Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL HUKUM BISNIS

MACAM-MACAM KONTRAK DAN BERAKHIRNYA


KONTRAK SERTA RESIKO WANPRESTASI
UTS

NAMA : ALFONSIUS LIGORI AMA TUWA


NIM : 2017110017

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRIBUWANA TUNGGADEWI MALANG
2019
A. Pengertian Kontrak

Dalam praktik kehidupan pengertian kontrak atau perjanjian terkadang dipahami secara keliru /
rancu. Banyak sekali pelaku bisnis mencampuradukkan kedua istilahtersebut seolah merupakan
pengertian yang berbeda. Burgerlijk wetboek /BWmenggunakan istilah overenkomst atau contrack
untuk pengertian yang sama.

Istilah kontrak dipakai dalam praktek bisnis selain istilah perjanjian dan persetujuan. Kerancuan akan
istilah kontrak atau perjanjian masih sering diketemukan dalam praktek bisnis. Pelaku bisnis
memahami bahwa kedua istilah antara perjanjian dan kontrak mempunyai pengertian yang berbeda.

Berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang dimaksud dengan Perjanjian
adalah “suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
atau lebih. Para sarjana menyatakan bahwa rumusan Pasal 1313 KUHPerdata diatas memiliki banyak
kelemahan ,salah satunya adalah Abdul Kadir Muhammad . Abdul Kadir Muhammad menyatakan
kelemahan-kelemahan Pasal 1313 KUHPerdata adalah sebagai berikut :8

1. Hanya menyangkut sepihak saja

Hal tersebut dapat diketahui dari perumusan satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih . Kata mengikatkan sifatnya hanya datang dari satu pihak saja tidak dari dua
pihak . seharusnya dirumuskan saling mengikatkan diri jadi ada consensus antara pihak-pihak .

2. Kata pembuatan mencakup juga tanpa consensus

Arti perbuatan termasuk juga tindakan melaksanakan tugas tanpa kuasa, tindakan melawan hukum
yang tidak mengandung consensus. Seharusnya dipakai kata persetujuan .

3. Tanpa menyebut tujuan

Dalam Pasal 1313 KUHPerdata tersebut tidak disebutkan tujuan mengadakan perjanjian , sehingga
para pihak yang mengikatkan diri tidak memiliki tujuan yang jelas untuk apa perjanjian tersebut
dibuat.

4. Pengertian perjanjian terlalu luas

Pengertian perjanjian dalam pasal 1313 KUHPerdata terlalu luas karena mencakup juga
pelangsungan perkawinan dan janji perkawinan yang diatur dalam lapangan hukum keluarga.

Sehubungan dengan hal diatas tersebut , maka defenisi perjanjian atau

kontrak perlu diperbaiki menjadi : 9

1. Perbuatan tersebut harus diartikan sebagai perbuatan hukum, yaitu

perbuatan yang bertujuan untuk menimbulkan akibat hukum


2. Menambahkan perkataan atau saling mengikatkan dirinya dalam Pasal

1313 KUHPerdata.

Pengertian yang lengkap dan sempurna mengenai pengertian atau defenisi

dari perjanjian sangatlah sulit untuk kita dapatkan karena masing-masing sarjana

mempunyai pendapat yang berbeda-beda , untuk itu agar mempermudah pengertian kontrak dari
para sarjana maka ada beberapa pendapat yang dikemukakan sebagai berikut :

1. Menurut Tan Kamelo

“Perjanjian atau kontrak adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang
didasarkanpada kata sepakat dengan tujuan untuk menimbulkan akibat hukum”.

2. Menurut R. Subekti :

“suatu kontrak adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanjia kepada seorang lainnya atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal”.

3. Menurut Sudikno Mertokusumo :

“Kontrak adalah sebagai hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum dimana masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban
dalam suatu kontrak tersebut”.

Berdasarkan defenisi diatas terlihat bahwa dalam suatu perjanjian itu akan menimbulkan suatu
hubungan hukum dari para pihak yang membuat kontrak. Masing-masing pihak terikat satu sama
lain dan menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak yang membuat perjanjian . sedangkan
dalam praktiknya bukan hanya orang perorangan saja yang membuat kontrak/perjanjian , namun
termasuk juga badan hukum yang merupakan subyek hukum. Dengan kata lain kontrak adalah suatu
perjanjian antara para pihak (dua pihak atau lebih) yang saling mengikat dirinya untuk melakukan
suatu perbuatan hukum dalam bidang harta kekayaan.

Adapun unsur-unsur yang tercantum dalam hukum Perjanjian/kontrak dapat di kemukakan sebagai
berikut : 13

1. Adanya kaidah hukum

Kaidah hukum perjanjian dapat terbagi menjadi dua macam , yakni tertulis dan tidak tertulis . Kaidah
hukum dalam perjanjian tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang terdapat didalam peraturan
perundang-undangan , traktat dan yurisprudensi . Sedangkan kaidah hukum perjanjian tidak tertulis
adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul , tumbuh , dan hidup dalam masyarakat , seperti : jual beli
tahunan, jual beli lepas, dan lain sebagainya . Konsep-konsep hukum ini berasal dari hukum adat.
2. Subyek hukum

Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson. Rechtperson diartikan sebagai pendukung hak dan
kewajiban . dalam hal ini yang menjadi subjek hukum dalam kontrak adalah kreditur dan debitur .
Kreditur adalah orang yang berpiutang , sedangkan debitur adalah orang yang berutang.

3. Adanya prestasi

Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan kewajiban debitur . suatu prestasi umumnya
terdiri dari beberapa hal sebagai berikut : memberikan sesuatu ; berbuat sesuatu ; tidak berbuat
sesuatu.

4. Kata ssepakat

Didalam Pasal 1320 KUHPerdata ditentukan empat syarat syah nya perjanjian seperti dimaksud
diatas , dimana salah satunya adalah kata sepakat (konsensus). Kesepakatan ialah persesuaian
pernyataan kehendak antara para pihak.

5. Akibat Hukum

Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum
adalah timbulnya hak dan kewajiban. Dengan demikian suatu perikatan belum tentu merupakan
perjanjian , sedangkan perjanjian merupakan perikatan . atau dengan kalimat lain, bila defenisi dari
pasal 1313 KUHPerdata tersebut kita hubungkan dengan maksud dari Pasal 1233 KUHPerdata , maka
dapat terlihat pengertian dari perikatan, karena perikatan dapat lahir dari perjanjian itu sendiri.

B. macam-macam Kontrak

Para ahli yang ada didalam bidang kontrak tidak ada kesatuan pandangan

defenisi terhadap pembagian kontrak . masing-masing ahli mempunyai

pandangan yang berbeda-beda antara yang satu dengan ahli lainnya. Ada

ahli yang mengkaji dari sumber hukumnya , bentuknya, namanya, aspek

kewajibannya, maupun aspek sisi larangannya. Menurut syaifuddin kontrak sendiri dapat dibedakan
menurut berbagai aspek(tinjauan), sehingga

timbullah berbagai jenis kontrak.

Jenis-jenis kontrak yang dikenal secara teoritik , dogmatik dan praktik

hukum kontrak dapat kita jelaskan sebagai berikut ini:

1.

Kontrak menurut persyaratan dan proses terjadinya / terbentuknya ,

dapat dibedakan menjadi tiga jenis kontrak , yaitu :

Kontrak menurut Persyaratan dan Proses Terjadinya /


Terbentuknya

a. Kontrak riil

Kontrak riil yaitu kontrak yang memerlukan kata sepakat ,

tetapi menurut barangnya pun harus diserahkan . Misalnya ,

kontrak penitipan barang menurut pasal 1741 KUHPerdata dan

kontrak pinjam mengganti menurut Pasal 1754 KUHPerdata.

b. Kontrak Konsensual

Kontrak konsensual yaitu kontrak yang dianggap sah jika

terjadi sepakat antara para pihak yang membuat kontrak . misalnya , kontrak jual beli menurut pasal
1457 KUHPerdata

terjadi sepakat mengenai barang dan harganya.

c. Kontrak formil

Kontrak formil yaitu suatu kontrak yang memerlukan kata sepakat,

tetapi undang-undang mengharuskan kontrak tesebut dibuat dalam

bentuk tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh ataudihadapan pejabat umum, yaitu
Notaris atau pejabat pembuat akta

tanah. Contohnya, kontrak jaminan Fidusia menurut pasal 5 ayat

(1) UU. No. 42 Tahun 1999 harus dalam bentuk akta notaris.

2.

Kontrak dapat dibagi menurut sifat dan akibat hukum yang

ditimbulkannya , yang terdiri dari :

Kontrak Menurut Sifat dan akibat Hukumnya

a. Kontrak di bidang hukum keluarga (familierechtelijke

Overeenkomst)

Kontrak dibidang hukum keluarga adalah perkawinan yang

merupakan contractus sui generis , yang didasarkan atas persetujuan

kedua calon mempelai yang mengandung beberapa aspek , yaitu : 1)

persetujuan untuk menikah adalah perbuatan hukum ; 2) hubungan


hukum yang timbul di antara para pihaknya; 3) peristiwa hukum

yang hampir seluruhnya diatur dalam undang-undang dan bersifat

memaksa ; dan 4) terikatnya para pihak selama mereka berada dalam

ikatan perkawinan.

b. Kontrak Kebendaan ( zakelijke Overeenkomst)

Kontrak kebendaan adalah kontrak yang dibuat dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan ; timbul karena

kesepakatan dari dua pihak atau lebih yang saling mengikatkan diri; dan ditunjukkan untuk
menimbulkan, beralih, berubah , atau

berakhirnya suatu hak kebendaan .

c. Kontrak mengenai Pembuktian (bewijs Overeenkomst)

Kontrak ini terbentuk karena adanya kesepakatan dari para pihak

yang bertujuan membatasi ketentuan mengenai cara atau alat

pembuktian atau menghindari pengajuan perlawanan pembuktian

(tegenbewijs), sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan


kesusilaan yang baik.

d. Kontrak besifat Kepublikan (publiekrechtelijke Overeenkomst)

Kontrak ini timbul karena adanya kesepakatan dari dua pihak atau

lebih, yang satu atau yang kedua para pihak tersebut adalah badan

hukum pubik yang berwenang membuat kontrak dibidang hukum

privat dan berwenang melaksanakan semua hak dan kewenangan

yang dimilikinya , kecuali dilarang oleh undang-undang, negara ,

provinsi, kabupaten/kota yang merupakan badan hukum publik dapat

melakukan tindakan dibidang hukum privat , misalnya : membeli

menjual , menyewakan, meminjam atau meminjamkan sserta

mendirikan badan hukum privat . e. Kontrak Obligatoir (obligatoire Overeenkomst)

Kontrak Obligatoir menurrut Pasal 1313 KUHPerdata Jo. Pasal

1349 KUHPerdata, adalah kontrak yang timbul karena kesepakatan


dari dua pihak atau lebih dengan tujuan timbulnya perikatan untuk

kepentingan yang satu dengan atas beban yang lain atau timbal balik.

Anda mungkin juga menyukai