Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sel kanker adalah sel tubuh yang mengalami kelainan kontrol pada

informasi genetis inti sel. Kelainan ini merusak mekanisme atau pola prosedur

pembelahan sel dalam hal regenerasi yang berakibat sel membelah diri secara

tidak terkontrol dan terus menerus (Nurcahyo, 2010). Kanker merupakan salah

sau penyakit yang menyebabkan kematian terbesar pada abad ini (Hembing,

2005 pada Yuniar Isma, 2009).

Kanker leher rahim merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam

Rahim atau serviks yang dapat terjadi pada wanita usia 35-55 tahun. Kanker

leher Rahim dapat dicegah dengan tindakan yang efektif melalui IVA (Sukaca,

2009). IVA singkatan dari Insfeksi Visual Asam Asetat adalah cara yang

mudah, murah dan dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis puskesmas.

Prinsip kerja pemeriksaan ini adalah dengan cara mengolesi mulut Rahim

dengan asam asetat. Kondisi keasaman lender di permukaan mulut Rahim

yang telah terinfeksi oleh sel prakanker akan berubah warna menjadi putih.

Melalui bantuan cahaya, petugas medis akan dapat melihat bercak putih pada

mulut Rahim Nurcahyo, 2010). Perjalanan penyakit ini hampir 90% kasus

bebasal dari epitel permukaan (epitel skuamosa). Didapat suatu keadaan yang

disebut penbakal kanker atau prakanker . keadaan tersebut dimulai dari yang

1
2

bersifat ringan sampai menjadi karsinoma in situ yang semuanya dapat

didiagnosis dengan skrining atau penapisan. Dalam proses perkembangannya,

dapat terjadi perubahan atau perpindahan dari satu tingkat ke tingkat lainnya.

Untuk terjadinya perubahan tersebut diperlukan keadaan yang cocok, sehingga

untuk menjadi kanker diperlukan waktu 10-20 tahun. Namun jika sudah

menjadi kanker stadium awal, penyakit ini dapat menyebar ke daerah disekitar

mulut Rahim. (Bustan, 2007).

Data Badan Kesehatan dunia (WHO) tahun 2009, setiap tahun jumlah

penderita bertambah mencapai 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang

diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker. Dua per

tiga dari penderita kanker di dunia akan berada di Negara-negara yang sedang

berkembang. (Setiati, 2009). Menurut WHO (2014) 490.000 perempuan di

Indonesia setiap tahun di diagnosis terkena kanker serviks. Angka kematian

kanker serviks yang tinggi banyak disebabkan karena keterlambatan dalam

menemukan penyakit. Salah satu cara deteksi dini kanker serviks guna

menurunkan resiko kanker serviks adalah dengan melalui pemeriksaan IVA.

Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan

pemeriksaan IVA adalah pengetahuan tentang kanker serviks. Faktor lain yang

dapat mempengaruhi perilaku kesehatan adalah faktor predisposisi yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan informasi dan

minat. (Notoadmojo, 2013).

Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah

4,1 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang . jumlah kematian
3

meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang tahun 2012

(Kemenkes, 2014).

Berdasarkan hasil SFH (study from home) Menurut data dari profil

kesehatan tahun 2018, hasil pemeriksaan deteksi dini kanker leher Rahim di

Indonesia telah ditemukan 77.969 IVA positif. Bersumber dari profil dinas

kesehatan kabupaten sumedang tahun 2018, presentasi pemeriksaan deteksi

dini di jawa barat dengan total pemeriksaan 206.775 jiwa, cakupan

pemeriksaan 3,02 % dengan hasil IVA positif sebanyak 4.183, curiga kanker

leher Rahim sebanyak 263 jiwa. Hasil pemeriksaan deteksi dini kanker leher

Rahim di Puskesmas kabupaten Sumedang dengan melakukan pemeriksaan

IVA dari 5.287 yang diperiksa didapat 133 orang dinyatakan positif (2,25%).

Jumlah perempuan usia 30-50 tahun di puskesmas pamulihan sebanyak 7557

jiwa, yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher Rahim sebanyak

126 jiwa ( 1,67%) dengan jumlah IVA positif 1 orang (0,79%). .

Hampir 70% kasus kanker serviks datang ke rumah sakit sudah dalam

keadaan stadium lanjut sehingga efektifitas pengobatan yang lengkap

sekalipun masih belum memuaskan dan mortalitas yang di akibatkannya

masih tinggi. Dalam usaha menyelamatkan wanita agar tidak menjadi korban

kanker serviks, salah satunya yaitu dengan usaha melakukan deteksi dini

(Pangesti, dkk, 2012). Perempuan yang melakukan deteksi dini kanker serviks

akan menurunkan resiko kanker serviks karena deteksi ini ditujukan untuk

menemukan lesi prakanker sedini mungkin, sehingga pengobatan dapat segera

diberikan bila lesi ditemukan (Depkes RI, 2007).


4

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Suci Nurani (2017) dengan judul

hubungan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dengan

keikutsertaan IVA test di puskesmas umbulharjo II Yogyakarta, didapatkan

hasil terdapat hubungan antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker

serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA test.

Penelitian terkait dengan pengetahuan mengenai kanker serviks dan

deteksi dini dengan IVA test menurut Nungky Marcellia Utami (2013) yang

berjudul Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker

serviks pada pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas sangkrah,

kelurahan sangkrah, kecamatan pasar kliwon, Surakarta, didapatkan hasil

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan deteksi dini

kanker serviks dengan perilaku deteksi dini kanker serviks pada pasangan usia

subur.

Cara mendeteksi dini kanker serviks salah satunya dengan melalui

pemeriksaan IVA (Insfeksi Visual Asam Asetat). Di Indonesia cakupan

program IVA tahun 2016 masih rendah yaitu sebesar 5,2 % meskipun sudah

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 3,4 % (Juliah,

2017). Banyak upaya yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan

pemerintah yang mengtur pengendalian penyakit kanker serviks, namun

banyak masyarakat yang masih enggan melakukan deteksi dini kanker serviks.

Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu pengetahuan tentang

kanker serviks. Penyebab lain seperti keraguan akan pentingnya pemeriksaan,

kurangnya pengetahuan serta ketakutan merasa sakit pada saat pemeriksaan


5

(Irawan, 2010). Pengetahuan diperlukan untuk memberikan informasi yang

tepat mengenai perilaku seseorang (Widiani, 2010).

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk menelakukan

penelitian terhadap wanita usia subur dengan judul “Hubungan pengetahuan

wanita usia subur (WUS) tentang deteksi dini kanker serviks dengan motivasi

melakukan IVA di wilayah kerja puskesmas Pamulihan”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui

1. hubungan pengetahuan kanker serviks pada Wanita usia subur

(WUS) ?

2. motivasi Wanita usia subur (WUS) dalam melakukan IVA di wilayah

kerja Puskesmas Pamulihan?.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan

wanita usia subur mengenai kanker serviks dan motivasi melakukan IVA

1.3.2 Tujuan khusus

Mengidentifikasi pengetahuan wanita usia subur (WUS) mengenai

kanker serviks dengan motivasi melakukan tes IVA di wilayah kerja

Puskesmas pamulihan.

a. Untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur terhadap kaker

serviks
6

b. Untuk mengetahui dan menggali motivasi wanita usia subur untuk

melakukan deteksi dini kanker serviks dengan IVA

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1 Manfaat bagi puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu puskesmas dalam

mencegah dan menanggulangi kanker serviks pada wanita usia subur.

Sehingga diharapkan tahun yang akan dating tidak ada kenaikan angka

kanker serviks di wilayah jawa barat khususnya di wilayah kerja

puskesmas pamulihan sumedang.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Selain dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dan

referensi serta membantu dalam pemenuhan akreditasi perguruan tinggi

STIK sebelas april sumedang.

1.4.3 Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, serta dapat

menjadi bahan acuan dalam masalah penelitian yang sama tetapi dari

dimensi yang berbeda

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Peneliti memfokuskan peneliti hanya pada wanita usia subur yang

belum melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Wilayah

kerja puskesmas pamulihan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat fokus

dalam satu bagian, sehingga data yang diperoleh valid, spesifik, mendalam
7

dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh yang

serupa.

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah wilayah kerja puskesmas

pamulihan

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu pada

bulan Juni-Juli 2020.


8

Anda mungkin juga menyukai