini mengakibatkan bayi lahir dengan bibir
sumbing, atau dengan bibir dan langit-langit rongga mulut yang tidak tertutup
sempurna.
5) Hernia diafragma bawaan
Kondisi ini merupakan cacat bawaan yang menyebabkan diafragma bayi tidak
terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, sebagian lambung menembus masuk ke
dalam rongga dada. Wanita yang selama masa kehamilan kekurangan selium,
kalsium, vitamin E, vitamin B12, dan retinol, memiliki risiko lebih besar untuk
melahirkan anak dengan hernia diafragma bawaan.
Selain dari dampak di atas, berat badan ibu hamil yang terlalu rendah dan
mengalami gizi buruk pada masa kehamilan juga dapat memicu bayi lahir
prematur. Penting untuk berusaha menghindari kondisi gizi buruk saat sedang
hamil.

4
Ibu hamil kurang gizi terjadi jika seorang ibu hamil mengandung nutrisi yang
tidak mencukupi yang tidak memenuhi persyaratan tubuhnya. Kurang gizi selama
kehamilan mungkin terjadi karena beberapa faktor meliputi:
1. Diare, mual dan muntah menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga tidak ada
gizi yang masuk.

2. Penggunaan obat tertentu yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi.

3. Asupan gizi dan kalori yang tidak memadai.

Ibu hamil dengan gizi buruk juga akan mempengaruhi kesehatan dirinya
sendiri. Gizi yang tidak cukup selama kehamilan akan menyebabkan beberapa
gangguan kesehatan seperti anemia, merasa lelah dan lesuh, produktivitas rendah,
dan menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terserang infeksi.

Adapun gangguan kesehatan yang terjadi meliputi :

1) Defisiensi zinc dan magnesium dapat enyebabkan preeklamsia dan kelahiran


premature
2) Kurangnya zat besi dan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia
3) Asupan vitamin B12 yang tidak memadai dapat menyebabkan masalah pada sistem
saraf
4) Kekurangan vitamin K bisa menyebabkan pendarahan yang berlebihan saat
melahirkan
5) Asupan yodium yang tidak memadai selama kehamilan dapat menyebabkan
keguguran dan bayi lahir mati

2.2 Masalah Kesehatan Gizi pada Ibu Menyusui (Busui)


Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan.
Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis ( bencana kekeringan, perang,
kekacauan social, krisis ekonomi ). Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh
makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu , peningkatan status gizi
masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk
memperoleh makanan yang cukup jumlah mutunya. (Muhilal, 2013)

5
Masalah gizi yang ditemui pada ibu menyusui antara lain :
1. Anemia gizi
Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan asam folat yang
seharusnya tak perlu terjadi bila makanan sehari hari beraneka ragam dan memenuhi
gizi seimbang. Sumber makanan yang mengandung zat besi yang mudah diabsopsi
tubuh manusia adalah sumber protein hewani seperti ikan, daging, telur, dsb. Sayuran
seperti daun singkong, kangkung, bayam dsb juga mengandung zat besi akan tetapi
lebih sulit absorpsinya di dalam tubuh. Asupan folat yang cukup penting untuk
melindungi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini juga terlibat dalam pembentukan
hemoglobin dalam sel darah merah. Seorang wanita menyusui membutuhkan 280
mikrogram per hari. Folat terdapat dalam sayuran berdaun hijau, kacang polong, jeruk,
wartel, pisang, alpukat, gandum utuh, sereal dan biji-bijian dan hati.
2. Kurang vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu
selama masa menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi
karena Kurang Vitamin A (KVA). Rendahnya status vitamin A selama masa
kehamilan dan menyusui berasosiasi dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu.
Pemberian suplementasi vitamin A dosis rendah setiap minggunya, sebelum
kehamilan, pada masa kehamilan serta setelah melahirkan telah menaikkan konsentrasi
serum retinol ibu, menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan mortalitas yang
berhubungan dengan kehamilan hingga 40 %.
3. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)
Gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan terjadinya gondok atau
pembengkakan kelenjer tiroid di lehe dan kretinisme, Yodium merupakan nutrisi
penting untuk memastikan perkembangan normal dari otak dan sistem saraf pada bayi
dan anak-anak muda. Pada ibu menyusui, kekurangan yodium dapat mengakibatkan
pengaruh negatif pada sistem otak dan saaraf bayi dan menghasilkan IQ lebih rendah.
Asupan harian yodium ibu menyusui yang harus dipenuhi adalah 250 mg per hari. Laut
merupakan sumber utama yodium, oleh karna itu laut merupakan sumber yodium yang
baik. Ibu menyusui dianjurkan makan makanan laut, seperti ; ikan, udang dan kerang
4. Kekurangan energi protein (KEP)/ Protein Energi Malnutrition (Pem)
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup
lama. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu

6
menyusui/meneteki (buteki). Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan
biokimiawi dan gejala klinis (marginal malnutrition). Derajat berat adalah tipe
kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmik-kwashiorkor. Terdapat gangguan
pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang khas.
5. Kekurangan vitamin D
Fungsi utama ibu menyusui adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan
tulang bersama vitamin A dan C. Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari
dan makanan. Kekurangan vitamin D lebih mungkin terjadi di negara yang tidak selalu
mendapat sinar matahari. Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya
terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar
matahari dan pada ibu menyusui. Pada ibu menyusui dianjurkan makan makanan
hewani yang merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu
kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati-ikan.
Seorang ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk
dapat menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang
dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak
perlu makan berlebihan, teyapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang. Ibu
menyusui cepat merasa haus, karena ibu menyusui harus minum sebanyak mungkin
seperti : air, susu sapi, susu kedelai, jus buah segar, dan sup. Saat menyusui, minuman
keras sebisa mungkin dihindari karena dapat membahayakan bayi dan mengurangi
produksi susu.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika status gizi ibu hamil kurang maka akan terjadi ketidakseimbangan
zat gizi yang dapat menyebabkan masalah gizi pada ibu hamil seperti Kurang Energi
Kronis (KEK) dan anemia.
beragam dampak gizi buruk pada ibu hamil yaitu Cacat tabung saraf pada janin,
Gastroschisis, penyakit jantung bawaan, bibir sumbing, dan Hernia diafragma
bawaan.
Adapun masalah gizi pada ibu menyusui yaitu Anemia Gizi, Kurang vitamin A,
Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), Kekurangan energi protein (KEP)/
Protein Energi Malnutrition (Pem), dan kekurangan Vitamin D.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami selaku penulis sangat berharap kepada seluruh
mahasiswa agar mampu memahami dan mengetahui tentang Masalah kesehatan gizi
pada fase bumil dan busui sehingga dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil dan ibu
menyusui. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membawa pengaruh yang baik
dan bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2010.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
D, Muhilal.2013.Kecukupan Gizi dan Masalah Gizi Utama.Jakarta : LIPI
Paat,F. Erna.2012.Gizi dalam Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Prasetyono.2014.Kecukupan Gizi yang Dianjurkan.Jakarta : PT. Gramedia
Suryani.2012.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai