Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“FALSAFAH DAN SPIRIT WIRAUSAHA”

OLEH:

Nama : Nurpian Porende


Kelas :A
Stambuk : 21701042

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat yang diberikan kepada kita semua sehingga makalah ini dapat saya susun
sesuai dengan kemampuan dan dapat saya selesaikan sesuai waktu yang diberikan.
Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa
permasalahan dalam kerangka tentang FALSAFAH DAN SPIRIT WIRAUSAHA.
Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang
terhimpun disini dapat memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan
semoga berguna untuk mengisi kebutuhan akan beragam bagi mahasiswa yang
terkait dengan pengembangan berbagai mata kuliah yang ada.

Kendari, 18 November 2020

Penyusun

Nurpian Porende

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Itu Wirausaha

B. Apa Itu Falsafah Wirausaha

C. Apa Itu Spirit Wirausaha

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengoperasian, dan pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang
wirausahawan adalah seseorang yang terlibat dalam kewirausahaan. Wirausahawan
berbeda dengan manajer. Seorang manajer bisa menjalankan usah milik orang lain
dan mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha mempertaruhkan
sumber dayanya sendiri dan mengambil risiko pribadi demi keberhasilan atau bahkan
kegagalan dari usaha yang dijalaninya. Manajer juga mengurusi koordinasi proses
produksi yang sudah berjalan. Sementar menurut Paul H. wilken, kewirausahaan
adalah “Fenomena yang terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan dalam
proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi untuk mengawali
perubahan yang lain. Salah satu perbedaan mencolok antara para wirausahawan
dengan  para pekerja adalah wirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan
bisnis (business cretion) sementara para pekerja berpikir mencari pekerjaan. Para
wirausahawan ini sangat bersemangat bila diajak berbicara tentang penciptaan bisnis
dan gagasan bisnis baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Wirausaha
2. Apa Itu Falsafah Wirausaha
3. Apa Itu Spirit Wirausaha

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Wirausaha
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Spirit Wirausaha
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Spirit Wirausaha

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wirausaha

Wirausaha secara histories sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard


Castillon pada tahun 1755. Diluar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak
abad XVI, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an dibeberapa
Negara seperti di Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan entrepreneurship atau small business management.
Pada tahun 1980-an,hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, maka pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan kewirausahaan di segala
lapisan masyarakat menjadi berkembang.

Istilah kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia baik pada


tingkat formal di perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada tingkat non formal
pada kehidupan ekonomi di masyarakat. Dilihat dari terminologi, dulu dikenal adanya
istilah wiraswasta dan kewiraswastaan. Sekarang tampaknya sudah ada semacam
konvensi sehingga istilah tersebut menjadi wirausaha (entrepreneur) dan
kewirausahaan (entrepreneurship).

Wiraswasta terdiri dari tiga kata yaitu “Wira” yang memiliki arti manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan
dan memiliki keagungan watak. Kata kedua yaitu “Swa” yang berarti sendiri dan kata
ketiga “Sta” memiliki arti berdiri (Soemanto, 1984). Dengan demikian secara
etimologis wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam
memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah hidup dengan kekuatan yang ada
pada diri sendiri.

Wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang mendobrak sistem ekomomi


yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru (Joseph, 1994). Konsep
entrepreneurship (kewirausahaan) memiliki arti yang luas. Salah satunya,
entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan
perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah
populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya.

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah kegiatan individu atau kelompok


yang membuka usaha baru dengan maksud memperoleh keuntungan (Profit),
memelihara usaha dan membesarkannya, dalam bidang produksi atau distribusi
barang dan jasa. Tedapat banyak definisi kewirausahaan yang pada intinya relative
sama. Prinsipnya bahwa seorang dikatakan sebagai wirausahawan apabila memiliki
segenap ciri-ciri wirausaha tangguh , dan wirausahawan unggul. Beberapa definisi
tentang kewirausahaan yang dikemukakan para ahli tersebut diantaranya adalah :

1. Richard Cantillon (1775)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment).


Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau
ketidakpastian

2. Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat


produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

3. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan


pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan

4. Joseph Schumpeter (1934)


Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru
atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3)
membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru
dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu
industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang
diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber
daya.

5. Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di


dalam system ekonomi.Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.

6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk


menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.

7. Israel Kirzner (1979)


Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

8. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio

Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan


membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau
ketidakpastian.

9. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
yang sudah ada sebelumnya.

10. Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi


dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha). Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai
pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang
mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut
sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang
produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau
peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan
innovatif.

Definisi entrepreneurship dari Ekonom Austria Joseph Schumpeter


menekankan pada inovasi, seperti: produk baru, metode produksi baru, pasar baru
dan bentuk baru dari organisasi. Kemakmuran tercipta ketika inovasi-inovasi
tersebut menghasilkan permintaan baru. Dari sudut pandang ini, dapat
didefinisikan fungsi entrepreneur sebagai mengkombinasikan berbagai faktor
input dengan cara inovatif untuk menghasilkan nilai bagi konsumen dengan
harapan nilai tersebut melebihi biaya dari faktor-faktor input, sehingga
menghasilkan pemasukan lebih tinggi dan berakibat terciptanya
kemakmuran/kekayaan.
Joseph A. Schumpeter juga mengatakan bahwa perilaku dan sifat
entrepreneur yang khas adalah kemampuannya, kecerdasannya dan
keberaniannya yang ditopang oleh ketetapan hatinya dan keteguhan jiwanya
untuk melancarkan usaha yang serba baru dengan melihat pada kemungkinan-
kemungkinan potensial di masa depan dan berhasil menjelmakan menjadi
kenyataan efektif. Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah
penilainnya tentang entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha
(businessman). Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan
potensial yang terbayang dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu
merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru dalam penggunaan sumber
dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru pula.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu


yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta
menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

B. Falsafah Wirausaha

Setiap orang harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, jika bermaksud
untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang paling diinginkan dalam hidup
ini. Kekuatan anda datang dari tindakan diri sendiri dan bukan dari tindakan orang
lain. Meskipun resiko kegagalan selalu ada, para wirausaha mengambil resiko dengan
jalan menerima tanggungjawab atas tindakan mereka sendiri. Kegagalan harus
diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari pengalaman lampau akan
membantu anda menyalurkan kegiatan anda untuk mencapai hasil yang lebih positif
dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Kewirausahaan bukan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (enterpreneurship
are born not made) serta tidak hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung
di lapangan saja. Seseorang yang memilki bakat kewirausahaan dapat
mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi enterpreneur
adalah orang-orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar mengembangkan
potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir usaha dalam mewujudkan
cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memilki bakat
saja tidak cukup, tetapi juga harus memilki pengetahuan mengenai segala aspek usaha
yang akan ditekuni.

Kewirausahaan adalah kemampuan diri seseorang dalam menentukan dan


mengevaluasi peluang-peluang usaha dengan mengelola sumber-sumber daya yang
ada. Oleh karena itu kewirausahaan melekat pada diri manusia, sementara
keberadaan manusia di dunia ini merupakan mahluk utama dan titik sentral
berkembangnya peradaban masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, ada 4
elemen pokok yang perlu disadari akan eksistensi keberadaan manusia dalam
memahami falsafah/hekekat wiarausaha yaitu :

1. Hakekat Keberadaan Manusia


adalah pekerja dan tanpa bekerja fungsi diri sebagai manusia mahluk
utama di muka bumi akan kehilangan makna, dengan demikian bekerja adalah
indikator eksistensi manusia
2. Kewajiban Manusia Dalam Hidupnya
Manusia dalam hidupnya wajib bekerja, artinya bekerja disini adalah
berbuat sesuatu agar kehidupan lebih bermakana atau berperadaban, karena
manusia bekerja untuk mempertahanakan hidup dan kelangsungan hidup. Dengan
bekerja kehidupan lebih bergairah, dinamis dan menyenangkan sehingga
keberadaan diri manusia menjadi nyata dan bernilai.
3. Etos Kerja
merupakan salah satu unsur inner dynamic factor (faktor dinamika yang
berada dalam diri manusia). Dengan etos kerja, bekerja berarti menghasilkan
sesuatu baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam hubungan tersebut ada 2
(dua) variabel pengukur hasil kerja yaitu : (1) Manfaat/Kegunaan; (2)
Produktivitas.
4. Kebutuhan Hidup
Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka
mempertahankan kelansungan hidup. Dari perjalanan peradaban manusia,
kebutuhan manusia mengalami proses perkembangan dan sangat beragam.
Maslow mempertimbangkan kebutuhan manusia sebagai motivasi dan perilaku
manusia dalam sebuah model hierarki kebutuhan berdasarkan urutan kadar pentin
gnya sebagai berikut.
:

C. Spirit Wirausaha

Awalnya kewirausahaan didefinisikan secara sederhana. Pada zaman dahulu


orang sering memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang berbeda dalam rangka
melakukan pertukaran atau perdagangan yang biasa disebut go-between (Robert .
Entrepreneurship.6 Edition. Boston:McGraw Hill). Ia melakukan kesepakatan
kontrak kerja atas permintaan suatu barang, pada saat itu rempah-rembah dengan
seseorang yang akan menukar yaitu pembeli dengan sejumlah uang atas jerih
payahnya. Awal dari kewirausahaan adalah contractor yaitu orang yang melakukan
kesepakatan kontrak kerja atas sejumlah pekerjaan yang ditentukan sebelumnya
dengan kompensasi sejumlah uang yang segala risikonya ditanggung oleh penerima
kontrak. Oleh sebab itu , kewirausahaan pada zaman dahulu disebut risk taker
(pengambil risiko).
Pada era industri kewirausahaan adalah orang yang berani mengambil risiko
dan tidak memiliki modal yang selalu diukur oleh uang yang melakukan kesepakatan
dengan pemilik modal untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu atas sumber
dayanya namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Mereka yang berani
mengambil risiko pada zamannya disebut sebagai kewirausahaanberbasis join venture
capital (satu pihaknya adalah intelectual capital, pihak lainnya adalah equety capital).
Pada abad ini yang menjadi tulang punggung kesuksesan dalam sebuah bisnis adalah
kreativitas seorang wirausahawan itu sendiri (Creativepreneur).
Perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi
dan kesejahteraan telah menciptakan gap diantara faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan tersebut . Misalnya gap yang terjadi akan menciptakan perubahan
status sosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan,keinginan, selera sehingga
bisamembangkitkan sebuah inspirasi bisnis yang pada akhirnya memunculkan
peluang bisnis. Munculnya peluang bisnis yang baru akan akan menstimulus
munculnya entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong timbulnya wirausaha
seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Terdapat beberapa hal yang
menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan sebuahpeluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan.
Perubahan ilmu pengetahuan akanmenimbulkan keinginan akan produk
yangberbeda.
3. Perubahan gaya hidup, selera dan hobi.
Perubahan gaya hidup yang akan mempengaruhi keinginan produk yang
berbeda
4. Perubahan teknologi.
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk , suasana dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera , teknologi dan
sebagainya akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi
kebutuhan akan produk yang berbeda di setiap tempat.
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik.
Perubahan politik akan mempengaruhi perubahan struktur pemerintahan
yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan dan arah perekonomian,
sehingga muncullah sebuah gap kebutuhan akan produk yang lalu dan pasca
perubahan.
7. Intrapreneurship
Kemampuan intrapreneurship yang semakin baik dan kuat akan
memunculkan gairah entrepreneur. Hal ini disebabkan karena kreativitas, inovasi,
ketatnya persaingan, hasrati ingin tantangan yang lebih baru, perubahan
organisasi dan lain-lain. Jadi organisasi secara tidak langsung mengembangkan
jiwa kewirausahaan seseorang.
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan
membangun suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan
analisis. Dengan visinya, entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan risiko
– baik secara personal maupun finansial – dan kemudian melakukan apa saja agar
bisa mengurangi risiko dan kemungkinan gagal. Kewirausahaan adalah
kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika yang lain masih
melihatnya sebagai chaos, suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know- how bagaimana menemukan sesuatu,
merangkai, dan mengendalikan sumber-sumber (yang kadang-kadang dimiliki
oleh orang lain) untuk mewujudkan tujuannya. Modal paling mendasar menjadi
wirausahawan adalah tekad dan keberanian mengambil dan menghitung resiko.
Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan pernah menjadi
wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana
mengelola bisnis dengan baik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang mendobrak sistem
ekomomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Ada 4 elemen pokok yang perlu disadari akan eksistensi keberadaan manusia
dalam memahami falsafah/hekekat wiarausaha yaitu :

1. Hakekat Keberadaan Manusia


2. Kewajiban Manusia Dalam Hidupnya
3. Etos Kerja
4. Kebutuhan Hidup

Terdapat beberapa hal yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:


a. Evolusi produk
b. Perubahan gaya hidup, selera dan hobi.
c. Perubahan teknologi.
d. Perubahan budaya
e. Perubahan struktur pemerintahan dan politik.
f. Intrapreneurship

B. Saran
Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, saya mengharapkan
adanya saran dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang membaca
makalah kewirausahaan ini terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. 1984. Kepemimpinan dan


supervisi pendidikan. Malang: Bina Aksara
Guiltinan, Joseph.p . 1994. Strategi dan Program Pemasaran. 2 edition .
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai